Perang Pandan, Tradisi Penghormatan Dewa Indra

Pernahkan Anda menyaksikan atau mengikuti Upacara Perang Pandan yang merupakan salah satu tradisi di Bali? Jika belum, tak perlu khawatir karena tradisi perang pandan ini dilaksanakan setiap tahun atau bisa juga dikatakan sebagai agenda tahunan.

Upacara Perang Pandan ini dilaksanaka oleh masyarakat yang tinggal di Desa Tenganan, Kabupaten Karangasem, sekitar 60 km sebelah timur dari kota Denpasar Bali. Jika Anda ingin beruntung menyaksikan atau bahkan ikut serta dalam tradisi ini, sebaiknya Anda mengagendakan ke Bali sekitar bulan Juni.

Upacara Perang Pandan diperingati sebagai bentuk penghormatan penduduk desa Tanganan terhadap dewa perang yang mereka kenal dengan nama Dewa Indra. Oleh karenanya, tidak ada dendam dan rasa saling benci setelah acara selesai. Selain itu, perang pandan tidak boleh dilakukan diluar acara tradisi tersebut. Setiap laki-laki di desa Tenganan boleh mengikuti upacara ini dengan syarat sudah memiliki keberanian untuk bertarung. Dengan kata lain, tidak ada batasan usia dalam perang pandan tersebut. Bahkan banyak wisatawan baik dalam maupun luar negeri yang turut serta dalam perang pandan di bali ini.

Perang Pandan dilakukan oleh petarung satu lawan satu dan hanya boleh diikuti oleh laki-laki saja. Masing-masing petarung dibekali senjata yang berupa daun pandan berduri yang diikat menyerupai pemukul. Selain itu, sebagai pelindungnya, mereka juga diberikan tameng yang terbuat dari anyaman rotan. Meski diberi tameng, biasanya petarung tetap mengalami luka akibat sabetan pandan dari lawannya. Tak heran jika banyak petarung yang mengeluarkan darah segar usai mengikuti perang pandan.

Petarung wajib bertelanjang dada dan memakai kain atau sarung khas Bali yang disebut dengan kamen. Keunikan lain dari perang pandan adalah adanya iringan musik gamelan selama pertarungan berlangsung. Musik gamelan ini berasal dari gamelan seloding yang merupakan alat musik khas daerah Tenganan. Alat musik ini hanya boleh dimainkan oleh orang-orang yang telah disucikan dan hanya dimainkan pada saat tertentu. Selain itu, pemainnya tidak boleh menyentuh tanah saat memainkan gamelan untuk mengirim Upacara Perang Pandan.

About Author

client-photo-1
Campa Tour & Event

Comments

Tinggalkan Balasan