Gunung Padang dalam perspektif The Sun of God Theory

IMG_20140601_105952

Pada abad ke 19 para ahli membuat sebuah teori tentang persebaran kebudayaan. Di antara teori yang fenomenal adalah The Sun of God Theory.  Teori ini berdasarkan pada persamaan beberapa tinggalan kebudayaan yang mengarah pada satu unsur atau dasar yang sama yaitu sebuah kebudayaan penyembahan Dewa Matahari yang sifatnya universal. Teori ini diwali dari cara berfikir deduktif yang praktikan oleh para pengusung teori ini seperti Max Muller dan Alfin B Khun, mereka melihat fenomena pemujaan matahari yang seragam akan meskipun mempunyai ciri khas masing-masing akibat kekuatan unsur lokal yang mempengaruhi. Melihat tinggalan arkeologis yang sama dan luas bentangnya antara Mesir dan Suku Inka di Amerika Selatan yang mempunyai karakter dasar sama memperkuat kebenaran pendapat ini, sehingga  awalnya persebaran kebudayaan penyembahan matahari disimpulkan dimulai dari Mesir sebagai pusat kebudayaan tertua yang berlanjut ke pusat-pusat kebudayaan penyembah matahari lainnya.

Melihat Gunung Padang dalam perspektif teori ini kita akan dibawa pada sebuah kekuatan dimensi penyembahan Dewa Matahari yang massif muncul pada masa neolitikum. Kemudian melahirkan sebuah pertanyaan, sisi dunia mana yang sesungguhnya melahirkan kebudayaan penyembahan matahari paling awal? Sebuah ciri khas Gunung Padang yang bisa dikaitkan dengan teori ini adalah keberadaan situs yang berbentuk punden berundak. Kebudayaan ini menjadi ciri paling otentik dalam penyembahan Dewa Matahari. Struktur punden berundak dengan ciri khas bangunan berbentuk piramida, secara teknis difungsikan untuk kegiatan penyembahan matahari dengan prosesi si pemuja pada bagian paling puncak bangunan tertinggi dan membawa persembahan untuk dewa.

Kebudayaan penyembahan matahari sangat melekat pada kebudayaan nusantara, bahkan bisa dibilang kebudayaan ini sebagai salah satu akar kebudayaan atau setidaknya adalah perkembangan lebih lanjut dari kepercayaan  Animisme dan Dinamisme. Salah satu bukti yang memperkuat pendapat itu adalah di temukannya Candi Sukuh yang mempunyai struktur arsitektur punden berundak. Candi Sukuh sangat terkait dengan pemujaan Dewa Matahari, hal ini dikaitkan pada spirit si pembangun candi. Masa abad 14 adalah masa tekanan tinggi pada peradaban Jawa akibat perang Majapahit, maka muncul istilah Milenarianisme atau kepercayaan munculnya ratu adil penyelamat manusia, yang dalam Kristen disebut Maranata atau munculnya Yesus untuk kedua kalinya dan pada kepercayaan Islam adalah konsep Imam Mahdi. Masyarakat memunculkan Candi Sukuh, karena merindukan masa lampau kejayaan nenek moyang mereka, maka ada kecenderungan mengulangi masa lalu.

Penemuan Gunung Padang kemudian sangat memperkuat akar kebudayaan nusantara bahwa kemungkinan besar nusantara menjadi penyebab awal atas kreasi penyembahan Matahari dibandingkan kebudayaan Mesir yang diwakili penyembahan dewa Ra, Suku Inka, India Suryavansa dan hampir semua  kebudayaan di dunia yang mempunyai kepercaraan terhadap Dewa Matahari jauh setelah penyokong kebudayaan Gunung Padang muncul lebih awal.  Kuatnya akar kebudayaan ini bahkan sampai  di bawa pada masa pengaruh Hindu dan Budha. Soekmono berpendapat bahwa “Kebudayaan Hindu dan Budha tidak merubah dasar kebudayaan nusantara yang lantas mendorong nenek moyang kita menyesuaikan kebudayaan dengan India, tapi justri kebudayaan Hindu dan Budha menyesuaikan dengan kebudayaan kita. Contoh yang paling nyata adalah kebudayaan Gunung Padang yang masih dibawa hingga masa Kerajaan Mataram saat pembangunan Borobudur. Borobudur sebuah kebudayaan punden berundak yang dipadukan dengan adanya stupa gaya kebudayaan Budha sebagai jalan Dharma.

 Kini dengan keberadaan Gunung Padang, The Sun God Theory di Dunia semakin jelas, bahwa arus penyebaran kebudayaan penyembahan Dewa Matahari sebagai salah satu kebudayaan penyembahan monoteistik pertama di dunia adalah berasal dari Nusantara. Nusantara mempunyai daya pengaruh alam yang kuat, terutama matahari di bagian ini sering muncul, seperti halnya di Mesir dan Amerika Selatan. Kekuatan ini yang mempengaruhi kepercayaan masyarakat dan memunculkan Matahari sebagai dewa utama. Kebudayaan penyembahan matahari dari nusantara yang telah berumur sepuluh ribu tahun sebelum masehi ini menyebar ke seluruh penjuru dunia,mempengaruhi Mesir dengan kepercayaan Amun Ra, Cina dengan kepercayaan  Taiyang Seng, Buddhisme dengan kepercayaan Ri Ri Guang Dong dan Hellios dalam kepercayaan Yunani.

About Author

client-photo-1
Campa Tour & Event

Comments

Tinggalkan Balasan