campatour.com– Semarang merupakan wilayah yang berada di provinsi Jawa Tengah yang berada dipantai utara Pulau Jawa. Semarang yang juga dikenal sebagai Ibu Kota Jawa Tengah yang memiliki berbagai peninggalan bangunan bersejarang yang cocok untuk untuk dikunjungi seperti Kuil Shampoo Kong, Kota Tua, dan Lawang Sewu yang merupakan ikon kota Semarang. Selain mengunjungi Semarang tour ini juga akan mengunjungi Lasem yang dikenal sebagai Petit Chinois atau “Tiongkok kecil” karena merupakan kota awal pendaratan orang Tionghoa di tanah Jawa dan terdapat perkampungan Tionghoa yang sangat banyak tersebar di kota Lasem. Kekayaan Lasem tidak hanya berhenti disitu, batik khas Lasem, kuliner dan kekayaan alam lainnya turut membuat tempat ini menjadi idaman para wisatawan. Bersama Campa, Anda akan menemukan pengalaman baru yang luar biasa dengan menjelajahi Semarang dan Lasem.
1. Kuil Shampoo Kong
Kelenteng Sam Po Kong merupakan bekas tempat persinggahan dan pendaratan pertama seorang Laksamana Tiongkok yang bernama Zheng He / Cheng Ho. Tempat ini biasa disebut Gedung Batu, karena bentuknya merupakan sebuah Gua Batu besar yang terletak pada sebuah bukit batu. Terletak di daerah Simongan, sebelah barat daya Kota Semarang.
Hampir di keseluruhan bangunan bernuansa merah khas bangunan China. Sekarang tempat tersebut dijadikan tempat peringatan dan tempat pemujaan atau bersembahyang serta tempat untuk berziarah. Untuk keperluan tersebut, di dalam gua batu itu diletakan sebuah altar, serta patung-patung Sam Po Tay Djien. Padahal Laksamana Cheng Ho adalah seorang muslim, tetapi oleh mereka di anggap dewa. Hal ini dapat dimaklumi mengingat agama Kong Hu Cu atau Tau menganggap orang yang sudah meninggal dapat memberikan pertolongan kepada mereka.
2. Lawang Sewu
Lawang Sewu merupakan sebuah bangunan kuno peninggalan jaman Belanda yang dibangun pada 1904. Semula gedung ini untuk Kantor pusat perusahaan kereta api (trem) penjajah Belanda atau Nederlandsch Indishe Spoorweg Naatschappij (NIS). Gedung tiga lantai bergaya art deco (1850-1940) ini karya arsitek Belanda ternama, Prof Jacob F Klinkhamer dan BJ Queendag. Lawang Sewu terletak di sisi timur Tugu Muda Semarang, atau di sudut jalan Pandanaran dan jalan Pemuda. Disebut Lawang Sewu (Seribu Pintu), ini dikarenakan bangunan tersebut memiliki pintu yang sangat banyak. Kenyataannya, pintu yang ada tidak sampai seribu. Bangunan ini memiliki banyak jendela tinggi dan lebar, sehingga masyarakat sering menganggapnya sebagai pintu.
Bangunan utama Lawang Sewu berupa tiga lantai bangunan yang memiliki dua sayap membentang ke bagian kanan dan kiri bagian. Jika pengunjung memasukkan bangunan utama, mereka akan menemukan tangga besar ke lantai dua. Di antara tangga ada kaca besar menunjukkan gambar dua wanita muda Belanda yang terbuat dari gelas. Semua struktur bangunan, pintu dan jendela mengadaptasi gaya arsitektur Belanda. Dengan segala keeksotisan dan keindahannya Lawang Sewu ini merupakan salah satu tempat yang indah di Kota Semarang.
3. Lawang Ombo atau Rumah Candu
Rumah Candu Lawang Ombo terletak di Jalan Dasun, Desa Soditan, Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Jalan kampung yang tak terlalu lebar ini dikenal juga sebagai heritage streetnya Lasem. Disini tersimpan berjuta kenangan sejarah peradaban Lasem yang membisu dimakan waktu. Bangunan-bangunan kuno tersebut masih dapat dilihat hingga kini, namun sebagian besar tak terawat. Jalan Dasun bersebelahan dengan Sungai Bagan atau masyarakat lokal menyebutnya dengan Kali Lasem. Konon, dahulunya sungai ini merupakan jalur berlayar kapal-kapal dagang yang bersandar di dermaga pantai Caruban Lasem, tak jauh dari Jalan Dasun. Maka tak heran jika jalan ini memiliki peran penting bagi peradaban Lasem.
Halaman Lawang Ombo cukup rimbun oleh pohon mangga dan beberapa jenis pohon lain. Terlihat sekali gaya arsitektur tiongkok di rumah ini. Pintu utama dan dua buah jendela di sisi kiri kanannya memang benar-benar lebar dan besar. Sepertinya dari kayu jati pilihan. Begitu memasuki pintu utama, aroma hio menyeruak di seluruh ruangan. Sebuah altar perabuan berhiaskan lampu warna-warni menyambut. Altar ini untuk mengenang sang empunya rumah. Beberapa furniture kuno berupa almari dan peralatan rumah tangga lainnya masih tersimpan rapi di salah satu kamar. Ubin terakota merah yang sudah mulai tergerus adalah saksi bisu langkah-langkah kejayaan masa lalu rumah ini.
4. Cu An Kiong Temple
Dibangun dengan sentuhan seni tinggi, Klenteng Cu An Kiong tampak kokoh walau telah berusia ratusan tahun. Tak ada catatan pasti kapan klenteng tertua di Lasem, Rembang, Jawa Tengah itu dibangun. Namun, menurut cerita bio kong (penjaga klenteng) di Klenteng Cu An Kiong, Irawan, 49 tahun, klenteng ini diperkirakan dibangun sekitar abad ke-16 oleh orang-orang Cina yang berlabuh di Lasem. Menurutnya, untuk material bangunan tidak menggunakan kayu pada kapal, melainkan kayu jati yang kala itu banyak tumbuh di Lasem.
Tak ada yang berubah dari bangunan klenteng tua ini. Hanya kini terdapat bangunan tambahan seperti ruang depan dan bangunan lain di kiri dan kanan klenteng sebagai pelengkap bangunan. Tercatat renovasi dilakukan sekali pada tahun 1838 untuk meninggikan lantai klenteng karena banjir sering melanda kala itu. Maklum klenteng itu berdiri persis di depan sungai Lasem.
5. Pantai Caruban
Wisata Pantai Caruban Lasem di Gedongmulyo Rembang Jawa Tengah adalah tempat wisata yang ramai dengan wisatawan pada hari biasa maupun hari liburan. Tempat ini sangat indah dan bisa memberikan sensasi yang berbeda dengan aktivitas kita sehari hari.
Wisata Pantai Caruban Lasem di Gedongmulyo Rembang Jawa Tengah memiliki pesona keindahan yang sangat menarik untuk dikunjungi. Sangat di sayangkan jika anda berada di kota rembang tidak mengunjungi wisata pantai yang mempunyai keindahan yang tiada duanya.
Wisata Pantai Caruban Lasem di Gedongmulyo Rembang Jawa Tengah sangat cocok untuk mengisi kegiatan liburan anda, apalagi saat liburan panjang seperti libur nasional, ataupun hari ibur lainnya.
6. Pantai Dasun
Pantai Dasun, Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang memiliki panorama yang lain daripada pantai-pantai lainnya. Selain banyaknya pohon cemara, juga terdapat Muara Sungai Lasem tempat keluar masuk perahu-perahu nelayan Lasem..Dulunya tempat ini adalah galangan kapal pada masa penjajahan. Lasem dulu dikenal sebagai tempat pembuatan kapal. Jauh sebelum itu sejarah mencatat jika etnis Tionghoa dulu kali pertama mendarat di Lasem itu di sungai Babagan. Sungai yang membelah dekat desa Dasun.
Sungai Dasun sendiri dibuat untuk jalur transportasi, tempat pembuatan kapal, sekaligus sebagai jalur pelayaran Candu dari Lawang Ombo ke berbagai penjuru. Dulunya tempat ini adalah galangan kapal pada masa penjajahan. Lasem dulu dikenal sebagai tempat pembuatan kapal. Jauh sebelum itu sejarah mencatat jika etnis Tionghoa dulu kali pertama mendarat di Lasem itu di sungai Babagan. Sungai yang membelah dekat desa Dasun.
7. Sendang Coyo
Sendang Coyo adalah sebuah desa di pegunungan Lasem. Memiliki panorama alam yang menakjubkan. Keindahan alam ini berupa terasering sawah dan perbukitan. Jarak tempuhnya sekitar 20 menit dari kota Lasem, membuat Sendang Coyo mulai banyak dikunjungi wisatawan. Di sana telah dibangun gardu pandang berukuran 4 x 4 meter di pinggir jalan dusun Kebon Desa Sendang Coyo.
Lokasinya sangat tepat, karena dari gardu pandang tersebut, nantinya pengunjung bisa melihat keindahan alam hamparan sawah, wilayah Lasem, Rembang Kota dan pantainya.
Objek wisata alam ini juga terdapat wahana flying fox dan jembatan gantung yang dapat memacu adrenalin setiap pengunjung yang datang.
Comments