Museum patung pertama dan terbesar di Indonesia ialah Museum De Arca. Berbagai parung di museum ini dubuat oleh seniman asal Yogyakarta bernama Dunadi. Berbagai patung tokoh yang mirip sengan aslinya dibuat oleh Dunadi menggunakan lilin dan resin atau getah tumbuhan yang disesuaikan dengan iklim di Yogyakarta. Museum ini mirip Museum Patung Lilin Madam Tussaud di Hongkong. Keunikan Museum De Arca ialah kentalnya budaya Yogyakarta dan penataan ruangannya. Terdapat patung Spiderman mengenakan pakaian adat Yogyakarta. Unik, bukan? Selain itu, ada pula tokoh kenamaan, baik dari dalam maupun luar negeri, mulai dari presiden, penyanyi, pahlawan, bahkan pemain bola. Museum De Arca terbagi atas 3 zona, yakni Zona presiden dunia, tokoh nasional, dan tokoh dunia. Pada zona tokoh nasional, terdapat parung Mbah Maridjan, Dahlan Iskan, Cut Nyak Dien, dan lain sebagainya. Di zona presiden dunia, terdapat patung Soekarno, SBY, Ratu Eluzabeth II, Barack Obama, dan lain sebagainya. Nah, di zona tokoh dunia, pengunjung bisa menjumpai patung Brad Pitt, Christiano Ronaldo, Jackie Chan, Dalai Lama, jack Sparrow, Thor, dan lain sebagainya. Daya tarik lainnya di Museum De Arca ialah adanya objek foro bertema tiga dimensi. Pengunjung bisa berfoto bersama patung orang terkenal tesebut, sehingga seolah-oleh berforo dengan tokoh yang sebenarnya. Museum ini berada di Jalan Veteran, Kecamatan Umbulharjo, Gedung XT Square, Yogyakarta. Nah, harga tiket masuknya, yakni: 1. Hari Senin – Jum’at pukul 10.00 – 15.00 WIB, 35.000,- rupiah 2. Hari Senin – Jum’at pukul 15.00 – 22.00 WIB, 50.000,- rupiah 3. Hari Senin – Minggu pukul 10.00 – 22.00 WIB, 60.000,- rupiah 4. Untuk anak usia di bawah 5 tahun gratis Biaya parkir di museum ini, yaitu 2.000,- rupiah untuk motor, 5.000,- rupiah untuk mobil, dan 15.000,- rupiah untuk bus. Sedangkan, fasilitasnya di antaranya mushala, toilet, kantin, parkir yang luas, spot foto, merchandise store, snack counter, serta costum
Museum patung pertama dan terbesar di Indonesia ialah Museum De Arca. Berbagai parung di museum ini dubuat oleh seniman asal Yogyakarta bernama Dunadi. Berbagai patung tokoh yang mirip sengan aslinya dibuat oleh Dunadi menggunakan lilin dan resin atau getah tumbuhan yang disesuaikan dengan iklim di Yogyakarta. Museum ini mirip Museum Patung Lilin Madam Tussaud di
Tahu seniman Affandi? Karya-karyanya sangat fenomenal. Kita bisa melihat karya-karya tersebut di Museum Affandi di Yogyakarta. Di Museum Affandi, terdapat sekitar 300 karya Affandi. Affandi lahir di Cirebon pada tahun 1907. Ia merupakan putra dari R. Koesoema, yaitu seorang mantri ukur di pabrik gula. Affandi merupakan seniman lukis yang menganut aliran ekspresionisme atau abstrak. Ia juga dikenal dengan gaya sarungan dan pipa cerutu yang selalu menempel di bibir. Pada tahun 1974, Museum Affandi didirikan. Semua koleksi di museum ini merupakan karya affandi, mulai dari gaya klasik hingga modern. Dulu, pada tahun 1962, hanya terdapat 1 galeri. Kemudian, pada tahun 1974, museum ini pun diresmikan oleh Ida Bagus Mantra, yaitu direktur Kebudayaan Umum pada waktu itu. Luas Museum Affandi sekitar 3.500 meter persegi. Ada 2 studio untuk belajar seni rupa dan kediaman Affandi yang sekarang digunakan sebagai kafe. Di sana, terdapat 4 galeri. Galeri pertama berisi semua karya Affandi dan berbagai benda pribadinya, seperti sandal jepit, sepeda onthel, mobil sedan kuno, ember, kliping berita koran, dan foto-foto. Galeri kedua merupakan tempat pameran lukisan Affandi yang dijual, juga pameran karya pelukis lainnya. Nah, di galeri kedua, terdapat lukisan abstrak di lantai pertama dan lukisan realis di lantai kedua. Pada galeri ketiga, lantai pertama merupakan ruang pamer lukis milik keluarga Affandi, termasuk putrinya, yakni Kartika Affandi. Lantai kedua adalah ruang perawatan lukisan. Nah, pada galeri keempat, berisi berbagai karya cucu Affandi, yakni Didit. Museum Affandi berada di Jl. Laksda Adisucipto No.167, Papringan, Caturtunggal, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, DIY. Harga tiket untuk masuknya: 1. Wisatawan lokal 25.000,- rupiah per orang. 2. Wisatawan asing 50.000,- rupiah per orang. 3. Anak-anak 10.000,- rupiah per orang. 4. Membawa kamera digital 20.000,- rupiah per orang. 5. Membawa kamera ponsel (HP) 10.000,- rupiah orang. Untuk biaya parkir motor, yaitu sebesar 2.000,- rupiah dan mobil sebesar
Tahu seniman Affandi? Karya-karyanya sangat fenomenal. Kita bisa melihat karya-karya tersebut di Museum Affandi di Yogyakarta. Di Museum Affandi, terdapat sekitar 300 karya Affandi. Affandi lahir di Cirebon pada tahun 1907. Ia merupakan putra dari R. Koesoema, yaitu seorang mantri ukur di pabrik gula. Affandi merupakan seniman lukis yang menganut aliran ekspresionisme atau abstrak.
Sebagai salah satu museum yang memiliki lukisan 3D terbanyak, koleksi di Museum De Mata sebanyak sekitar 120. Setiap lukisan mempunyai konsep dengan latar belakang yang nyata, mulai dari yang berukuran biasa hingga 5 meter. Kategori lukisannya pun ada bermacam-macam, di antaranya ornamen, olahraga, landscape, superhero, tokoh-tokoh, hingga tema sirkus. Pengunjung bisa menikmati pengalaman unik dan seru, seperti berjalan di atas jembatan kayu yagn di bawahnya terdapat jurang yang curam, memadamkan api dari mulut naga, dan lain sebagainya. Lukisan itu tampak nyata dengan hasil efek yang menipu mata. Di Museum De Mata, terdapat horor room. Bagi pencinta horor, rumah sakit jiwa kosong disertai banyak darah yang tampak seperti nyata tentu akan menarik. Disertai tengkorak yang berdarah-darah dan rayap, ruangan ini akan membuat pengalaman semakin seru. Selain horor, Museum ini juga menyajikan lukisan dengan tema karakter film bergenre fantasi action dan fiksi ilmiah, seperti “Avatar” dan “Wolverine”. Nah, yang tak kalah menarik ialah ruangan terbalik D’Walik. Ruangan ini termasuk baru dan memiliki sebanyak 30 ruangan berbeda. Isinya ialah baby room, bengkel, studio musik, angkringan, dan lain sebagainya. Uniknya, semua ruangan dibuat terbalik. Pengunjung pun seolah-olah berada di atap. Di D’Walik, ada pula ruangan antigravitasi, yakni ruang barber dengan bentuk 90 derajat, ruang angkringan, dan disko. Museum ini berada di XT Square, Jl. Veteran, Pandeyan, Umbulharjo, DIY. Unntuk harga tiketnya, yaitu sebagai berikut: - Happy tour (Senin-Jum’at/10.00-15.00) 30.000,- dan tiket terusan Rp 100.000, - Weekday (Senin-Juan/15.00-22.00) 40.000,- rupiah dan tiket terusan 120.000,- rupiah, dan - Weekend (Sabtu, Minggu, dan hari libur/10.00-22.00) 50.000,- rupiah dan tiket terusan 140.000,- rupiah. Jika membeli tiket terusan, maka pengunjung dapat mengunjungi 4 museum, yakni De Mata 1, De Mata 2, De Arca dan D’Walik. Nah, tiket parkir Museum De Mata, yakni 2.000,- untuk motor, 5.000,- untuk mobil, dan 10.000,- untuk bus.
Sebagai salah satu museum yang memiliki lukisan 3D terbanyak, koleksi di Museum De Mata sebanyak sekitar 120. Setiap lukisan mempunyai konsep dengan latar belakang yang nyata, mulai dari yang berukuran biasa hingga 5 meter. Kategori lukisannya pun ada bermacam-macam, di antaranya ornamen, olahraga, landscape, superhero, tokoh-tokoh, hingga tema sirkus. Pengunjung bisa menikmati pengalaman unik dan
Menjadi salah satu museum batik pertama di Kota Yogyakarta, Museum Batik Yogyakarta didirikan oleh Hadi Nugroho. Bersama istrinya yang bernama Dewi, Hadi Nugroho mengelola museum ini. Museum yang diresmikan pada tanggal 12 Mei 1977 oleh Kanwil P & K DIY ini memiliki luas sekitar 400 meter persegi. Museum Batik Yogyakarta pernah memperoleh penghargaan MURI atas karya “Sulaman Terbesar” menggunakan batik berukuran 90x400 cm persegi pada tahun 2000. Pada tahun 2001, penghargaan dari MURI didapat kembali sebagai pemrakarsa berdirinya Museum Sulaman pertama di Indonesia. Koleksi batik di Museum Batik Yogyakarta sebanyak 1.200, terdiri atas 500 lembar kain batik tulis, 560 batik cap, 124 canting, dan 35 wajan serta bahan pewarna, juga malam. Koleksi ini pun terbagi atas tiga kelompok, yakni batik pedalaman, pesisir daerah, dan peralatan batik kuno. Pengunjung disuguhi deskripsi sejarah batik begitu masuk museum, mulai dari berdirinya museum ini, penjelasan peralatan dan bahan untuk membatik, hingga berbagai langkah membatik. Di ruangan selanjutnya, terdapat koleksi batu dari Pulau Jawa beserta motifnya, mulai dari batik Yogyakarta, Solo, Indramayu, Pekalongan, dan lain sebagainya. Salah satu daya tarik museum ini ialah berbagai motif, mulai dari warna, corak, serta filosofinya. Diperkirakan, koleksi museum ini mencapai 500 jenis batik tulis dan 550 jenis batik cap. Ada pula beberapa batik yang diperkirakan berusia 1700 tahun. Di Museum Batik , ada pula koleksi batik kuno yang dibuat oleh orang asing. Eliza Van Zuylen, pengrajin batik asal Belanda, membuat motif buketan bunga yang disebut Van Zuylen Bouquet. Ia mengenal batik pada saat tinggal di Pekalongan bersama suaminya. Ada karya Oey Soe Tjoen dari Tiongkok yang menggabungkan budaya Tiongkok dan Belanda. Museum Batik juga melakukan pelestarian dengan merekam proses membatik dengan berbagai macam motif. Ada pula klinik perawatan untuk menjaga berbagai koleksinya. Museum Batik Yogyakarta berada di Jl. Doktor Sutomo No.13A, Bausasran, Danurejan, Kota Yogyakarta, DIY. Tiket masuknya pun
Menjadi salah satu museum batik pertama di Kota Yogyakarta, Museum Batik Yogyakarta didirikan oleh Hadi Nugroho. Bersama istrinya yang bernama Dewi, Hadi Nugroho mengelola museum ini. Museum yang diresmikan pada tanggal 12 Mei 1977 oleh Kanwil P & K DIY ini memiliki luas sekitar 400 meter persegi. Museum Batik Yogyakarta pernah memperoleh penghargaan MURI atas