Cibeureum Desa Cibadak, Kecamatan Sukamakmur Jonggol, Kabupaten Bogor. Itulah nama kampung lokasi keberadaan Curug Kembar. Salah satu Curug yang menjadi destinasi wisata favorit pelancong yang suka dengan nuansa alam. Begitulah enaknya berlibur ke Kabupaten Bogor. Memiliki banyak wisata curug untuk dijadikan pilihan. Sentul menjadi tujuan utama bagi penikmat derasnya arus air dari ketinggian di daerah bogor tentunya selain daerah gunung bundar di kawasan Taman Nasional gunung Halimun. Jejeran beberapa curug bisa anda nikmati saat berada disini. tentunya dengan pesona keindahan yang berbeda. Jika anda kecurug hordeng di daerah ciberem cibadak sentul anda dapat pula menikmati ke indahan curug kembar yang letaknya tak jauh dari Curug Hordeng. Selain itu, berwisata ke Bogor juga mudah. Jaraknya tidak terlalu jauh. Bisa diakses menggunakan mobil, bahkan dengan sepeda motor. Tanpa harus bermalam. Modalnya cuma satu, niat saja. Nah, salah satu curug di Bogor yang patut kamu kunjungi ialah Curug Kembar. Curug yang satu ini khusus bagi kamu yang suka treking jarak jauh. Karena di kawasan Curug Kembar, ada 7 curug yang bisa kamu kunjungi. Untuk masuk ke Curug kembar kamu cukup membayar Rp. 15 ribu. Tapi, kamu tidak langsung sampai ke Curug kembar. Kamu benar-benar harus menyiapkan fisik kalau berkunjung ke Curug Kembar. Karena setelah melewati loket masuk, kamu harus melalui jakur treking selama 45 menit yang di kanan dan kirinya dikelilingi bukit. kamu akan menyusuri jalur treking yang dikelilingi sungai di bagian sisi kiri dan kanan. Sambil menyusurinya kamu juga akan ditemani dengan kicauan burung dan udaranya yang sangat sejuk. Sayangnya di Curug Kembar ini kolamnya dangkal, hanya sepinggang orang dewasa. Bentuk kolamnya agak sedikit lonjong. Jadi di curug ini setidaknya kamu hanya bisa bermain basah-basahan saja. Yang kembar bukan cuma curug ini saja. Di bagian bawah curug kembar juga ada curug bernama Leuwi kembar. Sama-sama memiliki curug kembar tapi ukurannya lebih kecil.
Cibeureum Desa Cibadak, Kecamatan Sukamakmur Jonggol, Kabupaten Bogor. Itulah nama kampung lokasi keberadaan Curug Kembar. Salah satu Curug yang menjadi destinasi wisata favorit pelancong yang suka dengan nuansa alam. Begitulah enaknya berlibur ke Kabupaten Bogor. Memiliki banyak wisata curug untuk dijadikan pilihan. Sentul menjadi tujuan utama bagi penikmat derasnya arus air dari ketinggian di daerah
Salah satu pantai yang dibuka baru-baru ini ialah Pantai Watu Lawang. Pantai ini diapit oleh dua pantai, di sebelah baratnya ada pantai Indrayanti, sedangkan di sebelah timurnya terdapat Pantai Pok Tunggal. Bebatuan karang yang berpadu dengan pasir yang putih bersih merupakan daya tarik Pantai Watu Lawang. Dinamakan Watu lawang karena adanya gua batu yang biasanya digunakan oleh warga setempat untuk upacara adat sadranan atau nyadran. Nyadran ialah upacara adat yang pelaksanaannya sesuai kalender Islam, yakni pada bulan Sya’ban. “Watu” merupakan kata dari bahasa Jawa yang bermakna batu, sedangkan “lawang” bermakna pintu. Jadi, “watu lawang” berarti baru yang mirip pintu. Nah, pintu batu itu hanya dibuka dan dimasuki pada saat pelaksanaan upacara nyadran. Masyarakat sekitar Pantai Watu Lawang percaya bahwa konon, gua tersebut merupakan bekas jejak prabu Brawijaya IV. Pantai ini pun terbagi menjadi dua; bagian timur gua dengan area yang luas, sedangkan pada bagian barat dengan area tidak terlalu luas. Hal yang hanya bisa dijumpai Pantai Watu Lawang ialah cekungan-cekungan pada batu karang. Cekungan ini merupakan tempat tinggal ikan-ikan kecil yang cantik. Selain itu, pengunjung bisa kamping di pantai ini. Namun, semua peralatan dan kebutuhan dipersiapkan sendiri, ya. Sebab, pantai ini belum menyiapkan tempat persewaan peralatan kamping. Ingin melihat lautan luas? Pengunjung bisa melihat hal itu dari gardu pandang atau gazebo yang berada di atas batu karang. Di tempat ini, pengunjung juga bisa berfoto mengabadikan moment bersama rekan maupun keluarga. Tidak hanya gazebo, ada pula jembatan bambu yang membuat suasana semakin alami dan eksotis. Namun, ada baiknya pengunjung berhati-hati ketika menyeberang ke karang atau gazebo. Sebab, ombak yang besar sangat berbahaya. Bagi pencinta mentari pagi dan penikmat senja, bisa, lho, mengunjungi Pantai Watu Lawang pada pagi maupun sore hari. Sebab, suasananya memang mendukung bagi pemburu sunset dan sunrise. Pantai ini berada di Kecamatan Tepus,
Salah satu pantai yang dibuka baru-baru ini ialah Pantai Watu Lawang. Pantai ini diapit oleh dua pantai, di sebelah baratnya ada pantai Indrayanti, sedangkan di sebelah timurnya terdapat Pantai Pok Tunggal. Bebatuan karang yang berpadu dengan pasir yang putih bersih merupakan daya tarik Pantai Watu Lawang. Dinamakan Watu lawang karena adanya gua batu yang
Pantai Slili berdekatan dengan pantai yang berada di Gunungkidul lainnya, seperti Pantai Sadranan dan Pantai Krakal yang dipisahkan oleh dua buah bukit. Pantai ini terbilang mungil, hanya memiliki luas sekitar 100 meter persegi. Walaupun ukurannya kecil, keindahan pantai ini tidak kalah dari pantai lainnya. Selain itu, suasana tenang karena belum banyak pengunjung sangat cocok untuk pengunjung yang ingin menikmati suasana tanpa keramaian dan me-refresh pikiran. Lantaran berada dekat dengan Pantai Sadranan, Pantai Slili pun menawarkan hal yang sama, yaitu snorkeling. Pengunjung bisa menyewa peralatan snorkeling dengan harga yang tak terlalu mahal. Dengan begitu, pengunjung bisa menikmati keindahan bawah laut yang menakjubkan. Menarik, bukan? Ternyata, Pantai Slili memiliki nama lain, yakni Pantai Watu Lawang dan Slili Love. Dinamakan Watu Lawang karena ada bukit karang yang di bagian bawahnya terdapat sebuah lubang mirip pintu. Sedangkan, diberi nama Slili Love karena terdapat hiasan dari bunga plastik berbentuk hati yang di tengahnya tertulis “Slili Beach”. Nah, hiasan ini termasuk salah satu spot foto yang menarik, selain spot foto bunga sakura. Berbagai aktivitas dapat dilakukan di Pantai Slili, di antaranya bermain pasir dan air di pinggir pantai, berfoto, menikmati kuliner laut di warung dekat pantai, bahkan sekadar bersantai di gazebo yang telah disediakan oleh pengelola. Selain itu, pengunjung juga bisa melakukan tracking dengan mendaki bukit yang memisahkan pantai Slili dan Krakal. Bukit Kobengan yang berada di sebelah timur pantai ini juga bisa dinaiki. Dari atas bukit ini, panorama pantai dan sekitarnya bisa kita nikmati keindahannya.Pantai Slili Gunung Kidul Pantai Slili berada di Jalan Pantai Krakal, Tepus, Gunungkidul, DIY. Untuk memasuki pantai ini, pengunjung dikenakan biaya sebesar 10.000,- rupiah. Harga itu sudah termasuk untuk memasuki pantai lain di sekitarnya, lho. Nah, untuk biaya parkir, pengunjung harus membayar sebesar 2.000,- rupiah untuk sepeda motor, 5.000,- rupiah untuk mobil, dan 15.000,- rupiah untuk bus. Sedangkan, fasilitas pantai ini,
Pantai Slili berdekatan dengan pantai yang berada di Gunungkidul lainnya, seperti Pantai Sadranan dan Pantai Krakal yang dipisahkan oleh dua buah bukit. Pantai ini terbilang mungil, hanya memiliki luas sekitar 100 meter persegi. Walaupun ukurannya kecil, keindahan pantai ini tidak kalah dari pantai lainnya. Selain itu, suasana tenang karena belum banyak pengunjung sangat cocok untuk
campatour.com- Pantai Seruni sangat cocok untuk berlibur tanpa keramaian. Nama seruni diambil dari nama bunga, yakni bunga seruni atau Chrysanthemun/Chrysous yang berarti emas. Pantai ini masih sepi, sehingga masih terkesan alami. Bagi masyarakat perkotaan atau pekerja kantoran, tentunya suasana seperti ini sangat membantu me-refresh pikiran. Pantai yang berada di Gunungkidul ini termasuk bersih. Dan, salah satu daya tariknya berupa gemericik air pada saat musim hujan dan hamparan pasir seluas sekitar 500 meter. Beberapa celah batu pada air terjun di Pantai Seruni ini telah dipasang pipa-pipa pralon. Sebab, dari celah-celah batu tersebut, keluarlah air tawar yang bersih, sehingga dapat memenuhi kebutuhan air bersih warganya. Ombak di Pantai ini besar dan dapat mencapai bagian pasir pantai pada waktu dan musim tertentu. Padahal, biasanya atau pada saat ombak tenang, dasar karang pantai akan tampak indah. Pada saat ombak tinggi, tentu saja pengunjung dilarang untuk berenang. Nah, ada baiknya, hal ini tidak dilanggar, ya? Hal ini demi keselamatan para pengunjung karena sangat berbahaya. Bila kebetulan mengunjungi Pantai Seruni pada saat ombak sedang tinggi, pengunjung yang bermain air di pantai harus tetap waspada karena ombak besar dapat menyeret sewaktu-waktu. Pada saat ombak tenang, Pantai Seruni mempunyai view pemandangan yang eksotis. Para pengunjung tidak akan tahan untuk tidak berfoto dengan latar belakang pemandangan pantai dengan bebatuan karang yang cantik. Air terjun yang keluar dari tebing juga menarik. Pengunjung bisa bermain-main di sana. Daya tarik lainnya ialah pemandangan dari bawah tebing atau di bawah pohon yagn berada di pantai ini. Pada pagi hari, pengunjung bisa menikmati sinar mentari pagi dan udara pantai yang segar. Sedangkan, pada sore hari, keindahan senja dari laut lepas pun memanjakan suasana. Pantai Seruni berlokasi di Desa Tepus, Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta. Harga retribusi untuk masuk Pantai Seruni sebesar 10.000,- rupiah per orang. Harga ini termasuk retribusi untuk wisata lainnya, di antaranya
campatour.com– Pantai Seruni sangat cocok untuk berlibur tanpa keramaian. Nama seruni diambil dari nama bunga, yakni bunga seruni atau Chrysanthemun/Chrysous yang berarti emas. Pantai ini masih sepi, sehingga masih terkesan alami. Bagi masyarakat perkotaan atau pekerja kantoran, tentunya suasana seperti ini sangat membantu me-refresh pikiran. Pantai yang berada di Gunungkidul ini termasuk bersih. Dan, salah
Siapa tak kenal Pantai Siung? Kini, pantai ini terkenal dengan keindahannya di jajaran pantai di Gunungkidul. Pantai yang bersih, hamparan pasir putih, dan tanaman pandan di pinggir pantai membuat turis domestik maupun mancanegara tertarik.Terletak di antara batuan besar beserta pegunungan, Pantai Siung menawarkan keindahan yang alami dan olah raga panjat tebing. Pengunjung bisa menaiki bukit di sebelah timur pantai. Di sana, terdapat jalan setapak yang telah diperbaiki oleh pengelola, sehingga memudahkan dan mampu menuntun pengunjung menuju bukit. Dari atas bukit, Pantai Siung terlihat kecil. Meskipun begitu, pengunjung dapat melihat panorama pantai dan sekitarnya yang eksotis, seperti tanaman padi milik warga Purwodadi dan laut lepas biru yang bersih. Angin sepoi yang khas di atas bukit ini juga mampu membangkitkan suasana pantai. Jangan lupa untuk berfoto guna mengabadikan moment ini. Kembali lagi ke pantai, pengunjung bisa bermain air dan pasir. Lantaran terdapat karang datar di sepanjang pantai, berenang di pantai ini cukup aman, kok. Kedalaman airnya saja hanya sekitar 1 meter pada bagian tepi. Mengasyikkan, bukan? Nah, ada yang unik di Pantai Siung, yakni bebatuan dan pegunungannya. Bebatuannya berbentuk runcing dan tajam. Dari bebatuan inilah, nama Pantai Siung berasal. Pasalnya, ada bebatuan besar seperti gigi kera atau Siung Wanara. Sehingga, terciptalah nama Pantai Siung. Hingga kini, batu itu menjadi ikon pantai ini. Ingin camping di Pantai Siung? Bisa, kok. Pasir putihnya bisa menjadi kasur alami. Bahkan, pada akhir pekan, biasanya banyak pencinta alam yang berkemah di sini. Jangan lupa untuk selalu menjaga kelestarian dan kebersihannya, ya. Untuk berkemah di sini, pengunjung dikenakan biaya sebesar 10.000,- rupiah. Rute Menuju ke Pantai Siung Pantai Siung berada di Duwet, Purwodadi, Tepus, Gunung Kidul, DIY. Jika Anda dari Kota Yogyakarta Anda bisa mengambil arah ke Kota Wonosari melalui jalan ring rod selatan atau melalui jalur tengah yaitu perempatan SGM, dilanjut ke Kebun Binatang lalu kearah ring
Siapa tak kenal Pantai Siung? Kini, pantai ini terkenal dengan keindahannya di jajaran pantai di Gunungkidul. Pantai yang bersih, hamparan pasir putih, dan tanaman pandan di pinggir pantai membuat turis domestik maupun mancanegara tertarik.Terletak di antara batuan besar beserta pegunungan, Pantai Siung menawarkan keindahan yang alami dan olah raga panjat tebing. Pengunjung bisa menaiki bukit
Siapa yang tak mengakui keindahan pantai di Gunungkidul, Yogyakarta. Salah satu pantai yang diperhitungkan di daerah tersebut ialah Pantai Parang Endog. Nama Parang Endog berasal dari bahasa Jawa, yakni kata “parang” yang berarti batu karang dan “endog” yang berarti telur. Hal ini karena konon di sekitar pantai ini ditemukan bebatuan seperti telur. Di Pantai Parang Endog, terdapat banyak batu besar yang menyerupai telur. Selain itu, pengunjung akan dimanjakan dengan pemandangan perbukitan hijau yang merupakan bagian dari dataran tinggi Pegunungan Seribu. Ada pula tebing tinggi di pinggir pantai yang disebut Tebing Pantai Parang Endog, padahal bernama asli Tebing Watugupit. Daya Tarik Pantai Parang Endog yang Tak Sekedar Menikmati Senja Dengan arus laut yang relatif tenang, Pantai Parang Endog sangat mendukung untuk kegiatan melaut, memancing, maupun aktivitas lainnya di pinggir pantai. Nah, hal yang lebih menarik, setelah memancing, pengunjung bisa langsung membakar ikan, lalu menyantapnya. Suasana yang sangat alami, bukan? Hal yang tidak bisa tidak dilakukan di pantai kebanyakan ialah berenang di tepi pantai. Nah, di Pantai Parang Endog ini pun bisa dilakukan. Namun, pengunjung harus berhati-hati dan tidak berenang ke tengah pantai karena terlalu berbahaya. Selain itu pengunjung bisa menikmati pemandangan biota laut, seperti ikan-ikan cantik, kerang, dan rumput laut. Bagi pencinta oleh raga yang memacu adrenalin, pantai ini menawarkan spot untuk olah raga. Apa saja olah raga tersebut? Paralayang Hal ini didukung dengan adanya tebing-tebing yang menjulang tinggi dan menjorok ke laut. Angin di sekitar pantai pun relatif stabil, lho. Hal ini sangat menunjang olah raga ini. Hal penting lainnya ialah ketika melakukan aktivitas ini, ada baiknya memakai peralatan standar dan didampingi orang yang sudah profesional. Paralayang Parang Endog via: pantainesia.com Baca Juga: Paket Tour Jogja 2D1N Pantai Teras Kaca dan Watu Payung Panjat Tebing Dengan kontur perbukitan batuan karst. Panjat tebing sangat diburu bagi penggemar olah raga ketinggian. Ada
Siapa yang tak mengakui keindahan pantai di Gunungkidul, Yogyakarta. Salah satu pantai yang diperhitungkan di daerah tersebut ialah Pantai Parang Endog. Nama Parang Endog berasal dari bahasa Jawa, yakni kata “parang” yang berarti batu karang dan “endog” yang berarti telur. Hal ini karena konon di sekitar pantai ini ditemukan bebatuan seperti telur. Di Pantai Parang
Anda mungkin selalu melihat background foto di instagram yang keren berupa background candi saat sunset dengan dua Dwarapala besar di sebelah kanan dan kiri, seolah menjadi penjaga yang sedang difoto. Tetapi banyak diantara Anda yang belum mengetahui dimana lokasi foto dengan latar seperti itu. Nah jika Anda ingin mengetahui lokasi dan tipsnya foto di dengan latar seperti itu silahkan simak artikelnya. Betul tebakan Anda..! Lokasi tersebut adalah Candi Sewu. Profil singkat keberadaan Candi yang eksotis ini pada abad ke-8, Candi Sewu yang merupakan candi Buddha dibangun di dekat Candi Prambanan. Jaraknya hanya sekitar 800 meter di sebelah utara Candi Prambanan. Nama lain Candi sewu ialah Candi Manjusrighra. Selain merupakan candi terbesar kedua setelah Candi Borobudur, Candi Sewu juga memiliki usia lebih tua daripada Candi Borobudur dan Prambanan. Sejatinya, candi ini memiliki sebanyak 249 candi. Namun, masyarakat menyabutnya dengan “sewu”. Dalam bahasa jawa, kata “sewu” berarti seribu. Nah, nama Canci Sewu ini pun diambil berdasarkan kisah legenda Roro Jonggrang. Nama asli Candi Sewu ialah “Prasada Vajrasana Manjusrigha”. “Prasada” artinya candi atau kuil. Nah, sedangkan “vajrajasana” berarti tempat wajra (intan atau halilintar) bertahta. Sementara itu, “manjusri-grha” yang bermakna rumah manjusri. Di dalam agama Buddha, manjusri termasuk salah satu rumah Boddhisatwa. Menurut sejarah, Candi Sewu dibangun pada akhir pemerintahan Rakai Panangkaran yang merupakan raja Kerajaan Mataram Kuno, yakni dengan masa pimpinan pada tahun 746 hingga 784. Sedangkan, pada masa pemerintahan Rakai Pikatan, Candi ini diperluas. Rakai Pikatan adalah pangeran dari Dinasti Sanjaya. Ia menikah dengan Pramodhawadhani dari dinasti Sailendra. Rakyat tetap menganut agama sebelumnya setelah kekuasaan Dinasti Sanjaya. Adanya Candi Sewu yang bercorak Buddha di dekat Candi Prambanan yang bercorak Hindu membuktikan bahwa adanya kehidupan harmonis dan toleransi beragama masyarakat Jawa pada zaman dulu. Dulu, Candi Sewu merupakan Candi Budha Kerajaan. Tempat ini sekaligus menjadi tempat kegiatan agama Budha pada masa lalu. Terdapat
Anda mungkin selalu melihat background foto di instagram yang keren berupa background candi saat sunset dengan dua Dwarapala besar di sebelah kanan dan kiri, seolah menjadi penjaga yang sedang difoto. Tetapi banyak diantara Anda yang belum mengetahui dimana lokasi foto dengan latar seperti itu. Nah jika Anda ingin mengetahui lokasi dan tipsnya foto di dengan
Pantai Baros termasuk salah satu pantai di Kabupaten Bantul Yogyakarta. Tak hanya Pantai, keelokan hutan mangrove pun tersaji dalam satu kawasan ini. Udaranya yang masih segar dan suasana di tepian Sungai Opak membuat masyarakat tertarik mengunjungi pantai ini. Pasir putih berpadu dengan keindahan hutan mangrove menjadi kawasan ekowisata yang ramai. Bahkan, kawasan wisata Pantai Baros ini selalu ramai setiap sore, tidak hanya akhir pekan, karena udaranya yang segar. Selain itu, semilir angin dan panorama sunset memberi nuansa romantis tersendiri bagi pengunjung. Apalagi, ketika cuaca cerah, cahaya matahari terbenam yang mengenai aliran Sungai Opak tampak berkilau-kilau. Burung yang sedang bertengger di ranting pohon bakau pun tak luput dari perhatian pengunjung. Hal ini teramat sayang jika tidak diabadikan menggunakan kamera. Pantai Baros juga mempunyai gardu pandang untuk memanjakan mata kita menikmati panorama sekitar pantai yang menakjubkan, sembari merasakan angin sepoi. Sebagaimana gardu pandang lain, ini merupakan spot foto menarik bagi pengunjung yang mempunyai hobi fotografi. Nah, bahkan, pantai ini sering dijadikan lokasi foto prewedding. Sebab, keindahan pohon-pohon bakau yang hijau menjadi latar belakang dan menjadikan moment ini semakin berkesan. Nah, apabila pengunjung tertarik untuk menanam pohon bakau, maka di sini pun terdapat instrukturnya. Pada malam hari, pengunjung bisa camping bersama kawan-kawan atau saudara di hamparan lahan hijau yang telah tersedia. Kegiatan camping ini bisa juga diisi dengan aktivitas memancing di sekitar pantai, lalu memasaknya menggunakan api unggun. Sehingga, pengalaman camping di sini sangat alami dan berkesan. Untuk menuju Pantai Baros, tidak sulit. Namun, memang, pengunjung akan menjumpai jalanan sempit di beberapa kilometer sebelum pantai. Alamat tepatnya sendiri berada di Dusun Baros, Desa Tirtohargo, Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Harga yang harus dibayar untuk masuk ke kawasan wisata Pantai Baros ini, yaitu sebesar 10.000,- rupiah per orang. Untuk biaya parkir, pengunjung dikenakan tarif sebesar 3.000,- rupiah untuk sepeda motor, sedangkan untuk mobil ialah
Pantai Baros termasuk salah satu pantai di Kabupaten Bantul Yogyakarta. Tak hanya Pantai, keelokan hutan mangrove pun tersaji dalam satu kawasan ini. Udaranya yang masih segar dan suasana di tepian Sungai Opak membuat masyarakat tertarik mengunjungi pantai ini. Pasir putih berpadu dengan keindahan hutan mangrove menjadi kawasan ekowisata yang ramai. Bahkan, kawasan wisata Pantai Baros
Salah satu tempat wisata menakjubkan sekaligus tempat belajar yang ada di Gunung Kidul, Yogyakarta ialah Hutan Wanagama. Pada awalnya, hutan ini amat tandus akibat penebangan pohon secara liar yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Prof. Oemi Han’im yang merasa harus ada perbaikan memelopori penghijauan hutan ini. Ia pun menanam pohon di lahan seluas 10 Ha. Hal ini menarik perhatian berbagai pihak, khususnya pencinta lingkungan dan pemerintah. Pada akhirnya, mereka bekerja sama melakukan reboisasi hingga seluas 600 Ha. Kini, hutan tandus itu menjadi hijau. Hutan Wanagama merupakan hutan yang unik. Sebab, di dalamnya terdapat berbagai jenis tanaman dari berbagai daerah. Sehingga, hutan ini juga disebut sebagai miniatur hutan. Pohon akasianya termasuk dalam Hutan Tanaman Industri dan berpotensi sebagai bubur kayu yang merupakan bahan dari beberapa perusahaan besar. Ada pula deretan pohon minyak kayu putih dan atsiri yang berguna untuk menghangatkan badan. Berbagai pohon lainnya, seperti eboni, cendana, murbei, jati, dan lainnya juga terdapat di hutan ini. Tak hanya berbagai tanaman, di hutan ini juga dihuni oleh berbagai jenis hewan, seperti unggas, kera, serta beberapa jenis reptil. Kebutuhan air di hutan ini bersumber dari 3 sungai, yakni Oyo, Sendang Ayu, dan Banyu Tibo. Adanya ketiga sungai ini memberi kesan sejuk, sedangkan suara gemericiknya membuat hati tenang. Nah, salah satu hal menarik yang terdapat di Hutan Wanagama ialah salah satu pohon yang membuat hutan ini mendunia, yakni pohon jati (Tectona Grandis) yang ditanam oleh pangeran Charles pada tahun 1989. Konon, pohon ini memiliki hubungan erat dengan Pangeran Charles. Pasalnya, pada saat Pangeran Charles mengumumkan perpisahannya dengan Putri Diana, pohon yang waktu itu masih setinggi 1 meter ini mengering, seakan ikut merasakan kesedihan atas perpisahan itu. Hutan ini membuat para pengunjung merasakan nuansa alam yang kental. Hutan Wanagama ini beralamat di Desa Banaran, Kecamatan Playen, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Biaya masuk
Salah satu tempat wisata menakjubkan sekaligus tempat belajar yang ada di Gunung Kidul, Yogyakarta ialah Hutan Wanagama. Pada awalnya, hutan ini amat tandus akibat penebangan pohon secara liar yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Prof. Oemi Han’im yang merasa harus ada perbaikan memelopori penghijauan hutan ini. Ia pun menanam pohon di lahan seluas
Tak jauh dari Candi Ratu Boko, Candi barong, dan Candi Ijo, terdapat candi bercorak Buddha. Candi ini bernama Candi Banyunibo. Dibangun pada abad ke-9 pada masa Kerajaan Mataram Kuno, candi ini berdiri megah dengan stupa pada bagian atasnya yang merupakan ciri khas Buddha. Di dusun sekitar Candi Banyunibo, ada juga candi yang berserakan. Pada sekitar tahun 1940, Candi Banyunibo disusun kembali setelah ditemukan dalam keadaan rusak. Nama Banyunibo sendiri berarti air yang jatuh atau menetes. Walaupun jarang dikunjungi oleh wisatawan, sebenarnya Candi Banyunibo sangat potensial karena keindahan, keunikan, dan eksotisnya. Banyaknya ornamen atau hiasan di candi ini menjadi daya tariknya. Bahkan, hampir setiap bagian candi terdapat relief. Beberapa bagian candi mempunyai ornamen yang sama. Hal ini tidak mengurangi keagungan candi ini. Nah, hiasan itu terdiri atas beberapa bidang yang terdapat ornamen tanaman yang berada di pot. Terletak di antara ladang tebu dan persawahan, candi utamanya menghadap ke arah barat. Di sekitarnya, terdapat 6 candi perwira atau pendamping yang berbentuk stupa dan terletak di sebelah selatan dan timur candi utama. Dua relief candi ini merujuk pada Dewi Hariti, yakni dewi kesuburan dalam agama Buddha; serta Vaisravana, yaitu suami Dewi Jariti. Dewi Hariti juga dianggap sebagai Dewi Ibu dan Dewi Kekayaan. Dahulu, warga setempat menyebut Candi Banyunibo sebagai Si Sebatang Kara Banyunibo. Sebab, letaknya terpisah dari candi-candi lainnya. Terdapat singa di sebelah kanan dan kiri pintu masuknya. Hal ini melambangkan penjaga candi. Aktivitas yang bisa dilakukan di Candi Banyunibo Candi Banyunibo Anda tidak sebatas hanya berfoto atau mempelajari sejarah candi saja. Kini ada sebuah aktivitas lain yaitu Jemparingan atau memanah gaya mataraman yang mungkin sebagian orang belum banyak yang mengetahui aktivitas ini. Beberapa tahun ini Jemparingan mulai banyak di minati oleh beberapa anak muda, bahkan banyak komunitas Jemparingan yang sudah aktif dan mulai membuat kejuaraan atau event tahunan. Termasuk di area Candi
Tak jauh dari Candi Ratu Boko, Candi barong, dan Candi Ijo, terdapat candi bercorak Buddha. Candi ini bernama Candi Banyunibo. Dibangun pada abad ke-9 pada masa Kerajaan Mataram Kuno, candi ini berdiri megah dengan stupa pada bagian atasnya yang merupakan ciri khas Buddha. Di dusun sekitar Candi Banyunibo, ada juga candi yang berserakan. Pada sekitar