campatour.com– Lasem merupakan wilayah yang berada di provinsi Jawa Tengah yang berada dipantai utara pulau jawa. Lasem dikenal sebagai Petit Chinois atau “Tiongkok kecil” karena merupakan kota awal pendaratan orang Tionghoa di tanah Jawa dan terdapat perkampungan Tionghoa yang sangat banyak tersebar di kota Lasem. Kekayaan Lasem tidak hanya berhenti disitu, batik khas Lasem, kuliner dan kekayaan alam lainnya turut membuat tempat ini menjadi idaman para wisatawan. Bersama Campa, Anda akan menemukan pengalaman baru yang luar biasa dengan menjelajahi Lasem.
1. Lawang Ombo atau Rumah Candu
Rumah Candu Lawang Ombo terletak di Jalan Dasun, Desa Soditan, Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Jalan kampung yang tak terlalu lebar ini dikenal juga sebagai heritage streetnya Lasem. Disini tersimpan berjuta kenangan sejarah peradaban Lasem yang membisu dimakan waktu. Bangunan-bangunan kuno tersebut masih dapat dilihat hingga kini, namun sebagian besar tak terawat. Jalan Dasun bersebelahan dengan Sungai Bagan atau masyarakat lokal menyebutnya dengan Kali Lasem. Konon, dahulunya sungai ini merupakan jalur berlayar kapal-kapal dagang yang bersandar di dermaga pantai Caruban Lasem, tak jauh dari Jalan Dasun. Maka tak heran jika jalan ini memiliki peran penting bagi peradaban Lasem.
Halaman Lawang Ombo cukup rimbun oleh pohon mangga dan beberapa jenis pohon lain. Terlihat sekali gaya arsitektur tiongkok di rumah ini. Pintu utama dan dua buah jendela di sisi kiri kanannya memang benar-benar lebar dan besar. Sepertinya dari kayu jati pilihan. Begitu memasuki pintu utama, aroma hio menyeruak di seluruh ruangan. Sebuah altar perabuan berhiaskan lampu warna-warni menyambut kami. Altar ini untuk mengenang sang empunya rumah. Beberapa furniture kuno berupa almari dan peralatan rumah tangga lainnya masih tersimpan rapi di salah satu kamar. Ubin terakota merah yang sudah mulai tergerus adalah saksi bisu langkah-langkah kejayaan masa lalu rumah ini.
2. Cu An Kiong Temple
Dibangun dengan sentuhan seni tinggi, Klenteng Cu An Kiong tampak kokoh walau telah berusia ratusan tahun. Tak ada catatan pasti kapan klenteng tertua di Lasem, Rembang, Jawa Tengah itu dibangun. Namun, menurut cerita bio kong (penjaga klenteng) di Klenteng Cu An Kiong, Irawan, 49 tahun, klenteng ini diperkirakan dibangun sekitar abad ke-16 oleh orang-orang Cina yang berlabuh di Lasem. Menurutnya, untuk material bangunan tidak menggunakan kayu pada kapal, melainkan kayu jati yang kala itu banyak tumbuh di Lasem.
Tak ada yang berubah dari bangunan klenteng tua ini. Hanya kini terdapat bangunan tambahan seperti ruang depan dan bangunan lain di kiri dan kanan klenteng sebagai pelengkap bangunan. Tercatat renovasi dilakukan sekali pada tahun 1838 untuk meninggikan lantai klenteng karena banjir sering melanda kala itu. Maklum klenteng itu berdiri persis di depan sungai Lasem.
3. Rumah Tegel
Rumah Tegel Lasem, begitu akrab dia disebut. Rumah tersebut terlihat begitu renta namun masih berdiri kokoh dan terawat oleh pemiliknya. Rumah tersebut dulunya milik seorang Tionghoa bernama Lie Thiam Kwie, seorang pengusahan tegel. Namun jika dilihat dari perabot dan macam-macan lukisan yang ada di sana, beliau mempunyai pola pikir paham Eropa.
Pabrik tegel ini pernah mengalami kejayaan di masanya. Disitu juga ditemukan faktur penjualan lengkap dengan tata cara perawatan tegel tersebut. Sampai saat ini pabrik tersebut masih aktif berproduksi, namun barang yang dihasilkan bukan lagi berupa macam-macam tegel, melainkan berupa batako saja dan hasil produksinya tidak sebanyak dulu. Rumah Tegel Lasem tersebut sekarang menjadi milik keturunan Tuan Lie.
4. Rumah Opa Oma
Rumah ini dibangun oleh kakek Opa yang pada saat itu berprofesi sebagai sinsei. Model rumah ini bergaya rumah panggung. Dengan lantai bata merah dan dinding kayu jati berwarna hijau yang sudah pupus termakan usia. Tiga buah kursi anyaman tampak menghiasi bagian tengah ruang depan. Namun Opa justru memilih duduk di bangku yang berada di bagian samping. Pintu masuk menuju bagian dalam tampak diapit oleh 2 bingkai foto yang sudah termakan usia. Satu foto seorang pria Tionghoa, satunya ssosok wanita Tionghoa. Aku menduga itu adalah foto leluhur dari Opa dan Oma.
5. Pantai Caruban
Wisata Pantai Caruban Lasem di Gedongmulyo Rembang Jawa Tengah adalah tempat wisata yang ramai dengan wisatawan pada hari biasa maupun hari liburan. Tempat ini sangat indah dan bisa memberikan sensasi yang berbeda dengan aktivitas kita sehari hari.
Wisata Pantai Caruban Lasem di Gedongmulyo Rembang Jawa Tengah memiliki pesona keindahan yang sangat menarik untuk dikunjungi. Sangat di sayangkan jika anda berada di kota rembang tidak mengunjungi wisata pantai yang mempunyai keindahan yang tiada duanya.
6. Rumah Merah
Rumah Merah Lasem merupakan salah satu bangunan termegah di Lasem, yang dimiliki oleh pengusaha toko elektronik terkenal di Rembang, Rudy Hartono. Rumah Merah Lasem dengan mudah dapat ditemukan di daerah Karangturi, bertembok tinggi dengan cat warna merah menyala, dan sebuah logo bertuliskan Tiongkok Kecil Heritage terpasang dalam ukuran besar. Rumah Merah Lasem memiliki dua pintu: pintu utama bergaya Cina terbuat dari kayu, sedangkan pintu lainnya adalah pintu besi bercat merah.
Saat memasuki Rumah Merah Lasem, nuansa Tionghoa terasa begitu kental didominasi penggunaan warna merah dan kuning di hampir seluruh ruangan. Di beranda ada beberapa tempat duduk dan patung dewa berukuran besar. Juga terpasang papan yang berisi gambar dan tulisan yang menceritakan sejarah dan perjalanan Rumah Merah Lasem sehingga akhirnya selesai dipugar. Masuk ke dalam rumah, anda akan disambut dua patung barongsai besar, dengan patung dewa di tengahnya.
Rumah Merah Lasem yang juga dikenal dengan Tiongkok Kecil Heritage saat ini disewakan kepada para wisatawan. Bagi anda yang mencari lokasi unik, disinilah tempatnya. Menginap di rumah tua yang sarat akan sejarah. Terdapat empat kamar yang bisa digunakan oleh wisatawan. Nama-nama kamar di Tiongkok Kecil Heritage diambil dari nama kota di China seperti Beijing, Guangzhou, Shanghai, dan Shenzen.
7. Pohon Trembesi
Sebuah pohon besar, tua dan teduh sangat dijaga oleh warga di Kecamatan Pancur, Rembang. Penampakannya mengingatkan pada Tree of Souls dalam Film Avatar. Warga sekitar menyebutnya dengan Wit Meh atau dalam bahasa Indonesia Pohon Trembesi. Diperkirakan usia pohon itu telah mencapai ratusan tahun. Diameter batang pohon hampir 10 meter. Dilihat dari kejauhan, bentuk pohon seperti payung yang meneduhi rumah di sekitarnya.
Pohon ini memiliki cabang yang cukup banyak. Bentuk daunnya majemuk, dan setiap helainya berbentuk bulat. Sedangkan bentuk buahnya hampir menyerupai buah asam.
Suasana di sekitar lokasi tersebut begitu sejuk. Ukuran pohon yang terbilang sangat besar itu membuat siapapun orang yang berteduh di bawahnya akan merasa nyaman. Selain itu, pemandangan di sekitar lokasi berupa hamparan sawah makin membuat nyaman orang betah berlama-lama berada di bawah pohon ini.
8. Museum Nyah Lasem
Museum Nyah Lasem memiliki koleksi benda-benda bersejarah yang cukup beragam. Mulai dari kain batik tulis lasem, foto-foto kuno, buku-buku kuno, surat-surat kuno, label produk indutri kreatif tempo dulu, karcis bus tempo dulu, sampai perkakas rumah tangga seperti tampah, teko, mesin jahit, rantang dan masih banyak lagi yang menghiasi setiap sudut rumah warisan leluhur A. Soesantio tersebut.
Museum Nyah Lasem sendiri termasuk museum keluarga, karena benda-benda koleksinya merupakan milik keluarga besar A. Soesantio sejak dahulu. Koleksinya banyak terlihat rapi, bersih dan diberikan keterangan bagi setiap koleksi yang ditampilkan. Meskipun termasuk museum keluarga saat ini, Sosantyo tidak membatasi bagi siapapun yang ingin menyumbang koleksi baru untuk Museum Nyah Lasem.
Comments