Dalam suat kunjungan ke Dusun Kapayang tempat bermukim Dayak Meratus, ada seorang Ibu yang begitu bersahabat menerima kami. Ia baru saja turun dari hutan, menggendong balihung di punggung, berisikan pecahan pohon kayu manis. Peserta kami, Mustaqim, penasaran seperti apa rasanya menggendong balihung. Si Ibu dengan baik hati mempersilakan Mustaqim untuk mencoba. Setelah mengisi balihung dengan

Campa Tour turut hadir memenuhi undangan acara Peresmian dan Familirization Tour Bajo Mola (7-9 Agustus 2015). Acara ini diselenggarakan oleh British Council dan Bank Mandiri. Mola adalah salah satu desa wisata di Indonesia yang memiliki daya tarik khas untuk dikunjungi. Terletak di Pulau Wangiwangi, Wakatobi-Sulawesi Tenggara, Mola memberi pengalaman wisata budaya berbalut pengalaman bahari. Kawasan

Seorang kawan mengajak saya berkunjung ke Desa Lengkong, Serpong. Desa yang terletak di tengah kota BSD City. Nama yang cukup menarik ketika mendengarnya. Paling tidak, membuat saya penasaran darimana nama tersebut berasal. Kata Lengkong diambil dari asal tempat pendiri kampung ini, Raden Arya Wangsa Di Kara, di Sumedang. Raden Wangsa di Kara, atau Raden Arya

Suatu ketika, saya membaca sebuah buku yang ditulis oleh Cornelis Kowaas. Judulnya Dewa Ruci: Pelayaran Pertama Menaklukkan Tujuh Samudra. Dalam salah satu bagian, diceritakan tentang kejayaan Banda, Maluku. Menarik. Saat membaca buku ini, saya baru tahu, ternyata pada zamannya, Banda pernah diperebutkan oleh Belanda dan Inggris. Bahkan “pesonanya” menandingi New York, yang kala itu disebut

Campa bersama beberapa pelaku trend wisata kekinian dan Wanderlust Indonesia yang menjadi salah satu lokomotif komunitas bisnis sosial yang bergerak di bidang community-based tourism dan mempunyai tujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan, lingkungan, dan ekonomi di masyarakat lokal tujuan wisata di Indonesia, bekerjasama mengadakan acara talkshow. Talkshow ini di inisiasi oleh Wonderlust yang mempunyai visi memberikan

(Liputan Trip Desember 2014 SMAN 5 Bengkulu) Masyarakat Baduy menjadi salah satu laboratorium kecil tempat belajar interaksi yang harmonis antara alam dan manusia. sejak ratusan tahun lamanya alam tak tersakiti dengan kehadiran manusia di bukit Kendeng, begitupun manusia tak tergoda untuk merampok habis alam di bukit dan hutan dimana mereka tinggal. Kehidupan seirama dan berpola