Salah satu pantai yang dibuka baru-baru ini ialah Pantai Watu Lawang. Pantai ini diapit oleh dua pantai, di sebelah baratnya ada pantai Indrayanti, sedangkan di sebelah timurnya terdapat Pantai Pok Tunggal. Bebatuan karang yang berpadu dengan pasir yang putih bersih merupakan daya tarik Pantai Watu Lawang. Dinamakan Watu lawang karena adanya gua batu yang biasanya digunakan oleh warga setempat untuk upacara adat sadranan atau nyadran. Nyadran ialah upacara adat yang pelaksanaannya sesuai kalender Islam, yakni pada bulan Sya’ban. “Watu” merupakan kata dari bahasa Jawa yang bermakna batu, sedangkan “lawang” bermakna pintu. Jadi, “watu lawang” berarti baru yang mirip pintu. Nah, pintu batu itu hanya dibuka dan dimasuki pada saat pelaksanaan upacara nyadran. Masyarakat sekitar Pantai Watu Lawang percaya bahwa konon, gua tersebut merupakan bekas jejak prabu Brawijaya IV. Pantai ini pun terbagi menjadi dua; bagian timur gua dengan area yang luas, sedangkan pada bagian barat dengan area tidak terlalu luas. Hal yang hanya bisa dijumpai Pantai Watu Lawang ialah cekungan-cekungan pada batu karang. Cekungan ini merupakan tempat tinggal ikan-ikan kecil yang cantik. Selain itu, pengunjung bisa kamping di pantai ini. Namun, semua peralatan dan kebutuhan dipersiapkan sendiri, ya. Sebab, pantai ini belum menyiapkan tempat persewaan peralatan kamping. Ingin melihat lautan luas? Pengunjung bisa melihat hal itu dari gardu pandang atau gazebo yang berada di atas batu karang. Di tempat ini, pengunjung juga bisa berfoto mengabadikan moment bersama rekan maupun keluarga. Tidak hanya gazebo, ada pula jembatan bambu yang membuat suasana semakin alami dan eksotis. Namun, ada baiknya pengunjung berhati-hati ketika menyeberang ke karang atau gazebo. Sebab, ombak yang besar sangat berbahaya. Bagi pencinta mentari pagi dan penikmat senja, bisa, lho, mengunjungi Pantai Watu Lawang pada pagi maupun sore hari. Sebab, suasananya memang mendukung bagi pemburu sunset dan sunrise. Pantai ini berada di Kecamatan Tepus,
Salah satu pantai yang dibuka baru-baru ini ialah Pantai Watu Lawang. Pantai ini diapit oleh dua pantai, di sebelah baratnya ada pantai Indrayanti, sedangkan di sebelah timurnya terdapat Pantai Pok Tunggal. Bebatuan karang yang berpadu dengan pasir yang putih bersih merupakan daya tarik Pantai Watu Lawang. Dinamakan Watu lawang karena adanya gua batu yang
Puncak Gunung Lanang termasuk salah satu daya tarik Kulon Progo. Sebenarnya, ada dua Gunung Lanang, yakni Astana lingga yang berada di dekat Pantai Glagah dan di perbukitan Menoreh. Gunung lanang di perbukitan Menorehlah yang akan kita bahas. Konon, kawasan puncak Gunung Lanang ini dijadikan tempat pertapaan Kyai Lanang dan Nyi Rantam Sari. Bahkan, hingga sekarang, gua yang dulu sebagai tempat semedi pun masih dugunakan oleh masyarakat untuk hal itu pula. Kyai Lanang bersemedi di dekat puncak gunung. Sedangkan, Nyi Rantam Sari bersemedi di bawah puncaknya. Mitosnya, barang siapa bersemedi dengan membawa gula merah (gula Jawa) dan gula tersebut mampu dibakar menggunakan korek api, maka orang tersebut akan mendapatkan kesaktian. Dari Gunung Lanang, pengunjung dapat menikmati keindahan deburan ombak Samudra Hindia di sebelah selatan, walaupun hanya samar-samar. Namun, untuk melihat hal menakjubkan tersebut, ada banyak anak tangga yang harus dilalui oleh pengunjung. Pengunjung juga harus tracking berjalan menyusuri jalan setapak yang terbilang lumayan terjal. Untuk itu, pengunjung harus hati-hati dan waspada, serta berkonsentrasi. Pada pagi hari, pengunjung bisa menikmati pemandangan, udara segar, dan suasana ketika matahari terbit di Puncak Gunung Lanang. Sedangkan, ketika sore hari, warna jingga dari mata hari terbenam pun membawa kita pada suasana romantis. Nah, dari Gunung Lanang ini, pengunjung juga bisa melihat Kota Wates dari ketinggian dan beberapa view gunung secara jelas, di antaranya Gunung Merapi dan Merbabu. Nah, tidak asyik bila tempat wisata tidak ada spot fotonya. Di Puncak Gunung Lanang ini, terdapat pula spot foto yang menarik. Bahkan, ada tiga titik spot foto sebagai tempat mengabadikan moment berlibur bersama saudara maupun teman-teman, sembari menikmati keindahan alam bangsa ini. Gunung Lanang berada di Dusun Sibolong, Desa Jatimulyo, Girimulyo, KulonProgo, DIY. Untuk memasuki objek wisata ini, pengunjung dikenakan tarif retribusi sebesar 3.000,- rupiah per orang. Biaya parkirnya pun terjangkau, yakni sebesar 2.000,- rupiah untuk motor dan
Puncak Gunung Lanang termasuk salah satu daya tarik Kulon Progo. Sebenarnya, ada dua Gunung Lanang, yakni Astana lingga yang berada di dekat Pantai Glagah dan di perbukitan Menoreh. Gunung lanang di perbukitan Menorehlah yang akan kita bahas. Konon, kawasan puncak Gunung Lanang ini dijadikan tempat pertapaan Kyai Lanang dan Nyi Rantam Sari. Bahkan, hingga
Pantai Slili berdekatan dengan pantai yang berada di Gunungkidul lainnya, seperti Pantai Sadranan dan Pantai Krakal yang dipisahkan oleh dua buah bukit. Pantai ini terbilang mungil, hanya memiliki luas sekitar 100 meter persegi. Walaupun ukurannya kecil, keindahan pantai ini tidak kalah dari pantai lainnya. Selain itu, suasana tenang karena belum banyak pengunjung sangat cocok untuk pengunjung yang ingin menikmati suasana tanpa keramaian dan me-refresh pikiran. Lantaran berada dekat dengan Pantai Sadranan, Pantai Slili pun menawarkan hal yang sama, yaitu snorkeling. Pengunjung bisa menyewa peralatan snorkeling dengan harga yang tak terlalu mahal. Dengan begitu, pengunjung bisa menikmati keindahan bawah laut yang menakjubkan. Menarik, bukan? Ternyata, Pantai Slili memiliki nama lain, yakni Pantai Watu Lawang dan Slili Love. Dinamakan Watu Lawang karena ada bukit karang yang di bagian bawahnya terdapat sebuah lubang mirip pintu. Sedangkan, diberi nama Slili Love karena terdapat hiasan dari bunga plastik berbentuk hati yang di tengahnya tertulis “Slili Beach”. Nah, hiasan ini termasuk salah satu spot foto yang menarik, selain spot foto bunga sakura. Berbagai aktivitas dapat dilakukan di Pantai Slili, di antaranya bermain pasir dan air di pinggir pantai, berfoto, menikmati kuliner laut di warung dekat pantai, bahkan sekadar bersantai di gazebo yang telah disediakan oleh pengelola. Selain itu, pengunjung juga bisa melakukan tracking dengan mendaki bukit yang memisahkan pantai Slili dan Krakal. Bukit Kobengan yang berada di sebelah timur pantai ini juga bisa dinaiki. Dari atas bukit ini, panorama pantai dan sekitarnya bisa kita nikmati keindahannya.Pantai Slili Gunung Kidul Pantai Slili berada di Jalan Pantai Krakal, Tepus, Gunungkidul, DIY. Untuk memasuki pantai ini, pengunjung dikenakan biaya sebesar 10.000,- rupiah. Harga itu sudah termasuk untuk memasuki pantai lain di sekitarnya, lho. Nah, untuk biaya parkir, pengunjung harus membayar sebesar 2.000,- rupiah untuk sepeda motor, 5.000,- rupiah untuk mobil, dan 15.000,- rupiah untuk bus. Sedangkan, fasilitas pantai ini,
Pantai Slili berdekatan dengan pantai yang berada di Gunungkidul lainnya, seperti Pantai Sadranan dan Pantai Krakal yang dipisahkan oleh dua buah bukit. Pantai ini terbilang mungil, hanya memiliki luas sekitar 100 meter persegi. Walaupun ukurannya kecil, keindahan pantai ini tidak kalah dari pantai lainnya. Selain itu, suasana tenang karena belum banyak pengunjung sangat cocok untuk
campatour.com- Pantai Seruni sangat cocok untuk berlibur tanpa keramaian. Nama seruni diambil dari nama bunga, yakni bunga seruni atau Chrysanthemun/Chrysous yang berarti emas. Pantai ini masih sepi, sehingga masih terkesan alami. Bagi masyarakat perkotaan atau pekerja kantoran, tentunya suasana seperti ini sangat membantu me-refresh pikiran. Pantai yang berada di Gunungkidul ini termasuk bersih. Dan, salah satu daya tariknya berupa gemericik air pada saat musim hujan dan hamparan pasir seluas sekitar 500 meter. Beberapa celah batu pada air terjun di Pantai Seruni ini telah dipasang pipa-pipa pralon. Sebab, dari celah-celah batu tersebut, keluarlah air tawar yang bersih, sehingga dapat memenuhi kebutuhan air bersih warganya. Ombak di Pantai ini besar dan dapat mencapai bagian pasir pantai pada waktu dan musim tertentu. Padahal, biasanya atau pada saat ombak tenang, dasar karang pantai akan tampak indah. Pada saat ombak tinggi, tentu saja pengunjung dilarang untuk berenang. Nah, ada baiknya, hal ini tidak dilanggar, ya? Hal ini demi keselamatan para pengunjung karena sangat berbahaya. Bila kebetulan mengunjungi Pantai Seruni pada saat ombak sedang tinggi, pengunjung yang bermain air di pantai harus tetap waspada karena ombak besar dapat menyeret sewaktu-waktu. Pada saat ombak tenang, Pantai Seruni mempunyai view pemandangan yang eksotis. Para pengunjung tidak akan tahan untuk tidak berfoto dengan latar belakang pemandangan pantai dengan bebatuan karang yang cantik. Air terjun yang keluar dari tebing juga menarik. Pengunjung bisa bermain-main di sana. Daya tarik lainnya ialah pemandangan dari bawah tebing atau di bawah pohon yagn berada di pantai ini. Pada pagi hari, pengunjung bisa menikmati sinar mentari pagi dan udara pantai yang segar. Sedangkan, pada sore hari, keindahan senja dari laut lepas pun memanjakan suasana. Pantai Seruni berlokasi di Desa Tepus, Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta. Harga retribusi untuk masuk Pantai Seruni sebesar 10.000,- rupiah per orang. Harga ini termasuk retribusi untuk wisata lainnya, di antaranya
campatour.com– Pantai Seruni sangat cocok untuk berlibur tanpa keramaian. Nama seruni diambil dari nama bunga, yakni bunga seruni atau Chrysanthemun/Chrysous yang berarti emas. Pantai ini masih sepi, sehingga masih terkesan alami. Bagi masyarakat perkotaan atau pekerja kantoran, tentunya suasana seperti ini sangat membantu me-refresh pikiran. Pantai yang berada di Gunungkidul ini termasuk bersih. Dan, salah
Salah satu pantai terunik di Kawasan Gunungkidul ialah Pantai Jogan. Kenapa? Sebab, tidak hanya keindahan bentangan laut yang tampak, bahkan aliran Air Terjun di bibir pantai mampu membius hati para wisatawan. Air Terjun di Pantai Jogan mengalir dari tebing di bibir pantai setinggi 10 meter, air mengalir dari sungai, jatuh membasahi batuan karang yang tersebar di bawah tebing dan bermuara langsung ke laut. Bagi anda yang ingin berkunjung ke Pantai Jogan wajib untuk mengetahui kondisi dan rute menuju kesana supaya liburan anda lebih berkesan dan aman, Yuk simak ulasannya berikut ini yaa.. Jangan sampai terlewatkan karena ada banyak keindahan di sini Rute dan Kondisi Jalan di Pantai Jogan Jalan menuju Pantai Jogan searah dengan jalan menuju Pantai Siung, hanya saja jalan menuju Pantai Jogan masih berkonblok berbeda dengan arah menuju ke Pantai Siung yang sudah beraspal. Ketika anda menggunakan motor, memerlukan waktu sekitar 2 jam untuk bisa sampai ke Pantai Jogan dari arah Jogja dengan menyusuri jalanan aspal mulus berkelok-kelok membelah batuan karst di kawasan Gunung Kidul. Bila kita sampai di Pos Retribusi Pantai Siung, pertanda lokasi Pantai Jogan Jogja sudah dekat, sebab, sekitar 400 meter dari pos itu, akan terlihat papan kayu penunjuk arah menuju Jogan. Jalan aspal berganti menjadi jalan setapak yang akan memandu perjalanan selanjutnya. Tambah asyik lagi, anda akan di dampingi dengan dua sungai kecil di sisi kiri yang nantinya akan menyatu dan menjelma menjadi air terjun. Tiket masuk ke Pantai Jogan Tiket masuk di Pantai Jogan per orang harus membayar retribusi sebesar 10.000 rupiah, dan untuk tiket parkir sepeda motor sebesar 3.000 rupiah, mobil 5.000 rupiah dan bus sebesar 20.000 rupiah. Fasilitas di objek wisata ini pun cukup memadai, di antaranya gazebo, kamar mandi, warung, dan tempat parkir. Ada banyak sekali aktivitas seru yang dapat anda lakukan disini, diantaranya 1. Menikmati kesegaran air yang jatuh
Salah satu pantai terunik di Kawasan Gunungkidul ialah Pantai Jogan. Kenapa? Sebab, tidak hanya keindahan bentangan laut yang tampak, bahkan aliran Air Terjun di bibir pantai mampu membius hati para wisatawan. Air Terjun di Pantai Jogan mengalir dari tebing di bibir pantai setinggi 10 meter, air mengalir dari sungai, jatuh membasahi batuan karang yang tersebar
Mau menikmati wisata bernuansa pegunungan di Yogyakarta? Salah satunya ialah Puncak Dipowono. Objek wisata ini selalu ramai, baik ketika liburan maupun hari biasa. Meskipun begitu, suasananya tetap nyaman dan sangat sejuk. Pengunjung dapat menikmati hamparan perbukitan menoreh dari ketinggian di Puncak Dipowono. Di arah selatan, pengunjung juga bisa menikmati keindahan panorama Waduk Sermo dan sekitarnya yang berupa hutan. Nah, lebih jauh lagi, pengunjung dapat melihat Pantai Selatan. Jika dirangkum, berada di puncak ini bisa menikmati pemandangan alam yang eksotis yang tak terlupakan. Baca Juga: 2h1m Paket Jogja Kalibiru Eksotisme Yang Tak Terlupakan Nah, ada pula spot foto di atas pohon di Puncak Dipowono ini. Dari spot ini, pengunjung bisa berfoto dengan background Kecamatan Wates dan Waduk Sermo. Atau, boleh juga menikmati sunset pada sore hari, lho. Terdapat pula gardu pandang dengan berbagai macam bentuk, mulai dari yang berbentuk biasa hingga perahu. Dulu, daerah Puncak Dipowono merupakan hutan tandus. Warga setempat pun berinisiatif untuk menjadikannya objek wisata. Kini, terbukti bahwa puncak ini memiliki pemandangan eksotis yang tak terlupakan . Beberapa waktu lalu, Puncak Dipowono diresmikan oleh Bupati Kulon Progo. Objek wisata ini hampir mirip dengan objek wisata Kalibiru yang sama-sama memiliki spot berlatar belakang Waduk Sermo. Kelompok hutan kemasyarakatan Sido Akur bekerja sama dengan warga setempat untuk mengembangkan objek wisata ini. Mereka melengkapi fasilitas di objek wisata ini dengan berbagai wahana, di antaranya seperti flying fox dan tempat untuk outbound. Bagi pengunjung yang ingin camping, ada tempatnya juga, lho. Pastikan cuaca cerah sebelum mengunjungi Puncak Dipowono. Selain itu, jangan lupa membawa bekal, seperti makanan, air minum, dan lain sebagainya. Siapkan pula fisik dan kendaraan agar kondisi badan terjaga, juga perjalanan lancar serta selalu berhati-hati. Lokasi dan Rute Puncak Dipowono berada di Jl. Clereng Tamanan KM. 6, Desa Hargowilis, Kokap, Clapar 2, Hargowilis, Kokap, Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta. Harga tiket masuk
Mau menikmati wisata bernuansa pegunungan di Yogyakarta? Salah satunya ialah Puncak Dipowono. Objek wisata ini selalu ramai, baik ketika liburan maupun hari biasa. Meskipun begitu, suasananya tetap nyaman dan sangat sejuk. Pengunjung dapat menikmati hamparan perbukitan menoreh dari ketinggian di Puncak Dipowono. Di arah selatan, pengunjung juga bisa menikmati keindahan panorama Waduk Sermo dan sekitarnya
Siapa yang tak mengakui keindahan pantai di Gunungkidul, Yogyakarta. Salah satu pantai yang diperhitungkan di daerah tersebut ialah Pantai Parang Endog. Nama Parang Endog berasal dari bahasa Jawa, yakni kata “parang” yang berarti batu karang dan “endog” yang berarti telur. Hal ini karena konon di sekitar pantai ini ditemukan bebatuan seperti telur. Di Pantai Parang Endog, terdapat banyak batu besar yang menyerupai telur. Selain itu, pengunjung akan dimanjakan dengan pemandangan perbukitan hijau yang merupakan bagian dari dataran tinggi Pegunungan Seribu. Ada pula tebing tinggi di pinggir pantai yang disebut Tebing Pantai Parang Endog, padahal bernama asli Tebing Watugupit. Daya Tarik Pantai Parang Endog yang Tak Sekedar Menikmati Senja Dengan arus laut yang relatif tenang, Pantai Parang Endog sangat mendukung untuk kegiatan melaut, memancing, maupun aktivitas lainnya di pinggir pantai. Nah, hal yang lebih menarik, setelah memancing, pengunjung bisa langsung membakar ikan, lalu menyantapnya. Suasana yang sangat alami, bukan? Hal yang tidak bisa tidak dilakukan di pantai kebanyakan ialah berenang di tepi pantai. Nah, di Pantai Parang Endog ini pun bisa dilakukan. Namun, pengunjung harus berhati-hati dan tidak berenang ke tengah pantai karena terlalu berbahaya. Selain itu pengunjung bisa menikmati pemandangan biota laut, seperti ikan-ikan cantik, kerang, dan rumput laut. Bagi pencinta oleh raga yang memacu adrenalin, pantai ini menawarkan spot untuk olah raga. Apa saja olah raga tersebut? Paralayang Hal ini didukung dengan adanya tebing-tebing yang menjulang tinggi dan menjorok ke laut. Angin di sekitar pantai pun relatif stabil, lho. Hal ini sangat menunjang olah raga ini. Hal penting lainnya ialah ketika melakukan aktivitas ini, ada baiknya memakai peralatan standar dan didampingi orang yang sudah profesional. Paralayang Parang Endog via: pantainesia.com Baca Juga: Paket Tour Jogja 2D1N Pantai Teras Kaca dan Watu Payung Panjat Tebing Dengan kontur perbukitan batuan karst. Panjat tebing sangat diburu bagi penggemar olah raga ketinggian. Ada
Siapa yang tak mengakui keindahan pantai di Gunungkidul, Yogyakarta. Salah satu pantai yang diperhitungkan di daerah tersebut ialah Pantai Parang Endog. Nama Parang Endog berasal dari bahasa Jawa, yakni kata “parang” yang berarti batu karang dan “endog” yang berarti telur. Hal ini karena konon di sekitar pantai ini ditemukan bebatuan seperti telur. Di Pantai Parang
Anda mungkin selalu melihat background foto di instagram yang keren berupa background candi saat sunset dengan dua Dwarapala besar di sebelah kanan dan kiri, seolah menjadi penjaga yang sedang difoto. Tetapi banyak diantara Anda yang belum mengetahui dimana lokasi foto dengan latar seperti itu. Nah jika Anda ingin mengetahui lokasi dan tipsnya foto di dengan latar seperti itu silahkan simak artikelnya. Betul tebakan Anda..! Lokasi tersebut adalah Candi Sewu. Profil singkat keberadaan Candi yang eksotis ini pada abad ke-8, Candi Sewu yang merupakan candi Buddha dibangun di dekat Candi Prambanan. Jaraknya hanya sekitar 800 meter di sebelah utara Candi Prambanan. Nama lain Candi sewu ialah Candi Manjusrighra. Selain merupakan candi terbesar kedua setelah Candi Borobudur, Candi Sewu juga memiliki usia lebih tua daripada Candi Borobudur dan Prambanan. Sejatinya, candi ini memiliki sebanyak 249 candi. Namun, masyarakat menyabutnya dengan “sewu”. Dalam bahasa jawa, kata “sewu” berarti seribu. Nah, nama Canci Sewu ini pun diambil berdasarkan kisah legenda Roro Jonggrang. Nama asli Candi Sewu ialah “Prasada Vajrasana Manjusrigha”. “Prasada” artinya candi atau kuil. Nah, sedangkan “vajrajasana” berarti tempat wajra (intan atau halilintar) bertahta. Sementara itu, “manjusri-grha” yang bermakna rumah manjusri. Di dalam agama Buddha, manjusri termasuk salah satu rumah Boddhisatwa. Menurut sejarah, Candi Sewu dibangun pada akhir pemerintahan Rakai Panangkaran yang merupakan raja Kerajaan Mataram Kuno, yakni dengan masa pimpinan pada tahun 746 hingga 784. Sedangkan, pada masa pemerintahan Rakai Pikatan, Candi ini diperluas. Rakai Pikatan adalah pangeran dari Dinasti Sanjaya. Ia menikah dengan Pramodhawadhani dari dinasti Sailendra. Rakyat tetap menganut agama sebelumnya setelah kekuasaan Dinasti Sanjaya. Adanya Candi Sewu yang bercorak Buddha di dekat Candi Prambanan yang bercorak Hindu membuktikan bahwa adanya kehidupan harmonis dan toleransi beragama masyarakat Jawa pada zaman dulu. Dulu, Candi Sewu merupakan Candi Budha Kerajaan. Tempat ini sekaligus menjadi tempat kegiatan agama Budha pada masa lalu. Terdapat
Anda mungkin selalu melihat background foto di instagram yang keren berupa background candi saat sunset dengan dua Dwarapala besar di sebelah kanan dan kiri, seolah menjadi penjaga yang sedang difoto. Tetapi banyak diantara Anda yang belum mengetahui dimana lokasi foto dengan latar seperti itu. Nah jika Anda ingin mengetahui lokasi dan tipsnya foto di dengan
Kabupaten Bantul, Yogyakarta, mempunyai banyak destinasi wisata. Nah, salah satu destinasi wisata religinya ialah Goa Cerme. Kata “cerme” yang digunakan untuk nama goa ini berasal dari kata “ceramah” yang bermakna sebuah pembicaraan. Konon, Goa Cerme sering dikaitkan dengan Walisongo yang sering singgah di goa ini dalam rangka melakukan syiar agama Islam di Pulau Jawa. Dahulu, goa ini digunakan oleh para wali untuk pertemuan atau membicarakan berbagai hal mengenai Islam dan penyebarannya. Bahkan, di sini juga digunakan untuk membahas rencana pendirian Masjid Agung Demak. Sekarang, setiap hari Senin atau Selasa pasaran wage, ada upacara syukuran meminta berkah kepada Tuhan. Mari membahas Goa Cerme lebih detail dan informasi berikut pastinya akan sangat berguna bagi kamu yang berencana datang ke sana. Check it out! Mengulik Wisata Tour Jogja Religi dan Mistis di Goa Cerme Berada di ketinggian sekitar 500 mdpl, Goa Cerme tidak hanya menawarkan keindahan salakmit dan stalaktit. Keindahan air terjun dan sungai bawah tanah juga terpapar nyata. Goa ini memiliki panjang 1,5 kilometer. Satu mulut goa berada di Bantul, sedangkan pintu keluarnya di Gunungkidul. Dengan kedalaman sekitar 750 meter, Goa Cerme termasuk goa yang panjang dan dalam. Untuk mencapai dasar gua, pengunjung harus meniti sebanyak 760 anak tangga. Di dalam gua ini, terdapat sarang kelelawar. Ada pula air yang menggenang sekitar 1 hingga 1,5 meter. Sehingga pengunjung harus berhati-hati. Selain itu banyak peninggalan sejarah di ruangan di dalam gua, di antaranya panggung pertemuan, air suci 9 zam-zam, watu kaji, pelungguhan atau paseban, gamelan kahyangan, Grojogan Sewu, air penguripan, batu hilang, dan lain sebagainya. Ada pula batu padi dan goa yang dulunya terdapat pusaka berbentuk kubah emas. Nah, pada sekitar tahun 1965, pusaka kubah emas itu menghilang secara misterius. Konon, tak sembarang orang bisa mengambil benda pusaka tersebut. Baca Juga: Paket Tour Jogja 3D2N (Sukarame, Pantai Timang dan Gumuk pasir) Meskipun menjadi
Kabupaten Bantul, Yogyakarta, mempunyai banyak destinasi wisata. Nah, salah satu destinasi wisata religinya ialah Goa Cerme. Kata “cerme” yang digunakan untuk nama goa ini berasal dari kata “ceramah” yang bermakna sebuah pembicaraan. Konon, Goa Cerme sering dikaitkan dengan Walisongo yang sering singgah di goa ini dalam rangka melakukan syiar agama Islam di Pulau Jawa. Dahulu,
Pantai Baros termasuk salah satu pantai di Kabupaten Bantul Yogyakarta. Tak hanya Pantai, keelokan hutan mangrove pun tersaji dalam satu kawasan ini. Udaranya yang masih segar dan suasana di tepian Sungai Opak membuat masyarakat tertarik mengunjungi pantai ini. Pasir putih berpadu dengan keindahan hutan mangrove menjadi kawasan ekowisata yang ramai. Bahkan, kawasan wisata Pantai Baros ini selalu ramai setiap sore, tidak hanya akhir pekan, karena udaranya yang segar. Selain itu, semilir angin dan panorama sunset memberi nuansa romantis tersendiri bagi pengunjung. Apalagi, ketika cuaca cerah, cahaya matahari terbenam yang mengenai aliran Sungai Opak tampak berkilau-kilau. Burung yang sedang bertengger di ranting pohon bakau pun tak luput dari perhatian pengunjung. Hal ini teramat sayang jika tidak diabadikan menggunakan kamera. Pantai Baros juga mempunyai gardu pandang untuk memanjakan mata kita menikmati panorama sekitar pantai yang menakjubkan, sembari merasakan angin sepoi. Sebagaimana gardu pandang lain, ini merupakan spot foto menarik bagi pengunjung yang mempunyai hobi fotografi. Nah, bahkan, pantai ini sering dijadikan lokasi foto prewedding. Sebab, keindahan pohon-pohon bakau yang hijau menjadi latar belakang dan menjadikan moment ini semakin berkesan. Nah, apabila pengunjung tertarik untuk menanam pohon bakau, maka di sini pun terdapat instrukturnya. Pada malam hari, pengunjung bisa camping bersama kawan-kawan atau saudara di hamparan lahan hijau yang telah tersedia. Kegiatan camping ini bisa juga diisi dengan aktivitas memancing di sekitar pantai, lalu memasaknya menggunakan api unggun. Sehingga, pengalaman camping di sini sangat alami dan berkesan. Untuk menuju Pantai Baros, tidak sulit. Namun, memang, pengunjung akan menjumpai jalanan sempit di beberapa kilometer sebelum pantai. Alamat tepatnya sendiri berada di Dusun Baros, Desa Tirtohargo, Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Harga yang harus dibayar untuk masuk ke kawasan wisata Pantai Baros ini, yaitu sebesar 10.000,- rupiah per orang. Untuk biaya parkir, pengunjung dikenakan tarif sebesar 3.000,- rupiah untuk sepeda motor, sedangkan untuk mobil ialah
Pantai Baros termasuk salah satu pantai di Kabupaten Bantul Yogyakarta. Tak hanya Pantai, keelokan hutan mangrove pun tersaji dalam satu kawasan ini. Udaranya yang masih segar dan suasana di tepian Sungai Opak membuat masyarakat tertarik mengunjungi pantai ini. Pasir putih berpadu dengan keindahan hutan mangrove menjadi kawasan ekowisata yang ramai. Bahkan, kawasan wisata Pantai Baros