Mataloko merupakan salah satu nama desa yang terletak di wilayah geografis kecamatan Golewa, kabupaten Ngada, provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Mataloko adalah salah satu kelurahan di antara 21 desa lain yang tergabung ke dalam wilayah kecamatan Golewa, Nusa Tenggara Timur.
Di dalam wilayah kelurahan ini dapat dicatat bahwa sebagian besar penduduk yang hidup serta tinggal disana adalah penduduk yang bersuku asli Flores. Dan anutan agama serta kepercayaan terbesar yang berkembang di Mataloko adalah agama Katolik. PLTB Mataloko sebagai Gerbang Mataloko juga berada di kelurahan ini.
Gerbang Mataloko merupakan sebuah pintu masuk desa Mataloko yang ditandai dengan adanya Asrama Seminari St Yohanes Berkhmans Mataloko. Lokasi dari asrama yang terkenal ini sendiri adalah diatas pegunungan yang memiliki hawa sejuk dengan jarak tempuh setengah jam sebelum memasuki kota Bajawa.
Asrama yang juga merupakan sekolah ini adalah asrama sekolah yang telah didirikan semenjak tanggal 15 September 1929 silam. Sekolah ini menjadi Gerbang Mataloko karena satu satunya sekolah paling populer dari masa ke masa untuk para penganut agama Katolik.
Perjalanan sekolah seminari Mataloko ini adalah bermula dengan ide awal dari Mgr A.Verstraelen, SVD. Setelahnya ide ini digagas dan dilanjutkan oleh Pater Fransiskus Cornelissen, SVD yang mulai membangun seminari dengan skala kecil pada tahun 1926 lalu. Sekolah ini sendiri merupakan salah satu sejarah awal berdirinya sebuah sekolah Katolik yang berada di Mataloko.
Bangunan tua yang bernuansa Belanda ini pada saat ini sudah Nampak kusam dan beberapa bagian bangunan mengalami kerasakan dari mulai kerusakan kecil hingga besar. Belum ada penanganan secara lanjut untuk melestarikan salah satu bangun bersejarah yang sampai dengan saat ini masih terpai ini.
Selain digunakan untuk sekolah, St Yohanes Mataloko ini juga merupakan salah satu tujuan dan destinasi menarik bagi para wisatawan lokal maupun asing dari seluruh penjuru. Gerbang Mataloko yang memiliki sejarah perkembangan ilmu pengetahuan di NTT Indonesia ini adalah salah satu sumber sejarah Indonesia yang masih tetap harus dilestarikan.
Comments