Saya bukan orang yang berlatar belakang pendidikan sejarah. Namun, sebuah tulisan rangkuman yang menarik dari prakata buku karya Sri Wintala Achmad, menarik hati saya. “Sebelum Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) terbentuk, Nusantara semula merupakan wilayah yang dikuasai ratusan kerajaan, baik besar, maupun kecil (kerajaan bawahan). Di Sumatra, terdapat Kerajaan Sriwijaya, Samudra Pasai, dan lain-lain. Di Kalimantan, terdapat Kerajaan Kutai Martapura, Kutai Kartanegara, dan lain-lain. Di Sulawesi, terdapat Kerajaan Goa, Bone, dan lain-lain. Di Sunda, terdapat Kerajaan Salakanagara, Tarumanegara, Sunda Galuh, Pakuan Pajajaran, dan lain-lain. Di Jawa, terdapat Kerajaan Medang, Kadiri, Majapahit, Mataram, dan lain-lain.
Setiap kerajaan yang muncul di bumi Nusantara memiliki sejarahnya sendiri – sejarah yang berkaitan dengan masa awal berdiri, masa kejayaan, dan masa surutnya. Oleh sebab itu, banyak kerajaan yang muncul kemudian berjaya dan tenggelam dikarenakan faktor bencana alam, pemberontakan, atau serangandari Negara (pihak) lain. Serangan tersebut bukan hanya datang dari negara lain, namun bisa datang dari kaum kolonial semisal VOC (Belanda).”
Jadi, bisa dikatakan bahwa Nusantara semula merupakan gudang kerajaan yang bukan sekedar saling menjalin kerjasama, namun juga saling bermusuhan antara satu dengan lainnya dikarenakan faktor perebutan kekuasaan.
Nampaknya wajar, jika saat ini kita melihat beragam perbedaan yang ada di Indonesia (karena Indonesia memang memiliki beragam suku, kepercayaan, adat istiadat, dan budaya). Tapi terlepas dari itu, sepertinya perbedaan yang ada seringkali menyebabkan permusuhan di antara kita, sesama bangsa Indonesia. Sejarah mengatakan bahwa permusuhan yang terjadi antara kerajaan di Indonesia karena faktor perebutan kekuasaan. Hm… sepertinya, kita harus belajar dari Banda. Untuk mengulang kembali ke dalam ingatan, menanamkan kembali, kenapa Indonesia akhirnya ada.
Oleh: Fitri Utami Ningrum
Sumber Bacaan:
Achmad, Sri Wintala. 2016. Sejarah Kerajaan-kerajaan Besar di Nusantara. Halaman 5. Araska Publisher: Yogyakarta.
Sumber Foto: http://kisahasalusul.blogspot.com/2015/10/9-candi-peninggalan-kerajaan-majapahit.html
Comments