Di Jogja, terdapat beberapa wisata yang bernama Banyunibo, yakni Candi Banyunibo, Air Terjun Banyunibo, dan Curug Banyunibo. Meskipun memiliki nama yang sama, namun ketiganya terletak di tiga tempat berbeda. Air Terjun Banyunibo terletak di Gunungkidul dan Candi Banyunibo terletak di dekat Candi Ratu Boko, sedangkan Curug Banyunibo berada di Bantul. Curug Banyunibo merupakan destinasi wisata baru yang sedang dikembangkan oleh pemerintah Kabupaten Bantul, Jogja. Meskipun sudah lama ada, tetapi belum banyak orang yang mengetahui. Destinasi wisata alam yang satu ini tahun 2013 mulai banyak dikunjungi, tetapi pada saat itu hanya ramai pada weekend. Untuk itu, pemerintah dan pengelola setempat mulai serius mengembangkan dan memperkenalkan Curug Banyunibo kepada pengunjung agar lebih menarik perhatian. Uniknya, Curug ini terletak di tengah hutan yang masih sangat asri dan alami. Bahkan, untuk mencapainya, pengunjung harus berjalan kaki sekitar 100 meter dari penitipan motor karena akses yang tidak memungkinkan membawa kendaraan lebih dekat lagi. Di sepanjang perjalanan menuju curug dari penitipan kendaraan, kita dapat duduk bersantai di gazebo yang telah disediakan oleh pihak pengelola. Banyak pengunjung yang sengaja duduk santai di gazebo untuk menikmati keindahan alam, sejuknya udara, dan juga suara gemericik air yang menenangkan. Selain itu, pengunjung dapat pula bermain air di bawah Curuh Banyunibo yang memiliki ketinggian 10 meter tersebut. Kolam airnya yang tidak terlalu dalam dan debit air yang tidak terlalu deras membuat pengunjung nyaman saat bermain air. Air di sini sangat jernih dan alami, sehingga baik dipandang maupun dipakai untuk bermain air tetap akan membuat hati siapa pun menjadi tenang. Untuk itu, jangan melewatkan berswafoto di sini yang pemandangannya masih sangat alami dan indah. Untuk memasuki Curug Banyunibo, pengunjung belum dikenakan biaya. Namun, ada biaya jasa untuk penitipan kendaraan bermotor, yakni 2.000 rupiah untuk sepeda motor dan 10.000 rupiah untuk kendaraan roda empat. Jika ingin berkunjung ke Jogja, Curug Banyunibo, dan berbagai
Di Jogja, terdapat beberapa wisata yang bernama Banyunibo, yakni Candi Banyunibo, Air Terjun Banyunibo, dan Curug Banyunibo. Meskipun memiliki nama yang sama, namun ketiganya terletak di tiga tempat berbeda. Air Terjun Banyunibo terletak di Gunungkidul dan Candi Banyunibo terletak di dekat Candi Ratu Boko, sedangkan Curug Banyunibo berada di Bantul. Curug Banyunibo merupakan destinasi wisata
Banyaknya Universitas, baik negeri maupun swasta, di Yogyakarta tidak menjadikan daerah istimewa ini hanya dikenal sebagai kota pelajar. Di kota yang juga dikenal dengan nama Jogja ini memiliki kelebihan lain selain sebagai kota pelajar. Salah satunya adalah sebagai daerah tujuan wisata yang banyak diburu oleh wisatawan dari dalam maupun luar negeri. Salah satu tujuan wisata yang mulai banyak dikunjungi di Jogja adalah Air Terjun Luweng Sampang yang terletak di Kabupaten Gunungkidul. Seperti yang diketahui selama ini, bahwa Gunungkidul memiliki tanah berbatu dan bercadas. Rupanya keadaan inilah yang membuat Air Terjun Luweng Sampang unik dan berbeda dengan sebagian besar wisata air terjun yang ada di Jogja. Air Terjuan Luweng Sampang tampak indah karena dihiasi oleh batuan cadas yang ada di sisi kanan dan kirinya. Pemandangan ini tentu saja sangat kontras dengan birunya warna air terjun yang jernih. Uniknya lagi, bebatuan cadas di sekitar air terjun memperlihatkan bekas adanya erosi akibat air yang mengikis. Bekas erosi ini sangat indah dan mirip dengan tebing Antelope Canyon yang ada di Arizona. Bedanya, jika di Arizona berwarna merah bata dan cerah, di air terjun ini memiliki bebatuan yang berwarna khas bebatuan, yakni cokelat gelap. Tidak seperti air terjun lain di Jogja yang memiliki ketinggian belasan hingga puluhan meter, Air Terjun Luweng Sampang hanya memiliki ketinggian sekitar lima meter. Namun, karena ini pula, pengunjung dapat menikmati keindahan air terjun dari atas ketinggian. Pengunjung dapat memanjat ke atas dan menikmati ait terjun dari atas bebatuan. Pengunjung akan melihat air terjun yang mengalir dengan bentuk seperti luweng. Dengan ketinggian yang hanya lima meter, debit air terjun ini tidak terlalu besar. Sehingga, pengunjung dapat mandi di bawah air terjun dengan aman dan nyaman. Namun, debit air di sini sering berubah sesuai dengan musim, yakni akan lebih besar ketika musim penghujan, dan akan lebih rendah dan jernih pada musim kemarau.
Banyaknya Universitas, baik negeri maupun swasta, di Yogyakarta tidak menjadikan daerah istimewa ini hanya dikenal sebagai kota pelajar. Di kota yang juga dikenal dengan nama Jogja ini memiliki kelebihan lain selain sebagai kota pelajar. Salah satunya adalah sebagai daerah tujuan wisata yang banyak diburu oleh wisatawan dari dalam maupun luar negeri. Salah satu tujuan wisata
Daerah Istimewa Yogyakarta termasuk salah satu daerah yang unik. Pasalnya, secara geografis, Yogyakarta terletak di antara wilayah berbeda-beda. Seperti yang telah diketahui, di Yogyakarta terdapat gunung, pantai, puncak perbukitan dan juga dataran. Sehingga, di masing-masing geografis ini memiliki potensi wisata alam yang tidak diragukan lagi keindahannya. Salah satu destinasi wisata yang ada di Jogja dan terletak di perbukitan adalah Puncak Kuda Sembrani. Puncak ini terletak di Kabupaten Kulonprogo, Yogyakarta. Destinasi ini merupakan wisata hutan yang sangat asri dan alami. Sehingga, pengunjung yang datang ke puncak ini akan merasakan udara yang sejuk, bersih, dan nuansa teduh. Selain itu, pemandangan yang indah, hijau, dan dari ketinggian. Tidak heran jika puncak ini menjadi idaman bagi pengunjung karena dapat menyegarkan mata dan juga menghilangkan penat setelah mengerjakan tugas maupun tuntutan dari pekerjaan. Tidak lengkap rasanya berwisata tanpa berfoto ria. Di puncak ini, pengunjung dapat berswafoto dengan latar belakang pemandangan berupa persawahan dan pepohonan yang hijau dan sejuk. Saat mengunjungi Puncak Kuda Sembrani, jangan kaget jika jumlah pengunjung membeludak pada weekend atau hari libur. Karena, puncak ini sudah terkenal dengan keindahannya sejak dulu. Sehingga, banyak pengunjung yang selalu tertarik untuk dapat menikmati keindahannya. Keindahan Puncak Kuda Sembrani semakin sempurna saat sore hari menjelang matahari terbenam. Tidak sedikit fotografer yang sengaja datang sore hari untuk mengabadikan momen keindahan alam tersebut. Selain itu, banyak pula pasangan yang menjadikan lokasi ini sebagai tempat prewedding. Keindahan alamnya yang begitu nyata membuat hasil foto semakin sempurna. Untuk menikmati keindahan alam dari ketinggian, pengunjung juga dapat melihatnya dari gardu pandang yang ada di destinasi ini. Dengan biaya masuk seikhlasnya, menikmati keindahan alam dari ketinggian merupakan hal yang sangat wajib untuk dicoba. Pengunjung hanya dikenakan tarif wajib berupa parkir kendaraan, yakni 2.000 rupiah untuk sepeda motor dan 5.000 rupiah untuk mobil. Meskipun akses menuju ke Puncak Kuda Sembrani cukup terjal, tetapi hal
Daerah Istimewa Yogyakarta termasuk salah satu daerah yang unik. Pasalnya, secara geografis, Yogyakarta terletak di antara wilayah berbeda-beda. Seperti yang telah diketahui, di Yogyakarta terdapat gunung, pantai, puncak perbukitan dan juga dataran. Sehingga, di masing-masing geografis ini memiliki potensi wisata alam yang tidak diragukan lagi keindahannya. Salah satu destinasi wisata yang ada di Jogja dan
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta selain dikenal sebagai kota pelajar, juga dikenal sebagai daerah tujuan wisata. Destinasi wisata sejarah, budaya, kuliner, kekinian, hingga wisata alam. Salah satu wisata alam yang menonjol di Jogja adalah desa wisata. Desa wisata banyak ditemukan di setiap Kabupaten di Jogja. Salah satunya adalah Desa Wisata Kelor. Desa Wisata ini terletak di Kabupaten Sleman, DIY. Seperti desa wisata pada umumnya, Desa Wisata Kelor menawarkan suasana desa yang asri, damai, indah, dan penuh budaya. Di sini, umumnya masyarakat bekerja sebagai petani, peternak, dan juga ada yang budidaya jamur. Tanaman yang tertata rapi dan indah langsung menyambut siapa pun yang datang. Penduduknya sangat ramah dan lingkungan benar-benar dijaga senyaman mungkin agar pengunjung betah berlama-lama di desa ini. Yang membuat Desa Wisata Kelor semakin lengkap adalah adanya sungai yang airnya sangat jernih dan udaranya yang sejuk. Melalui sungai ini, pengunjung dapat berkeliling desa dengan menyusurinya. Kicauan burung di sekitar sungai menambah suasana asri pedesaan yang damai. Selain pemandangan desa yang begitu memukau, pihak pengelola juga menyediakan beberapa fasilitas yang dapat digunakan oleh pengunjung. Beberapa diantaranya adalah area untuk perkemahan yang disediakan khusus bagi organisasi atau kelompok yang ingin berkemah, berkegiatan, sekaligus berwisata. Selain itu, ada pula lokasi khusus untuk kegiatan outbond yang tentu saja mengusung tema-tema pedesaan. Salah satu wahana outbond yang banyak diminati adalah flaying fox. Desa Wisata Kelor juga menyediakan rumah joglo yang dibangun di tengah kerumunan rumah penduduk di Desa tersebut. Desain rumah joglo tersebut sangat tradisional karena terbuat dari kayu jati dengan gaya Jawa. Rumah ini disewakan bagi para pengunjung yang ingin berwisata dan menginap. Selain rumah joglo, ada pula homestay yang juga disewakan untuk pengunjung. Untuk berkunjung ke Desa Wisata Kelor tidak dikenakan biaya. Namun, jika ingin menikmati sensasi outbond, pengunjung dikenakan tarif sesuai dengan paket yang ditawarkan. Tarifnya bermacam-macam dan dapat disesuaikan pula dengan
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta selain dikenal sebagai kota pelajar, juga dikenal sebagai daerah tujuan wisata. Destinasi wisata sejarah, budaya, kuliner, kekinian, hingga wisata alam. Salah satu wisata alam yang menonjol di Jogja adalah desa wisata. Desa wisata banyak ditemukan di setiap Kabupaten di Jogja. Salah satunya adalah Desa Wisata Kelor. Desa Wisata ini terletak di