Tak hanya pantai, Gunung Kidul, Yogyakarta, juga mempunyai Taman Hutan Raya. Taman hutan ini diresmikan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono pada tahun 2012 dengan luas sekitar 634 hektar. 6,2 hektar kawasan ini adalah area penangkaran rusa timor (Cervus Timorensis) yang dikelola oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Yogyakarta dan kelompok tani di sekitarnya. Hingga saat ini, terdapat sebanyak lebih dari 30 ekor rusa timor. Ada juga Arboretum seluas 10,7 hektar dengan berbagai tanaman hutan. Tak hanya itu, persemaian dan pabrik pengelolaan minyak kayu putih “Sendang Mole” ada di kawasan ini. Taman Hutan Raya sering digunakan sebagai wilayah konservasi penelitian yang berada di Yogyakarta. Bahkan, banyak peneliti dari luar Yogyakarta datang karena berbagai flora dan faunanya. Terlebih, tempat ini didukung oleh berbagai potensi kawasan yang terkenal, seperti Hutan Wanagama, yang merupakan area pendidikan dan penelitian. Salah satu vegetasi di kawasan Taman Hutan Raya ialah tanaman yang meranggas pada musim kemarau. Pada musim seperti itu, hutan akan tampak lebih terbuka. Uniknya, bagian tepi hutan tetap hijau karena mengalir sungai Oyo. Berbagai bibit tanaman juga dikembangkan di Taman Hutan Raya, di antaranya tanaman tati, mahoni, kayu putih, dan jambu mete. Dengan jumlah produksi lebih dari dua juta bibit per tahun, berbagi tanam ini merupakan program reboisasi. Bila ingin bermain dengan rusa, menyentuh dan memberinya makan, pengunjung bisa menuju penangkaran rusa. Hewan-hewan liar itu berada di kandang berukuran 40x40 meter yang berada di sebelah timur area persemaian. Selain rusa, ada juga burung madu srigati, elang ular bido, alap-alap sapi, elang alpacina, raja udang, burung madu kelapa, cucak kutilang, dan kepodang. Taman Hutan Raya dibagi menjadi 3 zona. Zona 1 terdiri atas atraksi gajah, areal cycling, kuliner gantung, cultur show, dan camping ground. Sedangkan, zona 2 terdiri atas pabrik minyak kayu putih, persemaian, research centre, serta pusat indukan rusa. Sementara itu, zona 3 merupakan
Tak hanya pantai, Gunung Kidul, Yogyakarta, juga mempunyai Taman Hutan Raya. Taman hutan ini diresmikan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono pada tahun 2012 dengan luas sekitar 634 hektar. 6,2 hektar kawasan ini adalah area penangkaran rusa timor (Cervus Timorensis) yang dikelola oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Yogyakarta dan kelompok tani di sekitarnya. Hingga
Terdapat beberapa embung yang ada di Yogyakarta dan semuanya indah sekali. Salah satu yang menarik perhatian adalah Embung Batara Sriten. Terletak di puncak Gunungkidul, embung ini memang masih dalam tahap pengembangan dan baru dibuka. Meskipun begitu, tetapi semua pengunjung yang telah datang mengakui keindahannya dan tidak kecewa. Pemandangan alamnya patut diacungi jempol karena sangat indah dan menakjubkan. Peresmian embung ini dilakukan sendiri oleh Sri Sultan Hamengkubuwono X pada tanggal 17 Maret 2019 lalu. Seperti Embung Nglanggeran, di sekitar Embung Batara ini juga dibuat perkebunan buah, misalnya kelengkeng, manggis, durian, dan masih banyak lagi yang lain. Pembangunan embung ini bukan semata-mata untuk tujuan wisata, melainkan juga sebagai penampungan air untuk mengairi perkebunan buah tersebut. Bentuk Embung Batara Sriten elips dan cenderung tidak beraturan. Namun, ini merupakan daya tarik tersendiri bagi embung baru ini. Di sekitar embung juga diberi pagar untuk menjaga keselamatan dan keamanan pengunjung dari hal-hal yang tidak diinginkan. Tentu saja, Embung Batara Sriten merupakan tempat sempurna untuk hunting foto dengan latar belakang pemandangan alam di ketinggian. Karena lokasinya di puncak, banyak spot foto menarik yang wajib kalian cobaan. Ya, untuk mengisi media sosial dengan koleksi foto yang bervariasi tentunya. Bonus yang tidak boleh dilewatkan adalah pemandangan sunset yang indah saat cuaca cerah. Perpaduan indahnya pemandangan alam dan pancaran sinar matahari yang lembut dengan dihiasi pantulan sinar dari air di embung membuat foto semakin sempurna dan artistik. Selain itu, kalian juga bisa melihat sunrise jika camping di area Embung Batara Sriten. Karena, di sini juga menyediakan area camping bagi pengunjung yang ingin merasakan suasana bermalam di pegunungan. Tidak perlu mengeluarkan banyak biaya untuk berwisata ke Embung Batara Sriten. Karena, harga tiketnya hanya 3.000 rupiah per orang. Selain itu, harga standar untuk membayar parkir adalah 2.000 rupiah untuk sepeda motor dan 10.000 rupiah untuk mobil. Harga yang sangat murah tentunya jika
Terdapat beberapa embung yang ada di Yogyakarta dan semuanya indah sekali. Salah satu yang menarik perhatian adalah Embung Batara Sriten. Terletak di puncak Gunungkidul, embung ini memang masih dalam tahap pengembangan dan baru dibuka. Meskipun begitu, tetapi semua pengunjung yang telah datang mengakui keindahannya dan tidak kecewa. Pemandangan alamnya patut diacungi jempol karena sangat indah
Selain dikenal dengan wisata pantai, ternyata Gunungkidul juga memiliki wisata yang berupa susur goa. Jika selama ini kalian hanya mengenal Goa Pindul, maka sebenarnya masih banyak goa yang ada di Gunungkidul dan sangat direkomendasikan untuk disusuri, salah satunya adalah Goa Gelatik. Kisah penemuan Goa Gelatik tergolong unik. Awalnya, ada sesepuh yang memberi tahu kepada warga bahwa ada goa yang bagus dan menarik di daerah tersebut. Namun, sayangnya goa tersebut terkubur di bawah tanah tidak bisa dilihat secara langsung. Akhirnya, karena rasa penasaran yang tinggi, warga sepakat untuk mencari dan menggali goa yang dimaksud. Butuh waktu yang agak lama untuk menemukannya, yaitu sekitar 4-5 bulan. Penamaan goa ini didasarkan pada saat pertama kali menemukannya. Konon, awalnya goa ini dihuni oleh burung gelatik yang banyak jumlahnya. Dengan adanya penemuan itu, goa ini kemudian diberi nama Goa Gelatik. Goa yang memiliki panjang 400 meter ini diduga sempat dijadikan lokasi bertapa oleh kaum spiritual. Karena, memang gua ini sangat gelap dan tenang, sehingga sangat cocok digunakan untuk menenangkan diri. Selain itu, yang membuat unik goa ini adalah adanya stalaktit dan stalakmit yang masih aktif hingga saat ini. Sebenarnya, goa ini termasuk goa kering, tetapi di beberapa bagian terdapat tetesan air dari bebatuan yang membuat ruangan di dalamnya lembab dan sedikit ada genangan air. Untuk menyusuri goa ini, pengunjung harus ditemani oleh pemandu lokal. Karena, pengunjung memerlukan peralatan susur goa, seperti senter, sepatu tahan air, pelampung, dan lain sebagainya yang hanya bisa disewa kepada pengelola lokal. Karena masih alami dan belum banyak dikunjungi seperti Goa Pindul, pengalaman susur goa di Goa Gelatik semakin menantang dan berkesan. Selain itu, pengunjung juga dapat berfoto ria untuk mengabadikan momen susur goa tersebut. Pengunjung dikenakan biaya sebesar 30.000 rupiah per orang untuk menyusuri goa. Harga tersebut sangat sesuai dengan pengalaman dan keindahan saat menyusuri goa. Selain itu, ada pula
Selain dikenal dengan wisata pantai, ternyata Gunungkidul juga memiliki wisata yang berupa susur goa. Jika selama ini kalian hanya mengenal Goa Pindul, maka sebenarnya masih banyak goa yang ada di Gunungkidul dan sangat direkomendasikan untuk disusuri, salah satunya adalah Goa Gelatik. Kisah penemuan Goa Gelatik tergolong unik. Awalnya, ada sesepuh yang memberi tahu kepada warga
Selain dikenal sebagai surganya pantai dan bukit, Gunungkidul juga memiliki wisata lain yang tak kalah menakjubkan, yaitu wisata goa. Bukan hanya Goa Pindul, Gunungkidul juga memiliki banyak goa lain yang harus kalian kunjungi, salah satunya adalah Goa Rancang Kencono. Goa ini sangat unik karena diduga telah ada sejak ratusan hingga ribuan tahun yang lalu. Tidak seperti goa lain yang biasanya berbentuk horizontal, Goa Rancang Kencono berbentuk vertikal. Karena sudah ada sejak dulu kala, goa ini pernah digunakan pada zaman Megalitikum, Kerajaan Mataram Islam, hingga zaman perjuangan Indonesia. Pemandangan stalaktik begitu memukau di dalam goa ini. Selain menyimpan keindahan, stalaktit juga mengandung sejarah yang menarik untuk diketahui. Dengan demikian, pengunjung dapat berwisata alam sambil mengenal sejarah di Goa Rancang Kencono ini. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di goa ini, sebenarnya goa ini adalah goa purba. Karena, penelitian menunjukkan adanya batu dan tulang di dalam goa yang usianya sudah ribuan tahun. Sejarah tentang Goa Rancang Kenoco ini juga diabadikan dalam sebuah buku Mozaik Pustaka Budaya Yogyakarta yang diterbitkan Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Yogyakarta. Penamaan goa ini berdasarkan kegunaannya pada zaman penjajahan. Di mana, goa ini sering digunakan sebagai tempat persembunyian, semedi, dan menyusun strategi berperang dalam melawan penjajah, yakni Belanda. Kata “rancang” berarti menyusun, dan “kenoco” berarti emas. Sehingga, dapat diartikan bahwa Goa Rancang Kencono adalah tempat untuk merancang sesuatu yang baik dan mulia (seperti emas). Pengunjung harus menuruni anak tangga lantaran pintu goa terletak di bawah tanah. Di dekat anak tangga yang dilewati pengunjung tumbuh pohon klumpit yang sangat tinggi. Keberadaan pohon ini menjadi daya tarik tersendiri di goa ini. Sesampainya di dalam, pengunjung dapat menemui ruangan yang terdiri dari tiga bagian. Bagian pertama adalah ruangan dengan luas 20x20 meter yang sering digunakan penduduk untuk berkumpul dan bermain bulu tangkis. Bagian kedua adalah ruangan yang lebih sempit dan gelap serta terdapat
Selain dikenal sebagai surganya pantai dan bukit, Gunungkidul juga memiliki wisata lain yang tak kalah menakjubkan, yaitu wisata goa. Bukan hanya Goa Pindul, Gunungkidul juga memiliki banyak goa lain yang harus kalian kunjungi, salah satunya adalah Goa Rancang Kencono. Goa ini sangat unik karena diduga telah ada sejak ratusan hingga ribuan tahun yang lalu. Tidak