Pada tahun 1813 hingga 1950, istana kecil Kadipaten Pakualaman ini ditempati oleh para pengeran Pakualaman. Puro Pakualaman ini seperti Keraton Yogyakarta. Yang membedakan adalah ukurannya yang lebih kecil. Di depan istana yang menghadap ke selatan ini, terdapat lapangan yang disebut Alun-Alun Sewandanan. Di sebelah barat dayanya, terdapat Masjid Besar Pakualaman yang di dalamnya ada mimbar dan maksura, yakni tempat khusus Pangeran Paku Alaman. Gerbang sebelah utara Puro Pakualaman sudah tutup, tetapi masih ada gerbang di sebelah selatan. Konon, tempat ini dikelilingi benteng baluwerti yang tak berujung, terbukti dengan adanya tembok setebal dua meter di sisi utara Jalan Sultan Agung. Sri Paduka Paku Alam IX dan wakil gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta tinggal di istana ini sekarang. Di Puro Pakualaman, pengunjung bisa melihat Bangsal Sewatama dan museum. Koleksi museum ini berupa terjemahan perjanjian politik berdirinya Kadipaten Paku Alaman dan perjanjian politik lainnya, pusaka kerajaan, seperti singgasana KGPA Paku Alam 1, payumg kebesaran yang disebut “Songsong Bharad” dan “Songsong Tunggul Naga”, pakaian kebesaran, senjata tombak trisula, juga kereta kuda milik para Pangeran Paku Alam. Pada awalnya, Puro Pakualaman adalah sebuah lembaga yang mengurus Raja dan keluarganya selama menjadi pusat pemerintahan Kadipaten Paku Alam. Kemudian, pada tahun 1950, Kadipaten Puro Paku Alaman dan Keraton Yogyakarta diubah setingkat provinsi menjadi Daerah Istimewa Yogyakarta. Sejak saat itu pula, Puro Paku Alaman menjadi Lembaga Pemangku Adat; dipisahkan dari Pemerintah Daerah Istimewa dan dihilangkan dari kepentingan politik. Puro Pakualaman berfungsi menjadi pelindung dan penjaga identitas budaya Jawa, khususnya budaya Paku Alaman, Yogyakarta. Puro Pakualaman berada di Jl. Masjid No.46, Gunungketur, Pakualaman, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta. Lokasinya tidak jauh dari titik 0 kilometer Kota Yogyakarta. Untuk masuk ke objek wisata ini, pengunjung bisa membayar tiket dengan sukarela, artinya tidak dipatok biaya. Sedangkan, biaya parkirnya sebesar 2.000,- rupiah untuk motor dan 10.000,- rupiah untuk mobil. Sementara itu, objek wisata
Pada tahun 1813 hingga 1950, istana kecil Kadipaten Pakualaman ini ditempati oleh para pengeran Pakualaman. Puro Pakualaman ini seperti Keraton Yogyakarta. Yang membedakan adalah ukurannya yang lebih kecil. Di depan istana yang menghadap ke selatan ini, terdapat lapangan yang disebut Alun-Alun Sewandanan. Di sebelah barat dayanya, terdapat Masjid Besar Pakualaman yang di dalamnya ada mimbar