Apa hanya Pantai Glagah saja yang ada di Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta? Tentu saja tidak! Kulon Progo juga dikenal surganya pantai, selain di Gunungkidul dan Bantul. Selain Pantai Glagah, Kulon Progo memiliki banyak pantai lain yang tidak kalah indah, diantaranya Pantai Bugel, Pantai Congot dan Pantai Pasir Kadilangu. Pantai Pasir Kadilangu merupakan destinasi wisata yang banyak dikunjungi karena potensi keindahannya sangat memukau. Di sini, pengunjung tidak akan menjumpai pantai dengan pasir putih seperti di Gunungkidul. Pemandangan yang terlihat adalah hamparan mangrove yang hijau dan rindang, sehingga menyejukkan setiap mata yang memandangnya. Adanya tanaman mangrove di sini bukan hanya sebagai pemikat wisatawan, tetapi juga mahasiswa dan peneliti yang ingin meneliti untuk keperluan studi. Meskipun memiliki potensi wisata yang luar biasa, ternyata pengelolaan wisata ini belum ditopang oleh pemerintah. Hingga saat ini, pengelolaan dan pengembangan pantai baru dilakukan oleh warga sekitar. Namun, meskipun dikelola oleh warga, perkembangan Pantai Pasir Kadilangu tergolong pesat. Hasil dari pengelolaan ini pun dapat menopang kehidupan warga sekitar. Di sini, pengunjung dapat berkeliling hutan mangrove melewati jalan setapak yang terbuat dari kayu. Selain itu, pengunjung juga bisa menyewa perahu yang disewakan oleh warga sekitar. Jika ingin berkunjung, sebaiknya pada pagi dan sore hari. Karena, pada waktu-waktu inilah udara tidak terlalu panas, sehingga pengunjung dapat bersantai menikmati keindahan alam di hutan mangrove. Selain itu, pada sore hari, pengunjung dapat melihat indahnya sunset dengan latar belakang air di pantai dan langit yang indah. Bagi generasi milenial, di sini juga ada lho spot foto yang sengaja disediakan oleh warga sekitar agar pengunjung dapat mengabadikan momen liburan sepuasnya. Material untuk membangun spot foto ini adalah bambu yang dibentuk dengan unik. Sehingga, sangat bagus untuk menghasilkan foto terbaik. Beberapa bentuk spot foto yang bisa ditemui di sini adalah jembatan seperti yang ada di Queensboro Bridge di New York, kerang berukuran besar, rumah pohon,
Apa hanya Pantai Glagah saja yang ada di Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta? Tentu saja tidak! Kulon Progo juga dikenal surganya pantai, selain di Gunungkidul dan Bantul. Selain Pantai Glagah, Kulon Progo memiliki banyak pantai lain yang tidak kalah indah, diantaranya Pantai Bugel, Pantai Congot dan Pantai Pasir Kadilangu. Pantai Pasir Kadilangu merupakan destinasi wisata yang
Tidak dipungkiri bahwa Jogja memiliki banyak wisata budaya dan sejarah. Karena, banyak tempat di Jogja yang menjadi jejak dan saksi sejarah saat Indonesia memperjuangkan kemerdekaan. Tidak hanya di jantung kotanya, lokasi bersejarah ini tersebar hampir di seluruh penjuru Yogyakarta. Salah satu lokasi yang terkenal adalah Goa Sriti yang ada di Kabupaten Kulon Progo. Sayangnya, sebagai lokasi wisata, Goa Sriti masih tergolong sepi pengunjung. Karena, belum banyak pengunjung yang menyukai wisata sejarah. Sebaliknya, tidak dipungkiri pada zaman serba digital ini, pengunjung lebih memburu lokasi wisata yang Instagramble dan lokasi-lokasi yang penuh pilihan wahana permainan. Sejarah mencatat bahwa Goa Sriti ini adalah salah satu lokasi yang dijadikan persembunyian oleh Pangeran Diponegoro saat diburu oleh Belanda. Pengejaran ini berlangsung antara tahun 1825-1930 dan disebut sebagai Perang Diponegoro karena beliau sendiri yang memimpin perang tersebut. Di sini pula, Pangeran Diponegoro dilantik sebagai Abdul Hamid yang sekaligus menjadikan dirinya sebagai pemimpin negeri dan agama yang merdeka dari penjajah. Jika dilihat dari nilai sejarahnya, sebenarnya harga tiket untuk mengunjungi Goa Sriti tergolong murah, yakni hanya 30.000 rupiah per orang. Dengan harga tersebut, pengunjung dapat menyusuri jejak sejarah di sepanjang Goa Sriti dengan puas. Durasi waktu tidak ditentukan dan pengunjung juga bebas mengambil gambar di dalam goa. Harga tiket masuk Goa Sriti terbilang cukup standar bagi pengunjung. Bagi Anda yang ingin berkunjung ke Goa Sriti Kulon Progo akan dikenakan biaya Rp. 30.000 per orang. Dengan harga tersebut Anda dapat dengan puas menyusuri Goa Sriti yang merupakan bekas tempat persembunyian Pangeran Diponegoro. Sedangkan, untuk biaya untuk parkir standar, yakni 2.000 rupiah untuk sepeda motor dan 5.000 rupiah untuk kendaraan roda empat. Dari kota Jogja, lokasi Goa Sriti dapat ditempuh selama kurang lebih 45 menit dengan jarak tempuh kira-kira 25,4 km. Meskipun lokasinya adalah goa, pengunjung tidak perlu khawatir dengan berbagai fasilitas yang ada di sana. Karena, pihak pengelola
Tidak dipungkiri bahwa Jogja memiliki banyak wisata budaya dan sejarah. Karena, banyak tempat di Jogja yang menjadi jejak dan saksi sejarah saat Indonesia memperjuangkan kemerdekaan. Tidak hanya di jantung kotanya, lokasi bersejarah ini tersebar hampir di seluruh penjuru Yogyakarta. Salah satu lokasi yang terkenal adalah Goa Sriti yang ada di Kabupaten Kulon Progo. Sayangnya, sebagai
Daerah Istimewa Yogyakarta termasuk salah satu daerah yang unik. Pasalnya, secara geografis, Yogyakarta terletak di antara wilayah berbeda-beda. Seperti yang telah diketahui, di Yogyakarta terdapat gunung, pantai, puncak perbukitan dan juga dataran. Sehingga, di masing-masing geografis ini memiliki potensi wisata alam yang tidak diragukan lagi keindahannya. Salah satu destinasi wisata yang ada di Jogja dan terletak di perbukitan adalah Puncak Kuda Sembrani. Puncak ini terletak di Kabupaten Kulonprogo, Yogyakarta. Destinasi ini merupakan wisata hutan yang sangat asri dan alami. Sehingga, pengunjung yang datang ke puncak ini akan merasakan udara yang sejuk, bersih, dan nuansa teduh. Selain itu, pemandangan yang indah, hijau, dan dari ketinggian. Tidak heran jika puncak ini menjadi idaman bagi pengunjung karena dapat menyegarkan mata dan juga menghilangkan penat setelah mengerjakan tugas maupun tuntutan dari pekerjaan. Tidak lengkap rasanya berwisata tanpa berfoto ria. Di puncak ini, pengunjung dapat berswafoto dengan latar belakang pemandangan berupa persawahan dan pepohonan yang hijau dan sejuk. Saat mengunjungi Puncak Kuda Sembrani, jangan kaget jika jumlah pengunjung membeludak pada weekend atau hari libur. Karena, puncak ini sudah terkenal dengan keindahannya sejak dulu. Sehingga, banyak pengunjung yang selalu tertarik untuk dapat menikmati keindahannya. Keindahan Puncak Kuda Sembrani semakin sempurna saat sore hari menjelang matahari terbenam. Tidak sedikit fotografer yang sengaja datang sore hari untuk mengabadikan momen keindahan alam tersebut. Selain itu, banyak pula pasangan yang menjadikan lokasi ini sebagai tempat prewedding. Keindahan alamnya yang begitu nyata membuat hasil foto semakin sempurna. Untuk menikmati keindahan alam dari ketinggian, pengunjung juga dapat melihatnya dari gardu pandang yang ada di destinasi ini. Dengan biaya masuk seikhlasnya, menikmati keindahan alam dari ketinggian merupakan hal yang sangat wajib untuk dicoba. Pengunjung hanya dikenakan tarif wajib berupa parkir kendaraan, yakni 2.000 rupiah untuk sepeda motor dan 5.000 rupiah untuk mobil. Meskipun akses menuju ke Puncak Kuda Sembrani cukup terjal, tetapi hal
Daerah Istimewa Yogyakarta termasuk salah satu daerah yang unik. Pasalnya, secara geografis, Yogyakarta terletak di antara wilayah berbeda-beda. Seperti yang telah diketahui, di Yogyakarta terdapat gunung, pantai, puncak perbukitan dan juga dataran. Sehingga, di masing-masing geografis ini memiliki potensi wisata alam yang tidak diragukan lagi keindahannya. Salah satu destinasi wisata yang ada di Jogja dan
Destinasi wisata alam berupa air terjun atau curug dapat ditemui di Daerah Istimewa Yogyakarta. Tidak hanya berjumlah satu atau dua, kota yang dijuluki sebagai kota pelajar ini memiliki banyak sekali curug atau air terjun. Air terjun dapat ditemui hampir di semua kabupaten yang ada di DIY. Salah satu air terjun yang tidak pernah sepi dari pengunjung adalah Curug Siluwok yang terletak di Kabupaten Kulonprogo. Curug Siluwok memiliki ketinggian sekitar 20 meter dari sungai yang menampung airnya. Meskipun memiliki tergolong cukup tinggi, namun debit airnya tidak deras. Sehingga, curug ini aman digunakan untuk bermain air maupun mandi bagi pengunjung. Pengunjung dapat bermain air dan mandi di kolam yang ada di sungai bawah air terjun. Berenang di kolam ini adalah salah satu kegiatan paling menyenangkan yang dipilih oleh pengunjung. Kedalaman kolam pun juga sangat aman bagi pengunjung, yang mana kolam tersebut tidak terlalu dalam. Selain untuk berenang dan bermain air, pengunjung juga dapat memanfaatkan pemandangan yang indah di Curug Siluwok untuk berfoto ria. Pemandangannya melukiskan keindahan alam yang alami dan asri. Jika ingin mendapat pemandangan air jernih dari curug, maka sebaiknya pengunjung datang pada saat musim kemarau. Namun, jika ingin mendapatkan pemandangan yang lebih hijau, segar, serta air keruh, maka pengunjung dapat mengunjungi curug pada musim hujan. Bagi yang suka berenang dan bermain air, adanya batu dan tebing di sekitar sungai dapat dijadikan sebagai spot untuk loncat dari ketinggian. Sehingga, selain berenang di dalam air, pengunjung juga dapat merasakan sensasi loncat dari ketinggian dan menikmati keindahan alam secara bersamaan. Curug Siluwok berlokasi di pinggir hutan yang sebagian besar sudah dialihfungsikan sebagai lahan perkebunan dan pertanian oleh warga sekitar. Sehingga, air sungai dari curug ini juga dialirkan ke perkebunan dan pertanian warga sekitar. Jika kalian ingin mengunjungi Curug Siluwok, sebaiknya memakai sandal gunung. Karena untuk mencapai curug, pengunjung harus berjalan kaki dari tempat
Destinasi wisata alam berupa air terjun atau curug dapat ditemui di Daerah Istimewa Yogyakarta. Tidak hanya berjumlah satu atau dua, kota yang dijuluki sebagai kota pelajar ini memiliki banyak sekali curug atau air terjun. Air terjun dapat ditemui hampir di semua kabupaten yang ada di DIY. Salah satu air terjun yang tidak pernah sepi dari