Berwisata menikmati keindahan alam melalui ketinggian memang tak membosankan. Untuk hal satu ini, Kabupaten Bantul lah destinasi yang sempurna. Di kabupaten ini, terdapat objek wisata bernama Watu Goyang. Asal nama Watu Goyang berasal dari bahasa Jawa yang berarti batu yang bergoyang. Konon, tepatnya di puncaknya, terdapat sebuah batu yang bisa bergoyang ketika disentuh atau didorong. Namun, batu yang sejak ratusan tahun lalu ada ini tidak pernah roboh ketika disentuh atau dipanjat. Walaupun begitu, pengelola melarang keras para pengunjung untuk memanjat batu ini. Sebab, tentu saja ini sangat berbahaya! Hal unik lainnya dari Watu goyang ialah strukturnya yang memuat banyak tonjolan yang unik. Bahkan karena keindahan dan keunikan alamnya Presiden Jokowi pun, pernah datang ke lokasi ini sekedar melepas penat dan ikut mengabadikan momen indah di lokasi Watu Goyang, bersama Ibu Iriana dan Keluarga. Bagi Anda tentunya rugi besar jika melewatkan lokasi yang satu ini, apalagi jika sudah sampai Jogja tidak mampir. Apa Yang Bisa di Lakukan? 1 Melihat Hamparan Alam Jogja dari Ketinggian Pengunjung bisa melihat pesona Gunung Merapi dan keindahan alam hijau sekitarnya. Ini sangat cocok untuk melepas penat dari segala aktivitas harian yang membosankan di perkotaan. Di puncak Watu Goyang ini, udara sejuk menguar, terutama pada pagi hari. Pada siang hari, udara panas akan terbantu dengan embusan angin yang membuat badan lebih segar dan nyaman. Baca Juga: Paket Tour Jogja Murah, Terlengkap, dan Terbaik 2020 2 Berburu Sunset dan Berburu Momen Pagi dari Ketinggian Jika datang pada pagi hari, maka pengunjung bisa melihat kabut menyelimuti tempat ini. Sehingga, seperti negeri di atas awan. Lantaran berkabut, tentu saja pengunjung tidak dapat menikmati sunrise. Hal ini menjadikan foto Anda lebih dramatis karena kabut. Namun, pada waktu sore hari, pengunjung bisa melihat pemandangan yang luar biasa mempesona. Ya, sunset yang sempurna karena Puncak Watu Goyang terletak persis ke arah barat. 3.
Berwisata menikmati keindahan alam melalui ketinggian memang tak membosankan. Untuk hal satu ini, Kabupaten Bantul lah destinasi yang sempurna. Di kabupaten ini, terdapat objek wisata bernama Watu Goyang. Asal nama Watu Goyang berasal dari bahasa Jawa yang berarti batu yang bergoyang. Konon, tepatnya di puncaknya, terdapat sebuah batu yang bisa bergoyang ketika disentuh atau didorong.
Wisata di Yogyakarta memang bervariasi, menarik, dan tak habis dieksplorasi. Salah satu objek wisata yang sedang hits, yang berada di Kabupaten Kulon Progo ialah Bukit Isis Nglinggo. Nama aslinya ialah Bukit Ngisis. Namun, kini, bukit ini lebih dikenal dengan nama Bukit Isis. Dalam bahasa Jawa, “isis” bermakna sejuk. Sehingga, Bukit Isis bisa diartikan sebagai bukit yang memiliki suasana sejuk. Lantaran suasananya yang sejuk dan segar ala pegunungan itu, Bukit Isis sangat cocok untuk dikunjungi. Hamparan kebun teh dan pepohonan hijau di sepanjang Menoreh menambah keindahan dan keanggunan tempat ini. Hal yang tidak bisa lepas dari objek wisata alam ialah spot foto. Nah, Bukit Isis ini pun mempunyai spot foto yang unik. Sehingga, para pemburu foto, seperti fotografer dan penggila Instagram, berbondong-bondong mengabadikan suasana perbukitan hijau yang menakjubkan itu. Di Bukit Isis, terdapat ayunan yang sering kali menjadi spot incaran pengunjung. Sebab, tak hanya untuk bermain, ayunan ini juga sebagai sarana untuk melihat pemandangan alam di bukit ini. Pada musim liburan, Bukit Isis semakin ramai. Oleh karena itu, pengelola selalu bekerja ekstra untuk memastikan keselamatan, keamanan, dan kenyamanan para wisatawan. Ada baiknya, mengunjungi bukit ini pada pagi atau sore hari. Ini adalah waktu yang sangat tepat untuk melihat keindahan matahari terbit dan tenggelam. Bahkan, bila beruntung, maka pengunjung bisa melihat Gunung Sumbing, Sindoro, Merapi, dan merbabu dari ketinggian bukit ini. Nah, warga setempat mengungkapkan bahwa objek wisata ini akan dijadikan camping ground. Tentu, ini sangat menyenangkan. Bukit Isis berada di Nglinggo Barat, Pagerharjo, Samigaluh, Kulon Progo, Yogyakarta. Harga tiket untuk memasuki objek wisata ini cukup murah, yakni sebesar 3.000,- per orang. Sedangkan, untuk parkir, pengunjung hanya dikenakan biaya sebesar 2.000,- untuk motor dan 5.000,- untuk mobil. Fasilitas yang ditawarkan pun cukup lengkap, di antaranya spot foto, toilet, persewaan rumah pohon, gardu pandang, dan area parkir. Bila tertarik dan ingin mengunjungi Bukit
Wisata di Yogyakarta memang bervariasi, menarik, dan tak habis dieksplorasi. Salah satu objek wisata yang sedang hits, yang berada di Kabupaten Kulon Progo ialah Bukit Isis Nglinggo. Nama aslinya ialah Bukit Ngisis. Namun, kini, bukit ini lebih dikenal dengan nama Bukit Isis. Dalam bahasa Jawa, “isis” bermakna sejuk. Sehingga, Bukit Isis bisa diartikan sebagai bukit
Salah satu destinasi wisata yang memukau keindahannya ialah Watu Payung Gunung Kidul. Asal nama Watu Payung karena terdapat batu besar yang menyerupai payung. Di sana, terdapat beberapa spot foto dengan background yang indah. Hal inilah yang membuat objek wisata ini terkenal. Gardu pandangnya dan foto corner yang unik menjadi buruan para wisatawan untuk di-posting di media sosial. Pemandangan alam perbukitan yang luas dengan vegetasi yang hijau nan asri mempesona siapa pun yang berkunjung. Di atas perbukitan Watu Payung Gunung Kidul, wisatawan bisa menikmati udara yang sejuk dan segar. Bila berkunjung pada siang hari, wisatawan bisa menikmati embusan angin sepoi yang bertiup. Pengunjung bisa menikmati mata hari terbit pada pagi hari dan matahari terbenam pada sore hari dengan latar panorama alam yang indah nan menawan. Keindahannya semakin memukau bila dilihat dari gardu pandang yang unik. Nah, bagi pencinta petualangan, Watu Payung tak hanya menawarkan keindahan panorama, tetapi juga aktivitas tracking. Wisatawan dapat mencoba pengalaman melintasi jalan setapak terjal yang terdapat beberapa spot foto yang menarik. Selain tracking, wisatawan juga akan bisa melakukan outbond. Sebab, pengelola sedang memperbanyak fasilitas yang lebih seru. Nah, Watu Payung ini letaknya berada di Turunan, Girisuko, Panggang, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Lokasinya pun mudah ditemukan. Walaupun begitu, untuk menuju ke sana, ada baiknya wisatawan berhati-hati karena jalannya naik-turun dan berbelok-belok. Sementara itu, biaya untuk menikmati keindahan dan keseruan di Watu Payung cukup murah. Sebab, pengunjung belum dikenakan biaya masuk. Ya, objek wisata ini belum dikelola secara resmi oleh pihak terkait. Oleh karena itu, wisatawan hanya dikenakan biaya parkir sebesar 2.000,- rupiah untuk motor dan 5.000,- rupiah untuk mobil. Meskipun begitu, fasilitas di objek wisata ini cukup lengkap, sehingga pengunjung merasa nyaman, di antaranya gazebo, mushala, area parkir, kamar mandi/toilet, warung, dan lain sebagainya. Jika tertarik dan ingin mengunjungi Watu Payung Gunung Kidul atau destinasi wisata
Salah satu destinasi wisata yang memukau keindahannya ialah Watu Payung Gunung Kidul. Asal nama Watu Payung karena terdapat batu besar yang menyerupai payung. Di sana, terdapat beberapa spot foto dengan background yang indah. Hal inilah yang membuat objek wisata ini terkenal. Gardu pandangnya dan foto corner yang unik menjadi buruan para wisatawan untuk di-posting di
Salah satu objek wisata di daerah Kabupaten Bantul, Yogyakarta, yang kini menarik perhatian masyarakat ialah Grojogan Lepo Dlingo. Mulai dibuka sejak tahun 2013, objek wisata ini sudah ramai pengunjung, terutama pada akhir pekan. Kondisinya yang masih sangat alami membuat masyarakat tertarik untuk berkunjung dan menikmati suasananya. Grojogan Lepo Dlingo mempunyai beberapa tingkat air terjun di dalam satu aliran sungai. Gerojokan pertama yang berada di dekat tempat penarikan sumbangan tidak terlalu tinggi, yakni hanya setinggi sekitar 1 meter. Terdapat sebuah cekungan alami berbentuk kolam renang dengan kedalaman 1 hingga 1,5 meter di bawah gerojogan ini. Gerojogan kedua terletak di bawah gerojogan pertama tadi. Tingginya sekitar 10 meter dengan tipe air terjun melebar. Nah, gerojokan inilah yang menjadi ikon dan amat menarik perhatian pengunjung. Pada dinding air terjun, mengalir air yang membentuk tirai kecil akibat pengendapan kapur yang larut di dalam air. Terdapat kolam yang panjangnya 30 meter dan berkedalaman 1 meter berada di bawah gerojogan kedua ini. Memang, tampak bahwa aliran air ini seperti sengaja dibendung sebagai sarana mandi atau berenang bagi pengunjung. Gerojogan ketiga mempunyai tinggi dan tipe aliran air yang hampir sama dengan gerojogan kedua. Menariknya, pada gerojogan ketiga ini, ada batuan di dinding sekitar air terjun dan membentuk persegi panjang yang tersusun rapi. Meskipun kolam yang berada di bawahnya tidak berbahaya, ada baiknya para pengunjung berhati-hati ketika bermain-main di sana. Untuk menemukan objek wisata Gerojogan lepo Dlingo amat mudah, meskipun jauh dari pusat kota. Gerojogan ini tepatnya berada di Dusun Pokoh, Desa Dlingo, Kecamatan Dlingo, Pokoh I, Dlingo, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Lantaran masih termasuk baru, untuk memasuki objek wisata ini tidak dikenakan biaya tiket. para pengunjung hanya dikenakan biaya untuk parkit, yakni sebesar 2.000,- rupiah untuk motor dan 10.000,- rupiah untuk mobil. Sementara itu, fasilitas di Gerojogan Lipo Dlingo ini belum memadai. Beberapa fasilitas yang ada, di
Salah satu objek wisata di daerah Kabupaten Bantul, Yogyakarta, yang kini menarik perhatian masyarakat ialah Grojogan Lepo Dlingo. Mulai dibuka sejak tahun 2013, objek wisata ini sudah ramai pengunjung, terutama pada akhir pekan. Kondisinya yang masih sangat alami membuat masyarakat tertarik untuk berkunjung dan menikmati suasananya. Grojogan Lepo Dlingo mempunyai beberapa tingkat air terjun di
Salah satu tempat wisata menakjubkan sekaligus tempat belajar yang ada di Gunung Kidul, Yogyakarta ialah Hutan Wanagama. Pada awalnya, hutan ini amat tandus akibat penebangan pohon secara liar yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Prof. Oemi Han’im yang merasa harus ada perbaikan memelopori penghijauan hutan ini. Ia pun menanam pohon di lahan seluas 10 Ha. Hal ini menarik perhatian berbagai pihak, khususnya pencinta lingkungan dan pemerintah. Pada akhirnya, mereka bekerja sama melakukan reboisasi hingga seluas 600 Ha. Kini, hutan tandus itu menjadi hijau. Hutan Wanagama merupakan hutan yang unik. Sebab, di dalamnya terdapat berbagai jenis tanaman dari berbagai daerah. Sehingga, hutan ini juga disebut sebagai miniatur hutan. Pohon akasianya termasuk dalam Hutan Tanaman Industri dan berpotensi sebagai bubur kayu yang merupakan bahan dari beberapa perusahaan besar. Ada pula deretan pohon minyak kayu putih dan atsiri yang berguna untuk menghangatkan badan. Berbagai pohon lainnya, seperti eboni, cendana, murbei, jati, dan lainnya juga terdapat di hutan ini. Tak hanya berbagai tanaman, di hutan ini juga dihuni oleh berbagai jenis hewan, seperti unggas, kera, serta beberapa jenis reptil. Kebutuhan air di hutan ini bersumber dari 3 sungai, yakni Oyo, Sendang Ayu, dan Banyu Tibo. Adanya ketiga sungai ini memberi kesan sejuk, sedangkan suara gemericiknya membuat hati tenang. Nah, salah satu hal menarik yang terdapat di Hutan Wanagama ialah salah satu pohon yang membuat hutan ini mendunia, yakni pohon jati (Tectona Grandis) yang ditanam oleh pangeran Charles pada tahun 1989. Konon, pohon ini memiliki hubungan erat dengan Pangeran Charles. Pasalnya, pada saat Pangeran Charles mengumumkan perpisahannya dengan Putri Diana, pohon yang waktu itu masih setinggi 1 meter ini mengering, seakan ikut merasakan kesedihan atas perpisahan itu. Hutan ini membuat para pengunjung merasakan nuansa alam yang kental. Hutan Wanagama ini beralamat di Desa Banaran, Kecamatan Playen, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Biaya masuk
Salah satu tempat wisata menakjubkan sekaligus tempat belajar yang ada di Gunung Kidul, Yogyakarta ialah Hutan Wanagama. Pada awalnya, hutan ini amat tandus akibat penebangan pohon secara liar yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Prof. Oemi Han’im yang merasa harus ada perbaikan memelopori penghijauan hutan ini. Ia pun menanam pohon di lahan seluas
Tak jauh dari Candi Ratu Boko, Candi barong, dan Candi Ijo, terdapat candi bercorak Buddha. Candi ini bernama Candi Banyunibo. Dibangun pada abad ke-9 pada masa Kerajaan Mataram Kuno, candi ini berdiri megah dengan stupa pada bagian atasnya yang merupakan ciri khas Buddha. Di dusun sekitar Candi Banyunibo, ada juga candi yang berserakan. Pada sekitar tahun 1940, Candi Banyunibo disusun kembali setelah ditemukan dalam keadaan rusak. Nama Banyunibo sendiri berarti air yang jatuh atau menetes. Walaupun jarang dikunjungi oleh wisatawan, sebenarnya Candi Banyunibo sangat potensial karena keindahan, keunikan, dan eksotisnya. Banyaknya ornamen atau hiasan di candi ini menjadi daya tariknya. Bahkan, hampir setiap bagian candi terdapat relief. Beberapa bagian candi mempunyai ornamen yang sama. Hal ini tidak mengurangi keagungan candi ini. Nah, hiasan itu terdiri atas beberapa bidang yang terdapat ornamen tanaman yang berada di pot. Terletak di antara ladang tebu dan persawahan, candi utamanya menghadap ke arah barat. Di sekitarnya, terdapat 6 candi perwira atau pendamping yang berbentuk stupa dan terletak di sebelah selatan dan timur candi utama. Dua relief candi ini merujuk pada Dewi Hariti, yakni dewi kesuburan dalam agama Buddha; serta Vaisravana, yaitu suami Dewi Jariti. Dewi Hariti juga dianggap sebagai Dewi Ibu dan Dewi Kekayaan. Dahulu, warga setempat menyebut Candi Banyunibo sebagai Si Sebatang Kara Banyunibo. Sebab, letaknya terpisah dari candi-candi lainnya. Terdapat singa di sebelah kanan dan kiri pintu masuknya. Hal ini melambangkan penjaga candi. Aktivitas yang bisa dilakukan di Candi Banyunibo Candi Banyunibo Anda tidak sebatas hanya berfoto atau mempelajari sejarah candi saja. Kini ada sebuah aktivitas lain yaitu Jemparingan atau memanah gaya mataraman yang mungkin sebagian orang belum banyak yang mengetahui aktivitas ini. Beberapa tahun ini Jemparingan mulai banyak di minati oleh beberapa anak muda, bahkan banyak komunitas Jemparingan yang sudah aktif dan mulai membuat kejuaraan atau event tahunan. Termasuk di area Candi
Tak jauh dari Candi Ratu Boko, Candi barong, dan Candi Ijo, terdapat candi bercorak Buddha. Candi ini bernama Candi Banyunibo. Dibangun pada abad ke-9 pada masa Kerajaan Mataram Kuno, candi ini berdiri megah dengan stupa pada bagian atasnya yang merupakan ciri khas Buddha. Di dusun sekitar Candi Banyunibo, ada juga candi yang berserakan. Pada sekitar
Bukit Klangon merupakan nama lain dari Wisata Alam Bukit Glagaharjo. Nama Bukit Klangon lebih banyak dikenal karena banyak orang sering menyebut nama ini di unggahan media sosialnya. Wisata Bukit Klangon dibuka sejak tahun 2011 lalu, dari donasi dari Riotary Internasional. Bukit ini berjarak 4 km dari Gunung Merapi sehingga selalu menjadi pilihan tepat saat tour ke Jogja, untuk menikmati keindahan Gunung Merapi lebih dekat, bahkan kerap dijadikan tempat liburan keluarga dan sesi pemotretan. Namun, ada beberapa hal yang kerap membuat orang tidak nyaman untuk berkunjung kesini diantaranya jalur yang menanjak, dan pemandangan Gunung Merapi justru tertutup awan/kabut sehingga hasil foto hanya biasa saja. Nah tenang, kami akan bagikan beberapa tips supaya liburanmu tidak sia sia, bahkan hasil fotomu bagus bak fotografer handal. Simak terus ulasannya yaa.. Jangan sampai dilewatkan Cukup banyak hal yang perlu di perhatikan untuk berkunjung ke Bukit Klangon. Anda perlu mengenal keadaan di sekitar Bukit Klangon mulai dari rute menuju kesana, harga tiket, fasilitas, daya tarik, apa saja yang bisa dilakukan disana serta beberapa tips untuk berkunjung ke sana supaya liburanmu sangatlah berkesan. Rute Jalan menuju Bukit Klangon ini terbilang masih sangat aman untuk dilalui, namun kondisi jalannya cukup menanjak. Jika anda ingin berwisata ke Bukit Klangon sebaiknya gunakan motor/mobil non matic supaya lebih aman dan nyaman, karena tidak sedikit orang yang menggunakan motor matic dan sedikit tidak kuat untuk menanjak terus menerus, dan jangan lupa sebelum kendaraan dibawa kesana pastikan keadaan kendaraan anda baik-baik saja yaa, dari segi rem, kondisi ban, oli, dll karena itu sangatlah penting. Sedangkan untuk biaya masuk menuju Bukit Klangon ini gratissss, anda cukup membayar parkir saja, untuk biaya parkirnya pun tarifnya masih standard, untuk motor/kendaraan roda dua cukup membayar 2.000 rupiah saja, dan untuk mobil membayar 5.000 rupiah. Adapun beberapa fasilitas yang tersedia di Bukit Klangon diantaranya Jalanan yang sudah beraspal, parkiran
Bukit Klangon merupakan nama lain dari Wisata Alam Bukit Glagaharjo. Nama Bukit Klangon lebih banyak dikenal karena banyak orang sering menyebut nama ini di unggahan media sosialnya. Wisata Bukit Klangon dibuka sejak tahun 2011 lalu, dari donasi dari Riotary Internasional. Bukit ini berjarak 4 km dari Gunung Merapi sehingga selalu menjadi pilihan tepat saat tour ke
Pantai Jungwok, sudah pernahkah anda mendengar soal pantai ini? Meski masih banyak yang merasa asing dengan nama Jungwok, namun pantai ini mampu menghadirkan keindahan luar biasa, dan lagi-lagi surga tersembunyi di Gunung Kidul mampu membuat nyaman. Pantai Jungwok, dinamakan Jungwok karena memiliki garis pantai berupa cekungan, masih sangat alami dan indah, meski ukuran pantai lebih kecil dari beberapa pantai lainnya, namun pesonanya mampu menandingi deretan pantai di Gunungkidul lainnya. Rute Rute untuk mencapai Pantai Jungwok bisa ditempuh menggunakan kendaraan pribadi baik motor maupun mobil, dari Kota Yogyakarta maka melewati Jalan Bausasran lurus hingga ke SMA N 8 Yogyakarta – PLN Yogyakarta mengikuti Jalan Nasional III dan Jalan Yaogyakarta – Wonosari – Jalan Kiyai Legi – Jalan Pantai Selatan dan Jalan Wediombo baru bisa sampai ke Pantai Jungwok. Sementara itu jika dari Bantul bisa melewati Jalan Imogiri Timur atau Playen Dlingo – Jalan Kiyai Legi – Jalan Pantai Selatan dan Jalan Wediombo hingga sampai ke Pantai Jungwok. Jadi, rute ini terbilang lebih pendek dan cepat dibanding yang sebelumnya di atas. Namun, Jika pengunjung ingin menggunakan transportasi umum, maka bisa dimulai dari terminal Giwangan kemudian menuju arah desa Jepitu dan dari sana pengunjung bisa naik ojek langsung menuju Pantai Jungwok. Hanya saja membutuhkan biaya yang lebih mahal karena untuk ongkos ojeknya saja sekitar Rp 40.000-Rp 50.000 per orang. Namun ada satu hal yang perlu anda ketahui bahwa perjalanan menuju Pantai Jungwok untuk akses jalannya masih terbilang lumayan sulit, sehingga lebih disarankan untuk naik kendaraan pribadi roda dua (motor), karena umumnya akan sulit dilalui kendaraan roda empat, dimana akses jalannya masih cukup sempit. Setelah hujan jalannya pun terkadang lebih terjal dan licin, maka dari itu alangkah baiknya jika anda menggunakan motor non matic/trail. Jangan khawatir, perjalanan anda akan terbayarkan ketika telah sampai di Pantai Jungwok dan melihat keindahannya. Tiket Harga tiket masuk menuju
Pantai Jungwok, sudah pernahkah anda mendengar soal pantai ini? Meski masih banyak yang merasa asing dengan nama Jungwok, namun pantai ini mampu menghadirkan keindahan luar biasa, dan lagi-lagi surga tersembunyi di Gunung Kidul mampu membuat nyaman. Pantai Jungwok, dinamakan Jungwok karena memiliki garis pantai berupa cekungan, masih sangat alami dan indah, meski ukuran pantai lebih
Terdapat beberapa embung yang ada di Yogyakarta dan semuanya indah sekali. Salah satu yang menarik perhatian adalah Embung Batara Sriten. Terletak di puncak Gunungkidul, embung ini memang masih dalam tahap pengembangan dan baru dibuka. Meskipun begitu, tetapi semua pengunjung yang telah datang mengakui keindahannya dan tidak kecewa. Pemandangan alamnya patut diacungi jempol karena sangat indah dan menakjubkan. Peresmian embung ini dilakukan sendiri oleh Sri Sultan Hamengkubuwono X pada tanggal 17 Maret 2019 lalu. Seperti Embung Nglanggeran, di sekitar Embung Batara ini juga dibuat perkebunan buah, misalnya kelengkeng, manggis, durian, dan masih banyak lagi yang lain. Pembangunan embung ini bukan semata-mata untuk tujuan wisata, melainkan juga sebagai penampungan air untuk mengairi perkebunan buah tersebut. Bentuk Embung Batara Sriten elips dan cenderung tidak beraturan. Namun, ini merupakan daya tarik tersendiri bagi embung baru ini. Di sekitar embung juga diberi pagar untuk menjaga keselamatan dan keamanan pengunjung dari hal-hal yang tidak diinginkan. Tentu saja, Embung Batara Sriten merupakan tempat sempurna untuk hunting foto dengan latar belakang pemandangan alam di ketinggian. Karena lokasinya di puncak, banyak spot foto menarik yang wajib kalian cobaan. Ya, untuk mengisi media sosial dengan koleksi foto yang bervariasi tentunya. Bonus yang tidak boleh dilewatkan adalah pemandangan sunset yang indah saat cuaca cerah. Perpaduan indahnya pemandangan alam dan pancaran sinar matahari yang lembut dengan dihiasi pantulan sinar dari air di embung membuat foto semakin sempurna dan artistik. Selain itu, kalian juga bisa melihat sunrise jika camping di area Embung Batara Sriten. Karena, di sini juga menyediakan area camping bagi pengunjung yang ingin merasakan suasana bermalam di pegunungan. Tidak perlu mengeluarkan banyak biaya untuk berwisata ke Embung Batara Sriten. Karena, harga tiketnya hanya 3.000 rupiah per orang. Selain itu, harga standar untuk membayar parkir adalah 2.000 rupiah untuk sepeda motor dan 10.000 rupiah untuk mobil. Harga yang sangat murah tentunya jika
Terdapat beberapa embung yang ada di Yogyakarta dan semuanya indah sekali. Salah satu yang menarik perhatian adalah Embung Batara Sriten. Terletak di puncak Gunungkidul, embung ini memang masih dalam tahap pengembangan dan baru dibuka. Meskipun begitu, tetapi semua pengunjung yang telah datang mengakui keindahannya dan tidak kecewa. Pemandangan alamnya patut diacungi jempol karena sangat indah
Salah satu Wisata Alam di Yogyakarta yang berada di Gunungkidul adalah Watu Amben. Tepatnya, berada di salah satu Puncak Bukit Seribu, yakni di dekat Bukit Bintang. Nama wisata ini diambil dari Bahasa Jawa yang memiliki makna tempat tidur yang terbuat dari batu. Sesuai dengan namanya, di sini terdapat batu yang bentuknya mirip dengan tempat tidur atau ranjang. Uniknya, batu ini terletak di tepi jurang yang mana kedalaman jurang dapat mencapai ratusan meter. Karena masih tergolong baru, lokasi wisata ini belum banyak dikunjungi oleh wisatawan. Meskipun demikian, pemandangan yang disuguhkan tidak dapat dipandang sebelah mata. Pemandangan yang sangat indah dan menarik untuk dikunjungi menjadi rekomendasi pas bagi kalian yang ingin melepas penat. Sebelum dijadikan lokasi wisata, Watu Amben sering dijadikan tempat istirahat bagi petani yang sedang mencari pakan untuk ternak mereka. Tentu saja, tempat ini dipilih karena keindahan alamnya yang memukau sehingga bisa menghilangkan rasa capek setelah mencari rumput. Dari sini, kalian bisa melihat indahnya kota Jogja dari ketinggian. Saat cuaca sedang mendukung, kalian juga bisa melihat indahnya Gunung Merapi, Sumbing, dan Merbabu. Tak kalah menarik, sunset di sini juga terkenal sangat indah dan menawan. Udara yang sejuk dan pemandangan yang indah menjadi perpaduan sempurna bagi pengunjung yang ingin berwisata. Selain itu, lokasi ini juga sangat pas untuk berswafoto sebagai pelengkap koleksi di galeri ponsel maupun di media sosial. Tidak hanya siang hari, pengunjung juga bisa menangkap gambar pada malam hari. Lampu yang menghiasi kota Joga seperti bintang yang bertaburan di angkasa. Indah sekali tentunya. Di sini, pengunjung juga bisa menemukan beberapa gazebo yang dapat digunakan sebagai tempat untuk bersantai. Atau, dapat pula menikmati pemandangan indah ditemani makanan khas yang disediakan di warung sekitar Watu Amben. Kabar baiknya, pengunjung tidak dikenakan biaya untuk bisa menikmati keindahan alam dari Watu Amben ini. Tetapi, pengunjung perlu membayar parker 2.000 rupiah untuk motor dan
Salah satu Wisata Alam di Yogyakarta yang berada di Gunungkidul adalah Watu Amben. Tepatnya, berada di salah satu Puncak Bukit Seribu, yakni di dekat Bukit Bintang. Nama wisata ini diambil dari Bahasa Jawa yang memiliki makna tempat tidur yang terbuat dari batu. Sesuai dengan namanya, di sini terdapat batu yang bentuknya mirip dengan tempat tidur