Berbagai tempat wisata di Kabupaten Sleman, Yogyakarta, juga layak untuk dieksplorasi. Nah, di kabupaten ini terdapat banyak peninggalan bersejarah berupa candi, salah satunya ialah Candi Gebang. Candi Gebang diperkirakan dibangun pada masa Kerajaan Mataram Kuno, yakni pada abad ke-8 Masehi, di bawah kepemimpinan Wangsa Sanjaya. Pada sekitar tahun 1936, warga menemukan patung Ganesha. Selajutnya, para arkeolog mulai melakukan penelitian di sekitar tempat ditemukannya patung Ganesha tersebut. Ternyata, memang benar terdapat candi. Kemudian, candi ini mengalami pemugaran pertama yang dipimpin oleh Van Romondt pada tahun 1937 hingga 1939. Candi Gebang seluas 5,25x5,25 meter ini berdiri di atas kaki bangunan setinggi sekitar 2 meter. Tinggi keseluruhan candi ialah 8 meter, sedangkan bahan dasarnya berupa batu andesit. Candi ini mempunyai ciri khas berupa puncak berbentuk lingga tegak di atas seroja. Hal ini mempunyai keunikan dan daya tarik tersendiri. Di kiri dan kanan pintu masuk candi yang terletak di sisi timur, terdapat relung tempat arca. Di relung sebelah utara, terdapat arca nandiswara, sedangkan di sebelah selatan kosong. Konon, terdapat arca Mahakala di dalam relung yang kosong itu. Sementara itu, di sisi barat, terdapat relung berisi arca Ganesha yang sedang duduk di atas yoni dengan belalai mengarah ke utara. Selain itu, keunikan lainnya ialah tidak adanya tangga untuk naik ke selasar di permukaan kaki candi. Namun, di candi lainnya, terdapat tangga berbentuk batu berundak yang menghubungkan kaki candi dengan ruangan utama. Meskipun begitu, terdapat dugaan bahwa tangga di candi Gebang terbuat dari kayu atau bahan lain yang mudah rapuh. Namun, belum da informasi jelas tentang tidak adanya tangga ini. Taman yang tertata rapi menambah keeksotisan dan keindahan Candi Gebang. Banyak pohon rindang dan bangku taman yang membuat pengunjung lebih nyaman beristirahat ketika lelah berkeliling candi. Lokasi Candi Gebang berada di Dusun Gebang, Kelurahan Widomartani, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Untuk masuk ke Candi
Berbagai tempat wisata di Kabupaten Sleman, Yogyakarta, juga layak untuk dieksplorasi. Nah, di kabupaten ini terdapat banyak peninggalan bersejarah berupa candi, salah satunya ialah Candi Gebang. Candi Gebang diperkirakan dibangun pada masa Kerajaan Mataram Kuno, yakni pada abad ke-8 Masehi, di bawah kepemimpinan Wangsa Sanjaya. Pada sekitar tahun 1936, warga menemukan patung Ganesha. Selajutnya, para
Keindahan destinasi wisata di Yogyakarta memang tak habis dieksplorasi. Salah satunya ialah Goa Kiskendo yang berada di Kulon Progo. Gua ini berada di Pegunungan Menoreh, di atas ketinggian 1200 m dari permukaan air laut. Sekitarnya berupa hutan, tetapi sudah ada perkampungan dan jalan alternatif yang bisa dilewati. Pada tahun 1820, Goa Kiskendo ditemukan. Kemudian, pada tahun 1964, gua ini dijadikan destinasi wisata religi. Nah, baru pada tahun 1974 hingga 1975, Goa Kiskendo dikembangkan oleh Dinas Pariwisata Yogyakarta. Kemudian, pada tahun 1979, gua ini diresmikan menjadi tempat wisata. Nama Goa Kiskenda ini tidak terlepas dari kisah pewayangan. Konon, asal-usul gua ini terkait kisah Subali yang dimintai bantuan oleh para dewa untuk menyelamatkan Dewi Tara yang dibawa ke bumi oleh Patih Lembusura atas perintah kakaknya, yakni Prabu Mahesasura. Jika ingin mengetahui kisah ini, kita bisa datang langsung, mengunjungi Goa yang tepatnya berada di Jalan Goa Kiskendo, Girimulyo, Sokomoyo, Jatimulyo, Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Terlepas dari mitos tersebut, keindahan Goa ini mampu membuat banyak orang takjub. Suasananya sangat sejuk dan dingin. Juga, terdapat relief kisah pewayangan asal-usulnya. Secara ilmiah, gua ini terbentuk karena resapan air. Resapan air ini ada selama ratusan tahun yang panjangnya kurang dari 600 m, bercabang banyak, serta cahaya remang-remang. Kesan mistis Goa ini pun bertambah dengan adanya tempat untuk bertapa, yakni Pertapaan Tledek, Lumbung Kampek, Padasan, Selumbung, Sabtri Tani, Semelong, Kusuma, dan lain sebagainya. Bahkan, beberapa waktu lalu, di dekat gua ini diadakan sendratari, tentu saja dengan kisah Sugriwa dan Subali yang lekat dengan gua ini. Hal ini merupakan tema perwakilan Girimulyo dalam rangkaian HUT RI. Meskipun lokasinya jauh dari pusat kota, akses menuju objek wisata Goa Kiskendo cukup mudah. Harga tiketnya pun murah, yakni 5.000,- rupiah saja per orang. Sementara itu, untuk parkit, pengunjung hanya dikenakan biaya sebesar 2.000,- rupiah untuk motor dan 5.000,- rupiah
Keindahan destinasi wisata di Yogyakarta memang tak habis dieksplorasi. Salah satunya ialah Goa Kiskendo yang berada di Kulon Progo. Gua ini berada di Pegunungan Menoreh, di atas ketinggian 1200 m dari permukaan air laut. Sekitarnya berupa hutan, tetapi sudah ada perkampungan dan jalan alternatif yang bisa dilewati. Pada tahun 1820, Goa Kiskendo ditemukan. Kemudian, pada
Jika ingin berwisata sejarah, budaya, dan religi, Jogja memiliki lokasi yang tepat, yakni Masjid Gedhe Kauman. Masjid ini termasuk salah satu bangunan bersejarah yang ada di Indonesia, sehingga tidak heran jika Masjid ini selalu ramai dikunjungi. Masjid yang dibangun di atas tanah milik Kerton Ngayogyakarto Diningrat ini berada di dekat alun-alun utara kota Yogyakarta. Sehingga, masjid ini lokasinya strategis karena bisa dijangkau oleh wisatawan yang berkunjung ke Keraton. Salah satu keistimewaan Masjid Gedhe Kauman adalah termasuk salah satu masjid tertua yang ada di Indonesia. Sultan Hamengkubuwono I adalah penggagas didirikannya Masjid Gedhe Kauman. Sedangkan, penghulu pertama masjid itu adalah Kyai Fakih Ibrahim Diponingrat. Pembangunan masjid dilakukan pada tanggal 29 Mei 1773. Tujuan pertamanya adalah sebagai sarana ibadah bagi keluarga keratin dan rakyatnya yang beragama Islam. Saat memasuki masjid ini, nuansa Jawa langsung terasa begitu kental. Atapnya didesain berlapis tiga dengan gaya tradisional khas Jawa. Masjid ini juga ditambah dengan serambi bernama Al Makhamah Al Kabiroh yang diperuntukkan menampung jamaah yang jumlahnya semakin banyak. Selain tempat ibadah, Masjid ini juga diperuntukkan sarana pengajian, dakwah, pernikahan, perceraian, pengadilan agama, pembagian waris, dan memperingati hari besar Islam. Berdasarkan cerita sejarah, di Masjid seluas 16.000 meter persegi ini terdapat tiga peristiwa penting. Pertama, peristiwa saat K.H. Ahmad Dahlan membenarkan posisi kiblat yang pada saat itu memiliki kemiringan 23 derajat. Kedua, masjid ini sering digunakan untuk TNI menyusun strategi perang melawan Belanda saat zaman perjuangan. Ketiga, masjid ini digunakan oleh KAMI dan KAPPI untuk membubarkan masa pemerintahan orde lama dan juga pembubaran PKI. Selain ramai dikunjungi oleh wisatawan, Masjid ini juga kerap dijadikan lokasi syuting berbagai film, misalnya Surga yang Tak Dirindukan dan K.H. Ahmad Dahlan. Arsitektur bangunan yang unik dan tradisional menjadikan Masjid Gedhe Kauman tidak pernah sepi dari kunjungan baik untuk beribadah ataupun berwisata religi sembari menyelami budaya dan sejarah. Apabila ingin berwisata
Jika ingin berwisata sejarah, budaya, dan religi, Jogja memiliki lokasi yang tepat, yakni Masjid Gedhe Kauman. Masjid ini termasuk salah satu bangunan bersejarah yang ada di Indonesia, sehingga tidak heran jika Masjid ini selalu ramai dikunjungi. Masjid yang dibangun di atas tanah milik Kerton Ngayogyakarto Diningrat ini berada di dekat alun-alun utara kota Yogyakarta. Sehingga,