Keindahan destinasi wisata di Yogyakarta memang tak habis dieksplorasi. Salah satunya ialah Goa Kiskendo yang berada di Kulon Progo. Gua ini berada di Pegunungan Menoreh, di atas ketinggian 1200 m dari permukaan air laut. Sekitarnya berupa hutan, tetapi sudah ada perkampungan dan jalan alternatif yang bisa dilewati. Pada tahun 1820, Goa Kiskendo ditemukan. Kemudian, pada tahun 1964, gua ini dijadikan destinasi wisata religi. Nah, baru pada tahun 1974 hingga 1975, Goa Kiskendo dikembangkan oleh Dinas Pariwisata Yogyakarta. Kemudian, pada tahun 1979, gua ini diresmikan menjadi tempat wisata. Nama Goa Kiskenda ini tidak terlepas dari kisah pewayangan. Konon, asal-usul gua ini terkait kisah Subali yang dimintai bantuan oleh para dewa untuk menyelamatkan Dewi Tara yang dibawa ke bumi oleh Patih Lembusura atas perintah kakaknya, yakni Prabu Mahesasura. Jika ingin mengetahui kisah ini, kita bisa datang langsung, mengunjungi Goa yang tepatnya berada di Jalan Goa Kiskendo, Girimulyo, Sokomoyo, Jatimulyo, Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Terlepas dari mitos tersebut, keindahan Goa ini mampu membuat banyak orang takjub. Suasananya sangat sejuk dan dingin. Juga, terdapat relief kisah pewayangan asal-usulnya. Secara ilmiah, gua ini terbentuk karena resapan air. Resapan air ini ada selama ratusan tahun yang panjangnya kurang dari 600 m, bercabang banyak, serta cahaya remang-remang. Kesan mistis Goa ini pun bertambah dengan adanya tempat untuk bertapa, yakni Pertapaan Tledek, Lumbung Kampek, Padasan, Selumbung, Sabtri Tani, Semelong, Kusuma, dan lain sebagainya. Bahkan, beberapa waktu lalu, di dekat gua ini diadakan sendratari, tentu saja dengan kisah Sugriwa dan Subali yang lekat dengan gua ini. Hal ini merupakan tema perwakilan Girimulyo dalam rangkaian HUT RI. Meskipun lokasinya jauh dari pusat kota, akses menuju objek wisata Goa Kiskendo cukup mudah. Harga tiketnya pun murah, yakni 5.000,- rupiah saja per orang. Sementara itu, untuk parkit, pengunjung hanya dikenakan biaya sebesar 2.000,- rupiah untuk motor dan 5.000,- rupiah
Keindahan destinasi wisata di Yogyakarta memang tak habis dieksplorasi. Salah satunya ialah Goa Kiskendo yang berada di Kulon Progo. Gua ini berada di Pegunungan Menoreh, di atas ketinggian 1200 m dari permukaan air laut. Sekitarnya berupa hutan, tetapi sudah ada perkampungan dan jalan alternatif yang bisa dilewati. Pada tahun 1820, Goa Kiskendo ditemukan. Kemudian, pada
Keindahan air terjun dan puncak bukit di Yogyakarta juga tidak bisa dilewatkan begitu saja. Salah satunya ialah Bukit Jangkang yang berada di Kulon Progo. Bukit yang ditumbuhi banyak pohon Jangkang ini dijadikan objek wisata sejak tahun 2017. Sebelumnya, pepohonan itu sempat ditebang. Namun, pada akhirnya menjadi tempat wisata yang memukau banyak orang. Bukit yang juga disebut sebagai Jangkang Hill ini menyuguhkan pemandangan yang amat menakjubkan. Dari atas bukit, kita bisa melihat Waduk Sermo dikelilingi pepohonan di sekitarnya. Terdapat juga spot foto yang tak bisa diabaikan begitu saja, yakni di area Waduk Sermo dan di gardu pandang di atas bukit. Pada akhir pekan, Bukit ini ramai pengunjung. Ada baiknya, bila mengunjungi bukit ini pada pagi atau sore hari. Sebab, pada pagi hari, udara masih sangat segar disertai kabut tipis. Pengunjung dapat menghirup udara dalam-dalam untuk menambah nikmatnya suasana dan memanjakan mata dari atas gardu pandang. Sehingga, tidak hanya pemandangannya yang indah, udara yang segar juga membuat kita betah dan napas menjadi ringan. Nah, bila ingin memanjakan mata dengan pesona matahari terbenam, sebaiknya datang pada waktu sore hari. Dari ketinggian Bukit, sunset tampak menakjubkan. Tentu saja, akan sangat sayang apabila tidak diabadikan melalui foto. Bagi pengunjung yang ingin mengabadikan moment di Bukit Jangkang, pengelola menyediakan perlengkapan keamanan berupa tali. Bukit ini berada di Dusun Sermo Lor, Desa Hargowilis, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Akses untuk ke sana pun mudah karena jalan sudah bagus dan layak dilalui kendaraan. Namun, untuk menuju puncaknya, kita harus berjalan sekitar 5 hingga 10 menit dari tempat parkir. Harga tiketnya pun tidak mahal, yakni hanya sekitar 5.000,- rupiah per orang. Sedangkan, biaya parkirnya sebesar 2.000,- rupiah untuk sepeda motor dan 5.000,- rupiah untuk mobil. Fasilitas di Bukit Jangkang juga cukup lengkap, di antaranya tempat parkir, warung makan, gardu pandang, dan tempat duduk. Jika ingin berkunjung
Keindahan air terjun dan puncak bukit di Yogyakarta juga tidak bisa dilewatkan begitu saja. Salah satunya ialah Bukit Jangkang yang berada di Kulon Progo. Bukit yang ditumbuhi banyak pohon Jangkang ini dijadikan objek wisata sejak tahun 2017. Sebelumnya, pepohonan itu sempat ditebang. Namun, pada akhirnya menjadi tempat wisata yang memukau banyak orang. Bukit yang juga
Pesona Pantai Watu Lumbung di Gunungkidul, Yogyakarta tidak bisa dipandang sebelah mata. Selain keindahan khas pantai di Gunungkidul yang memiliki pasir putih dan berkarang, di pantai yang satu ini memiliki keunikan tersendiri. Keunikan itu terletak pada dua buah batu besar yang ada di tengah-tengah pantai. Jika diperhatikan secara saksama, Pantai ini mirip dengan Pantai Papuma yang ada di Jember, Jatim. Hanya saja, batu yang dimiliki oleh kedua pantai ini memiliki bentuk berbeda. Batu tersebut disebut juga dengan lumbung oleh warga sekitar karena bentuknya memang mirip lumbung padi. Sehingga, pantai ini diberi nama sesuai dengan bentuk lumbung padi tersebut, yakni Pantai Watu Lumbung. Pengunjung dapat melihat batu lumbung ini secara lebih dekat saat air laut surut. Karena batu ini terletak di 50 meter dari bibir pantai, sehingga batu ini tidak bisa dijangkau jika sedang pasang. Selain batu berbentuk lumbung, di pantai ini juga menyuguhkan keindahan alam lain berupa berbagai tanaman hijau yang tumbuh liar di sekitar pantai. Air yang biru dan jernih menambah keindahan Pantai ini. Pengunjung bisa bermain air, memancing, dan mandi di Pantai Watu Lumbung. Namun, mandi di sini hanya boleh dilakukan saat pantai tidak pasang. Tentunya, pengunjung dapat berfoto sesuka hati di pantai ini dengan tenang dan nyaman sepuasnya. Suasana yang masih cenderung sepi membuat gambar yang diambil benar-benar berlatar belakang pemandangan pantai yang indah dan alami. Di sini juga banyak pengunjung yang menghabiskan malam atau camping dengan rekan kuliah maupun rekan kerja. Sebagian besar, mereka mengejar pemandangan indah saat sunrise dan sunset. Pengunjung hanya dikenakan biaya 5.000 rupiah untuk masuk ke Pantai Watu Lumbung. Harga ini memang sudah menjadi standar untuk mengunjungi kawasan pantai yang ada di Gunungkidul. Sedangkan, biaya parkir adalah 3.000 rupiah untuk sepeda motor dan 5.000 rupiah untuk mobil. Bagi yang ingin berkemah, tentu saja harus membawa perlengkapan camping secara mandiri. Namun, untuk beberapa
Pesona Pantai Watu Lumbung di Gunungkidul, Yogyakarta tidak bisa dipandang sebelah mata. Selain keindahan khas pantai di Gunungkidul yang memiliki pasir putih dan berkarang, di pantai yang satu ini memiliki keunikan tersendiri. Keunikan itu terletak pada dua buah batu besar yang ada di tengah-tengah pantai. Jika diperhatikan secara saksama, Pantai ini mirip dengan Pantai Papuma
Bukan rahasia lagi jika Gunungkidul dikenal sebagai surganya pantai di Jogja. Hal ini tidak lain karena memang di bagian selatan Gunungkidul memiliki deretan pantai dengan keindahan yang luar biasa. Di sini terdapat banyak pantai, baik yang sudah terkenal maupun yang baru saja dikenal dan belum banyak dikunjungi wisatawan.Pantai Ngrenehan Belum lama ini, Gunungkidul kembali membuka destinasi wisata pantai baru untuk wisatawan. Salah satu pantai yang baru dikenalkan ini adalah Pantai Ngrenehan yang memiliki potensi wisata luar biasa indahnya. Nama Ngrenehan berasal dari bahasa Jawa, yaitu “reneh” yang berarti ajakan atau suruhan untuk datang ke sini. Setibanya di pantai ini, pengunjung langsung disambut dengan suasana klasik. Terlihat jelas pasir putih menghiasi tepi pantai dan ditambah dengan birunya air laut menambah suasana pantai begitu nyaman dan menenteramkan. Pemandangan tebing yang tinggi di setiap sisi pantai menambah lengkap keindahan Pantai Ngrenehan sehingga membuat pengunjung tidak cepat bosan. Di sini, pengunjung juga bisa melihat perahu yang biasa digunakan nelayan untuk mencari ikan. Perahu-perahu itu berjejer di tepi pantai dengan rapi. Pantai Ngrenehan tergolong curam, tetapi ombaknya tidak besar seperti ombak di pantai di Gunungkidul lainnya. Uniknya, pengunjung dapat menemukan bentuk pantai seperti teluk karena adanya kumpulan batu karang di pinggir pantai. Di sini juga banyak ditemukan cangkang berukuran kecil yang tersebar sehingga sekilas mirip dengan koral laut. Bonus yang diperoleh di pantai ini adalah pengunjung dapat melihat aktivitas warga sekitar, mulai dari persiapan melaut, menjual hasil tangkapan, hingga memperbaiki jaring ikan yang rusak. Selain itu, di sini juga terdapat pelelangan ikan, sehingga pengunjung dapat langsung membeli hasil tangkapan nelayan yang masih segar. Tentu saja, dengan harga yang lebih terjangkau jika dibandingkan beli di pasar atau supermarket. Untuk masuk ke Pantai Ngrenehan, pengunjung dikenakan biaya yang cukup terjangkau. Hanya diperlukan 5.000 rupiah per orang, pengunjung bisa menikmati keindahan yang ada di pantai ini. Selain biaya
Bukan rahasia lagi jika Gunungkidul dikenal sebagai surganya pantai di Jogja. Hal ini tidak lain karena memang di bagian selatan Gunungkidul memiliki deretan pantai dengan keindahan yang luar biasa. Di sini terdapat banyak pantai, baik yang sudah terkenal maupun yang baru saja dikenal dan belum banyak dikunjungi wisatawan.Pantai Ngrenehan Belum lama ini, Gunungkidul kembali membuka
Watu Ngadek adalah salah satu lokasi wisata di Jogja yang mulai banyak dikenal wisatawan. Wisata ini adalah berbasis alam dengan latar belakang pemandangan yang indah dan sempurna dari ketinggian. Berlokasi di Bantul, Watu Ngadek dapat ditemui tidak jauh dari Hutan Pinus Pengger. Penamaan wisata ini jika diartikan dalam bahasa Indonesia adalah batu yang berdiri. Penamaan lokasi wisata ini diambil dari keberadaan batu yang besar dan kuat di pinggir tebing. Jika diperhatikan secara saksama, kontur penyusun batu besar yang ada di wisata ini mirip dengan batu yang ada di Gunung Api Purba Nglanggeran. Dari sini, pengunjung dapat menikmati keindahan alam dari ketinggian. Pemandangan yang eksotis, alami, dan menarik dapat menjadi spot foto yang bagus bagi pengunjung. Pemandangan paling indah dapat ditemui pada pagi dan sore hari ketika matahari menyinari dengan malu-malu. Tidak heran jika banyak pengunjung yang rela datang pada waktu-waktu terbaik itu untuk menyaksikan keindahan alam ciptaan Yang Maha Kuasa. Perlu diketahui, bahwa Watu Ngadek menghadap ke arah barat, sehingga benar-benar menjadi spot melihat sunset yang sempurna. Selain itu, pada malam hari pengunjung dapat melihat keindahan suasana malam di kota Jogja dari ketinggian. Gemerlap lampu menambah keindahan dari spot ini. Pengunjung juga bisa berburu foto di antara jejeran pohon pinus yang tumbuh lurus dan menjulang tinggi. Tentu saja, hasil fotonya bakal bagus banget untuk menghiasi feed di media sosial maupun galeri di ponsel. Spot foto paling difavoritkan oleh pengunjung adalah di atas batu besar yang merupakan ikon wisata ini. Dari atas batu ini, pemandangan latar belakang sangat indah akan terlihat sempurna dan jelas. Pengunjung dapat berswafoto dengan aman dan nyaman karena pihak pengelola telah memberi pagar di sekeliling batu. Sehingga, keselamatan pengunjung tetap diutamakan selama mengambil foto maupun sekadar melihat keindahan alam. Tidak diperlukan biaya mahal untuk masuk ke wisata Watu Ngadek. Tiket yang harus dibayar hanya 2.500 per orang.
Watu Ngadek adalah salah satu lokasi wisata di Jogja yang mulai banyak dikenal wisatawan. Wisata ini adalah berbasis alam dengan latar belakang pemandangan yang indah dan sempurna dari ketinggian. Berlokasi di Bantul, Watu Ngadek dapat ditemui tidak jauh dari Hutan Pinus Pengger. Penamaan wisata ini jika diartikan dalam bahasa Indonesia adalah batu yang berdiri. Penamaan
Salah satu Wisata Alam di Yogyakarta yang berada di Gunungkidul adalah Watu Amben. Tepatnya, berada di salah satu Puncak Bukit Seribu, yakni di dekat Bukit Bintang. Nama wisata ini diambil dari Bahasa Jawa yang memiliki makna tempat tidur yang terbuat dari batu. Sesuai dengan namanya, di sini terdapat batu yang bentuknya mirip dengan tempat tidur atau ranjang. Uniknya, batu ini terletak di tepi jurang yang mana kedalaman jurang dapat mencapai ratusan meter. Karena masih tergolong baru, lokasi wisata ini belum banyak dikunjungi oleh wisatawan. Meskipun demikian, pemandangan yang disuguhkan tidak dapat dipandang sebelah mata. Pemandangan yang sangat indah dan menarik untuk dikunjungi menjadi rekomendasi pas bagi kalian yang ingin melepas penat. Sebelum dijadikan lokasi wisata, Watu Amben sering dijadikan tempat istirahat bagi petani yang sedang mencari pakan untuk ternak mereka. Tentu saja, tempat ini dipilih karena keindahan alamnya yang memukau sehingga bisa menghilangkan rasa capek setelah mencari rumput. Dari sini, kalian bisa melihat indahnya kota Jogja dari ketinggian. Saat cuaca sedang mendukung, kalian juga bisa melihat indahnya Gunung Merapi, Sumbing, dan Merbabu. Tak kalah menarik, sunset di sini juga terkenal sangat indah dan menawan. Udara yang sejuk dan pemandangan yang indah menjadi perpaduan sempurna bagi pengunjung yang ingin berwisata. Selain itu, lokasi ini juga sangat pas untuk berswafoto sebagai pelengkap koleksi di galeri ponsel maupun di media sosial. Tidak hanya siang hari, pengunjung juga bisa menangkap gambar pada malam hari. Lampu yang menghiasi kota Joga seperti bintang yang bertaburan di angkasa. Indah sekali tentunya. Di sini, pengunjung juga bisa menemukan beberapa gazebo yang dapat digunakan sebagai tempat untuk bersantai. Atau, dapat pula menikmati pemandangan indah ditemani makanan khas yang disediakan di warung sekitar Watu Amben. Kabar baiknya, pengunjung tidak dikenakan biaya untuk bisa menikmati keindahan alam dari Watu Amben ini. Tetapi, pengunjung perlu membayar parker 2.000 rupiah untuk motor dan
Salah satu Wisata Alam di Yogyakarta yang berada di Gunungkidul adalah Watu Amben. Tepatnya, berada di salah satu Puncak Bukit Seribu, yakni di dekat Bukit Bintang. Nama wisata ini diambil dari Bahasa Jawa yang memiliki makna tempat tidur yang terbuat dari batu. Sesuai dengan namanya, di sini terdapat batu yang bentuknya mirip dengan tempat tidur
Jika kita berkunjung ke suatu daerah, lokasi yang hampir selalu ada adalah Alun-Alun. Ya, tak terkecuali di Jogja, orang akan menemukan Alun-Alun di kota pelajar ini. Bahkan, Keraton Yogyakarta memiliki dua Alun-Alun, yaitu Alun-Alun Selatan (Kidul) dan Alun-Alun Utara. Sesuai namanya, Alun-Alun Utara terletak di sebelah utara Keraton, dan Alun-Alun Kidul terletak di sebelah selatan Keraton. Meskipun sama-sama alun-alun, tetapi keduanya berbeda secara fungsi. Alun-Alun Utara sering digunakan sebagai lokasi untuk mengadakan kegiatan besar yang bersifat massal diantaranya adalah setiap jumat sabtu diadakan Sodoran atau pertandingan menggunakan tombak tumpul kemudian menaiki kuda, kedua saling menyerang. Atau alun-alun utara juga digunakan Pepe atau protes kepada Raja atau Sultan dengan cara massa berkumpul di alun-alun dan berdiam diri, hingga raja mendatangi untuk menanyakan hal yang menjadi tuntutan masyarakat. Selain itu kegiatan massal lain adalah Rampog Macan sebuah pertunjukan beradu dengan hewan buas harimau. Fungsi lain tentunya Alun-Alun Utara lebih difungsikan sebagai pintu gerbang masuknya para tamu Sultan yang ingin menemui beliau, untuk itu dibangun bangunan-bangunan pendopo atau joglo yang berada di beberapa titik mengelilingi alun-alun utara, fungsinya adalah sebagai tempat transit untuk istirahat dikarenakan jaman dahulu perjalanan hanya menggunakan kuda atau jalan kaki. Sedangkan, Alun-Alun Kidul kabarnya digunakan untuk tempat istirahat bagi dewa dan untuk menenangkan hati. Selain itu, konon Alun-Alun Kidul dulu dijadikan lokasi untuk berlatih para prajurit keraton untuk persiapan perang dan pertahanan atau yang di sebut sebagai kegiatan Gladhi Yudha. 5 Aktivitas Seru yang bisa kamu lakuin di Alun-Alun Kidul 1. Aktivitas Seru dan Unik Masangin Berawal digunakan sebagai tempat melatih konsentrasi prajurit dengan mata tertutup, Alun-Alun Kidul memiliki mitos unik yang masih dipercaya hingga saat ini. Yaitu, jika ada orang yang dapat berjalan lurus melewati di antara dua pohon beringin, maka keinginannya akan terwujud atau kegiatan ini dikenal dengan Masangin. Untuk melakukan kegiatan ini tentunya Anda harus meggunakan
Jika kita berkunjung ke suatu daerah, lokasi yang hampir selalu ada adalah Alun-Alun. Ya, tak terkecuali di Jogja, orang akan menemukan Alun-Alun di kota pelajar ini. Bahkan, Keraton Yogyakarta memiliki dua Alun-Alun, yaitu Alun-Alun Selatan (Kidul) dan Alun-Alun Utara. Sesuai namanya, Alun-Alun Utara terletak di sebelah utara Keraton, dan Alun-Alun Kidul terletak di sebelah selatan
Apa hanya Pantai Glagah saja yang ada di Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta? Tentu saja tidak! Kulon Progo juga dikenal surganya pantai, selain di Gunungkidul dan Bantul. Selain Pantai Glagah, Kulon Progo memiliki banyak pantai lain yang tidak kalah indah, diantaranya Pantai Bugel, Pantai Congot dan Pantai Pasir Kadilangu. Pantai Pasir Kadilangu merupakan destinasi wisata yang banyak dikunjungi karena potensi keindahannya sangat memukau. Di sini, pengunjung tidak akan menjumpai pantai dengan pasir putih seperti di Gunungkidul. Pemandangan yang terlihat adalah hamparan mangrove yang hijau dan rindang, sehingga menyejukkan setiap mata yang memandangnya. Adanya tanaman mangrove di sini bukan hanya sebagai pemikat wisatawan, tetapi juga mahasiswa dan peneliti yang ingin meneliti untuk keperluan studi. Meskipun memiliki potensi wisata yang luar biasa, ternyata pengelolaan wisata ini belum ditopang oleh pemerintah. Hingga saat ini, pengelolaan dan pengembangan pantai baru dilakukan oleh warga sekitar. Namun, meskipun dikelola oleh warga, perkembangan Pantai Pasir Kadilangu tergolong pesat. Hasil dari pengelolaan ini pun dapat menopang kehidupan warga sekitar. Di sini, pengunjung dapat berkeliling hutan mangrove melewati jalan setapak yang terbuat dari kayu. Selain itu, pengunjung juga bisa menyewa perahu yang disewakan oleh warga sekitar. Jika ingin berkunjung, sebaiknya pada pagi dan sore hari. Karena, pada waktu-waktu inilah udara tidak terlalu panas, sehingga pengunjung dapat bersantai menikmati keindahan alam di hutan mangrove. Selain itu, pada sore hari, pengunjung dapat melihat indahnya sunset dengan latar belakang air di pantai dan langit yang indah. Bagi generasi milenial, di sini juga ada lho spot foto yang sengaja disediakan oleh warga sekitar agar pengunjung dapat mengabadikan momen liburan sepuasnya. Material untuk membangun spot foto ini adalah bambu yang dibentuk dengan unik. Sehingga, sangat bagus untuk menghasilkan foto terbaik. Beberapa bentuk spot foto yang bisa ditemui di sini adalah jembatan seperti yang ada di Queensboro Bridge di New York, kerang berukuran besar, rumah pohon,
Apa hanya Pantai Glagah saja yang ada di Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta? Tentu saja tidak! Kulon Progo juga dikenal surganya pantai, selain di Gunungkidul dan Bantul. Selain Pantai Glagah, Kulon Progo memiliki banyak pantai lain yang tidak kalah indah, diantaranya Pantai Bugel, Pantai Congot dan Pantai Pasir Kadilangu. Pantai Pasir Kadilangu merupakan destinasi wisata yang
Tidak dipungkiri bahwa Gunungkidul yang merupakan Kabupaten di Yogyakarta ini memiliki banyak sekali pantai yang indah dan sangat direkomendasikan untuk dikunjungi. Bahkan, salah satu acara bergengsi di Korea Selatan pernah memilih salah satu pantai di Gunungkidul untuk lokasi syuting. Ya, lokasi itu adalah Pantai Timang. Namun, selain wisata pantai, Gunungkidul juga dikenal dengan wisata puncak yang memang indah dan memukau. Baru-baru ini, dibuka wisata bukit yang menyuguhkan keindahan dari atas ketinggian, Bukit Parangendog. Meskipun belum terlalu dikenal, tetapi keindahannya tidak bisa dipandang sebelah mata. Potensi untuk wisatanya sangat tinggi. Bukit ini juga dikenal dengan nama lain, yaitu Bukit Paralayang dan Bukit Parangtritis. Karena, lokasinya berdekatan dengan Pantai Parangendog dan Pantai Parangtritis. Bukit ini disebut dengan Bukit Paralayang karena sering digunakan sebagai spot paralayang. Karena lokasinya yang sangat strategis, pengunjung dapat melihat sunset dari bukit ini. Bahkan, bukit ini merupakan spot terbaik bagi pengunjung yang ingin melihat sunset dengan indah dan jelas. Pemandangan sunset ini dipercantik dengan latar belakang berupa Pantai Parangtritis dari ketinggian yang terkenal luas itu. Pengunjung diharuskan menaiki anak tangga untuk sampai pada puncak bukit ini. Sesampainya di atas, pengunjung akan disambut dengan suara desiran ombak dan angin yang cukup kencang. Birunya air laut membuat mata siapa pun menjadi terpana. Sementara itu, di pemandangan lain yang berbeda akan ditemui di arah berlawanan dengan pantai. Pemandangan berupa bukit karang yang tinggi dan terlihat kokoh akan menyapa pengunjung. Bagi yang suka menantang adrenalin, pengunjung dapat merasakan sensasi bermain paralayang dari bukit ini hingga di atas laut lepas. Di sini juga ada pemandu yang siap mendampingi paralayang pemula. Sehingga, pengunjung tidak perlu khawatir. Paralayang ini lepas landas di Pucak Bukit Gupit dan area pendaratan berada di Pantai Parangkusumo dan Pantai Depok. Tentu saja menjadi sensasi tersendiri menikmati keindahan pantai dan laut dari ketinggian dengan paralayang. Untuk masuk ke Bukit Parangendog, pengunjung
Tidak dipungkiri bahwa Gunungkidul yang merupakan Kabupaten di Yogyakarta ini memiliki banyak sekali pantai yang indah dan sangat direkomendasikan untuk dikunjungi. Bahkan, salah satu acara bergengsi di Korea Selatan pernah memilih salah satu pantai di Gunungkidul untuk lokasi syuting. Ya, lokasi itu adalah Pantai Timang. Namun, selain wisata pantai, Gunungkidul juga dikenal dengan wisata puncak
Air Terjun Perawan Sidoharjo, ketika kalian mendengar nama itu pasti kalian akan beranggapan dan bertanya-tanya dalam hati, apa sih istimewanya air terjun ini sehingga dinamakan "Air Terjun Perawan Sidoharjo"? Sebelum kita bahas lebih dalam apa saja keistimewaannya, apakah kalian tahu Air Terjun ini terletak dimana? Yap seperti namanya Air Terjun Perawan Sidoharjo terletak di Dusun Gonolangu, Desa Sidoharjo, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo. Air Terjun ini tidak mudah untuk di cari, bahkan ketika dicari di Google Maps terkadang tidak mudah untuk ditemukan secara cepat, dan tidak sedikit wisatawan yang kebinggungan untuk mencari tempat ini. Nah disini akan dibahas terkait rute, akses jalan, fasilitas, harga tiket masuk dan keistimewaannya. So, jangan lewatkan ulasannya. Meskipun keberadaan Air Terjun ini terbilang masih membinggungkan, tetapi Air Terjun ini selalu menjadi sasaran empuk para wisatawan yang Tour ke Jogja. Rugi apabila tidak menyempatkan untuk berkunjung ke Air Terjun Perawan Sidoharjo ini. Rute Dari arah Kota Jogja menuju ke Air Terjun Perawan Sidoharjo kalian perlu menempuh jarak sekitar 30 km dengan lama perjalanan kurang lebih 1 jam. Dari Arah Yogyakarta menuju ke perempatan Ring Road Demak Ijo > Jalan Godean > Jembatan Sungai Progo > ada perempatan Nanggulan belok ke kanan ( ambil ke arah utara) > ada perempatan Dekso ambil arah ke kiri (menuju ke arah Samigaluh) > ada pertigaan di jalan menanjak > ambil kanan > MTs Sidoharjo > setelah Mts ambil kanan masuk jalan kecil di sebelahnya menuju ke > Air Terjun Perawan Sidoharjo. Harga Tiket masuk Saat anda berkunjung ke Air Terjun Perawan, anda tidak akan dikenakan biaya tiket masuk, hanya perlu membayar parkir, untuk kendaraan roda 2 dikenakan biaya 2.000 rupiah, sedangkan untuk kendaraan roda 4 dikenakan biaya 5.000 rupiah. Fasilitas untuk fasilitas disini terbilang masih sangat terbatas, parkiran, dan toilet, dan sebaiknya pengunjung mempersiapkan sendiri bekal yang akan dibawa
Air Terjun Perawan Sidoharjo, ketika kalian mendengar nama itu pasti kalian akan beranggapan dan bertanya-tanya dalam hati, apa sih istimewanya air terjun ini sehingga dinamakan “Air Terjun Perawan Sidoharjo”? Sebelum kita bahas lebih dalam apa saja keistimewaannya, apakah kalian tahu Air Terjun ini terletak dimana? Yap seperti namanya Air Terjun Perawan Sidoharjo terletak di Dusun