Yogyakarta memiliki banyak sekali destinasi wisata. Bisa dibilang Yogyakarta merupakan surganya destinasi wisata, karena Kota Wisata ini tidak pernah kehabisan destinasi wisata. Mulai dari wisata budaya, alam, edukasi, religi dan yang lainnya ada di kota ini. Tidak habis-habisnya tempat yang biasa saja kemudian disulap sedemikian rupa menjadi menarik dan dijual sebagai destinasi wisata. Salah satunya tempat yang disulap menjadi destinasi wisata yaitu Studio Alam Gamplong. Studio Gamplong Studio Alam Gamplong merupakan destinasi wisata yang mulai dibangun pada akhir 2017, tempat ini dibangun oleh Mooryati Soedibyo selaku pendiri sekaligus pemilik Mustika Ratu Group, destinasi wisata yang berdiri diatas lahan seluas dua hektar ini pada awalnya dibangun untuk keperluan shooting film Sultan Agung The Untold Story. Sekedar informasi saja film Sutan Agung merupakan film bergenre drama kolosial yang bercerita tentang perjuanagn Sultan Agung, film ini di sutradarai oleh sutradara kenamaan tanah air yaitu Hanung Bramantyo. Film yang juga dibintangi oleh Puteri Indonesia 2015 Anindya Putri ini mengambil setting abad ke 16 dan 17, lalu setelah dilakukan riset yang mendalam untuk lokasi syuting oleh pihak Hanung Bramantyo dan tim dari Mooryati Soedibyo maka terpilihlah Desa Wisata Gamplong sebagai lokasi syuting nya. Lokasinya yang masih asri menjadikan Desa Wisata Gamplong dirasa sebagai lokasi yang pas untuk pembuatan film ini, selanjutnya setelah terpilih sebagai lokasi syuting lahan seluas 2 hektar ini diubah menjadi kawasan Indonesia zaman dulu. Berbagai macam bangunan semi permanen yang mencerminkan kehidupan Bangsa Indonesia pada abad ke 16 dan 17 berdiri dikawasan ini, mulai dari Gerbang Keraton Karta Kerajaan Mataram, Pendopo Alit Keraton Karta, Pendopo Ageng Keraton Karta, Benteng Holandia atau Batavia, Kawasan Kampung Mataram, hingga Kampung Pecinan masa lampau ada di tempat ini. Bangunan – bangunan tersebut menjadi daya tarik utama dari tempat ini, nuansa Indonesia pada abad 16 & 17 an mejadi background foto yang menarik, selain itu masih banyak
Yogyakarta memiliki banyak sekali destinasi wisata. Bisa dibilang Yogyakarta merupakan surganya destinasi wisata, karena Kota Wisata ini tidak pernah kehabisan destinasi wisata. Mulai dari wisata budaya, alam, edukasi, religi dan yang lainnya ada di kota ini. Tidak habis-habisnya tempat yang biasa saja kemudian disulap sedemikian rupa menjadi menarik dan dijual sebagai destinasi wisata. Salah satunya
Jaman sekarang ngopi menjadi tren yang ada dikalangan anak-anak milenial. Menikmati kopi sambil berkumpul dengan teman-teman menjadi pilihan bagus di akhir pekan. Di tambah dengan tempatnya yang cozy dan instagramable tentu saja akan betah berlama-lama. Kali ini kami akan membahas salah satu tempat nongkrong minum kopi yang estetik. Namanya adalah Coffee Angkasa. Destinasi ini berada di Kulon Progo tepatnya di Bukit Pule Payung Kulon Progo. Coffee Angkasa sebenarnya spot terbaru Wisata Bukit Pule Payung yang merupakan spot ngopi sembari menikmati view perbukitan dari ketinggian. Wisata ini merupakan destinasi wisata di kawasan perbukitan menoreh Kulon Progo yang sampai sekarang masih populer. Apalagi ditambah dengan spot barunya yang bernama Coffee Angkasa ini, tentu membuat wisata Bukit Pule Payung semakin ramai pengunjung. Pesona Coffee Angkasa Coffee Angkasa merupakan salah satu tempat nongkrong baru yang berada di kabupaten kulon progo yogyakarta. tempat ini memiliki konsep kekinian yang menawarkan kenikmatan ngopi diatas Bukit Menoreh Kulon Progo. Tempatnya yang instragramable menjadikan tempat ini cepat ramai didatangi pengunjung. Cafe cantik ini menyuguhkan pemandangan indah berupa hamparan perbukitan dan waduk sermo nan eksotis. di cafe ini wisatawan dapat melihat sunset cantik sekaligus romantisnya malam hari penuh bintang. Sejauh mata memandang, wisatawan dapat melihat perbukitan yang masih hijau dan asri. Cafe ini memiliki konsep outdoor berupa panggung terbuka yang terbuat dari papan kayu, membuat wisatawan yang datang bisa ngopi saambil lesehan yang sudah dilengkapi dengan meja, karpet dan juga bean bag. Spot Coffee Angkasa ini berada di tepi jurang sehingga view yang terlihat adalah hamparan hutan dan pegunungan yang luas. Di samping itu suasana destinasi ini sangat sejuk dan asri sehingga membuat destinasi ini cocok untuk bersantai dan melepas penat. Fasilitas Coffee Angkasa Coffee Angkasa Jogja telah memiliki fasilitas yang cukup lengkap. Uniknya Coffee Angkasa Jogja juga memiliki area glamping alias glamour camping. Selain itu ada juga fasilitas umum seperti
Jaman sekarang ngopi menjadi tren yang ada dikalangan anak-anak milenial. Menikmati kopi sambil berkumpul dengan teman-teman menjadi pilihan bagus di akhir pekan. Di tambah dengan tempatnya yang cozy dan instagramable tentu saja akan betah berlama-lama. Kali ini kami akan membahas salah satu tempat nongkrong minum kopi yang estetik. Namanya adalah Coffee Angkasa. Destinasi ini berada
Campa.com- Jogja memiliki magnet yang kuat bagi mereka yang pernah mengunjungi Jogja. Suasana dan keindahannya melekat dihati semua orang, termasuk destinasi wisatanya. Aura tradisionalnya membuat semua orang nyaman dan ingin kembali ke Jogja. De Mangol merupakan obyek wisata baru di Jogja yang terletak di kawasan perbukitan Kabupaten Gunung Kidul. Tempat wisata ini menawarkan keindahan pesona alam khas perbukitan kota Jogja dari ketinggian yang dapat dinikmati wisatawan. Selain itu wisatawan dapat menikmati berbagai spot foto bertemakan gardu pandang. Gardu Pandang De Mangol memang terkenal menjadi salah satu tempat wisata hunting foto terbaru di Jogja. Jadi disana wisatawan tidak hanya disuguhi keindahan alamnya saja, namun wisatawan juga akan di hibur dengan berbagai spot foto. Gardu Pandang Mangol Kencana Jogja berada di dataran tinggi Jogja di antara persawahan yang tentunya memiliki udara yang sejuk dengan panorama yang indah. View alam perbukitan serta persawahan ditambah dengan kerlap-kerlip lampu sendu membuat suasana begitu menenangkan. Tak heran jika De Mangol Jogja ini menjadi tempat nongkrong favorit di Jogja para pasangan muda. Secara wisata De Mangol Jogja sangat indah dan romantis, tentunya sangat cocok untuk tempat kumpul bersama keluarga, komunitas, ataupun reunian yang kece. Destinasi ini berkonsep perpaduan tempat makan yang memiliki spot foto berlatar pemandangan alam kota Jogja dari ketinggian. Wisatawan disana akan disuguhi berbagai spot foto instagramable, spot foto tersebut antara lain gardu pandang, spot kursi keren, spot sepeda, spot foto kotak telephone dan masih banyak lagi lainnya. Pokoknya disetiap sudut De Mangol Jogja sangat cocok untuk mengabadikan momen dengan berswafoto. Tertarik? Selain spot foto De Mangol Jogja, tempat ini juga menyediakan berbagai menu makanan yang harganya terjangkau, tidak bikin kantong kering tentunya. Menu De Mangol Jogja sangat beragam dan pastinya tak mengecewakan lidah. Disamping itu fasilitasnya juga lengkap dan harga tiket masuk De Mangol Jogja juga murah. Fasilitasnya apa saja? Fasilitas De Mangol pastinya tidak terlepas
Campa.com– Jogja memiliki magnet yang kuat bagi mereka yang pernah mengunjungi Jogja. Suasana dan keindahannya melekat dihati semua orang, termasuk destinasi wisatanya. Aura tradisionalnya membuat semua orang nyaman dan ingin kembali ke Jogja. De Mangol merupakan obyek wisata baru di Jogja yang terletak di kawasan perbukitan Kabupaten Gunung Kidul. Tempat wisata ini menawarkan keindahan pesona alam
Ada yang tau lirik lagu ini? "Ademe gunung merapi purbo. Melu krungu swaramu ngomongke opo. Ademe gunung merapi purbo. Sing ning langgran Wonosari Jogjakarta." Begitu sepenggal lirik lagu 'Banyu Langit' karya Didi Kempot, yang mengambil cerita tentang Gunung Api Purba Nglanggeran berdampak postif bagi perkembangan wisata di sana. Gunung Nglanggeran adalah sebuah gunung di Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Gunung ini merupakan suatu gunung api purba yang terbentuk sekitar 0,6-70 juta tahun yang lalu atau yang memiliki umur tersier (Oligo-Miosen). Gunung Nglanggeran memiliki batuan yang sangat khas karena didominasi oleh aglomerat dan breksi gunung api. Bagaimana sejarahnya? Bukit Nglanggeran konon merupakan tempat menghukum warga desa yang ceroboh merusak wayang. Asal kata nglanggeran adalah nglanggar yang mempunyai arti melanggar. Pada ratusan tahun yang lalu, penduduk desa sekitar mengundang seorang dalang untuk mengadakan pesta syukuran hasil panen. Akan tetapi para warga desa melakukan hal ceroboh. Mereka mencoba merusak wayang si dalang. Dalang murka dan mengutuk warga desa menjadi sosok wayang dan dibuang ke Bukit Nglanggeran. Ada beberapa bebatuan besar yang menurut cerita warga sekitar digunakan untuk tempat pertapaan warga. Warga sekitar mengatakan bahwa menurut kepercayaan, Gunung Nglanggeran dijaga oleh Kyai Ongko Wijoyo serta tokoh pewayangan Punokawan. Pada malam tahun baru Jawa atau Jumat Kliwon, beberapa orang memilih semadi di pucuk gunung. Di Gunung Nglanggeran ini pula warga pernah menemukan arca mirip Ken Dedes. Bukit Nglanggeran konon merupakan tempat menghukum warga desa yang ceroboh merusak wayang. Asal kata nglanggeran adalah nglanggar yang mempunyai arti melanggar. Pada ratusan tahun yang lalu, penduduk desa sekitar mengundang seorang dalang untuk mengadakan pesta syukuran hasil panen. Akan tetapi para warga desa melakukan hal ceroboh. Mereka mencoba merusak wayang si dalang. Dalang murka dan mengutuk warga desa menjadi sosok wayang dan dibuang ke Bukit Nglanggeran. Ada beberapa bebatuan besar yang menurut cerita warga sekitar digunakan untuk tempat pertapaan warga.
Ada yang tau lirik lagu ini? “Ademe gunung merapi purbo. Melu krungu swaramu ngomongke opo. Ademe gunung merapi purbo. Sing ning langgran Wonosari Jogjakarta.” Begitu sepenggal lirik lagu ‘Banyu Langit’ karya Didi Kempot, yang mengambil cerita tentang Gunung Api Purba Nglanggeran berdampak postif bagi perkembangan wisata di sana. Gunung Nglanggeran adalah sebuah gunung di Daerah
Salah satu pantai yang dibuka baru-baru ini ialah Pantai Watu Lawang. Pantai ini diapit oleh dua pantai, di sebelah baratnya ada pantai Indrayanti, sedangkan di sebelah timurnya terdapat Pantai Pok Tunggal. Bebatuan karang yang berpadu dengan pasir yang putih bersih merupakan daya tarik Pantai Watu Lawang. Dinamakan Watu lawang karena adanya gua batu yang biasanya digunakan oleh warga setempat untuk upacara adat sadranan atau nyadran. Nyadran ialah upacara adat yang pelaksanaannya sesuai kalender Islam, yakni pada bulan Sya’ban. “Watu” merupakan kata dari bahasa Jawa yang bermakna batu, sedangkan “lawang” bermakna pintu. Jadi, “watu lawang” berarti baru yang mirip pintu. Nah, pintu batu itu hanya dibuka dan dimasuki pada saat pelaksanaan upacara nyadran. Masyarakat sekitar Pantai Watu Lawang percaya bahwa konon, gua tersebut merupakan bekas jejak prabu Brawijaya IV. Pantai ini pun terbagi menjadi dua; bagian timur gua dengan area yang luas, sedangkan pada bagian barat dengan area tidak terlalu luas. Hal yang hanya bisa dijumpai Pantai Watu Lawang ialah cekungan-cekungan pada batu karang. Cekungan ini merupakan tempat tinggal ikan-ikan kecil yang cantik. Selain itu, pengunjung bisa kamping di pantai ini. Namun, semua peralatan dan kebutuhan dipersiapkan sendiri, ya. Sebab, pantai ini belum menyiapkan tempat persewaan peralatan kamping. Ingin melihat lautan luas? Pengunjung bisa melihat hal itu dari gardu pandang atau gazebo yang berada di atas batu karang. Di tempat ini, pengunjung juga bisa berfoto mengabadikan moment bersama rekan maupun keluarga. Tidak hanya gazebo, ada pula jembatan bambu yang membuat suasana semakin alami dan eksotis. Namun, ada baiknya pengunjung berhati-hati ketika menyeberang ke karang atau gazebo. Sebab, ombak yang besar sangat berbahaya. Bagi pencinta mentari pagi dan penikmat senja, bisa, lho, mengunjungi Pantai Watu Lawang pada pagi maupun sore hari. Sebab, suasananya memang mendukung bagi pemburu sunset dan sunrise. Pantai ini berada di Kecamatan Tepus,
Salah satu pantai yang dibuka baru-baru ini ialah Pantai Watu Lawang. Pantai ini diapit oleh dua pantai, di sebelah baratnya ada pantai Indrayanti, sedangkan di sebelah timurnya terdapat Pantai Pok Tunggal. Bebatuan karang yang berpadu dengan pasir yang putih bersih merupakan daya tarik Pantai Watu Lawang. Dinamakan Watu lawang karena adanya gua batu yang
Pantai Slili berdekatan dengan pantai yang berada di Gunungkidul lainnya, seperti Pantai Sadranan dan Pantai Krakal yang dipisahkan oleh dua buah bukit. Pantai ini terbilang mungil, hanya memiliki luas sekitar 100 meter persegi. Walaupun ukurannya kecil, keindahan pantai ini tidak kalah dari pantai lainnya. Selain itu, suasana tenang karena belum banyak pengunjung sangat cocok untuk pengunjung yang ingin menikmati suasana tanpa keramaian dan me-refresh pikiran. Lantaran berada dekat dengan Pantai Sadranan, Pantai Slili pun menawarkan hal yang sama, yaitu snorkeling. Pengunjung bisa menyewa peralatan snorkeling dengan harga yang tak terlalu mahal. Dengan begitu, pengunjung bisa menikmati keindahan bawah laut yang menakjubkan. Menarik, bukan? Ternyata, Pantai Slili memiliki nama lain, yakni Pantai Watu Lawang dan Slili Love. Dinamakan Watu Lawang karena ada bukit karang yang di bagian bawahnya terdapat sebuah lubang mirip pintu. Sedangkan, diberi nama Slili Love karena terdapat hiasan dari bunga plastik berbentuk hati yang di tengahnya tertulis “Slili Beach”. Nah, hiasan ini termasuk salah satu spot foto yang menarik, selain spot foto bunga sakura. Berbagai aktivitas dapat dilakukan di Pantai Slili, di antaranya bermain pasir dan air di pinggir pantai, berfoto, menikmati kuliner laut di warung dekat pantai, bahkan sekadar bersantai di gazebo yang telah disediakan oleh pengelola. Selain itu, pengunjung juga bisa melakukan tracking dengan mendaki bukit yang memisahkan pantai Slili dan Krakal. Bukit Kobengan yang berada di sebelah timur pantai ini juga bisa dinaiki. Dari atas bukit ini, panorama pantai dan sekitarnya bisa kita nikmati keindahannya.Pantai Slili Gunung Kidul Pantai Slili berada di Jalan Pantai Krakal, Tepus, Gunungkidul, DIY. Untuk memasuki pantai ini, pengunjung dikenakan biaya sebesar 10.000,- rupiah. Harga itu sudah termasuk untuk memasuki pantai lain di sekitarnya, lho. Nah, untuk biaya parkir, pengunjung harus membayar sebesar 2.000,- rupiah untuk sepeda motor, 5.000,- rupiah untuk mobil, dan 15.000,- rupiah untuk bus. Sedangkan, fasilitas pantai ini,
Pantai Slili berdekatan dengan pantai yang berada di Gunungkidul lainnya, seperti Pantai Sadranan dan Pantai Krakal yang dipisahkan oleh dua buah bukit. Pantai ini terbilang mungil, hanya memiliki luas sekitar 100 meter persegi. Walaupun ukurannya kecil, keindahan pantai ini tidak kalah dari pantai lainnya. Selain itu, suasana tenang karena belum banyak pengunjung sangat cocok untuk
campatour.com- Pantai Seruni sangat cocok untuk berlibur tanpa keramaian. Nama seruni diambil dari nama bunga, yakni bunga seruni atau Chrysanthemun/Chrysous yang berarti emas. Pantai ini masih sepi, sehingga masih terkesan alami. Bagi masyarakat perkotaan atau pekerja kantoran, tentunya suasana seperti ini sangat membantu me-refresh pikiran. Pantai yang berada di Gunungkidul ini termasuk bersih. Dan, salah satu daya tariknya berupa gemericik air pada saat musim hujan dan hamparan pasir seluas sekitar 500 meter. Beberapa celah batu pada air terjun di Pantai Seruni ini telah dipasang pipa-pipa pralon. Sebab, dari celah-celah batu tersebut, keluarlah air tawar yang bersih, sehingga dapat memenuhi kebutuhan air bersih warganya. Ombak di Pantai ini besar dan dapat mencapai bagian pasir pantai pada waktu dan musim tertentu. Padahal, biasanya atau pada saat ombak tenang, dasar karang pantai akan tampak indah. Pada saat ombak tinggi, tentu saja pengunjung dilarang untuk berenang. Nah, ada baiknya, hal ini tidak dilanggar, ya? Hal ini demi keselamatan para pengunjung karena sangat berbahaya. Bila kebetulan mengunjungi Pantai Seruni pada saat ombak sedang tinggi, pengunjung yang bermain air di pantai harus tetap waspada karena ombak besar dapat menyeret sewaktu-waktu. Pada saat ombak tenang, Pantai Seruni mempunyai view pemandangan yang eksotis. Para pengunjung tidak akan tahan untuk tidak berfoto dengan latar belakang pemandangan pantai dengan bebatuan karang yang cantik. Air terjun yang keluar dari tebing juga menarik. Pengunjung bisa bermain-main di sana. Daya tarik lainnya ialah pemandangan dari bawah tebing atau di bawah pohon yagn berada di pantai ini. Pada pagi hari, pengunjung bisa menikmati sinar mentari pagi dan udara pantai yang segar. Sedangkan, pada sore hari, keindahan senja dari laut lepas pun memanjakan suasana. Pantai Seruni berlokasi di Desa Tepus, Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta. Harga retribusi untuk masuk Pantai Seruni sebesar 10.000,- rupiah per orang. Harga ini termasuk retribusi untuk wisata lainnya, di antaranya
campatour.com– Pantai Seruni sangat cocok untuk berlibur tanpa keramaian. Nama seruni diambil dari nama bunga, yakni bunga seruni atau Chrysanthemun/Chrysous yang berarti emas. Pantai ini masih sepi, sehingga masih terkesan alami. Bagi masyarakat perkotaan atau pekerja kantoran, tentunya suasana seperti ini sangat membantu me-refresh pikiran. Pantai yang berada di Gunungkidul ini termasuk bersih. Dan, salah
Siapa yang tak mengakui keindahan pantai di Gunungkidul, Yogyakarta. Salah satu pantai yang diperhitungkan di daerah tersebut ialah Pantai Parang Endog. Nama Parang Endog berasal dari bahasa Jawa, yakni kata “parang” yang berarti batu karang dan “endog” yang berarti telur. Hal ini karena konon di sekitar pantai ini ditemukan bebatuan seperti telur. Di Pantai Parang Endog, terdapat banyak batu besar yang menyerupai telur. Selain itu, pengunjung akan dimanjakan dengan pemandangan perbukitan hijau yang merupakan bagian dari dataran tinggi Pegunungan Seribu. Ada pula tebing tinggi di pinggir pantai yang disebut Tebing Pantai Parang Endog, padahal bernama asli Tebing Watugupit. Daya Tarik Pantai Parang Endog yang Tak Sekedar Menikmati Senja Dengan arus laut yang relatif tenang, Pantai Parang Endog sangat mendukung untuk kegiatan melaut, memancing, maupun aktivitas lainnya di pinggir pantai. Nah, hal yang lebih menarik, setelah memancing, pengunjung bisa langsung membakar ikan, lalu menyantapnya. Suasana yang sangat alami, bukan? Hal yang tidak bisa tidak dilakukan di pantai kebanyakan ialah berenang di tepi pantai. Nah, di Pantai Parang Endog ini pun bisa dilakukan. Namun, pengunjung harus berhati-hati dan tidak berenang ke tengah pantai karena terlalu berbahaya. Selain itu pengunjung bisa menikmati pemandangan biota laut, seperti ikan-ikan cantik, kerang, dan rumput laut. Bagi pencinta oleh raga yang memacu adrenalin, pantai ini menawarkan spot untuk olah raga. Apa saja olah raga tersebut? Paralayang Hal ini didukung dengan adanya tebing-tebing yang menjulang tinggi dan menjorok ke laut. Angin di sekitar pantai pun relatif stabil, lho. Hal ini sangat menunjang olah raga ini. Hal penting lainnya ialah ketika melakukan aktivitas ini, ada baiknya memakai peralatan standar dan didampingi orang yang sudah profesional. Paralayang Parang Endog via: pantainesia.com Baca Juga: Paket Tour Jogja 2D1N Pantai Teras Kaca dan Watu Payung Panjat Tebing Dengan kontur perbukitan batuan karst. Panjat tebing sangat diburu bagi penggemar olah raga ketinggian. Ada
Siapa yang tak mengakui keindahan pantai di Gunungkidul, Yogyakarta. Salah satu pantai yang diperhitungkan di daerah tersebut ialah Pantai Parang Endog. Nama Parang Endog berasal dari bahasa Jawa, yakni kata “parang” yang berarti batu karang dan “endog” yang berarti telur. Hal ini karena konon di sekitar pantai ini ditemukan bebatuan seperti telur. Di Pantai Parang
Berwisata menikmati keindahan alam melalui ketinggian memang tak membosankan. Untuk hal satu ini, Kabupaten Bantul lah destinasi yang sempurna. Di kabupaten ini, terdapat objek wisata bernama Watu Goyang. Asal nama Watu Goyang berasal dari bahasa Jawa yang berarti batu yang bergoyang. Konon, tepatnya di puncaknya, terdapat sebuah batu yang bisa bergoyang ketika disentuh atau didorong. Namun, batu yang sejak ratusan tahun lalu ada ini tidak pernah roboh ketika disentuh atau dipanjat. Walaupun begitu, pengelola melarang keras para pengunjung untuk memanjat batu ini. Sebab, tentu saja ini sangat berbahaya! Hal unik lainnya dari Watu goyang ialah strukturnya yang memuat banyak tonjolan yang unik. Bahkan karena keindahan dan keunikan alamnya Presiden Jokowi pun, pernah datang ke lokasi ini sekedar melepas penat dan ikut mengabadikan momen indah di lokasi Watu Goyang, bersama Ibu Iriana dan Keluarga. Bagi Anda tentunya rugi besar jika melewatkan lokasi yang satu ini, apalagi jika sudah sampai Jogja tidak mampir. Apa Yang Bisa di Lakukan? 1 Melihat Hamparan Alam Jogja dari Ketinggian Pengunjung bisa melihat pesona Gunung Merapi dan keindahan alam hijau sekitarnya. Ini sangat cocok untuk melepas penat dari segala aktivitas harian yang membosankan di perkotaan. Di puncak Watu Goyang ini, udara sejuk menguar, terutama pada pagi hari. Pada siang hari, udara panas akan terbantu dengan embusan angin yang membuat badan lebih segar dan nyaman. Baca Juga: Paket Tour Jogja Murah, Terlengkap, dan Terbaik 2020 2 Berburu Sunset dan Berburu Momen Pagi dari Ketinggian Jika datang pada pagi hari, maka pengunjung bisa melihat kabut menyelimuti tempat ini. Sehingga, seperti negeri di atas awan. Lantaran berkabut, tentu saja pengunjung tidak dapat menikmati sunrise. Hal ini menjadikan foto Anda lebih dramatis karena kabut. Namun, pada waktu sore hari, pengunjung bisa melihat pemandangan yang luar biasa mempesona. Ya, sunset yang sempurna karena Puncak Watu Goyang terletak persis ke arah barat. 3.
Berwisata menikmati keindahan alam melalui ketinggian memang tak membosankan. Untuk hal satu ini, Kabupaten Bantul lah destinasi yang sempurna. Di kabupaten ini, terdapat objek wisata bernama Watu Goyang. Asal nama Watu Goyang berasal dari bahasa Jawa yang berarti batu yang bergoyang. Konon, tepatnya di puncaknya, terdapat sebuah batu yang bisa bergoyang ketika disentuh atau didorong.
Lagi-lagi wisata air terjun. Ya, air terjun di Daerah Istimewa Yogyakarta memang menarik dan tak habis dieksplorasi. Nah, air terjun yang sedang ramai dibicarakan sekarang adalah Air Terjun Randusari. Di dekat air terjun ini, terdapat pohon besar, yakni pohon randu atau kapuk. Oleh karena itu, air terjun ini dinamakan Randusari. Sedangkan, kata “sari” berasal dari bahasa Jawa yang berarti utama. Dahulu, air di tempat ini dimanfaatkan oleh warga sekitar sebagai sumber air bersih. Lambat laun, air terjun ini dijadikan tempat wisata karena potensinya memang besar. Dengan ketinggian sekitar 15 meter, suara gemericik pun tercipta dari Air Terjun Randusari. Dipandu dengan suasana yang segar dan pemandangan yang hijau, pengunjung dapat bermain-main sepuas hati. Sebab, kedalaman air terjun ini hanya sekitar satu hingga dua meter. Namun, pengunjung harus tetap berhati-hati karena batu-batu di sekitar tempat ini licin. Selain itu, pengunjung bisa bersantai menggunakan hammock. Daya tarik lain dari Air Terjun Randusari ialah dua air terjun yang mengalir bersebelahan seperti air terjun kembar. Mata air Ngreboh menjadi mata air dari mata air Ngreboh. Nah, mata air ini biasa digunakan untuk memenuhi kebutuhan pengairan warga di sekitarnya. Pada musim kemarau pun, mata air ini tidak mengering, tetapi cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sekitarnya. Berada di atas hammock sembari merasakan angin yang sepoi dan menikmati gemericik air membuat pengunjung merasa tenang. Selain itu, bisa juga berfoto ria, mengabadikan moment yang belum tentu bisa terulang. Air Terjun ini berada di Dusun Rejosari, Desa Jatimulyo, Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Namun Air Terjun ini lumayan jauh dari pusat Kota Yogyakarta. Dengan biaya masuk sebesar 2.000,- rupiah per orang, pengunjung bisa menikmati keindahan air terjun ini. Untuk biaya parkir, pengujung dikenai biaya sebesar 2.000,- rupiah untuk motor dan 5.000,- rupiah untuk mobil. Fasilitas air terjun ini pun cukup memadai, di antaranya gazebo, toilet umum, tempat sampah, dan warung
Lagi-lagi wisata air terjun. Ya, air terjun di Daerah Istimewa Yogyakarta memang menarik dan tak habis dieksplorasi. Nah, air terjun yang sedang ramai dibicarakan sekarang adalah Air Terjun Randusari. Di dekat air terjun ini, terdapat pohon besar, yakni pohon randu atau kapuk. Oleh karena itu, air terjun ini dinamakan Randusari. Sedangkan, kata “sari” berasal dari