Destinasi wisata alam berupa air terjun atau curug dapat ditemui di Daerah Istimewa Yogyakarta. Tidak hanya berjumlah satu atau dua, kota yang dijuluki sebagai kota pelajar ini memiliki banyak sekali curug atau air terjun. Air terjun dapat ditemui hampir di semua kabupaten yang ada di DIY. Salah satu air terjun yang tidak pernah sepi dari pengunjung adalah Curug Siluwok yang terletak di Kabupaten Kulonprogo. Curug Siluwok memiliki ketinggian sekitar 20 meter dari sungai yang menampung airnya. Meskipun memiliki tergolong cukup tinggi, namun debit airnya tidak deras. Sehingga, curug ini aman digunakan untuk bermain air maupun mandi bagi pengunjung. Pengunjung dapat bermain air dan mandi di kolam yang ada di sungai bawah air terjun. Berenang di kolam ini adalah salah satu kegiatan paling menyenangkan yang dipilih oleh pengunjung. Kedalaman kolam pun juga sangat aman bagi pengunjung, yang mana kolam tersebut tidak terlalu dalam. Selain untuk berenang dan bermain air, pengunjung juga dapat memanfaatkan pemandangan yang indah di Curug Siluwok untuk berfoto ria. Pemandangannya melukiskan keindahan alam yang alami dan asri. Jika ingin mendapat pemandangan air jernih dari curug, maka sebaiknya pengunjung datang pada saat musim kemarau. Namun, jika ingin mendapatkan pemandangan yang lebih hijau, segar, serta air keruh, maka pengunjung dapat mengunjungi curug pada musim hujan. Bagi yang suka berenang dan bermain air, adanya batu dan tebing di sekitar sungai dapat dijadikan sebagai spot untuk loncat dari ketinggian. Sehingga, selain berenang di dalam air, pengunjung juga dapat merasakan sensasi loncat dari ketinggian dan menikmati keindahan alam secara bersamaan. Curug Siluwok berlokasi di pinggir hutan yang sebagian besar sudah dialihfungsikan sebagai lahan perkebunan dan pertanian oleh warga sekitar. Sehingga, air sungai dari curug ini juga dialirkan ke perkebunan dan pertanian warga sekitar. Jika kalian ingin mengunjungi Curug Siluwok, sebaiknya memakai sandal gunung. Karena untuk mencapai curug, pengunjung harus berjalan kaki dari tempat
Destinasi wisata alam berupa air terjun atau curug dapat ditemui di Daerah Istimewa Yogyakarta. Tidak hanya berjumlah satu atau dua, kota yang dijuluki sebagai kota pelajar ini memiliki banyak sekali curug atau air terjun. Air terjun dapat ditemui hampir di semua kabupaten yang ada di DIY. Salah satu air terjun yang tidak pernah sepi dari
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta selain dikenal sebagai kota pelajar, juga dikenal sebagai daerah tujuan wisata. Destinasi wisata sejarah, budaya, kuliner, kekinian, hingga wisata alam. Salah satu wisata alam yang menonjol di Jogja adalah desa wisata. Desa wisata banyak ditemukan di setiap Kabupaten di Jogja. Salah satunya adalah Desa Wisata Kelor. Desa Wisata ini terletak di Kabupaten Sleman, DIY. Seperti desa wisata pada umumnya, Desa Wisata Kelor menawarkan suasana desa yang asri, damai, indah, dan penuh budaya. Di sini, umumnya masyarakat bekerja sebagai petani, peternak, dan juga ada yang budidaya jamur. Tanaman yang tertata rapi dan indah langsung menyambut siapa pun yang datang. Penduduknya sangat ramah dan lingkungan benar-benar dijaga senyaman mungkin agar pengunjung betah berlama-lama di desa ini. Yang membuat Desa Wisata Kelor semakin lengkap adalah adanya sungai yang airnya sangat jernih dan udaranya yang sejuk. Melalui sungai ini, pengunjung dapat berkeliling desa dengan menyusurinya. Kicauan burung di sekitar sungai menambah suasana asri pedesaan yang damai. Selain pemandangan desa yang begitu memukau, pihak pengelola juga menyediakan beberapa fasilitas yang dapat digunakan oleh pengunjung. Beberapa diantaranya adalah area untuk perkemahan yang disediakan khusus bagi organisasi atau kelompok yang ingin berkemah, berkegiatan, sekaligus berwisata. Selain itu, ada pula lokasi khusus untuk kegiatan outbond yang tentu saja mengusung tema-tema pedesaan. Salah satu wahana outbond yang banyak diminati adalah flaying fox. Desa Wisata Kelor juga menyediakan rumah joglo yang dibangun di tengah kerumunan rumah penduduk di Desa tersebut. Desain rumah joglo tersebut sangat tradisional karena terbuat dari kayu jati dengan gaya Jawa. Rumah ini disewakan bagi para pengunjung yang ingin berwisata dan menginap. Selain rumah joglo, ada pula homestay yang juga disewakan untuk pengunjung. Untuk berkunjung ke Desa Wisata Kelor tidak dikenakan biaya. Namun, jika ingin menikmati sensasi outbond, pengunjung dikenakan tarif sesuai dengan paket yang ditawarkan. Tarifnya bermacam-macam dan dapat disesuaikan pula dengan
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta selain dikenal sebagai kota pelajar, juga dikenal sebagai daerah tujuan wisata. Destinasi wisata sejarah, budaya, kuliner, kekinian, hingga wisata alam. Salah satu wisata alam yang menonjol di Jogja adalah desa wisata. Desa wisata banyak ditemukan di setiap Kabupaten di Jogja. Salah satunya adalah Desa Wisata Kelor. Desa Wisata ini terletak di
Pecinta traveling pasti setuju jika Jogja memiliki banyak destinasi wisata yang beragam. Semuanya menarik untuk dikunjungi dan selalu memikat hati para pengunjungnya. Destinasi wisata yang dapat dikunjungi mulai dari yang sudah sangat dikenal hingga yang masih baru dan diresmikan. Bahkan, ada pula destinasi wisata yang belum banyak campur tangan pihak pengelola, sehingga begitu alami dan asri. Salah satu lokasi wisata yang menarik untuk dikunjungi dan masih alami adalah Goa Jepang Bantul. Goa ini memiliki pemandangan alam yang luar biasa dan mempesona. Letak Goa Jepang Bantul sekitar 400-500 meter di atas permukaan laut. Uniknya, Goa ini dibangun dari bahan beton yang kuat, sehingga sampai saat ini masih berdiri dengan kokohnya. Berlokasi di Bukit Pundong, Goa Jepang Bantul juga dikenal dengan Goa Jepang Pundong. Dari Goa ini pula, pengunjung dapat menikmati keindahan Pantai Parangtritis dari ketinggian. Suasananya yang sejuk dan indah, ditambah hembusan angin dari laut yang sepoi-sepoi membuat banyak pengunjung betah berlama-lama di Gua Jepang Bantul hanya sekadar duduk dan menikmati keindahan alam. Akses untuk menuju Goa Jepang Bantul cukup mudah untuk dilalui. Namun, tidak dipungkiri bahwa untuk mencapai Goa ini, pengunjung harus berhati-hati karena jalan yang dilalui berupa tanjakan dan tikungan yang cukup tajam. Alamat lengkap Goa Jepang Bantul adalah berlokasi di Desa Seloharjo, Kecamatan Pundong, Kabupaten Bantul. DIY. Saat ini, belum dikenakan biaya untuk masuk ke kawasan Goa Jepang ini. Dengan demikian, kalian dapat dengan puas mengakses Goa, baik untuk liburan maupun menggali sisa sejarah zaman Jepang menduduki Indonesia dulu. Namun, jika pengunjung ingin mengambil foto untuk kenang-kenangan, dikenakan biaya sebesar 3.000. Sedangkan, biaya lain yang harus kalian keluarkan adalah untuk jasa parkir, yakni 2.000 untuk motor dan 5.000 untuk mobil. Di sepanjang perjalanan menuju Goa ini, kalian akan disuguhkan pemandangan alam yang luar biasa indah. Hijaunya deretan sawah dan pepohonan menyambut sepanjang mata memandang. Sehingga, kesan dan suasana
Pecinta traveling pasti setuju jika Jogja memiliki banyak destinasi wisata yang beragam. Semuanya menarik untuk dikunjungi dan selalu memikat hati para pengunjungnya. Destinasi wisata yang dapat dikunjungi mulai dari yang sudah sangat dikenal hingga yang masih baru dan diresmikan. Bahkan, ada pula destinasi wisata yang belum banyak campur tangan pihak pengelola, sehingga begitu alami dan
Museum Gunung Merapi merupakan destinasi wisata yang menarik dan unik untuk dikunjungi. Seperti museum pada umumnya, museum ini menyimpan berbagai benda bersejarah. Namun, di sini khusus untuk menyimpan berbagai hal berkaitan dengan Gunung Merapi. Semua hal yang berkaitan dengan Gunung Merapi terdapat di museum ini dan terawat dengan baik. Berbagai benda yang disimpan di dalam Museum ini dapat dijadikan objek wisata maupun kajian bagi pengunjung. Oleh karena itu, para orang tua sangat direkomendasikan mengajak buah hati untuk mengunjungi museum ini jika berkunjung ke Jogja. Destinasi ini dapat ditemukan sekitar 5 km dari destinasi wisata Kaliurang dan diresmikan pada tanggal 1 Oktober 2009 oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral bernama Purnomo Yusgiantoro. Dibangun di atas lahan seluas 3,5 hektar, museum ini memiliki banyak fungsi. Salah satunya adalah sebagai tempat pengenalan, pendidikan, dan pengetahuan tentang Gunung Merapi yang meliputi sejarah maupun secara struktural. Melalui museum ini pula, pengunjung diajak mengenali gunung api pada umumnya serta potensi manfaat dan bahaya yang ditimbulkan oleh Gunung Merapi maupun gunung api pada umumnya. Di sini pula, pengunjung dapat menemukan koleksi gambar, foto, maupun video tentang bencana alam akibat aktivitas Gunung Merapi, misalnya gempa, erupsi, dan letusan. Museum yang terletak di Kabupaten Sleman ini memiliki dua lantai. Lantai pertama, diisi dengan koleksi foto erupsi Gunung Merapi hingga alat yang digunakan untuk mengamati aktivitas Gunung Merapi, misalnya seismograf, komputer, dan radio. Sedangkan, di lantai dua pengunjung dapat melihat replika Gunung Merapi dari atas. Di lantai ini juga terdapat beberapa alat peraga bencana akibat aktivitas Gunung Merapi. Selain itu, pengunjung juga dapat menikmati bioskop yang menampilkan film dokumentasi yang berjudul “Mahaguru Merapi”. Biasanya, lantai dua juga dijadikan spot foto bagi pengunjung yang ingin mengabadikan momen liburan di Museum Gunung Merapi. Beberapa spot foto sangat menarik untuk dijadikan latar belakang. Pengunjung juga dapat menikmati sensasi lava tour, yakni menyusuri
Museum Gunung Merapi merupakan destinasi wisata yang menarik dan unik untuk dikunjungi. Seperti museum pada umumnya, museum ini menyimpan berbagai benda bersejarah. Namun, di sini khusus untuk menyimpan berbagai hal berkaitan dengan Gunung Merapi. Semua hal yang berkaitan dengan Gunung Merapi terdapat di museum ini dan terawat dengan baik. Berbagai benda yang disimpan di dalam
Sudah lama diketahui bahwa Jogja adalah salah satu tujuan wisata sejarah yang menarik untuk dikunjungi. Salah satu lokasi wisata sejarah yang wajib dikunjungi adalah Museum Monumen Pangeran Diponegoro. Di sini, pengunjung dapat melihat dan mengetahui berbagai barang peninggalan Pangeran Diponegoro saat zaman Belanda yang bernilai sejarah. Selain barang peninggalan, di museum ini juga terdapat rumah yang dijadikan kediaman Pangeran Diponegoro. Pangeran Diponegoro adalah salah satu pangeran yang dikenal di Indonesia karena melawan Belanda pada tahun 1825-1830. Tujuan dibangunnya Museum ini adalah untuk mengenang jasa Pangeran Diponegoro untuk kemerdekaan Bangsa Indonesia. Dulunya, museum ini adalah rumah Pangeran Diponegoro dan keluarganya. Pendiri museum ini adalah Mayjend TNI Surono dan dilanjutkan oleh Meyjend TNI Widodo. Pengunjung dapat menemui museum ini di Tegalrejo, Yogyakarta. Dibangunnya museum ini juga tidak luput dari restu yang diberikan oleh ahli waris Pangeran Diponegoro yang mengizinkan tanah peninggalan sang Pangeran dibangun sebuah monumen. Sebagai bukti sah, surat pernyataan tentang izin tersebut ditandatangani oleh dr. Sahir Nitihardjo, Nyi Hadjar Dewantara, dan KRT. Prodjodiningrat. Peresimian Museum Monumen Pangeran Diponegoro dilaksanakan pada tanggal 5 Oktober 1969 oleh Jendral TNI (purnawirawan) Soeharto. Di museum ini, pengunjung juga dapat menemukan pendapa dan pringgitan yang bernilai sejarah. Beberapa diantaranya adalah senjata yang terdiri dari pedang, panah, tombak, dan keris. Uniknya, di museum ini juga ditunjukkan bagian dinding yang sengaja dibuat berlubang. Fungsinya adalah untuk akses meloloskan diri saat Pangeran Diponegoro dikepung oleh Belanda. Tak hanya barang-barang peninggalan Pangeran Diponegoro, di Museum ini juga terdapat peninggalan Sultan Hamengkubuwono II yang berjumlah 100. Di bagian sudut timur pendopo, terdapat meriam perang. Ada pula beberapa peralatan memasak yang digunakan pada zaman itu, seperti bokor, teko, canting, dan lain sebagainya. Jika ingin berwisata ke Museum Monumen Pangeran Diponegoro dan destinasi menarik lainnya, segera pesan tours reguler Jogja di campatour.com.
Sudah lama diketahui bahwa Jogja adalah salah satu tujuan wisata sejarah yang menarik untuk dikunjungi. Salah satu lokasi wisata sejarah yang wajib dikunjungi adalah Museum Monumen Pangeran Diponegoro. Di sini, pengunjung dapat melihat dan mengetahui berbagai barang peninggalan Pangeran Diponegoro saat zaman Belanda yang bernilai sejarah. Selain barang peninggalan, di museum ini juga terdapat rumah
Jika selama ini Gunungkidul Yogyakarta dikenal sebagai wisata pantai, jangan salah ya, karena di Kabupaten ini juga banyak destinasi lain selain pantai. Misalnya, saat ini yang tengah hits adalah Wisata di Embung Nglanggeran. Destinasi wisata alam yang satu ini berupa telaga buatan yang terletak di atas bukit. Peresmian destinasi ini sebagai lokasi wisata disahkan sendiri oleh Sultan Hamengku Buwono X pada tanggal 19 Februari 2013 lalu. Namun, sebenarnya telaga ini sengaja dibuat sebagai irigasi kebun buah yang ada di kawasan Gunung Api Purba Nglanggeran. Karena keindahan alamnya, Embung Nglanggeran sekaligus dijadikan lokasi wisata alam yang indah dan menarik. Untuk mencapai tempat ini, pengunjung diharuskan berjalan kaki menapaki anak tangga yang telah disediakan. Anak tangga sengaja dibuat berkelok untuk mengurangi tingkat kecuramannya. Setelah sampai, pengunjung akan disuguhi pemandangan pegunungan khas Gunungkidul yang sangat indah. Sehingga, rasa lelah saat menaiki tangga terbayar dengan keindahan yang ada di depan mata. Dari Embung Ngelanggeran, terlihat jelas perkebunan buah milik warga sekitar yang ditanami berbagai macam buah. Dari sini pula, pengunjung dapat melihat Gunung Api Purba yang sangat terkenal di Gunungkidul itu. Berdasarkan riwayat pembangunannya, Embung Nglanggeran dibangun di atas bukit yang puncaknya dipotong dan dibuat telaga. Sehingga, memang keindahannya sangat memukau karena ketinggiannya sangat pas untuk menikmati bentangan alam ciptaan Yang Maha Kuasa. Baik pagi, siang, sore, maupun malam, Embung Nglanggeran menyuguhkan pemandangan yang sangat menjanjikan. Pada pagi hari, pengunjung dapat menikmati keindahan matahari terbit di ufuk timur. Sedangkan pada sore hari, meskipun matahari tenggelam tidak dapat dinikmati sepenuhnya, tetapi pancaran cahaya matahari sore berpadu pantulan cahaya dari embung membuat foto menjadi begitu indah. Selain itu, pada malam hari, keindahan Embung Nglanggeran tetap terpancar dan ditambah dengan berbagai cahaya lampu. Tentu saja, hasil fotonya Instagramable banget. Tidak hanya satu spot, pengunjung dapat berswafoto di berbagai spot dengan latar belakang pemandangan berbeda-beda. Jika ingin mendapat
Jika selama ini Gunungkidul Yogyakarta dikenal sebagai wisata pantai, jangan salah ya, karena di Kabupaten ini juga banyak destinasi lain selain pantai. Misalnya, saat ini yang tengah hits adalah Wisata di Embung Nglanggeran. Destinasi wisata alam yang satu ini berupa telaga buatan yang terletak di atas bukit. Peresmian destinasi ini sebagai lokasi wisata disahkan sendiri
Salah satu wisata kuliner di Jogja yang wajib dikunjungi adalah Pasar Kaki Langit. Di sini, pengunjung dapat mencicipi berbagai macam makanan tradisional khas Jogja. Pasar Kaki Langit adalah salah satu Desa Wisata yang sangat dikenal di Jogja dan terletak di Dusun Mangunan. Nama destinasi ini terbilang cukup unik. Penamaan Pasar Kaki Langit didasarkan pada lokasinya yang memang terletak di kawasan perbukitan di Dlingo Imogiri. Selain berkunjung ke sini, pengunjung juga bisa mampir ke destinasi Hutan Pinus Asri, Lintang Sewu, dan Watu Goyang. Karena, letak Pasar ini memang dekat dengan destinasi-destinasi tersebut. Destinasi wisata kuliner Pasar Kaki Langit didirikan atas gagasan dari Generasi Pesona Indonesia (GenPi) Yogyakarta. Organisasi ini merupakan perkumpulan anak muda di Yogyakarta yang ingin mempromosikan berbagai destinasi menarik yang ada di Indonesia. Berkat ide cemerlang dari GenPi, Pasar ini berhasil menjadi daya tarik wisatawan karena unik dan berbeda dengan destinasi wisata lain yang ada di Jogja. Di Pasar ini terdapat 12 lapak yang semuanya menjual makanan tradisional. Tentu saja, salah satu tujuan didirikannya wisata ini adalah untuk melindungi eksistensi kuliner tradisional agar tidak ditelan perkembangan zaman. Uniknya lagi, proses jual beli di pasar ini tidak menggunakan uang, melainkan menggunakan koin yang terbuat dari kayu. Cara jual beli ini mengadopsi dari zaman Majapahit. Diketahui, bahwa pada zaman Majapahit dulu menggunakan pecahan genting atau kreweng untuk melakukan jual beli. Namun, di Pasar Kaki Langit ini dimodifikasi menggunakan koin yang terbuat dari kayu. Setiap pengunjung wajib menukar rupiah dengan koin kayu. Nantinya, koin kayu ini digunakan membeli berbagai kuliner tradisional oleh pengunjung. Setiap penjaga lapak telah diberi edukasi oleh pihak pengelola tentang peraturan jual beli menggunakan koin kayu tersebut. Kuliner tradisional yang bisa dijumpai di Pasar ini antara lain tiwul, nasi merah, nasi jagung, ketela rebus, getuk, bubur, dan lain sebagainya. Selain makanan tradisional, di sini juga ditemui minuman tradisional. Jadi,
Salah satu wisata kuliner di Jogja yang wajib dikunjungi adalah Pasar Kaki Langit. Di sini, pengunjung dapat mencicipi berbagai macam makanan tradisional khas Jogja. Pasar Kaki Langit adalah salah satu Desa Wisata yang sangat dikenal di Jogja dan terletak di Dusun Mangunan. Nama destinasi ini terbilang cukup unik. Penamaan Pasar Kaki Langit didasarkan pada lokasinya
Selain wisata alam, wisata budaya, wisata sejarah, dan wisata kekinian, Jogja juga memiliki destinasi wisata berupa desa wisata. Di jenis wisata yang satu ini, pengunjung diajak untuk berwisata sekaligus belajar. Salah satu desa wisata yang sangat dikenal di Jogja adalah Desa Wisata Pulesari yang berada di Kabupaten Sleman. Desa yang terletak di pedesaan dekat Gunung Merapi ini banyak memiliki keunikan sehingga banyak menarik minat wisatawan, baik individu maupun kelompok. Di sini, masih terdapat wisata alam dan budaya yang dibungkus dan dikelola dengan baik, sehingga budaya yang ada tetap lestari. Desa wisata ini lahir pada tahun 2012, atau setelah dua tahun letusan Gunung Merapi yang sempat melumpuhkan berbagai kegiatan di desa Pulesari tersebut. Salah satu keunggulan Desa Wisata Pulesari adalah menonjolkan Agrowisata berupa perkebunan salak. Selain berkebun, memanen, dan merawat buah salah, di sini pengunjung juga dapat belajar berbagai cara pengolahan hasil panen salak menjadi jenis makana lain, misalnya wingko salah, dodol salak, kolak salak, madumongso salak, dan lain sebagainya. Selain Agrowisata, pengunjung juga bisa menikmati outbond menyusuri sungai yang telah diberi berbagai permainan dan wahana oleh pengelola agar kegiatan outbond semakin menyenangkan dan menantang. Beberapa wahana yang dapat ditemui adalah tangkap air, spiderman web, jembatan goyang, air terjun, gua, dan titian bambu. Pada momen tertentu, di Desa Wisata Pulesari juga terdapat upacara adat Merti Bumi yang diselenggarakan pada malam hari. Biasanya, jika ada pengunjung yang datang, maka mereka diajak turut serta sebagai bagian dari upacara adat tersebut. Pembangunan Desa Wisawa Pulesari berawal dari ide tokoh masyarakat dan warga sekitar yang ingin membangkitkan Desa Pulesari dari keterpurukan pasca letusan Gunung Merapi pada tahun 2010 lalu. Pengunjung dapat menyewa tempat tinggal pada rumah-rumah warga setempat atau membangun tenda di lapangan khusus camping. Biasanya, wisata ke Pulesari ini didominasi oleh kelompok atau grup yang ingin melakukan outbond. Banyaknya acara dan tawaran wisata yang
Selain wisata alam, wisata budaya, wisata sejarah, dan wisata kekinian, Jogja juga memiliki destinasi wisata berupa desa wisata. Di jenis wisata yang satu ini, pengunjung diajak untuk berwisata sekaligus belajar. Salah satu desa wisata yang sangat dikenal di Jogja adalah Desa Wisata Pulesari yang berada di Kabupaten Sleman. Desa yang terletak di pedesaan dekat Gunung
Jika selama ini Gunung kidul, Yogyakarta dikenal sebagai wisata alamnya, kini destinasi di salah satu kabupaten di DIY ini sudah banyak berkembang. Bagi traveller yang menyukai pengalaman baru dalam menjelajah alam, ada baiknya mencoba mengunjungi Watu Giring. Destinasi yang menakjubkan ini merupakan lokasi di mana ditemukan bebatuan alam yang berupa heritage megalitikum. Watu Giring Gunung kidul Watu Giring Gunung kidul Apa itu? Di destinasi ini akan ditemui lempengan batu yang dipotong, kemudian ditumpuk sehingga menyerupai anak tangga. Tidak hanya ada satu tumpukan batu, melainkan ada banyak tumpukan batu yang ada di Watu Giring. Bahkan, ada pula yang menyerupai candi. Karena keunikannya, Watu Giring sudah menjadi destinasi wisata yang banyak dikunjungi oleh wisatawan yang penasaran dengan tumpukan batu-batu tersebut. Sebelum dijadikan tempat wisata, Watu Giring merupakan lokasi penambangan batu kapur. Sedangkan, batu yang disusun tersebut awalnya adalah alas yang digunakan untuk mendirikan tiang sebagai penyangga rumah. Alas ini disebut dengan giring. Oleh karena itu, destinasi ini diberi nama Watu Giring. Setelah aktivitas penambangan batu alam di hentikan, penduduk sekitar memotong batu-batu yang ditumpuk tersebut menjadi lebih kecil dan memanjang. Hasil potongan-potongan tersebut membentuk menyerupai anak tangga dan candi. Sehingga, terdapatlah Watu Giring yang saat ini dikenal. Tumpukan batu-batu alam yang indah itu sangat mirip dengan candi kuno yang berundak. Banyak pula pengunjung yang mengatakan bahwa Watu Giring mirip dengan wisata alam Bukit Breksi yang berlokasi di Kalasan. Selain unik, berswafoto di Watu Giring juga sangat Instagramble. Pengambilan foto dari berbagai angle akan menghasilkan foto yang indah dan unik. Jika diperhatikan dengan saksama, berfoto dengan latar belakang Watu Giring hasilnya menyerupai berfoto di Piramida Suku Maya yang memiliki punden bertingkat. Sehingga, tidak heran jika banyak orang yang mengira bahwa Watu Giring adalah bangunan candi kuno yang dibangun pada masa lalu. Bonus yang dapat dinikmati oleh pengunjung di Watu Giring adalah pemandangan sunset
Jika selama ini Gunung kidul, Yogyakarta dikenal sebagai wisata alamnya, kini destinasi di salah satu kabupaten di DIY ini sudah banyak berkembang. Bagi traveller yang menyukai pengalaman baru dalam menjelajah alam, ada baiknya mencoba mengunjungi Watu Giring. Destinasi yang menakjubkan ini merupakan lokasi di mana ditemukan bebatuan alam yang berupa heritage megalitikum. Watu Giring Gunung
Tanggal 22-23 Agustus 2019 menjadi moment yang tidak terlupakan guys buat salah satu Perusahaan Fintech terbesar di Indonesia yaitu Modalku. Modalku memberangkatkan sekitar 130 peserta untuk outing dan tour di Yogyakarta. Tour Modalku tahun ini di mulai dengan River Tubing di Gua Pindul, Gunung Kidul. Setelah mereka berseru-seruan menikmati jernihnya air Gua Pindul yang kebetulan sedang jernih-jernihnya, kemudian menikmati makan siang di Restoran Warung Simbok dengan menu Khas Gunung Kidul yang enak. Selanjutnya guys Modalku menuju Hutan Pinus Penger, yaitu sebuah obyek wisata kekinian di Yogyakarta yang menyuguhkan pemandangan dari atas bukit dan beberapa spot selfie kekinian. Setelah foto-foto menggunakan drone dan mengabadikan moment dengan video, Team Modalku kembali ke Hotel Lynn untuk istirahat dan mempersiapkan Galla Dinner di Omah Kecebong. Omah Kecebong dengan desain unik tersebut menyuguhkan nuansa khas Jawa menjadikan suasana Galla Dinner di Omah kecebong lebih berkesan, apalagi suguhan lagu dari Neo Akustik menjadikan Dinner malam hari itu istimewa guys. Kami konsep juga dengan pelombaan sederhana guys yaitu “berpacu dalam Melodi” yang membuat semua peserta bahagia. Setalah itu api unggun untuk refleksi tahunan guys. Gusy hari terakhir lebih seru nih, yaitu Amazing Race khas Campa Tour. Amazing Race ini dilakukan saat Lava Tour Merapi jadi konsepnya jadi satu antara Amazing Race dan Lava Tour. Temannya adalah Gunungan War. Yaitu misi-misi yang intinya mengumpulkan bahan buat membuat Gunungan Guys. Keseruan selanjutnya adalah Master Chef Guys. Traditional Master Chef kali ini memasak lodeh yang Jogja banget Gusy. Hasilnya tentu saja bisa ditebak Guys, semua team Modalku jago masak dan lezat-lezat. Nah itu sekilas tentang serunya Outing Modalku 2019. Bagi kamu yang belum tour atau trip ke Jogja dengan konsep yang seru, jangan lupa hubungi kami ya. di paket wisata jogja
Tanggal 22-23 Agustus 2019 menjadi moment yang tidak terlupakan guys buat salah satu Perusahaan Fintech terbesar di Indonesia yaitu Modalku. Modalku memberangkatkan sekitar 130 peserta untuk outing dan tour di Yogyakarta. Tour Modalku tahun ini di mulai dengan River Tubing di Gua Pindul, Gunung Kidul. Setelah mereka berseru-seruan menikmati jernihnya air Gua Pindul yang kebetulan