Siapa yang tak mengakui keindahan pantai di Gunungkidul, Yogyakarta. Salah satu pantai yang diperhitungkan di daerah tersebut ialah Pantai Parang Endog. Nama Parang Endog berasal dari bahasa Jawa, yakni kata “parang” yang berarti batu karang dan “endog” yang berarti telur. Hal ini karena konon di sekitar pantai ini ditemukan bebatuan seperti telur. Di Pantai Parang Endog, terdapat banyak batu besar yang menyerupai telur. Selain itu, pengunjung akan dimanjakan dengan pemandangan perbukitan hijau yang merupakan bagian dari dataran tinggi Pegunungan Seribu. Ada pula tebing tinggi di pinggir pantai yang disebut Tebing Pantai Parang Endog, padahal bernama asli Tebing Watugupit. Daya Tarik Pantai Parang Endog yang Tak Sekedar Menikmati Senja Dengan arus laut yang relatif tenang, Pantai Parang Endog sangat mendukung untuk kegiatan melaut, memancing, maupun aktivitas lainnya di pinggir pantai. Nah, hal yang lebih menarik, setelah memancing, pengunjung bisa langsung membakar ikan, lalu menyantapnya. Suasana yang sangat alami, bukan? Hal yang tidak bisa tidak dilakukan di pantai kebanyakan ialah berenang di tepi pantai. Nah, di Pantai Parang Endog ini pun bisa dilakukan. Namun, pengunjung harus berhati-hati dan tidak berenang ke tengah pantai karena terlalu berbahaya. Selain itu pengunjung bisa menikmati pemandangan biota laut, seperti ikan-ikan cantik, kerang, dan rumput laut. Bagi pencinta oleh raga yang memacu adrenalin, pantai ini menawarkan spot untuk olah raga. Apa saja olah raga tersebut? Paralayang Hal ini didukung dengan adanya tebing-tebing yang menjulang tinggi dan menjorok ke laut. Angin di sekitar pantai pun relatif stabil, lho. Hal ini sangat menunjang olah raga ini. Hal penting lainnya ialah ketika melakukan aktivitas ini, ada baiknya memakai peralatan standar dan didampingi orang yang sudah profesional. Paralayang Parang Endog via: pantainesia.com Baca Juga: Paket Tour Jogja 2D1N Pantai Teras Kaca dan Watu Payung Panjat Tebing Dengan kontur perbukitan batuan karst. Panjat tebing sangat diburu bagi penggemar olah raga ketinggian. Ada
Siapa yang tak mengakui keindahan pantai di Gunungkidul, Yogyakarta. Salah satu pantai yang diperhitungkan di daerah tersebut ialah Pantai Parang Endog. Nama Parang Endog berasal dari bahasa Jawa, yakni kata “parang” yang berarti batu karang dan “endog” yang berarti telur. Hal ini karena konon di sekitar pantai ini ditemukan bebatuan seperti telur. Di Pantai Parang
Berwisata menikmati keindahan alam melalui ketinggian memang tak membosankan. Untuk hal satu ini, Kabupaten Bantul lah destinasi yang sempurna. Di kabupaten ini, terdapat objek wisata bernama Watu Goyang. Asal nama Watu Goyang berasal dari bahasa Jawa yang berarti batu yang bergoyang. Konon, tepatnya di puncaknya, terdapat sebuah batu yang bisa bergoyang ketika disentuh atau didorong. Namun, batu yang sejak ratusan tahun lalu ada ini tidak pernah roboh ketika disentuh atau dipanjat. Walaupun begitu, pengelola melarang keras para pengunjung untuk memanjat batu ini. Sebab, tentu saja ini sangat berbahaya! Hal unik lainnya dari Watu goyang ialah strukturnya yang memuat banyak tonjolan yang unik. Bahkan karena keindahan dan keunikan alamnya Presiden Jokowi pun, pernah datang ke lokasi ini sekedar melepas penat dan ikut mengabadikan momen indah di lokasi Watu Goyang, bersama Ibu Iriana dan Keluarga. Bagi Anda tentunya rugi besar jika melewatkan lokasi yang satu ini, apalagi jika sudah sampai Jogja tidak mampir. Apa Yang Bisa di Lakukan? 1 Melihat Hamparan Alam Jogja dari Ketinggian Pengunjung bisa melihat pesona Gunung Merapi dan keindahan alam hijau sekitarnya. Ini sangat cocok untuk melepas penat dari segala aktivitas harian yang membosankan di perkotaan. Di puncak Watu Goyang ini, udara sejuk menguar, terutama pada pagi hari. Pada siang hari, udara panas akan terbantu dengan embusan angin yang membuat badan lebih segar dan nyaman. Baca Juga: Paket Tour Jogja Murah, Terlengkap, dan Terbaik 2020 2 Berburu Sunset dan Berburu Momen Pagi dari Ketinggian Jika datang pada pagi hari, maka pengunjung bisa melihat kabut menyelimuti tempat ini. Sehingga, seperti negeri di atas awan. Lantaran berkabut, tentu saja pengunjung tidak dapat menikmati sunrise. Hal ini menjadikan foto Anda lebih dramatis karena kabut. Namun, pada waktu sore hari, pengunjung bisa melihat pemandangan yang luar biasa mempesona. Ya, sunset yang sempurna karena Puncak Watu Goyang terletak persis ke arah barat. 3.
Berwisata menikmati keindahan alam melalui ketinggian memang tak membosankan. Untuk hal satu ini, Kabupaten Bantul lah destinasi yang sempurna. Di kabupaten ini, terdapat objek wisata bernama Watu Goyang. Asal nama Watu Goyang berasal dari bahasa Jawa yang berarti batu yang bergoyang. Konon, tepatnya di puncaknya, terdapat sebuah batu yang bisa bergoyang ketika disentuh atau didorong.
Tak pernah lepas dari benak wisatawan, Gunung kidul memiliki banyak tempat wisata yang patut kalian ekspor. Salah satu keindahan Pantai di Gunung kidul adalah Pantai Sundak. Pantai ini memiliki pasir putih dan air yang jernih, bersih, dan menyegarkan, sehingga sangat cocok bagi kamu pecinta pantai. Jika anda berencana untuk melaksanakan Tour ke Jogja wajib nih untuk mengunjungi pantai ini, Tetapi ada yang perlu di perhatikan yaa bahwa ombak di pantai ini cukup besar mengharuskan para pengunjung untuk berhati-hati bila bermain air atau sekadar berjalan-jalan di tepian pantai. (Sumber : panduanwisata.id) Dimana Lokasi Pantai Sundak? Pantai Sundak berada di kawasan Gunung Kidul dan berlokasi di Sidoharjo, Tepus, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Rute menuju Pantai Sundak Jalan menuju ke Pantai Sundak terbilang mudah dan aman untuk dijangkau, karena kondisi jalan menuju ke sana sudah di aspal dan layak untuk dilewati, tetapi sebagian jalan masih naik turun dan berkelok-kelok, maka dari itu perlu diperhatikan sebelum melakukan perjalanan untuk mengecek kondisi kendaraan seperti ban, rem, oli, dll terlebih dahulu. Jarak tempuh dari Kota Yogyakarta sekitar 65,3 km, dan memerlukan waktu sekitar 1 jam 46 menit. Rute jalan menuju Pantai Sundak cukup mudah dijangkau. Jika Anda dari pusat Kota Jogja ke selatan melewati jl mayor suryotomo jalan terus, sampai melewati jl brigjen katamso sampai ke perempatan ke arah timur melewati jl kolonel sugiono, kemudian jalan terus sampai ke pertigaan ke selatan melewati jl sisingamangaraja lurus terus melewati jl imogiri barat sampai ke pertigaan ke timur melewati jl bakulan imogiri ikuti terus jalan tersebut sampai melewati jl imogiri siluk jalan terus menuju jl siluk panggang lurus melewati jl raya panggang wonosari, lalu melewati jl pantai sel jawa ikuti jalan tersebut kemudian Anda akan sampai ke Pantai Sundak. Harga Tiket di Pantai Sundak Bagi anda yang akan melakukan Tour Jogja, terutama ke Pantai Sundak tidak
Tak pernah lepas dari benak wisatawan, Gunung kidul memiliki banyak tempat wisata yang patut kalian ekspor. Salah satu keindahan Pantai di Gunung kidul adalah Pantai Sundak. Pantai ini memiliki pasir putih dan air yang jernih, bersih, dan menyegarkan, sehingga sangat cocok bagi kamu pecinta pantai. Jika anda berencana untuk melaksanakan Tour ke Jogja wajib nih
Anda mungkin selalu melihat background foto di instagram yang keren berupa background candi saat sunset dengan dua Dwarapala besar di sebelah kanan dan kiri, seolah menjadi penjaga yang sedang difoto. Tetapi banyak diantara Anda yang belum mengetahui dimana lokasi foto dengan latar seperti itu. Nah jika Anda ingin mengetahui lokasi dan tipsnya foto di dengan latar seperti itu silahkan simak artikelnya. Betul tebakan Anda..! Lokasi tersebut adalah Candi Sewu. Profil singkat keberadaan Candi yang eksotis ini pada abad ke-8, Candi Sewu yang merupakan candi Buddha dibangun di dekat Candi Prambanan. Jaraknya hanya sekitar 800 meter di sebelah utara Candi Prambanan. Nama lain Candi sewu ialah Candi Manjusrighra. Selain merupakan candi terbesar kedua setelah Candi Borobudur, Candi Sewu juga memiliki usia lebih tua daripada Candi Borobudur dan Prambanan. Sejatinya, candi ini memiliki sebanyak 249 candi. Namun, masyarakat menyabutnya dengan “sewu”. Dalam bahasa jawa, kata “sewu” berarti seribu. Nah, nama Canci Sewu ini pun diambil berdasarkan kisah legenda Roro Jonggrang. Nama asli Candi Sewu ialah “Prasada Vajrasana Manjusrigha”. “Prasada” artinya candi atau kuil. Nah, sedangkan “vajrajasana” berarti tempat wajra (intan atau halilintar) bertahta. Sementara itu, “manjusri-grha” yang bermakna rumah manjusri. Di dalam agama Buddha, manjusri termasuk salah satu rumah Boddhisatwa. Menurut sejarah, Candi Sewu dibangun pada akhir pemerintahan Rakai Panangkaran yang merupakan raja Kerajaan Mataram Kuno, yakni dengan masa pimpinan pada tahun 746 hingga 784. Sedangkan, pada masa pemerintahan Rakai Pikatan, Candi ini diperluas. Rakai Pikatan adalah pangeran dari Dinasti Sanjaya. Ia menikah dengan Pramodhawadhani dari dinasti Sailendra. Rakyat tetap menganut agama sebelumnya setelah kekuasaan Dinasti Sanjaya. Adanya Candi Sewu yang bercorak Buddha di dekat Candi Prambanan yang bercorak Hindu membuktikan bahwa adanya kehidupan harmonis dan toleransi beragama masyarakat Jawa pada zaman dulu. Dulu, Candi Sewu merupakan Candi Budha Kerajaan. Tempat ini sekaligus menjadi tempat kegiatan agama Budha pada masa lalu. Terdapat
Anda mungkin selalu melihat background foto di instagram yang keren berupa background candi saat sunset dengan dua Dwarapala besar di sebelah kanan dan kiri, seolah menjadi penjaga yang sedang difoto. Tetapi banyak diantara Anda yang belum mengetahui dimana lokasi foto dengan latar seperti itu. Nah jika Anda ingin mengetahui lokasi dan tipsnya foto di dengan
Kabupaten Bantul, Yogyakarta, mempunyai banyak destinasi wisata. Nah, salah satu destinasi wisata religinya ialah Goa Cerme. Kata “cerme” yang digunakan untuk nama goa ini berasal dari kata “ceramah” yang bermakna sebuah pembicaraan. Konon, Goa Cerme sering dikaitkan dengan Walisongo yang sering singgah di goa ini dalam rangka melakukan syiar agama Islam di Pulau Jawa. Dahulu, goa ini digunakan oleh para wali untuk pertemuan atau membicarakan berbagai hal mengenai Islam dan penyebarannya. Bahkan, di sini juga digunakan untuk membahas rencana pendirian Masjid Agung Demak. Sekarang, setiap hari Senin atau Selasa pasaran wage, ada upacara syukuran meminta berkah kepada Tuhan. Mari membahas Goa Cerme lebih detail dan informasi berikut pastinya akan sangat berguna bagi kamu yang berencana datang ke sana. Check it out! Mengulik Wisata Tour Jogja Religi dan Mistis di Goa Cerme Berada di ketinggian sekitar 500 mdpl, Goa Cerme tidak hanya menawarkan keindahan salakmit dan stalaktit. Keindahan air terjun dan sungai bawah tanah juga terpapar nyata. Goa ini memiliki panjang 1,5 kilometer. Satu mulut goa berada di Bantul, sedangkan pintu keluarnya di Gunungkidul. Dengan kedalaman sekitar 750 meter, Goa Cerme termasuk goa yang panjang dan dalam. Untuk mencapai dasar gua, pengunjung harus meniti sebanyak 760 anak tangga. Di dalam gua ini, terdapat sarang kelelawar. Ada pula air yang menggenang sekitar 1 hingga 1,5 meter. Sehingga pengunjung harus berhati-hati. Selain itu banyak peninggalan sejarah di ruangan di dalam gua, di antaranya panggung pertemuan, air suci 9 zam-zam, watu kaji, pelungguhan atau paseban, gamelan kahyangan, Grojogan Sewu, air penguripan, batu hilang, dan lain sebagainya. Ada pula batu padi dan goa yang dulunya terdapat pusaka berbentuk kubah emas. Nah, pada sekitar tahun 1965, pusaka kubah emas itu menghilang secara misterius. Konon, tak sembarang orang bisa mengambil benda pusaka tersebut. Baca Juga: Paket Tour Jogja 3D2N (Sukarame, Pantai Timang dan Gumuk pasir) Meskipun menjadi
Kabupaten Bantul, Yogyakarta, mempunyai banyak destinasi wisata. Nah, salah satu destinasi wisata religinya ialah Goa Cerme. Kata “cerme” yang digunakan untuk nama goa ini berasal dari kata “ceramah” yang bermakna sebuah pembicaraan. Konon, Goa Cerme sering dikaitkan dengan Walisongo yang sering singgah di goa ini dalam rangka melakukan syiar agama Islam di Pulau Jawa. Dahulu,
Wisata di Yogyakarta memang bervariasi, menarik, dan tak habis dieksplorasi. Salah satu objek wisata yang sedang hits, yang berada di Kabupaten Kulon Progo ialah Bukit Isis Nglinggo. Nama aslinya ialah Bukit Ngisis. Namun, kini, bukit ini lebih dikenal dengan nama Bukit Isis. Dalam bahasa Jawa, “isis” bermakna sejuk. Sehingga, Bukit Isis bisa diartikan sebagai bukit yang memiliki suasana sejuk. Lantaran suasananya yang sejuk dan segar ala pegunungan itu, Bukit Isis sangat cocok untuk dikunjungi. Hamparan kebun teh dan pepohonan hijau di sepanjang Menoreh menambah keindahan dan keanggunan tempat ini. Hal yang tidak bisa lepas dari objek wisata alam ialah spot foto. Nah, Bukit Isis ini pun mempunyai spot foto yang unik. Sehingga, para pemburu foto, seperti fotografer dan penggila Instagram, berbondong-bondong mengabadikan suasana perbukitan hijau yang menakjubkan itu. Di Bukit Isis, terdapat ayunan yang sering kali menjadi spot incaran pengunjung. Sebab, tak hanya untuk bermain, ayunan ini juga sebagai sarana untuk melihat pemandangan alam di bukit ini. Pada musim liburan, Bukit Isis semakin ramai. Oleh karena itu, pengelola selalu bekerja ekstra untuk memastikan keselamatan, keamanan, dan kenyamanan para wisatawan. Ada baiknya, mengunjungi bukit ini pada pagi atau sore hari. Ini adalah waktu yang sangat tepat untuk melihat keindahan matahari terbit dan tenggelam. Bahkan, bila beruntung, maka pengunjung bisa melihat Gunung Sumbing, Sindoro, Merapi, dan merbabu dari ketinggian bukit ini. Nah, warga setempat mengungkapkan bahwa objek wisata ini akan dijadikan camping ground. Tentu, ini sangat menyenangkan. Bukit Isis berada di Nglinggo Barat, Pagerharjo, Samigaluh, Kulon Progo, Yogyakarta. Harga tiket untuk memasuki objek wisata ini cukup murah, yakni sebesar 3.000,- per orang. Sedangkan, untuk parkir, pengunjung hanya dikenakan biaya sebesar 2.000,- untuk motor dan 5.000,- untuk mobil. Fasilitas yang ditawarkan pun cukup lengkap, di antaranya spot foto, toilet, persewaan rumah pohon, gardu pandang, dan area parkir. Bila tertarik dan ingin mengunjungi Bukit
Wisata di Yogyakarta memang bervariasi, menarik, dan tak habis dieksplorasi. Salah satu objek wisata yang sedang hits, yang berada di Kabupaten Kulon Progo ialah Bukit Isis Nglinggo. Nama aslinya ialah Bukit Ngisis. Namun, kini, bukit ini lebih dikenal dengan nama Bukit Isis. Dalam bahasa Jawa, “isis” bermakna sejuk. Sehingga, Bukit Isis bisa diartikan sebagai bukit
Pantai Baros termasuk salah satu pantai di Kabupaten Bantul Yogyakarta. Tak hanya Pantai, keelokan hutan mangrove pun tersaji dalam satu kawasan ini. Udaranya yang masih segar dan suasana di tepian Sungai Opak membuat masyarakat tertarik mengunjungi pantai ini. Pasir putih berpadu dengan keindahan hutan mangrove menjadi kawasan ekowisata yang ramai. Bahkan, kawasan wisata Pantai Baros ini selalu ramai setiap sore, tidak hanya akhir pekan, karena udaranya yang segar. Selain itu, semilir angin dan panorama sunset memberi nuansa romantis tersendiri bagi pengunjung. Apalagi, ketika cuaca cerah, cahaya matahari terbenam yang mengenai aliran Sungai Opak tampak berkilau-kilau. Burung yang sedang bertengger di ranting pohon bakau pun tak luput dari perhatian pengunjung. Hal ini teramat sayang jika tidak diabadikan menggunakan kamera. Pantai Baros juga mempunyai gardu pandang untuk memanjakan mata kita menikmati panorama sekitar pantai yang menakjubkan, sembari merasakan angin sepoi. Sebagaimana gardu pandang lain, ini merupakan spot foto menarik bagi pengunjung yang mempunyai hobi fotografi. Nah, bahkan, pantai ini sering dijadikan lokasi foto prewedding. Sebab, keindahan pohon-pohon bakau yang hijau menjadi latar belakang dan menjadikan moment ini semakin berkesan. Nah, apabila pengunjung tertarik untuk menanam pohon bakau, maka di sini pun terdapat instrukturnya. Pada malam hari, pengunjung bisa camping bersama kawan-kawan atau saudara di hamparan lahan hijau yang telah tersedia. Kegiatan camping ini bisa juga diisi dengan aktivitas memancing di sekitar pantai, lalu memasaknya menggunakan api unggun. Sehingga, pengalaman camping di sini sangat alami dan berkesan. Untuk menuju Pantai Baros, tidak sulit. Namun, memang, pengunjung akan menjumpai jalanan sempit di beberapa kilometer sebelum pantai. Alamat tepatnya sendiri berada di Dusun Baros, Desa Tirtohargo, Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Harga yang harus dibayar untuk masuk ke kawasan wisata Pantai Baros ini, yaitu sebesar 10.000,- rupiah per orang. Untuk biaya parkir, pengunjung dikenakan tarif sebesar 3.000,- rupiah untuk sepeda motor, sedangkan untuk mobil ialah
Pantai Baros termasuk salah satu pantai di Kabupaten Bantul Yogyakarta. Tak hanya Pantai, keelokan hutan mangrove pun tersaji dalam satu kawasan ini. Udaranya yang masih segar dan suasana di tepian Sungai Opak membuat masyarakat tertarik mengunjungi pantai ini. Pasir putih berpadu dengan keindahan hutan mangrove menjadi kawasan ekowisata yang ramai. Bahkan, kawasan wisata Pantai Baros
Bantul salah satu kabupaten di Jogja yang juga memiliki berbagai tempat wisata. Saat Tour ke Jogja, Bantul wajib tuk dikunjungi, keindahan tersedia baik dari sisi kuliner hingga wisata alamnya. Melihat pemandangan alam dan keindahan Jogja dari ketinggian memang mengasyikkan. Salah satu cara menikmati keindahan Kota Jogja dari ketinggian dengan mengunjungi Gardu Pandang Pinus Asri yang berada di Kabupaten Bantul. Gardu Pandang ini satu kawasan dengan Hutan Pinus Asri. Tempat ini diresmikan pada Bulan Januari 2017. Lokasi Gardu Pandang Pinus Asri berada di kawasan Hutan Pinus Asri Karangasem, dan berlokasi di Jalan Raya Hutan Pinus Nganjir, Karangasem, Kawasan Dlingo, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Rute Kondisi jalan menuju Gardu Pandang Pinus Asri sangat mudah dijangkau dan beraspal, dari Pusat Kota Yogyakarta menuju Gardu Pandang Pinus Asri anda perlu menempuh jarak sekitar 23 km dengan waktu tempuh kurang lebih 48 menit. Rute jalan jika anda dari Pusat Kota Yogyakarta, ke arah Timur menuju Jalan Pangurakan, kemudian ke arah selatan melewati Jalan Brigjend Katamso, lurus terus sampai di perempatan ke arah timur menuju Jalan Kolonel Sugiyono, sampai di pertigaan ke arah selatan melewati Jalan Sisingamangaraja, lurus terus ke Jalan Imogiri Barat, sampai pertigaan ke arah timur melewati Jalan Bakulan Imogiri, kemudian lurus terus melewati Jalan Makan Raja, sampai pertigaan ke arah selatan menuju Jalan Imogiri – Dlingo, kemudian sampai di pertigaan ke arah utara ke Jalan Hutan Pinus Nganjir, ikuti terus jalan yang ada hingga anda akan sampai di Hutan Pinus Asri. Harga Tiket Masuk Harga tiket untuk masuk ke kawasan wisata Gardu Pandang Pinus Asri ini penunjung gratisss, pengunjung tidak dikenakan biaya sama sekali, hanya cukup membayar biaya parkir, sebesar Rp 2.000 untuk sepeda motor dan Rp 10.000 untuk mobil. Fasilitas Fasilitas yang ada di Gardu Pandang Pinus Asri ini sudah cukup lengkap berkat pembangunan dari pengelola, masyarakat setempat, dan juga pemerintah, beberapa fasilitas yang tersedia disana
Bantul salah satu kabupaten di Jogja yang juga memiliki berbagai tempat wisata. Saat Tour ke Jogja, Bantul wajib tuk dikunjungi, keindahan tersedia baik dari sisi kuliner hingga wisata alamnya. Melihat pemandangan alam dan keindahan Jogja dari ketinggian memang mengasyikkan. Salah satu cara menikmati keindahan Kota Jogja dari ketinggian dengan mengunjungi Gardu Pandang Pinus Asri yang berada
Tau kah Anda di sekitar Candi borobudur terdapat beberapa Candi peninggalan Agama Budha lainnya yang mempunyai sejarah dan fakta unik yang jarang diketahui orang. salah satunya adalah Candi Pawon. Apakah fakta unik yang melakat di Candi Pawon tersebut? untuk lebih detailnya yuk simak artikel ini. Abu Jenazah Sejarah penemuan Candi Pawon Candi Pawon ditemukan di Brojonalan, Wanurejo, Borobudur, Dusun 1, Wanurejo, Borobudur, Magelang, Jawa Tengah sekitar Abad ke 19, setelah penemuan besar Candi Borobudur oleh Inggris. Kemudian di bawah kepemimpinan Dinas Purbakala dan J.G de Casparis, ahli bahasa dalam sejarah asal Belanda, candi ini pun diperbaiki. Terdapat pahatan Kuwera atau Dewa Kekayaan dan sepasang burung berkepala manusia yang disebut Kinari dan Kinara. Dan Candi Pawon diperkirakan dibangun pada pertengahan abad ke-8 Masehi, masa yang sama dengan pembangunan Candi Borobudur, Mendut, dan Prambanan. 7 Fakta Menarik Candi Pawon 1. Tempat Penyimpanan Abu Jenazah Raja Samaratungga “Pawon” merupakan bahasa Jawa yang berarti dapur. Namun, menurut bahasa Jawa Kuno, kata “pawon” di sini berarti “pawuan” atau tempat abu. Jadi, Candi Pawon ini merupakan tempat untuk menyimpan abu jenazah Raja Indra, yakni ayah Raja Samaratungga, pada zaman Syailendra. 2.Candi Pawon mempunyai nama lain Candi Pawon juga mempunyai nama lain, yaitu Candi Branjanalan. Fungsinya sebagai tempat menyimpan senjata milik Dewa Indra (penguasa petir dan halilintar), yakni Vajranala dan Branjanalan. Vajranala berasal dari kata “vajra” yang berarti halilintar dan “anala” yang berarti api. Sedangkan, Branjanalan merupakan nama dusun tempat candi ini berada. 3. Candi Berelief manusia setangah burung Candi Pawon mempunyai dua sisi relief yang mengambaran mahluk mitologi Kinara Kinari yang digambarkan mahluk berbadan burung dan berkepala manusia yang mengapit pohon surgawi Kalpataru. 4. Candi yang di bangun garis lurus dengan Candi Mendut dan Candi Borobudur Candi Pawon jika Anda menarik garis lurus menggunakan google map akan terlihat sejajar lurus dengan Candi Mendut dan Candi Pawon,
Tau kah Anda di sekitar Candi borobudur terdapat beberapa Candi peninggalan Agama Budha lainnya yang mempunyai sejarah dan fakta unik yang jarang diketahui orang. salah satunya adalah Candi Pawon. Apakah fakta unik yang melakat di Candi Pawon tersebut? untuk lebih detailnya yuk simak artikel ini. Abu Jenazah Sejarah penemuan Candi Pawon Candi Pawon ditemukan di
Goa Tanding yang berada di Gunungkidul mungkin bisa dikatakan gua terindah bila dibandingkan dengan gua lainnya yang berada di sekitarnya. Goa Tanding memiliki lorong sungai bawah tanah yang lebih panjang dan ruangan lebih besar. Asal usul nama Goa Tanding berawal dari salah satu warga Bejiharjo bernama Harto Tanding yang ingin membuat sumur. Tanah sudah digali, tetapi airnya tidak kunjung keluar. Semakin dalam digali, linggis Mbak Harto menembus rongga yang berada di perut bumi. Hingga, ia menemukan gua ini secara tidak sengaja. Pada awalnya, tidak ada akses keluar dan masuk Goa Tanding. Akses itu hanya melewati sumur Mbak Harto. Nah, lantaran situasi di dalam gua ini bahkan melebihi Goa Pindul, maka diberi nama Goa Tanding, selain diambil juga dari nama Mbah Harto Tanding. Pengunjung dapat menyusuri sungai bawah tanah menggunakan perahu karet di Goa Tanding. Kedalamannya mencapai 4 meter dengan tinggi 5 hingga 16 meter. Sedangkan, lebarnya sekitar 4 hingga 9 meter sesuai kontur gua. Nah, jarak susurnya mencapai 460 meter dengan durasi penyusuran sekitar 1 hingga 30 menit. Terdapat barisan stalaktit yang masih aktif bergelantungan di atap Goa Tanding. Ketika disorot menggunakan lampu senter, kelap-kelip kristal itu tampak indah. Sekitar 20 meter dari gua, pengunjung harus turun ke bawah dari arah pintu masuk. Nah, di sana, pengunjung baru bisa melihat dari luar keindahan Gua Tanding dan memulai pengarungan Gua Tanding seperti halnya rafting tetapi tidak ada arus di dalam Gua Tanding. Ada satu lokasi yang Anda bisa melihat cahaya masuk seperti halnya cahaya dari surga yang masuk dari sebuah lubang yang terbentuk dari galian Mbah Harto Tanding. Spot ini lah yang biasanya buat foto karena unik karena terdapat cahaya yang masuk ditengah-tengah gelap gulitanya gua. Spot lain untuk foto adalah staklaktit raksasa yang terdapat di salah satu spot foto yang meneluarkan butiran cahaya kristal jika di sorot menggunakan cahaya. Lokasi
Goa Tanding yang berada di Gunungkidul mungkin bisa dikatakan gua terindah bila dibandingkan dengan gua lainnya yang berada di sekitarnya. Goa Tanding memiliki lorong sungai bawah tanah yang lebih panjang dan ruangan lebih besar. Asal usul nama Goa Tanding berawal dari salah satu warga Bejiharjo bernama Harto Tanding yang ingin membuat sumur. Tanah sudah digali,