Campa.com- Anda suka dengan sejarah-sejarah kerajaan? Di daerah lereng Gunung Merapi, tepatnya di Pakem, Kaliurang, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Terdapat sebuah museum yang menampilkan budaya dan kehidupan para bangsawan pada Dinasti Mataram, pada saat Kasunanan Surakarta, Kesultanan Yogyakarta, Praja Mangkunegaran, dan Kadipaten Pakualaman. Di museum ini juga menyimpan koleksi batik dari Yogyakarta maupun Surakarta. Museum ini juga memamerkan raja-raja beserta permaisurinya dengan pakaian yang dikenakannya sehari-hari. Museum Ullen Sentalu didirikan oleh keluarga Haryono yang mewarisi kebudayaan Jawa secara turun-temurun dari keluarga dan lingkungan tempat tinggalnya. Beliau merupakan keturunan bangsawan yang dikenal sangat dekat dengan keluarga Kraton Yogyakarta dan Surakarta. Museum Ullen Sentalu merupakan kependekan dari “ULating bLENcong SEjatiNe TAtaraning LUmaku” yang memiliki arti “Nyala lampu blencong merupakan petunjuk manusia dalam melangkah dan meniti kehidupan”. Filosofi tersebut diambil dari sebuah lampu minyak yang biasa dipergunakan saat pertunjukan wayang kulit. Museum Ullen Sentalu merupakan sebuah konsep dari misi pelestarian nilai dan martabat budaya Jawa. Merupakan suatu komunikator dari suatu kekayaan warisan tangible dan khususnya intangible, sehingga terjadi pertemuan antara pewaris dan warisan budaya. Apa yang unik dari museum ini? Saat berkunjung ke Museum Ullen Sentalu ini, akan berasa hawa dingin dan sejuknya lereng Gunung Merapi. Di sini juga terasa hening, damai serta khidmat karna menyatu dengan alam pegunungan. Area ini memiliki luas sampai 1,2 hektar yang dikembangkan secara bertahap. Area ini bernama nDalem Kaswargan atau Rumah Surga, dimana Museum Ullen Sentalu berada. Saat menuju artshop, restourant atau menuju ruang pameran, jalannya dibuat berupa kelokan, undakan, serta labirin yang akan memberikan nuansa nostalgia, perenungan dan keindahan. Beberapa bagian bangunan serta gapura, dinding tembok, taman dan juga kolam, mencerminkan keagungan kebudayaan pada masa silam. Unsur bangunan Jawa terlihat dari bentuk dan struktur bangunan yang bergaya indis dan post-mo yang menciptakan kemegahan dari kebudayaan Jawa. Di museum ini mengoleksi lukisan dan foto-foto tokoh
Campa.com– Anda suka dengan sejarah-sejarah kerajaan? Di daerah lereng Gunung Merapi, tepatnya di Pakem, Kaliurang, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Terdapat sebuah museum yang menampilkan budaya dan kehidupan para bangsawan pada Dinasti Mataram, pada saat Kasunanan Surakarta, Kesultanan Yogyakarta, Praja Mangkunegaran, dan Kadipaten Pakualaman. Di museum ini juga menyimpan koleksi batik dari Yogyakarta maupun Surakarta.
Di sini ada penyuka yang berbau tentang korea? Kali ini mimin akan membahas tentang sebuah serial Netflix yang menayangkan sebuah variety show, dengan bintang tamu Lee Seung Gi dan Jasper Liu di Yogyakarta. Dua aktor dari dua negara di Asia Timur, Lee Seung Gi yang berasal dari Korea Selatan dan Jasper Liu dari Taiwan, baru-baru ini bertemu di sebuah serial Netflix terbaru bergaya variety show berjudul Twogether. Bersama-sama, keduanya melakukan perjalanan ke tiga negara, yaitu Indonesia, Thailand, dan Nepal untuk bertemu dengan 5 fans yang beruntung. Namun untuk bertemu dengan fans-fans itu tidaklah mudah. Mereka harus menyelesaikan berbagai misi untuk mendapatkan alamat dari para fans yang beruntung tersebut. Berikut ini adalah daftar tempat yang dikunjungi Lee Seung Gi dan Jasper Liu Malioboro Griya Langen Guesthouse Goa Jomblang Goa Kalisuci Candi Prambanan Alun-Alun Kidul Malioboro Siapa yang tidak tahu Malioboro? Tempat ikonik di Yogyakarta ini adalah tempat yang paling banyak menjadi tujuan utama bagi wisatawan yang berkujung. Malioboro ini berada di jantung kota Jogja, membentang dari Tugu Yogyakarta hingga ke perempatan Kantor Pos Yogyakarta. Terdapat beberapa objek bersejarah di kawasan jalan Malioboro ini antara lain Tugu Yogyakarta, Stasiun Tugu, Gedung Agung, Pasar Beringharjo, Benteng Vredeburg, dan Monumen Serangan 1 Maret. Di sepanjang jalan Malioboro terdapat banyak pedagang kaki lima, mulai dari yang menjual gudeg yang menjadi makanan khas Jogja dan makanan-makanan lain, angkringan, warung-warung lesehan, berbagai oleh-oleh khas Jogja yaitu kaos, daster, celana, rok yang bernuansa batik, gantungan kunci, tas, dan lainnya. Terdapat juga seniman yang menjual kemampuannya di sepanjang jalan ini. Terdapat juga sepeda yang bisa di sewa gratis untuk menjelajahi sepanjang jalan malioboro. Menarik bukan? Griya Langen Guesthouse Griya Langen Guesthouse merupakan sebuah guesthouse yang berada di Jl. Langenastran Kidul No. 28 Yogyakarta. Guesthouse ini berada sangat dekat dengan Taman Sari, Alun-alun Kidul, sekitar 10 menit dari Malioboro,
Di sini ada penyuka yang berbau tentang korea? Kali ini mimin akan membahas tentang sebuah serial Netflix yang menayangkan sebuah variety show, dengan bintang tamu Lee Seung Gi dan Jasper Liu di Yogyakarta. Dua aktor dari dua negara di Asia Timur, Lee Seung Gi yang berasal dari Korea Selatan dan Jasper Liu dari Taiwan, baru-baru
Di daerah Bogor terdapat sebuah destinasi alam yang menjadi surga bagi penyuka alam. Terdapat sebuah curug atau air terjun , yaitu Leuwi Hujo. Nama Leuwi Hejo diambil dari bahasa Sunda setempat. "Leuwi" yang berarti kolam atau relungan, sedangkan "hejo" berarti warna hijau. Dengan demikian, pasti sudah tergambar betapa hijaunya kolam air terjun di curug tersebut. Curug ini sangat terkenal dengan pemandangan di sekitarnya dan airnya yang bening yang mengundang wisatawan yang berkunjung kesana ingin merasakan segarnya curug ini. Apa yang menarik? Nama Leuwi Hejo diambil dari bahasa Sunda setempat. "Leuwi" yang berarti kolam atau relungan, sedangkan "hejo" berarti warna hijau. Dengan demikian, pasti sudah tergambar betapa hijaunya kolam air terjun di curug tersebut. Curug ini sangat terkenal dengan pemandangan di sekitarnya dan airnya yang bening yang mengundang wisatawan yang berkunjung kesana ingin merasakan segarnya curug ini. Selain curug Leuwi Hejo, di sekitar lokasi curug ini juga ada curug lainnya yang bisa dikunjungi wisatawan. Air terjun itu antara lain Curug Cepet, Curug Leuwi Lieuk dan juga Curug Leuwi Bagon. Curug lain ini bisa dicapai melalui jalan kaki atau tracking dari Curug Leuwi Hejo sekitar 5-15 menit Curug ini memiliki kedalaman 2 meter sampai 10 meter. Jadi wisatawan dapat lompat tebing dan terjun kedalam kolam curug ini. Air terjun ini juga disebut-sebut sebagai Green Canyon Kota Bogor. Menarik bukan? Mitos Curug Luewi Hujo Masyarakat setempat mempercayai terdapat terdapat Mbah barong dan Aki Jawa yang konon menjadi penjaga di tempat ini. Mitosnya jika pengunjung mengotori curug ini, berbicara kotor, atau melakukan hal buruk lainnya, maka akan mendapatkan nasib buruk. Mitos lainnya yang berkembang yaitu terkait keberadaan Nyi Blorong dan keberadaan Mbah Uyud Marsinah. Meskipun tidak jelas keterkaitan mereka berdua, namun Mbah Uyud Marsinah memiliki peninggalan berupa Petilasan Kuburan, yang berada di daerah Curug Luewi Hujo ini. Meskipun sebuah mitos, tetapi ada
Di daerah Bogor terdapat sebuah destinasi alam yang menjadi surga bagi penyuka alam. Terdapat sebuah curug atau air terjun , yaitu Leuwi Hujo. Nama Leuwi Hejo diambil dari bahasa Sunda setempat. “Leuwi” yang berarti kolam atau relungan, sedangkan “hejo” berarti warna hijau. Dengan demikian, pasti sudah tergambar betapa hijaunya kolam air terjun di curug tersebut.
Yogyakarta memiliki sebuah destinasi budaya yang indah dan megah yang berada di sebuah bukit pada ketinggian 196 meter dari permukaan laut. Situs tersebut adalah Situs Ratu Baka atau Candi Boko. Sejarahnya apa? Situs Ratu Boko adalah situs pubakala yang merupakan kompleks sejumlah sisa bangunan yang berada kira-kira 3 km di sebelah selatan dari kompleks Candi Prambanan, 18 km sebelah timur Kota Surakarta. Luas situs ini secara keseluruhan mencapai 25 ha. Situs ini diperkiraan sudah dipergunakan pada abad ke-8 pada Wangsa Sailendra dari Kerajaan Medang yang beragama Buddha, kemudian diambil oleh raja-raja Mataram Hindu. Peralihan kepemilikan kompleks Ratu Boko ini dipengaruhi Hinduisme dan Buddhisme. Dilihat dari pola peletakan sisa-sisa bangunan, diduga kuat situs ini merupakan bekas keraton. Pendapat ini berdasarkan pada kenyataan bahwa kompleks ini bukan candi atau bangunan dengan sifat religius, melainkan sebuah istana berbenteng dengan bukti adanya sisa dinding benteng dan parit kering sebagai struktur pertahanan. Sisa-sisa permukiman penduduk juga ditemukan di sekitar lokasi situs ini. Nama "Ratu Boko" berasal dari legenda masyarakat setempat. Ratu Boko dalam bahasa Jawa yang berarti harafiah: "raja bangau" adalah ayah dari Roro Jonggrang, yang juga menjadi nama candi utama pada kompleks Candi Prambanan. Kompleks bangunan ini dikaitkan dengan legenda rakyat setempat Roro Jonggrang. Situs ini memiliki perbedaan dengan peninggalan yang lain, Ratu Boko ini adalah kompleks yang profan, lengkap dengan gerbang masuk, pendopo, tempat tinggal, pemandian, hingga pagar. Di lereng bukit tempat situs ini, terdapat dua gua yang di sebut Gua Lanang (laki-laki) dan Gua Wadon (perempuan). Gua Lanang terletak di sebelah timur laut 'padebanan' merupakan lorong persegi. Sedangkan Gua Wadon terletak 20 meter kearah ternggara 'paseban' memiliki ukuran yang lebih kecil. Apa keunikan disini? Ketika berada di situs Ratu Boko ini, harus memberi tiket dulu tentunya dan bisa menyewa seorang guide yang akan memandu para wisatawan dan akan menceritakan legenda
Yogyakarta memiliki sebuah destinasi budaya yang indah dan megah yang berada di sebuah bukit pada ketinggian 196 meter dari permukaan laut. Situs tersebut adalah Situs Ratu Baka atau Candi Boko. Sejarahnya apa? Situs Ratu Boko adalah situs pubakala yang merupakan kompleks sejumlah sisa bangunan yang berada kira-kira 3 km di sebelah selatan dari kompleks
Kulonprogo memiliki banyak destinasi wisata alam yang indah dan beragam. Mulai dari pantai, air terjun, curug, hutan, pegunungan, sungai dan masih banyak lagi. Khususnya yang berada di pegunungan menoreh.Wildlife Rescue Wildlife Rescue Wildlife Rescue Di Kulonprogo juga memiliki suatu tempat yang berbeda, yaitu Pusat Penyelamatan Satwa Yogyakarta atau PPSJ atau yang lebih dikenal dengan nama Wildlife Resque Centre Jogja. Wildlife Resque Centre Jogja didirikan pada Juni 2010 oleh YKAY (Yayasan Konservasi Alam Yogyakarta) yang bekerja sama dengan Putri Yogyakarta. Wildlife Resque Centre Jogja adalah sebuah lembaga atau yayasan non-profit yang bergerak di bidang konservasi satwa liat yang terancam punah dan dilindungi. Kegiatan utama di kawasan ini adalah penyelamatan dan perlindungan satwa, di sini para satwa akan direhabilitasi. Selain itu tujuan sampingan dari berdirinya WRC Jogja ini yakni memberdayakan masyarakat sekitar dan bersosialisasi mengenai satwa liar. Saat ini WRC Jogja menampung sekitar 165 hewan dan jumlah itu akan terus bertambah. Hewan yang akan dijumpi di Wildlife Resque Centre Jogja ini adalah orangutan, owa Jawa, monyet, beruk, kera, beruang madu, elang, beo, kaswari dan baerbagai hewan lainnya. WRC Jogja adalah tempat perlindungan bagi beragam satwa liar Indonesia yang telah diselamatkan dari perdagangan hewan peliharaan ilegal di pulau Jawa. Hewan-hewan diselamatkan dari dipelihara secara ilegal, biasanya sebagai hewan peliharaan dan biasanya telah disimpan dalam kondisi yang sangat tidak layak dan tidak sehat. Mereka mungkin berasal dari pedagang hewan peliharaan yang eksotis, pemilik pribadi, bisnis komersial tanpa izin seperti restoran atau kebun binatang ilegal dan kadang-kadang dicegat perang penawaran online. Mereka dibawa ke WRC oleh Forest Rangers, LSM lain, polisi Indonesia, atau pemilik pribadi yang menyumbangkannya sendiri jika mereka tidak bisa lagi merawat binatang itu. Apa yang menarik? Hal yang menarik dari tempat ini adalh terdapatnya kubah atau Dome (orangudome) raksasa, yang lingkarannya didalamnya sudah di setting sedemikian rupa agar mirip dengan alam, sesui
Kulonprogo memiliki banyak destinasi wisata alam yang indah dan beragam. Mulai dari pantai, air terjun, curug, hutan, pegunungan, sungai dan masih banyak lagi. Khususnya yang berada di pegunungan menoreh.Wildlife Rescue Wildlife Rescue Wildlife Rescue Di Kulonprogo juga memiliki suatu tempat yang berbeda, yaitu Pusat Penyelamatan Satwa Yogyakarta atau PPSJ atau yang lebih dikenal dengan nama
Di Kabupaten Kulonprogo sedang gencar-gencarnya mempromosikan daerah tujuan wisata yang mereka punya. Apalagi Kulonprogo memiliki Bandar Udara Internasional Yogyakarta yang sudah aktif. Dengan adanya sebuah bandara baru tentu saja membawa banyak keuntungan bagi Kabupaten Kulonprogo. Termasuk sebuah tempat wisata alam yang apik dan menarik yang bernama Kedung Pedut. Obyek yang satu ini adalah berupa air terjun dua warna yang berlokasi di Pegunungan Menoreh. Air Terjun Kedung Pedut atau biasa disebut Curug Kedung Pedut berasal dari istilah bahasa Jawa. Curug yang berarti air terjun, kedung berarti kubangan atau kolam, dan pedut berarti kabut. Karena letak dari Kedung Pedut ini dan cukup tersembunyi itu menjadi daya tarik bagi Air Terjun Kedung Pedut ini. Dengan warnanya yang unik, yakni biru toska dan putih jernih, serta keberadaannya yang dibuat seperti tempat bermain main air tradisional, dengan fasilitas alat bermain seperti papan seluncur kayu, pancuran bambu, dan masih banyak lagi. Dan tentunya juga faktor pesona keindahan alamnya yang luar biasa yang membuat wisatawan ingin berkunjung ke destinasi ini. Nah, karena letaknya di Pegunungan Menoreh, kamu harus berjuang mendaki dan menuruni perbukitan. Selain itu jalanan yang dilalui pun juga belum terlalu bagus, artinya beberapa jalan beraspal dalam kondisi rusak dan masih dalam proses perbaikan. Tetapi, meskipun perjalanan yang panjang ini akan terbayarkan dengan pemandangan hamparan sawah yang hijau dan luas. Selain itu di sepanjang perjalanan, kamu juga akan melalui sejunlah obyek wisata lainnya, yakni Gunung Lanang, Goa Kiskendo, serta Goa Seplawan. Di sepanjang jalan juga terdapat beberapa papan petunjuk arah ke beberapa obyek wisata baru yang tengah dikembangkan. Di Kedung Pedut ini secara keseluruhan terdapat 5 kedung atau mata air, yaitu Kedung Anyes, Kedung Lanang, Kedung Wedok, Kedung Merak, dan Kedung Merang. Kelima kedung tersebut memiliki kedalaman yang tidak sama, yakni antara 2-5 meter. Wisatawan diperbolehkan mandi di dalam kolam mata airnya. Jika kamu berkunjung ke sana, rasakanlah kesejukan airnya yang berwarna biru
Di Kabupaten Kulonprogo sedang gencar-gencarnya mempromosikan daerah tujuan wisata yang mereka punya. Apalagi Kulonprogo memiliki Bandar Udara Internasional Yogyakarta yang sudah aktif. Dengan adanya sebuah bandara baru tentu saja membawa banyak keuntungan bagi Kabupaten Kulonprogo. Termasuk sebuah tempat wisata alam yang apik dan menarik yang bernama Kedung Pedut. Obyek yang satu ini adalah berupa air
Di Yogyakarta tepatnya di daerah bantul terdapat suatu destinasi wisata yang unik dan juga sejuk. Destinasi wisata itu adalah Seribu Batu Songgo Langit. Apa yang menarik dari tempat ini? Dulu Seribu Batu Songgo Langit ini merupakan kawasan hutan pinus yang biasa saja pada tahun dibukanya pada 2016. Pada saat itu hanya ada gazebo dan jembatan kayu saja dan konsepnya sama seperti destinasi hutan pinus yang lain. Pihak pengelola pun mulai berbenah dan berpikir menjadikan kawasan ini menjadi tempat wisata yang pastinya berbeda dengan kawasan hutan pinus yang lain. Oleh karena itu berdirilah beberapa spot foto sekaligus nama rumah negeri dongeng yang mampu menumbuhkan minat wisatawan untuk datang ke tempat ini. Daya tariknya apa saja? Saat masuk wisatawan disambut oleh sejuk dan bersihnya udara yang ada di Seribu Batu Songgo Langit ini. Tentu saja saat masuk terdapat gapura yang bisa dijadikan spot foto. Di samping kanan sudah berjajar pondok-pondok yang terbuat dari kayu. Pondok ini menjajakan berbagai macam aneka kuliner yang menggugah rasa. Dari segi harga, terbilang cukup murah. Para pedagang tidak memanfaatkan tempat wisata untuk menaikkan harga atau yang biasa disebut dengan “Ngepruk”. Mereka akan memberikan harga sesuai dengan rasa dan tempat yang mereka punya. Berjalan sekitar 200 meter, terdapat sebuah wahana flaying fox. Tetapi, wahana ini hanya dikhususkan untuk anak-anak saja. Wahana flying fox yang dikenakan tarif sebesar 20 ribu rupiah. Banyak anak-anak yang mencoba Flying fox ini sehingga, perlu antri agar bisa menikmati. Setelah dari Flying Fox, wisatawan akan disuguhkan titik spot lagi yaitu ayunan yang cukup besar. Dimana ayunan ini terdapat sebuah tulisan, kata-kata kekinian yang lucu dan unik. Di tempat ini konon katanya ada sebuah batu besar. Batu ini berasal dari Gunung Merapi yang meluncur bebas sewaktu terjadi letusan. Entah benar ataukah tidak kabar yang satu ini, tetapi banyak orang yang mempercayainya. Untuk mengambil gambar Batu
Di Yogyakarta tepatnya di daerah bantul terdapat suatu destinasi wisata yang unik dan juga sejuk. Destinasi wisata itu adalah Seribu Batu Songgo Langit. Apa yang menarik dari tempat ini? Dulu Seribu Batu Songgo Langit ini merupakan kawasan hutan pinus yang biasa saja pada tahun dibukanya pada 2016. Pada saat itu hanya ada gazebo dan jembatan
Campa.com- Di daerah Bantul Yogyakarta terdapat banyak wisata alam yang terkenal dari Pantai Parangtritis, Hutan Pinus Pengger, Mangunan, dan masih banyak lagi. Salah satu tempat wisata yang terkenal lainnya adalah Pucak Becici. Tempat wisata alam ini memiliki hutan pinus seluas 4,4 hektar dengan alamnya yang masih alami dan hijau, udara yang masih segar dan hawa sejuk yang belum tercemar oleh polusi. Banyak sekali spot foto yang ada disini terlebih lagi ketika sunset tiba, dengan background warna jingga dari pancaran matahari yang akan tenggelam membuat foto yang diambil sangat indah. Selain itu Puncak becici juga biasa digunakan untuk pemrotetan model sampai foto pre wedding karena alamnya yang indah. kawasan ini dikelola oleh para warga setempat secara swadaya. Warga setempat secara gotong-royong mambangun fasilitas sederhana seperti lokasi parkir kendaraan, pemerataan jalan masuk, hingga tempat istirahat pengunjung Sejarah Nama Beicici berasal dari gabungan kata “ambeg’ yang mempunyai arti berdiam diri dan kata suci, dua kata tersebut merujuk pada cerita turun temurun yang dipercayai masyarakat setempat. Cerita tersebut tentang putra pendiri Desa Muntuk yang bertapa di bukit barat hutan pinus dan kemudian dia ingin disemayamkan di bukit yang sama ketika meninggal dunia. Apa yang menarik? Di tempat ini ada gardu pandang yang bisa dipakai oleh wisatawan untuk melihat pemandangan sejauh mata memandang. Dari Puncak Becici ini wisatawan dapat melihat deretan pohon hijau yang tumbuh dengan rapat dari ketinggian dengan latar belakang Gunung Merbabu dan Gunung Merapi. Banyak sekali kegiatan yang dapat dilakukan disini, yang pertama adalah bagi para pemburu senja. Para pengunjung dapat melihat sinar matahari senja yang apik sekali tentunya untuk diabadikan. Pemandangan yang berlangsung singkat ini sangat sayang jika dilewatkan ketika berada di Puncak Becici. Di Puncak Becici ini juga sudah disediakan camping ground yang cukup luas bagi pengunjung yang ingin merasakan pengalaman camping yang seru. Banyak sekali spot foto yang ada
Campa.com– Di daerah Bantul Yogyakarta terdapat banyak wisata alam yang terkenal dari Pantai Parangtritis, Hutan Pinus Pengger, Mangunan, dan masih banyak lagi. Salah satu tempat wisata yang terkenal lainnya adalah Pucak Becici. Tempat wisata alam ini memiliki hutan pinus seluas 4,4 hektar dengan alamnya yang masih alami dan hijau, udara yang masih segar dan hawa
Campa.com- Jogja memiliki magnet yang kuat bagi mereka yang pernah mengunjungi Jogja. Suasana dan keindahannya melekat dihati semua orang, termasuk destinasi wisatanya. Aura tradisionalnya membuat semua orang nyaman dan ingin kembali ke Jogja. De Mangol merupakan obyek wisata baru di Jogja yang terletak di kawasan perbukitan Kabupaten Gunung Kidul. Tempat wisata ini menawarkan keindahan pesona alam khas perbukitan kota Jogja dari ketinggian yang dapat dinikmati wisatawan. Selain itu wisatawan dapat menikmati berbagai spot foto bertemakan gardu pandang. Gardu Pandang De Mangol memang terkenal menjadi salah satu tempat wisata hunting foto terbaru di Jogja. Jadi disana wisatawan tidak hanya disuguhi keindahan alamnya saja, namun wisatawan juga akan di hibur dengan berbagai spot foto. Gardu Pandang Mangol Kencana Jogja berada di dataran tinggi Jogja di antara persawahan yang tentunya memiliki udara yang sejuk dengan panorama yang indah. View alam perbukitan serta persawahan ditambah dengan kerlap-kerlip lampu sendu membuat suasana begitu menenangkan. Tak heran jika De Mangol Jogja ini menjadi tempat nongkrong favorit di Jogja para pasangan muda. Secara wisata De Mangol Jogja sangat indah dan romantis, tentunya sangat cocok untuk tempat kumpul bersama keluarga, komunitas, ataupun reunian yang kece. Destinasi ini berkonsep perpaduan tempat makan yang memiliki spot foto berlatar pemandangan alam kota Jogja dari ketinggian. Wisatawan disana akan disuguhi berbagai spot foto instagramable, spot foto tersebut antara lain gardu pandang, spot kursi keren, spot sepeda, spot foto kotak telephone dan masih banyak lagi lainnya. Pokoknya disetiap sudut De Mangol Jogja sangat cocok untuk mengabadikan momen dengan berswafoto. Tertarik? Selain spot foto De Mangol Jogja, tempat ini juga menyediakan berbagai menu makanan yang harganya terjangkau, tidak bikin kantong kering tentunya. Menu De Mangol Jogja sangat beragam dan pastinya tak mengecewakan lidah. Disamping itu fasilitasnya juga lengkap dan harga tiket masuk De Mangol Jogja juga murah. Fasilitasnya apa saja? Fasilitas De Mangol pastinya tidak terlepas
Campa.com– Jogja memiliki magnet yang kuat bagi mereka yang pernah mengunjungi Jogja. Suasana dan keindahannya melekat dihati semua orang, termasuk destinasi wisatanya. Aura tradisionalnya membuat semua orang nyaman dan ingin kembali ke Jogja. De Mangol merupakan obyek wisata baru di Jogja yang terletak di kawasan perbukitan Kabupaten Gunung Kidul. Tempat wisata ini menawarkan keindahan pesona alam
Ada yang tau lirik lagu ini? "Ademe gunung merapi purbo. Melu krungu swaramu ngomongke opo. Ademe gunung merapi purbo. Sing ning langgran Wonosari Jogjakarta." Begitu sepenggal lirik lagu 'Banyu Langit' karya Didi Kempot, yang mengambil cerita tentang Gunung Api Purba Nglanggeran berdampak postif bagi perkembangan wisata di sana. Gunung Nglanggeran adalah sebuah gunung di Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Gunung ini merupakan suatu gunung api purba yang terbentuk sekitar 0,6-70 juta tahun yang lalu atau yang memiliki umur tersier (Oligo-Miosen). Gunung Nglanggeran memiliki batuan yang sangat khas karena didominasi oleh aglomerat dan breksi gunung api. Bagaimana sejarahnya? Bukit Nglanggeran konon merupakan tempat menghukum warga desa yang ceroboh merusak wayang. Asal kata nglanggeran adalah nglanggar yang mempunyai arti melanggar. Pada ratusan tahun yang lalu, penduduk desa sekitar mengundang seorang dalang untuk mengadakan pesta syukuran hasil panen. Akan tetapi para warga desa melakukan hal ceroboh. Mereka mencoba merusak wayang si dalang. Dalang murka dan mengutuk warga desa menjadi sosok wayang dan dibuang ke Bukit Nglanggeran. Ada beberapa bebatuan besar yang menurut cerita warga sekitar digunakan untuk tempat pertapaan warga. Warga sekitar mengatakan bahwa menurut kepercayaan, Gunung Nglanggeran dijaga oleh Kyai Ongko Wijoyo serta tokoh pewayangan Punokawan. Pada malam tahun baru Jawa atau Jumat Kliwon, beberapa orang memilih semadi di pucuk gunung. Di Gunung Nglanggeran ini pula warga pernah menemukan arca mirip Ken Dedes. Bukit Nglanggeran konon merupakan tempat menghukum warga desa yang ceroboh merusak wayang. Asal kata nglanggeran adalah nglanggar yang mempunyai arti melanggar. Pada ratusan tahun yang lalu, penduduk desa sekitar mengundang seorang dalang untuk mengadakan pesta syukuran hasil panen. Akan tetapi para warga desa melakukan hal ceroboh. Mereka mencoba merusak wayang si dalang. Dalang murka dan mengutuk warga desa menjadi sosok wayang dan dibuang ke Bukit Nglanggeran. Ada beberapa bebatuan besar yang menurut cerita warga sekitar digunakan untuk tempat pertapaan warga.
Ada yang tau lirik lagu ini? “Ademe gunung merapi purbo. Melu krungu swaramu ngomongke opo. Ademe gunung merapi purbo. Sing ning langgran Wonosari Jogjakarta.” Begitu sepenggal lirik lagu ‘Banyu Langit’ karya Didi Kempot, yang mengambil cerita tentang Gunung Api Purba Nglanggeran berdampak postif bagi perkembangan wisata di sana. Gunung Nglanggeran adalah sebuah gunung di Daerah