Salah satu destinasi wisata yang memukau keindahannya ialah Watu Payung Gunung Kidul. Asal nama Watu Payung karena terdapat batu besar yang menyerupai payung. Di sana, terdapat beberapa spot foto dengan background yang indah. Hal inilah yang membuat objek wisata ini terkenal. Gardu pandangnya dan foto corner yang unik menjadi buruan para wisatawan untuk di-posting di media sosial. Pemandangan alam perbukitan yang luas dengan vegetasi yang hijau nan asri mempesona siapa pun yang berkunjung. Di atas perbukitan Watu Payung Gunung Kidul, wisatawan bisa menikmati udara yang sejuk dan segar. Bila berkunjung pada siang hari, wisatawan bisa menikmati embusan angin sepoi yang bertiup. Pengunjung bisa menikmati mata hari terbit pada pagi hari dan matahari terbenam pada sore hari dengan latar panorama alam yang indah nan menawan. Keindahannya semakin memukau bila dilihat dari gardu pandang yang unik. Nah, bagi pencinta petualangan, Watu Payung tak hanya menawarkan keindahan panorama, tetapi juga aktivitas tracking. Wisatawan dapat mencoba pengalaman melintasi jalan setapak terjal yang terdapat beberapa spot foto yang menarik. Selain tracking, wisatawan juga akan bisa melakukan outbond. Sebab, pengelola sedang memperbanyak fasilitas yang lebih seru. Nah, Watu Payung ini letaknya berada di Turunan, Girisuko, Panggang, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Lokasinya pun mudah ditemukan. Walaupun begitu, untuk menuju ke sana, ada baiknya wisatawan berhati-hati karena jalannya naik-turun dan berbelok-belok. Sementara itu, biaya untuk menikmati keindahan dan keseruan di Watu Payung cukup murah. Sebab, pengunjung belum dikenakan biaya masuk. Ya, objek wisata ini belum dikelola secara resmi oleh pihak terkait. Oleh karena itu, wisatawan hanya dikenakan biaya parkir sebesar 2.000,- rupiah untuk motor dan 5.000,- rupiah untuk mobil. Meskipun begitu, fasilitas di objek wisata ini cukup lengkap, sehingga pengunjung merasa nyaman, di antaranya gazebo, mushala, area parkir, kamar mandi/toilet, warung, dan lain sebagainya. Jika tertarik dan ingin mengunjungi Watu Payung Gunung Kidul atau destinasi wisata
Salah satu destinasi wisata yang memukau keindahannya ialah Watu Payung Gunung Kidul. Asal nama Watu Payung karena terdapat batu besar yang menyerupai payung. Di sana, terdapat beberapa spot foto dengan background yang indah. Hal inilah yang membuat objek wisata ini terkenal. Gardu pandangnya dan foto corner yang unik menjadi buruan para wisatawan untuk di-posting di
Salah satu objek wisata di daerah Kabupaten Bantul, Yogyakarta, yang kini menarik perhatian masyarakat ialah Grojogan Lepo Dlingo. Mulai dibuka sejak tahun 2013, objek wisata ini sudah ramai pengunjung, terutama pada akhir pekan. Kondisinya yang masih sangat alami membuat masyarakat tertarik untuk berkunjung dan menikmati suasananya. Grojogan Lepo Dlingo mempunyai beberapa tingkat air terjun di dalam satu aliran sungai. Gerojokan pertama yang berada di dekat tempat penarikan sumbangan tidak terlalu tinggi, yakni hanya setinggi sekitar 1 meter. Terdapat sebuah cekungan alami berbentuk kolam renang dengan kedalaman 1 hingga 1,5 meter di bawah gerojogan ini. Gerojogan kedua terletak di bawah gerojogan pertama tadi. Tingginya sekitar 10 meter dengan tipe air terjun melebar. Nah, gerojokan inilah yang menjadi ikon dan amat menarik perhatian pengunjung. Pada dinding air terjun, mengalir air yang membentuk tirai kecil akibat pengendapan kapur yang larut di dalam air. Terdapat kolam yang panjangnya 30 meter dan berkedalaman 1 meter berada di bawah gerojogan kedua ini. Memang, tampak bahwa aliran air ini seperti sengaja dibendung sebagai sarana mandi atau berenang bagi pengunjung. Gerojogan ketiga mempunyai tinggi dan tipe aliran air yang hampir sama dengan gerojogan kedua. Menariknya, pada gerojogan ketiga ini, ada batuan di dinding sekitar air terjun dan membentuk persegi panjang yang tersusun rapi. Meskipun kolam yang berada di bawahnya tidak berbahaya, ada baiknya para pengunjung berhati-hati ketika bermain-main di sana. Untuk menemukan objek wisata Gerojogan lepo Dlingo amat mudah, meskipun jauh dari pusat kota. Gerojogan ini tepatnya berada di Dusun Pokoh, Desa Dlingo, Kecamatan Dlingo, Pokoh I, Dlingo, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Lantaran masih termasuk baru, untuk memasuki objek wisata ini tidak dikenakan biaya tiket. para pengunjung hanya dikenakan biaya untuk parkit, yakni sebesar 2.000,- rupiah untuk motor dan 10.000,- rupiah untuk mobil. Sementara itu, fasilitas di Gerojogan Lipo Dlingo ini belum memadai. Beberapa fasilitas yang ada, di
Salah satu objek wisata di daerah Kabupaten Bantul, Yogyakarta, yang kini menarik perhatian masyarakat ialah Grojogan Lepo Dlingo. Mulai dibuka sejak tahun 2013, objek wisata ini sudah ramai pengunjung, terutama pada akhir pekan. Kondisinya yang masih sangat alami membuat masyarakat tertarik untuk berkunjung dan menikmati suasananya. Grojogan Lepo Dlingo mempunyai beberapa tingkat air terjun di
Salah satu tempat wisata menakjubkan sekaligus tempat belajar yang ada di Gunung Kidul, Yogyakarta ialah Hutan Wanagama. Pada awalnya, hutan ini amat tandus akibat penebangan pohon secara liar yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Prof. Oemi Han’im yang merasa harus ada perbaikan memelopori penghijauan hutan ini. Ia pun menanam pohon di lahan seluas 10 Ha. Hal ini menarik perhatian berbagai pihak, khususnya pencinta lingkungan dan pemerintah. Pada akhirnya, mereka bekerja sama melakukan reboisasi hingga seluas 600 Ha. Kini, hutan tandus itu menjadi hijau. Hutan Wanagama merupakan hutan yang unik. Sebab, di dalamnya terdapat berbagai jenis tanaman dari berbagai daerah. Sehingga, hutan ini juga disebut sebagai miniatur hutan. Pohon akasianya termasuk dalam Hutan Tanaman Industri dan berpotensi sebagai bubur kayu yang merupakan bahan dari beberapa perusahaan besar. Ada pula deretan pohon minyak kayu putih dan atsiri yang berguna untuk menghangatkan badan. Berbagai pohon lainnya, seperti eboni, cendana, murbei, jati, dan lainnya juga terdapat di hutan ini. Tak hanya berbagai tanaman, di hutan ini juga dihuni oleh berbagai jenis hewan, seperti unggas, kera, serta beberapa jenis reptil. Kebutuhan air di hutan ini bersumber dari 3 sungai, yakni Oyo, Sendang Ayu, dan Banyu Tibo. Adanya ketiga sungai ini memberi kesan sejuk, sedangkan suara gemericiknya membuat hati tenang. Nah, salah satu hal menarik yang terdapat di Hutan Wanagama ialah salah satu pohon yang membuat hutan ini mendunia, yakni pohon jati (Tectona Grandis) yang ditanam oleh pangeran Charles pada tahun 1989. Konon, pohon ini memiliki hubungan erat dengan Pangeran Charles. Pasalnya, pada saat Pangeran Charles mengumumkan perpisahannya dengan Putri Diana, pohon yang waktu itu masih setinggi 1 meter ini mengering, seakan ikut merasakan kesedihan atas perpisahan itu. Hutan ini membuat para pengunjung merasakan nuansa alam yang kental. Hutan Wanagama ini beralamat di Desa Banaran, Kecamatan Playen, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Biaya masuk
Salah satu tempat wisata menakjubkan sekaligus tempat belajar yang ada di Gunung Kidul, Yogyakarta ialah Hutan Wanagama. Pada awalnya, hutan ini amat tandus akibat penebangan pohon secara liar yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Prof. Oemi Han’im yang merasa harus ada perbaikan memelopori penghijauan hutan ini. Ia pun menanam pohon di lahan seluas
Tak hanya pantai, Gunung Kidul, Yogyakarta, juga mempunyai Taman Hutan Raya. Taman hutan ini diresmikan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono pada tahun 2012 dengan luas sekitar 634 hektar. 6,2 hektar kawasan ini adalah area penangkaran rusa timor (Cervus Timorensis) yang dikelola oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Yogyakarta dan kelompok tani di sekitarnya. Hingga saat ini, terdapat sebanyak lebih dari 30 ekor rusa timor. Ada juga Arboretum seluas 10,7 hektar dengan berbagai tanaman hutan. Tak hanya itu, persemaian dan pabrik pengelolaan minyak kayu putih “Sendang Mole” ada di kawasan ini. Taman Hutan Raya sering digunakan sebagai wilayah konservasi penelitian yang berada di Yogyakarta. Bahkan, banyak peneliti dari luar Yogyakarta datang karena berbagai flora dan faunanya. Terlebih, tempat ini didukung oleh berbagai potensi kawasan yang terkenal, seperti Hutan Wanagama, yang merupakan area pendidikan dan penelitian. Salah satu vegetasi di kawasan Taman Hutan Raya ialah tanaman yang meranggas pada musim kemarau. Pada musim seperti itu, hutan akan tampak lebih terbuka. Uniknya, bagian tepi hutan tetap hijau karena mengalir sungai Oyo. Berbagai bibit tanaman juga dikembangkan di Taman Hutan Raya, di antaranya tanaman tati, mahoni, kayu putih, dan jambu mete. Dengan jumlah produksi lebih dari dua juta bibit per tahun, berbagi tanam ini merupakan program reboisasi. Bila ingin bermain dengan rusa, menyentuh dan memberinya makan, pengunjung bisa menuju penangkaran rusa. Hewan-hewan liar itu berada di kandang berukuran 40x40 meter yang berada di sebelah timur area persemaian. Selain rusa, ada juga burung madu srigati, elang ular bido, alap-alap sapi, elang alpacina, raja udang, burung madu kelapa, cucak kutilang, dan kepodang. Taman Hutan Raya dibagi menjadi 3 zona. Zona 1 terdiri atas atraksi gajah, areal cycling, kuliner gantung, cultur show, dan camping ground. Sedangkan, zona 2 terdiri atas pabrik minyak kayu putih, persemaian, research centre, serta pusat indukan rusa. Sementara itu, zona 3 merupakan
Tak hanya pantai, Gunung Kidul, Yogyakarta, juga mempunyai Taman Hutan Raya. Taman hutan ini diresmikan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono pada tahun 2012 dengan luas sekitar 634 hektar. 6,2 hektar kawasan ini adalah area penangkaran rusa timor (Cervus Timorensis) yang dikelola oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Yogyakarta dan kelompok tani di sekitarnya. Hingga
Siapa bilang di Gunung Kidul, Yogyakarta, hanya pantainya yang indah? Pada tanggal 19 Februari 2013, Sri Sultan Hamengku Buwono X meresmikan salah satu objek wisata di daerah Gunung Kidul yang tak kalah menakjubkannya, yakni Embung Nglanggeran. Embung Nglanggeran merupakan telaga buatan. Namun, soal keindahan, embung ini tidak bisa diremehkan. Berada di sekitar Gunung Api Purba Nglanggeran, embung atau telaga ini mempunyai fungsi utama mengairi kebun buah yang berada di daerah sekitarnya. Pemandangan di Embung Nglanggeran Bila ingin mencapai embung ini, maka para pengunjung harus menaiki anak tangga berjumlah puluhan dan berkelok-kelok. Namun, lelahnya perjalanan itu akan terbayar ketika telah berada di atasnya. Nah, tepat di bawah embung inilah, terdapat perkebunan buah milik warga yang dialiri air embung tersebut. Oleh karena itu, tempat wisata ini juga disebut kebun Buah Nglanggeran. Embung Nglangeran ini dikelilingi oleh tebing-tebing dari Gunung Api Purba Nglanggeran. Menurut penduduk di sekitarnya, telaga buatan ini tercipta dari sebuah bukit yang dipotong sedemikian rupa hingga menjadi telaga. Baca Juga: Picnic Trip with Campa Van Semburat Senja di Embung Nglanggeran Gunung Kidul Desain Embung Nglanggeran ini pun terbilang bagus. Di beberapa sisi telaga, terpasang instalasi yang mengalirkan air dari telaga ini ke area persawahan dan perkebunan warga. Dengan luas area sekitar 60x60 meter, telaga ini pun menarik dan mampu menghipnotis pengunjungnya. Bila datang ke Embung Nglanggeran pada pagi hari, pengunjung bisa menyaksikan matahari terbit dari tampak dari kejauhan dan indahnya pemandangan dengan latar lembah hijau yang berkabut. Nah, moment mengesankan lainnya ialah bila mengunjungi objek wisata ini pada sore hari. Saat musim kemarau, matahari terbenam menjadi momen yang dinanti. Hal itu terjadi karena langit cenderung lebih cerah sehingga ufuk barat lebih besar kemungkinannya untuk terlihat ketika matahari terbenam. Dari di pinggir Embung pengunjung bisa menikmati senja tanpa terhalang oleh pepohonan, bukit atau apapun. Hal Yang Tidak Boleh dilakukan di Embung
Siapa bilang di Gunung Kidul, Yogyakarta, hanya pantainya yang indah? Pada tanggal 19 Februari 2013, Sri Sultan Hamengku Buwono X meresmikan salah satu objek wisata di daerah Gunung Kidul yang tak kalah menakjubkannya, yakni Embung Nglanggeran. Embung Nglanggeran merupakan telaga buatan. Namun, soal keindahan, embung ini tidak bisa diremehkan. Berada di sekitar Gunung Api Purba
Salah satu pantai di Gunung Kidul, Yogyakarta, yang menakjubkan ialah Pantai Watu Kodok. Pasirnya yang putih dan air yang berwarna biru membuat pantai ini tampak eksotis. Selain itu, batu karang yang terjal menjadi daya tarik dan keunikan tersendiri di pantai ini. Lantaran masih baru, pantai ini masih sangat alami dan lestari. Sehingga, cocok untuk menghabiskan liburan bersama teman atau keluarga. Asal mula nama Pantai Watu Kodok karena adanya dua batu karang yang berbentuk menyerupai kodok di sisi barat dan timur pantai. Sehingga, dua batu karang ini menjadi ikon Pantai Watu Kodok. Di sekitar pantai, banyak terdapat pohon cemara udang dan pandan laut. Pengunjung bisa berteduh di bawah pepohonan itu sembari menikmati suasana pantai. Selain itu, pengunjung boleh berenang, tetapi harus berhati-hati karena ombak di pantai ini sama berbahayanya seperti pantai lainnya. Di Pantai Watu Kodok, terdapat spot foto yang instagramable serta area camping. Keindahan pantai yang menakjubkan layak dipasang di sosial media. Sedangkan, bagi pengunjung yang ingin bermalam, tidak perlu khawatir karena ada keamanan yang menjaga area pantai. Area Pantai ini memang bisa dikatakan sepi pengunjung dan seperti surga tersembunyi, pasalnya selain akses jalan masuk menuju pantai ini yang tidak memungkinkan bus pariwisata memasuki area ini dikarenakan hanya cukup dilalui satu mobil saja dan harus bergantian jika ada dua mobil yang berpapasan. Sepinya pengunjung justru membuat alam Pantai Watu Kodok menjadi terjaga dari hiruk pikuk wisatawan. Di Pantai ini juga terdapat private resort yang mengangkat tema natural. Resort yang bernama Villa Watu Kodok, unikmya villa ini dibangun diatas bukit-bukit kecil-kecil yang mengelilingi pantai Watu Kodok. Konsep bangunan Joglo atau limasan di padukan dengan lingkungan alam sekitar menjadikan villa Watu Kodok sangat nyaman ditinggali. kebanyakan hanya turis asing yang menginap disana. Memanjakan mata dengan keindahan pantai, menghirup aroma laut, menikmati angin sepoi, dan menenangkan pikiran sejenak bisa menjadi pelepas stres. Lantaran
Salah satu pantai di Gunung Kidul, Yogyakarta, yang menakjubkan ialah Pantai Watu Kodok. Pasirnya yang putih dan air yang berwarna biru membuat pantai ini tampak eksotis. Selain itu, batu karang yang terjal menjadi daya tarik dan keunikan tersendiri di pantai ini. Lantaran masih baru, pantai ini masih sangat alami dan lestari. Sehingga, cocok untuk menghabiskan
Sebagai surganya pantai, daerah Gunung Kidul, Yogyakarta menawarkan banyak keindahan alam yang menjadi pilihan liburan. Pantai Sadeng yang juga sering disebut sebagai surganya nelayan termasuk pantai yang menarik untuk dikunjungi. Terbukti, baik wisatawan mancanegara maupun lokal banyak yang berkunjung ke pantai ini. Pantai ini disebut sebagai surganya para nelayan karena dahulu, pada tahun 1982, para nelayan dari daerah Gombong yang berbondong-bondong datang dan mendirikan perkampungan. Perkampungan ini pun berkembang seiring waktu, bahkan hingga lebih dari 35 tahun. Konon, lokasi Pantai Sadeng ini merupakan muara Sungai Bengawan Solo Purba, selain terdapat pelabuhan ikan. Salah satu objek wisata yang ada di Pantai Sadeng ialah Telaga Suling. Penduduk daerah ini meyakini bahwa telaga ini menyimpan sisa-sisa air dari sungai Bengawan Solo Purba. Hal ini dibuktikan dengan adanya dua perbukitan kabur yang memanjang dan terdapat lembah berada di tengahnya. Lembah yang memiliki panjang 7 kilometer ini amat subur. Sehingga, kini menjadi ladang palawija bagi masyarakat sekitarnya. Nah, bila ingin melihat aktivitas para nelayan, maka Pantai Sadeng tempatnya. Wisatawan dapat menikmati pemandangan aktivitas yang natural, mulai dari kegiatan para nelayan yang sedang membersihkan perahu, membawa hasil tangSalah satu objek wisata yang ada di Pantai Sadeng ialah Telaga Suling. Penduduk daerah ini meyakini bahwa telaga ini menyimpan sisa-sisa air dari sungai Bengawan Solo Purba. Hal ini dibuktikan dengan adanya dua perbukitan kabur yang memanjang dan terdapat lembah berada di tengahnya. kapan, menggiling es untuk mengawetkan ikan, hingga yang tak kalah menarik ialah proses pelelangan ikan. Tidak lengkap rasanya bila ke pantai, tetapi tidak menikmati seafood. Nah, selain menikmati keindahan pantai dan melihat aktivitas nelayan di Pantai Sadeng, wisata kuliner juga tak boleh terlewatkan. Pasalnya, kuliner aneka seafood di pantai ini juga terkenal. Menariknya lagi, berbagai makanan laut ini bisa kita dapatkan dengan harga relatif murah. Jadi, pengunjung tidak perlu khawatir soal harga. Menikmati makanan laut yang
Sebagai surganya pantai, daerah Gunung Kidul, Yogyakarta menawarkan banyak keindahan alam yang menjadi pilihan liburan. Pantai Sadeng yang juga sering disebut sebagai surganya nelayan termasuk pantai yang menarik untuk dikunjungi. Terbukti, baik wisatawan mancanegara maupun lokal banyak yang berkunjung ke pantai ini. Pantai ini disebut sebagai surganya para nelayan karena dahulu, pada tahun 1982, para
Air Terjun Perawan Sidoharjo, ketika kalian mendengar nama itu pasti kalian akan beranggapan dan bertanya-tanya dalam hati, apa sih istimewanya air terjun ini sehingga dinamakan "Air Terjun Perawan Sidoharjo"? Sebelum kita bahas lebih dalam apa saja keistimewaannya, apakah kalian tahu Air Terjun ini terletak dimana? Yap seperti namanya Air Terjun Perawan Sidoharjo terletak di Dusun Gonolangu, Desa Sidoharjo, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo. Air Terjun ini tidak mudah untuk di cari, bahkan ketika dicari di Google Maps terkadang tidak mudah untuk ditemukan secara cepat, dan tidak sedikit wisatawan yang kebinggungan untuk mencari tempat ini. Nah disini akan dibahas terkait rute, akses jalan, fasilitas, harga tiket masuk dan keistimewaannya. So, jangan lewatkan ulasannya. Meskipun keberadaan Air Terjun ini terbilang masih membinggungkan, tetapi Air Terjun ini selalu menjadi sasaran empuk para wisatawan yang Tour ke Jogja. Rugi apabila tidak menyempatkan untuk berkunjung ke Air Terjun Perawan Sidoharjo ini. Rute Dari arah Kota Jogja menuju ke Air Terjun Perawan Sidoharjo kalian perlu menempuh jarak sekitar 30 km dengan lama perjalanan kurang lebih 1 jam. Dari Arah Yogyakarta menuju ke perempatan Ring Road Demak Ijo > Jalan Godean > Jembatan Sungai Progo > ada perempatan Nanggulan belok ke kanan ( ambil ke arah utara) > ada perempatan Dekso ambil arah ke kiri (menuju ke arah Samigaluh) > ada pertigaan di jalan menanjak > ambil kanan > MTs Sidoharjo > setelah Mts ambil kanan masuk jalan kecil di sebelahnya menuju ke > Air Terjun Perawan Sidoharjo. Harga Tiket masuk Saat anda berkunjung ke Air Terjun Perawan, anda tidak akan dikenakan biaya tiket masuk, hanya perlu membayar parkir, untuk kendaraan roda 2 dikenakan biaya 2.000 rupiah, sedangkan untuk kendaraan roda 4 dikenakan biaya 5.000 rupiah. Fasilitas untuk fasilitas disini terbilang masih sangat terbatas, parkiran, dan toilet, dan sebaiknya pengunjung mempersiapkan sendiri bekal yang akan dibawa
Air Terjun Perawan Sidoharjo, ketika kalian mendengar nama itu pasti kalian akan beranggapan dan bertanya-tanya dalam hati, apa sih istimewanya air terjun ini sehingga dinamakan “Air Terjun Perawan Sidoharjo”? Sebelum kita bahas lebih dalam apa saja keistimewaannya, apakah kalian tahu Air Terjun ini terletak dimana? Yap seperti namanya Air Terjun Perawan Sidoharjo terletak di Dusun
Banyaknya Universitas, baik negeri maupun swasta, di Yogyakarta tidak menjadikan daerah istimewa ini hanya dikenal sebagai kota pelajar. Di kota yang juga dikenal dengan nama Jogja ini memiliki kelebihan lain selain sebagai kota pelajar. Salah satunya adalah sebagai daerah tujuan wisata yang banyak diburu oleh wisatawan dari dalam maupun luar negeri. Salah satu tujuan wisata yang mulai banyak dikunjungi di Jogja adalah Air Terjun Luweng Sampang yang terletak di Kabupaten Gunungkidul. Seperti yang diketahui selama ini, bahwa Gunungkidul memiliki tanah berbatu dan bercadas. Rupanya keadaan inilah yang membuat Air Terjun Luweng Sampang unik dan berbeda dengan sebagian besar wisata air terjun yang ada di Jogja. Air Terjuan Luweng Sampang tampak indah karena dihiasi oleh batuan cadas yang ada di sisi kanan dan kirinya. Pemandangan ini tentu saja sangat kontras dengan birunya warna air terjun yang jernih. Uniknya lagi, bebatuan cadas di sekitar air terjun memperlihatkan bekas adanya erosi akibat air yang mengikis. Bekas erosi ini sangat indah dan mirip dengan tebing Antelope Canyon yang ada di Arizona. Bedanya, jika di Arizona berwarna merah bata dan cerah, di air terjun ini memiliki bebatuan yang berwarna khas bebatuan, yakni cokelat gelap. Tidak seperti air terjun lain di Jogja yang memiliki ketinggian belasan hingga puluhan meter, Air Terjun Luweng Sampang hanya memiliki ketinggian sekitar lima meter. Namun, karena ini pula, pengunjung dapat menikmati keindahan air terjun dari atas ketinggian. Pengunjung dapat memanjat ke atas dan menikmati ait terjun dari atas bebatuan. Pengunjung akan melihat air terjun yang mengalir dengan bentuk seperti luweng. Dengan ketinggian yang hanya lima meter, debit air terjun ini tidak terlalu besar. Sehingga, pengunjung dapat mandi di bawah air terjun dengan aman dan nyaman. Namun, debit air di sini sering berubah sesuai dengan musim, yakni akan lebih besar ketika musim penghujan, dan akan lebih rendah dan jernih pada musim kemarau.
Banyaknya Universitas, baik negeri maupun swasta, di Yogyakarta tidak menjadikan daerah istimewa ini hanya dikenal sebagai kota pelajar. Di kota yang juga dikenal dengan nama Jogja ini memiliki kelebihan lain selain sebagai kota pelajar. Salah satunya adalah sebagai daerah tujuan wisata yang banyak diburu oleh wisatawan dari dalam maupun luar negeri. Salah satu tujuan wisata
Sebelum didirikan beberapa wisata ramah anak di Jogja, telah hadir beberapa desa yang dikembangkan menjadi wisata edukasi... Yap! Salah satunya adalah Desa Wisata Kembang Arum. Desa Wisata Kembang Arum terletak di Kembangarum 13, Donokerto, Turi, Wetan Kali, Donokerto, Turi, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55551. Pemukiman yang indah ini memiliki lahan yang cukup luas sekitar 22 hektar dan desa ini juga mendapatkan penghargaan menjadi pemenang juara 1 dalam Festival Desa Wisata tahun 2008. Nah dari situ, mulailah semakin dikembangkan berbagai kegiatan sebagai wisata beredukasi sehingga belajar ke alam secara langsung akan membuat inteligensi dan motorik anak berkembang. Seperti apa aktivitas kegiatan alam di Desa Wisata Kembang Arum ? Suasana Desa Kembang Arum yang tenang, asri, dengan udara segar, dan suasana pedesaan yang masih khas menjadi daya tarik tersendiri, sehingga kerap kali desa ini dijadikan sebagai tempat penyelenggaraan berbagai event. Maka dari itu, desa ini memiliki 1 rumah yang khusus digunakan untuk penyelenggaraan event. Aktivitas yang ada di lokasi wisata ini bermacam – macam seperti aktivitas alam, aktivitas wahana dan lain – lain. Aktivitas yang telah di sediakan dapat anda nikmati bersama dengan keluarga untuk bersenang – senang, memberikan edukasi ke anak, serta menghabiskan waktu bersama yang akan menyatuhkan keluarga. Berbagai wahana yang dimiliki salah satu nya yaitu wahana outbound. Apa saja wahana outbound itu? Flying Fox (Arsitayogyakarta.com) Permainan yang satu ini ditujukan untuk memacu adrenalin anda dan anak, dari ketinggian sekitar 5 meter, ditambah lagi anda dapat merasakan segarnya udara desa dengan pemandangan yang indah hlo. Tapi tenang, tentunya wisata ini aman karena dibantu oleh pemandu profesional dan menggunakan peralatan standard. Jembatan Layang (kotajogja.com) Pada kegiatan kali ini akan dihadapkan pada sebuah jembatan yang berada di atas kolam air, dan anda akan ditantang untuk melewati jembatan tersebut. Yak tentunya kegiatan ini akan membantu anda dan anak
Sebelum didirikan beberapa wisata ramah anak di Jogja, telah hadir beberapa desa yang dikembangkan menjadi wisata edukasi… Yap! Salah satunya adalah Desa Wisata Kembang Arum. Desa Wisata Kembang Arum terletak di Kembangarum 13, Donokerto, Turi, Wetan Kali, Donokerto, Turi, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55551. Pemukiman yang indah ini memiliki lahan yang cukup luas sekitar