Campa.com- Yogyakarta memiliki banyak sekali kekayaan alam. Ada bukit, sungai, danau, pantai dan berbagai hal lainnya. Di Kabupaten Bantul, tak hanya mempunyai pantai Parangtritis aja. Di Bantul, banyak sekali obyek wisata, salah satunya adalah Pantai Goa Cemara. Di pantai ini wisatawan dapat menikmati pantai yang sejuk dan nyaman. Sesuai dengan namanya, pantai ini dipenuhi dengan pohon cemara dan membentuk seperti goa. Menurut warga setempat, terdapat sekitar 6000 lebih pohon cemara udang yang memenuhi lahan seluas 20 hektar di pinggir pantai. Wisatawan yang berkunjung ke tampat ini pastilah akan tertarik untuk berfoto di dalam lorong jejeran pohon ini. Destinasi ini dijaga keasriannya oleh pengelola agar tetap terjaga keasriannya. Pohon Cemara ini bertujuan untuk melindungi abrasi air laut dan menahan gumuk pasir supaya tidak mengalamai perpindahan akibat tiupan angin. Nilai lebih lainnya adalah terletak di bentang gumuk pasir antara Muara Sungai Opak dan Sungai Progo. Lokasi ini menjadikan Pantai Goa Cemara eksklusif sebagai satu-satunya pantai di bentangan gumuk pasir di Asia dan hanya beberapa di dunia. Dengan ombak khas pantai selatan, membuat wisatawan menenangkan diri setelah seminggu bekerja. Seperti pantai lain yang terletak di Yogyakarta, Pantai Goa Cemara tidak lepas dari sejarah dan mitos soal Nyi Roro Kidul. Ombak besar, korban yang seolah terhisap, dan jasad yang kadang tidak ditemukan selalu dikaitkan dengan keberadaan penguasa Laut Selatan tersebut. Pantai ini dijadikan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bantul sebagai melakukan penangkaran berbagai jenis penyu laut yaitu jenis Penyu Hijau, Penyu Sisik, Penyu Lekang, dan Penyu Belimbing. Program penangkaran penyu yang bertajuk "Save Our Turtles". Nilai lebih lainnya adalah terletak di bentang gumuk pasir antara Muara Sungai Opak dan Sungai Progo. Lokasi ini menjadikan Pantai Goa Cemara eksklusif sebagai satu-satunya pantai di bentangan gumuk pasir di Asia dan hanya beberapa di dunia. Meski memanjakan mata, pengunjung harus mewaspadai risiko ombak besar dan rip
Campa.com– Yogyakarta memiliki banyak sekali kekayaan alam. Ada bukit, sungai, danau, pantai dan berbagai hal lainnya. Di Kabupaten Bantul, tak hanya mempunyai pantai Parangtritis aja. Di Bantul, banyak sekali obyek wisata, salah satunya adalah Pantai Goa Cemara. Di pantai ini wisatawan dapat menikmati pantai yang sejuk dan nyaman. Sesuai dengan namanya, pantai ini dipenuhi dengan
Di Yogyakarta tepatnya di daerah bantul terdapat suatu destinasi wisata yang unik dan juga sejuk. Destinasi wisata itu adalah Seribu Batu Songgo Langit. Apa yang menarik dari tempat ini? Dulu Seribu Batu Songgo Langit ini merupakan kawasan hutan pinus yang biasa saja pada tahun dibukanya pada 2016. Pada saat itu hanya ada gazebo dan jembatan kayu saja dan konsepnya sama seperti destinasi hutan pinus yang lain. Pihak pengelola pun mulai berbenah dan berpikir menjadikan kawasan ini menjadi tempat wisata yang pastinya berbeda dengan kawasan hutan pinus yang lain. Oleh karena itu berdirilah beberapa spot foto sekaligus nama rumah negeri dongeng yang mampu menumbuhkan minat wisatawan untuk datang ke tempat ini. Daya tariknya apa saja? Saat masuk wisatawan disambut oleh sejuk dan bersihnya udara yang ada di Seribu Batu Songgo Langit ini. Tentu saja saat masuk terdapat gapura yang bisa dijadikan spot foto. Di samping kanan sudah berjajar pondok-pondok yang terbuat dari kayu. Pondok ini menjajakan berbagai macam aneka kuliner yang menggugah rasa. Dari segi harga, terbilang cukup murah. Para pedagang tidak memanfaatkan tempat wisata untuk menaikkan harga atau yang biasa disebut dengan “Ngepruk”. Mereka akan memberikan harga sesuai dengan rasa dan tempat yang mereka punya. Berjalan sekitar 200 meter, terdapat sebuah wahana flaying fox. Tetapi, wahana ini hanya dikhususkan untuk anak-anak saja. Wahana flying fox yang dikenakan tarif sebesar 20 ribu rupiah. Banyak anak-anak yang mencoba Flying fox ini sehingga, perlu antri agar bisa menikmati. Setelah dari Flying Fox, wisatawan akan disuguhkan titik spot lagi yaitu ayunan yang cukup besar. Dimana ayunan ini terdapat sebuah tulisan, kata-kata kekinian yang lucu dan unik. Di tempat ini konon katanya ada sebuah batu besar. Batu ini berasal dari Gunung Merapi yang meluncur bebas sewaktu terjadi letusan. Entah benar ataukah tidak kabar yang satu ini, tetapi banyak orang yang mempercayainya. Untuk mengambil gambar Batu
Di Yogyakarta tepatnya di daerah bantul terdapat suatu destinasi wisata yang unik dan juga sejuk. Destinasi wisata itu adalah Seribu Batu Songgo Langit. Apa yang menarik dari tempat ini? Dulu Seribu Batu Songgo Langit ini merupakan kawasan hutan pinus yang biasa saja pada tahun dibukanya pada 2016. Pada saat itu hanya ada gazebo dan jembatan
Campa.com- Di daerah Bantul Yogyakarta terdapat banyak wisata alam yang terkenal dari Pantai Parangtritis, Hutan Pinus Pengger, Mangunan, dan masih banyak lagi. Salah satu tempat wisata yang terkenal lainnya adalah Pucak Becici. Tempat wisata alam ini memiliki hutan pinus seluas 4,4 hektar dengan alamnya yang masih alami dan hijau, udara yang masih segar dan hawa sejuk yang belum tercemar oleh polusi. Banyak sekali spot foto yang ada disini terlebih lagi ketika sunset tiba, dengan background warna jingga dari pancaran matahari yang akan tenggelam membuat foto yang diambil sangat indah. Selain itu Puncak becici juga biasa digunakan untuk pemrotetan model sampai foto pre wedding karena alamnya yang indah. kawasan ini dikelola oleh para warga setempat secara swadaya. Warga setempat secara gotong-royong mambangun fasilitas sederhana seperti lokasi parkir kendaraan, pemerataan jalan masuk, hingga tempat istirahat pengunjung Sejarah Nama Beicici berasal dari gabungan kata “ambeg’ yang mempunyai arti berdiam diri dan kata suci, dua kata tersebut merujuk pada cerita turun temurun yang dipercayai masyarakat setempat. Cerita tersebut tentang putra pendiri Desa Muntuk yang bertapa di bukit barat hutan pinus dan kemudian dia ingin disemayamkan di bukit yang sama ketika meninggal dunia. Apa yang menarik? Di tempat ini ada gardu pandang yang bisa dipakai oleh wisatawan untuk melihat pemandangan sejauh mata memandang. Dari Puncak Becici ini wisatawan dapat melihat deretan pohon hijau yang tumbuh dengan rapat dari ketinggian dengan latar belakang Gunung Merbabu dan Gunung Merapi. Banyak sekali kegiatan yang dapat dilakukan disini, yang pertama adalah bagi para pemburu senja. Para pengunjung dapat melihat sinar matahari senja yang apik sekali tentunya untuk diabadikan. Pemandangan yang berlangsung singkat ini sangat sayang jika dilewatkan ketika berada di Puncak Becici. Di Puncak Becici ini juga sudah disediakan camping ground yang cukup luas bagi pengunjung yang ingin merasakan pengalaman camping yang seru. Banyak sekali spot foto yang ada
Campa.com– Di daerah Bantul Yogyakarta terdapat banyak wisata alam yang terkenal dari Pantai Parangtritis, Hutan Pinus Pengger, Mangunan, dan masih banyak lagi. Salah satu tempat wisata yang terkenal lainnya adalah Pucak Becici. Tempat wisata alam ini memiliki hutan pinus seluas 4,4 hektar dengan alamnya yang masih alami dan hijau, udara yang masih segar dan hawa
Air terjun apa yang sedang booming di Yogyakarta? Tentu saja, jawabannya adalah Air Terjun Seribu Batu. Air terjun ini juga disebut Air Terjun Cengkehan karena berada di Dusun Cengkehan. Air Terjun Seribu baru berada di tempat beriklim sejuk. Pemandangan di sekitarnya pun indah. Airnya pun masih jernih. Sehingga, pengunjung betah berlama-lama karena suasana alami tersebut. Jumlah bebatuan yang sangat banyak hingga tak terhitung jumlahnya, mulai dari batu berukuran kecil hingga besar, menjadi awal mula nama Seribu Batu. Konon, bebatuan di sepanjang aliran sungai air terjun itu bermula sejak jutaan tahun lalu, tepatnya dari letusan Gunung Api Nglangeran. Waw...! Air Terjun tidak terlalu tinggi, hanya setinggi sekitar 8 meter. Walaupun begitu, hal ini tidak mengurangi keindahannya. Di bawahnya, terdapat kolam yang terbentuk akibat gerusan air dalam waktu lama. Kedalaman kolam ini sekitar 1 meter. Pengunjung bisa bermain-main air dan mandi di kolam ini. Dibandingkan dengan air terjun lainnya, Air Terjun Seribu Batu memiliki ciri khas atau keunikan tersendiri. Sebab, ada semacam kepercayaan di masyarakat terkait air terjun ini. Konon, air yagn mengalir membawa banyak manfaat, seperti awet muda, serta mempererat hubungan suami dan istri. Nah, moment di Air Terjun Seribu Batu tidak bisa tidak diabadikan. Keindahannya sangat instagramable dan tidak mengecewakan bila di-upload ke sosial media. Air terjun dengan suasana hutan alami dan pedesaan yang jauh dari polusi perkotaan anak menarik perhatian siapa pun. Agar tetap lestari, ada baiknya pengunjung menjaga kebersihan, tidak merusak ekosistem, juga tidak menyoret-nyoret bebatuan di sekitar air terjun. Air Terjun Seribu Batu berada di Desa Wisata Wukisari, Dusun Cengkehan, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, DIY. Pengunjung belum dikenakan biaya untuk memasuki kawasan wisata ini. Menarik, bukan? Pengunjung hanya dikenakan biaya parkir sebesar 3.000,- rupiah untuk motor dan 5.000,- rupiah untuk mobil. Sedangkan, fasilitasnya masih belum memadai. Sehingga, apabila ingin ke kamar
Air terjun apa yang sedang booming di Yogyakarta? Tentu saja, jawabannya adalah Air Terjun Seribu Batu. Air terjun ini juga disebut Air Terjun Cengkehan karena berada di Dusun Cengkehan. Air Terjun Seribu baru berada di tempat beriklim sejuk. Pemandangan di sekitarnya pun indah. Airnya pun masih jernih. Sehingga, pengunjung betah berlama-lama karena suasana alami
Suasana asri, damai, dan tenang membuat Hutam Pinus Mangunan atau Hutan Pinus Imogiri menjadi pilihan wisata bagi masyarakat yang menginginkan ketenangan. Hutan pinus ini dikelola oleh RPH (Resort Pengelola Hutan) dan memiliki luas 500 hektar. Letaknya pun tidak jauh dari Makam Raja-Raja Imogiri. Dulu, hutan in merupakan kawasan yang tandus. Lalu, pengelola melakukan penghijauan dengan menanam pohon pinus, akasia, mahoni, dan lain sebagainya. Sehingga, sekarang hutan ini digunakan sebagai hutan lindung dan objek wisata. Untuk menikmati suasana yang alami dan lebih segar di Hutan Pinus Mangunan, ada baiknya pengunjung datang pada waktu pagi. Pengunjung akan disambut dengan udara segar serta suara gesekan daun-daun yang diterpa angin. Sungguh alami dan damai, bukan? Di Hutan Pinus ini, terdapat panggung dengan kursi-kursi kayu yang ditata rapi. Inilah ikon hutan ini. Jangan lupa untuk mengabadikan moment di tempat ini, ya! Selain itu, ada pula gardu pandang yang menjadi spot menarik untuk dikunjungi wisatawan. Pengunjung bisa melihat pemandangan menakjubkan di sekitar hutan pinus dari gardu pandang ini. Pemandangan itu, di antaranya rindangnya pepohonan hijau nan asri, bukit-bukit hijau dari jauh, dan lain sebagainya. Pengunjung juga bisa tracking di sini, lho! Pengunjung bisa berpetualang melalui jalur outbond menuju Watu Abang. Nah, konon, Watu Abang ini merupakan tempat pertapaan Sultan Agung Hanyokrokusumo. Daya tarik Hutan Pinus Mangunan lainnya yang tidak bisa dilewatkan oleh pengunjung ialah bersantai dan menikmati udara segar dan damainya suasana dengan berayun-ayun di atas hammock. Pengunjung bisa melepas segala kepenatan dan merasakan embusan angin yang disertai gemerisik dedaunan. Hutan Pinus Mangunan berada di Sukorame, Mangunan, Imogiri, Bantul, DIY. Untuk masuk ke objek wisata ini, pengunjung dikenakan biaya sebesar 2.500,- rupiah per orang. Biaya parkirnya sebesar 3.000,- rupiah untuk motor, 5.000,- rupiah untuk mobil, dan 10.000 ,- rupiah untuk bus. Nah, bila ingin prewedding, maka dikenakan biaya sebesar 50.000,- rupiah.
Suasana asri, damai, dan tenang membuat Hutam Pinus Mangunan atau Hutan Pinus Imogiri menjadi pilihan wisata bagi masyarakat yang menginginkan ketenangan. Hutan pinus ini dikelola oleh RPH (Resort Pengelola Hutan) dan memiliki luas 500 hektar. Letaknya pun tidak jauh dari Makam Raja-Raja Imogiri. Dulu, hutan in merupakan kawasan yang tandus. Lalu, pengelola melakukan penghijauan
Berwisata menikmati keindahan alam melalui ketinggian memang tak membosankan. Untuk hal satu ini, Kabupaten Bantul lah destinasi yang sempurna. Di kabupaten ini, terdapat objek wisata bernama Watu Goyang. Asal nama Watu Goyang berasal dari bahasa Jawa yang berarti batu yang bergoyang. Konon, tepatnya di puncaknya, terdapat sebuah batu yang bisa bergoyang ketika disentuh atau didorong. Namun, batu yang sejak ratusan tahun lalu ada ini tidak pernah roboh ketika disentuh atau dipanjat. Walaupun begitu, pengelola melarang keras para pengunjung untuk memanjat batu ini. Sebab, tentu saja ini sangat berbahaya! Hal unik lainnya dari Watu goyang ialah strukturnya yang memuat banyak tonjolan yang unik. Bahkan karena keindahan dan keunikan alamnya Presiden Jokowi pun, pernah datang ke lokasi ini sekedar melepas penat dan ikut mengabadikan momen indah di lokasi Watu Goyang, bersama Ibu Iriana dan Keluarga. Bagi Anda tentunya rugi besar jika melewatkan lokasi yang satu ini, apalagi jika sudah sampai Jogja tidak mampir. Apa Yang Bisa di Lakukan? 1 Melihat Hamparan Alam Jogja dari Ketinggian Pengunjung bisa melihat pesona Gunung Merapi dan keindahan alam hijau sekitarnya. Ini sangat cocok untuk melepas penat dari segala aktivitas harian yang membosankan di perkotaan. Di puncak Watu Goyang ini, udara sejuk menguar, terutama pada pagi hari. Pada siang hari, udara panas akan terbantu dengan embusan angin yang membuat badan lebih segar dan nyaman. Baca Juga: Paket Tour Jogja Murah, Terlengkap, dan Terbaik 2020 2 Berburu Sunset dan Berburu Momen Pagi dari Ketinggian Jika datang pada pagi hari, maka pengunjung bisa melihat kabut menyelimuti tempat ini. Sehingga, seperti negeri di atas awan. Lantaran berkabut, tentu saja pengunjung tidak dapat menikmati sunrise. Hal ini menjadikan foto Anda lebih dramatis karena kabut. Namun, pada waktu sore hari, pengunjung bisa melihat pemandangan yang luar biasa mempesona. Ya, sunset yang sempurna karena Puncak Watu Goyang terletak persis ke arah barat. 3.
Berwisata menikmati keindahan alam melalui ketinggian memang tak membosankan. Untuk hal satu ini, Kabupaten Bantul lah destinasi yang sempurna. Di kabupaten ini, terdapat objek wisata bernama Watu Goyang. Asal nama Watu Goyang berasal dari bahasa Jawa yang berarti batu yang bergoyang. Konon, tepatnya di puncaknya, terdapat sebuah batu yang bisa bergoyang ketika disentuh atau didorong.
Pantai Baros termasuk salah satu pantai di Kabupaten Bantul Yogyakarta. Tak hanya Pantai, keelokan hutan mangrove pun tersaji dalam satu kawasan ini. Udaranya yang masih segar dan suasana di tepian Sungai Opak membuat masyarakat tertarik mengunjungi pantai ini. Pasir putih berpadu dengan keindahan hutan mangrove menjadi kawasan ekowisata yang ramai. Bahkan, kawasan wisata Pantai Baros ini selalu ramai setiap sore, tidak hanya akhir pekan, karena udaranya yang segar. Selain itu, semilir angin dan panorama sunset memberi nuansa romantis tersendiri bagi pengunjung. Apalagi, ketika cuaca cerah, cahaya matahari terbenam yang mengenai aliran Sungai Opak tampak berkilau-kilau. Burung yang sedang bertengger di ranting pohon bakau pun tak luput dari perhatian pengunjung. Hal ini teramat sayang jika tidak diabadikan menggunakan kamera. Pantai Baros juga mempunyai gardu pandang untuk memanjakan mata kita menikmati panorama sekitar pantai yang menakjubkan, sembari merasakan angin sepoi. Sebagaimana gardu pandang lain, ini merupakan spot foto menarik bagi pengunjung yang mempunyai hobi fotografi. Nah, bahkan, pantai ini sering dijadikan lokasi foto prewedding. Sebab, keindahan pohon-pohon bakau yang hijau menjadi latar belakang dan menjadikan moment ini semakin berkesan. Nah, apabila pengunjung tertarik untuk menanam pohon bakau, maka di sini pun terdapat instrukturnya. Pada malam hari, pengunjung bisa camping bersama kawan-kawan atau saudara di hamparan lahan hijau yang telah tersedia. Kegiatan camping ini bisa juga diisi dengan aktivitas memancing di sekitar pantai, lalu memasaknya menggunakan api unggun. Sehingga, pengalaman camping di sini sangat alami dan berkesan. Untuk menuju Pantai Baros, tidak sulit. Namun, memang, pengunjung akan menjumpai jalanan sempit di beberapa kilometer sebelum pantai. Alamat tepatnya sendiri berada di Dusun Baros, Desa Tirtohargo, Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Harga yang harus dibayar untuk masuk ke kawasan wisata Pantai Baros ini, yaitu sebesar 10.000,- rupiah per orang. Untuk biaya parkir, pengunjung dikenakan tarif sebesar 3.000,- rupiah untuk sepeda motor, sedangkan untuk mobil ialah
Pantai Baros termasuk salah satu pantai di Kabupaten Bantul Yogyakarta. Tak hanya Pantai, keelokan hutan mangrove pun tersaji dalam satu kawasan ini. Udaranya yang masih segar dan suasana di tepian Sungai Opak membuat masyarakat tertarik mengunjungi pantai ini. Pasir putih berpadu dengan keindahan hutan mangrove menjadi kawasan ekowisata yang ramai. Bahkan, kawasan wisata Pantai Baros
Bantul salah satu kabupaten di Jogja yang juga memiliki berbagai tempat wisata. Saat Tour ke Jogja, Bantul wajib tuk dikunjungi, keindahan tersedia baik dari sisi kuliner hingga wisata alamnya. Melihat pemandangan alam dan keindahan Jogja dari ketinggian memang mengasyikkan. Salah satu cara menikmati keindahan Kota Jogja dari ketinggian dengan mengunjungi Gardu Pandang Pinus Asri yang berada di Kabupaten Bantul. Gardu Pandang ini satu kawasan dengan Hutan Pinus Asri. Tempat ini diresmikan pada Bulan Januari 2017. Lokasi Gardu Pandang Pinus Asri berada di kawasan Hutan Pinus Asri Karangasem, dan berlokasi di Jalan Raya Hutan Pinus Nganjir, Karangasem, Kawasan Dlingo, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Rute Kondisi jalan menuju Gardu Pandang Pinus Asri sangat mudah dijangkau dan beraspal, dari Pusat Kota Yogyakarta menuju Gardu Pandang Pinus Asri anda perlu menempuh jarak sekitar 23 km dengan waktu tempuh kurang lebih 48 menit. Rute jalan jika anda dari Pusat Kota Yogyakarta, ke arah Timur menuju Jalan Pangurakan, kemudian ke arah selatan melewati Jalan Brigjend Katamso, lurus terus sampai di perempatan ke arah timur menuju Jalan Kolonel Sugiyono, sampai di pertigaan ke arah selatan melewati Jalan Sisingamangaraja, lurus terus ke Jalan Imogiri Barat, sampai pertigaan ke arah timur melewati Jalan Bakulan Imogiri, kemudian lurus terus melewati Jalan Makan Raja, sampai pertigaan ke arah selatan menuju Jalan Imogiri – Dlingo, kemudian sampai di pertigaan ke arah utara ke Jalan Hutan Pinus Nganjir, ikuti terus jalan yang ada hingga anda akan sampai di Hutan Pinus Asri. Harga Tiket Masuk Harga tiket untuk masuk ke kawasan wisata Gardu Pandang Pinus Asri ini penunjung gratisss, pengunjung tidak dikenakan biaya sama sekali, hanya cukup membayar biaya parkir, sebesar Rp 2.000 untuk sepeda motor dan Rp 10.000 untuk mobil. Fasilitas Fasilitas yang ada di Gardu Pandang Pinus Asri ini sudah cukup lengkap berkat pembangunan dari pengelola, masyarakat setempat, dan juga pemerintah, beberapa fasilitas yang tersedia disana
Bantul salah satu kabupaten di Jogja yang juga memiliki berbagai tempat wisata. Saat Tour ke Jogja, Bantul wajib tuk dikunjungi, keindahan tersedia baik dari sisi kuliner hingga wisata alamnya. Melihat pemandangan alam dan keindahan Jogja dari ketinggian memang mengasyikkan. Salah satu cara menikmati keindahan Kota Jogja dari ketinggian dengan mengunjungi Gardu Pandang Pinus Asri yang berada
Lagi-lagi wisata air terjun. Ya, air terjun di Daerah Istimewa Yogyakarta memang menarik dan tak habis dieksplorasi. Nah, air terjun yang sedang ramai dibicarakan sekarang adalah Air Terjun Randusari. Di dekat air terjun ini, terdapat pohon besar, yakni pohon randu atau kapuk. Oleh karena itu, air terjun ini dinamakan Randusari. Sedangkan, kata “sari” berasal dari bahasa Jawa yang berarti utama. Dahulu, air di tempat ini dimanfaatkan oleh warga sekitar sebagai sumber air bersih. Lambat laun, air terjun ini dijadikan tempat wisata karena potensinya memang besar. Dengan ketinggian sekitar 15 meter, suara gemericik pun tercipta dari Air Terjun Randusari. Dipandu dengan suasana yang segar dan pemandangan yang hijau, pengunjung dapat bermain-main sepuas hati. Sebab, kedalaman air terjun ini hanya sekitar satu hingga dua meter. Namun, pengunjung harus tetap berhati-hati karena batu-batu di sekitar tempat ini licin. Selain itu, pengunjung bisa bersantai menggunakan hammock. Daya tarik lain dari Air Terjun Randusari ialah dua air terjun yang mengalir bersebelahan seperti air terjun kembar. Mata air Ngreboh menjadi mata air dari mata air Ngreboh. Nah, mata air ini biasa digunakan untuk memenuhi kebutuhan pengairan warga di sekitarnya. Pada musim kemarau pun, mata air ini tidak mengering, tetapi cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sekitarnya. Berada di atas hammock sembari merasakan angin yang sepoi dan menikmati gemericik air membuat pengunjung merasa tenang. Selain itu, bisa juga berfoto ria, mengabadikan moment yang belum tentu bisa terulang. Air Terjun ini berada di Dusun Rejosari, Desa Jatimulyo, Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Namun Air Terjun ini lumayan jauh dari pusat Kota Yogyakarta. Dengan biaya masuk sebesar 2.000,- rupiah per orang, pengunjung bisa menikmati keindahan air terjun ini. Untuk biaya parkir, pengujung dikenai biaya sebesar 2.000,- rupiah untuk motor dan 5.000,- rupiah untuk mobil. Fasilitas air terjun ini pun cukup memadai, di antaranya gazebo, toilet umum, tempat sampah, dan warung
Lagi-lagi wisata air terjun. Ya, air terjun di Daerah Istimewa Yogyakarta memang menarik dan tak habis dieksplorasi. Nah, air terjun yang sedang ramai dibicarakan sekarang adalah Air Terjun Randusari. Di dekat air terjun ini, terdapat pohon besar, yakni pohon randu atau kapuk. Oleh karena itu, air terjun ini dinamakan Randusari. Sedangkan, kata “sari” berasal dari
Salah satu objek wisata di daerah Kabupaten Bantul, Yogyakarta, yang kini menarik perhatian masyarakat ialah Grojogan Lepo Dlingo. Mulai dibuka sejak tahun 2013, objek wisata ini sudah ramai pengunjung, terutama pada akhir pekan. Kondisinya yang masih sangat alami membuat masyarakat tertarik untuk berkunjung dan menikmati suasananya. Grojogan Lepo Dlingo mempunyai beberapa tingkat air terjun di dalam satu aliran sungai. Gerojokan pertama yang berada di dekat tempat penarikan sumbangan tidak terlalu tinggi, yakni hanya setinggi sekitar 1 meter. Terdapat sebuah cekungan alami berbentuk kolam renang dengan kedalaman 1 hingga 1,5 meter di bawah gerojogan ini. Gerojogan kedua terletak di bawah gerojogan pertama tadi. Tingginya sekitar 10 meter dengan tipe air terjun melebar. Nah, gerojokan inilah yang menjadi ikon dan amat menarik perhatian pengunjung. Pada dinding air terjun, mengalir air yang membentuk tirai kecil akibat pengendapan kapur yang larut di dalam air. Terdapat kolam yang panjangnya 30 meter dan berkedalaman 1 meter berada di bawah gerojogan kedua ini. Memang, tampak bahwa aliran air ini seperti sengaja dibendung sebagai sarana mandi atau berenang bagi pengunjung. Gerojogan ketiga mempunyai tinggi dan tipe aliran air yang hampir sama dengan gerojogan kedua. Menariknya, pada gerojogan ketiga ini, ada batuan di dinding sekitar air terjun dan membentuk persegi panjang yang tersusun rapi. Meskipun kolam yang berada di bawahnya tidak berbahaya, ada baiknya para pengunjung berhati-hati ketika bermain-main di sana. Untuk menemukan objek wisata Gerojogan lepo Dlingo amat mudah, meskipun jauh dari pusat kota. Gerojogan ini tepatnya berada di Dusun Pokoh, Desa Dlingo, Kecamatan Dlingo, Pokoh I, Dlingo, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Lantaran masih termasuk baru, untuk memasuki objek wisata ini tidak dikenakan biaya tiket. para pengunjung hanya dikenakan biaya untuk parkit, yakni sebesar 2.000,- rupiah untuk motor dan 10.000,- rupiah untuk mobil. Sementara itu, fasilitas di Gerojogan Lipo Dlingo ini belum memadai. Beberapa fasilitas yang ada, di
Salah satu objek wisata di daerah Kabupaten Bantul, Yogyakarta, yang kini menarik perhatian masyarakat ialah Grojogan Lepo Dlingo. Mulai dibuka sejak tahun 2013, objek wisata ini sudah ramai pengunjung, terutama pada akhir pekan. Kondisinya yang masih sangat alami membuat masyarakat tertarik untuk berkunjung dan menikmati suasananya. Grojogan Lepo Dlingo mempunyai beberapa tingkat air terjun di