Tahu seniman Affandi? Karya-karyanya sangat fenomenal. Kita bisa melihat karya-karya tersebut di Museum Affandi di Yogyakarta. Di Museum Affandi, terdapat sekitar 300 karya Affandi. Affandi lahir di Cirebon pada tahun 1907. Ia merupakan putra dari R. Koesoema, yaitu seorang mantri ukur di pabrik gula. Affandi merupakan seniman lukis yang menganut aliran ekspresionisme atau abstrak. Ia juga dikenal dengan gaya sarungan dan pipa cerutu yang selalu menempel di bibir. Pada tahun 1974, Museum Affandi didirikan. Semua koleksi di museum ini merupakan karya affandi, mulai dari gaya klasik hingga modern. Dulu, pada tahun 1962, hanya terdapat 1 galeri. Kemudian, pada tahun 1974, museum ini pun diresmikan oleh Ida Bagus Mantra, yaitu direktur Kebudayaan Umum pada waktu itu. Luas Museum Affandi sekitar 3.500 meter persegi. Ada 2 studio untuk belajar seni rupa dan kediaman Affandi yang sekarang digunakan sebagai kafe. Di sana, terdapat 4 galeri. Galeri pertama berisi semua karya Affandi dan berbagai benda pribadinya, seperti sandal jepit, sepeda onthel, mobil sedan kuno, ember, kliping berita koran, dan foto-foto. Galeri kedua merupakan tempat pameran lukisan Affandi yang dijual, juga pameran karya pelukis lainnya. Nah, di galeri kedua, terdapat lukisan abstrak di lantai pertama dan lukisan realis di lantai kedua. Pada galeri ketiga, lantai pertama merupakan ruang pamer lukis milik keluarga Affandi, termasuk putrinya, yakni Kartika Affandi. Lantai kedua adalah ruang perawatan lukisan. Nah, pada galeri keempat, berisi berbagai karya cucu Affandi, yakni Didit. Museum Affandi berada di Jl. Laksda Adisucipto No.167, Papringan, Caturtunggal, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, DIY. Harga tiket untuk masuknya: 1. Wisatawan lokal 25.000,- rupiah per orang. 2. Wisatawan asing 50.000,- rupiah per orang. 3. Anak-anak 10.000,- rupiah per orang. 4. Membawa kamera digital 20.000,- rupiah per orang. 5. Membawa kamera ponsel (HP) 10.000,- rupiah orang. Untuk biaya parkir motor, yaitu sebesar 2.000,- rupiah dan mobil sebesar
Tahu seniman Affandi? Karya-karyanya sangat fenomenal. Kita bisa melihat karya-karya tersebut di Museum Affandi di Yogyakarta. Di Museum Affandi, terdapat sekitar 300 karya Affandi. Affandi lahir di Cirebon pada tahun 1907. Ia merupakan putra dari R. Koesoema, yaitu seorang mantri ukur di pabrik gula. Affandi merupakan seniman lukis yang menganut aliran ekspresionisme atau abstrak.
Sebagai salah satu museum yang memiliki lukisan 3D terbanyak, koleksi di Museum De Mata sebanyak sekitar 120. Setiap lukisan mempunyai konsep dengan latar belakang yang nyata, mulai dari yang berukuran biasa hingga 5 meter. Kategori lukisannya pun ada bermacam-macam, di antaranya ornamen, olahraga, landscape, superhero, tokoh-tokoh, hingga tema sirkus. Pengunjung bisa menikmati pengalaman unik dan seru, seperti berjalan di atas jembatan kayu yagn di bawahnya terdapat jurang yang curam, memadamkan api dari mulut naga, dan lain sebagainya. Lukisan itu tampak nyata dengan hasil efek yang menipu mata. Di Museum De Mata, terdapat horor room. Bagi pencinta horor, rumah sakit jiwa kosong disertai banyak darah yang tampak seperti nyata tentu akan menarik. Disertai tengkorak yang berdarah-darah dan rayap, ruangan ini akan membuat pengalaman semakin seru. Selain horor, Museum ini juga menyajikan lukisan dengan tema karakter film bergenre fantasi action dan fiksi ilmiah, seperti “Avatar” dan “Wolverine”. Nah, yang tak kalah menarik ialah ruangan terbalik D’Walik. Ruangan ini termasuk baru dan memiliki sebanyak 30 ruangan berbeda. Isinya ialah baby room, bengkel, studio musik, angkringan, dan lain sebagainya. Uniknya, semua ruangan dibuat terbalik. Pengunjung pun seolah-olah berada di atap. Di D’Walik, ada pula ruangan antigravitasi, yakni ruang barber dengan bentuk 90 derajat, ruang angkringan, dan disko. Museum ini berada di XT Square, Jl. Veteran, Pandeyan, Umbulharjo, DIY. Unntuk harga tiketnya, yaitu sebagai berikut: - Happy tour (Senin-Jum’at/10.00-15.00) 30.000,- dan tiket terusan Rp 100.000, - Weekday (Senin-Juan/15.00-22.00) 40.000,- rupiah dan tiket terusan 120.000,- rupiah, dan - Weekend (Sabtu, Minggu, dan hari libur/10.00-22.00) 50.000,- rupiah dan tiket terusan 140.000,- rupiah. Jika membeli tiket terusan, maka pengunjung dapat mengunjungi 4 museum, yakni De Mata 1, De Mata 2, De Arca dan D’Walik. Nah, tiket parkir Museum De Mata, yakni 2.000,- untuk motor, 5.000,- untuk mobil, dan 10.000,- untuk bus.
Sebagai salah satu museum yang memiliki lukisan 3D terbanyak, koleksi di Museum De Mata sebanyak sekitar 120. Setiap lukisan mempunyai konsep dengan latar belakang yang nyata, mulai dari yang berukuran biasa hingga 5 meter. Kategori lukisannya pun ada bermacam-macam, di antaranya ornamen, olahraga, landscape, superhero, tokoh-tokoh, hingga tema sirkus. Pengunjung bisa menikmati pengalaman unik dan
Menjadi salah satu museum batik pertama di Kota Yogyakarta, Museum Batik Yogyakarta didirikan oleh Hadi Nugroho. Bersama istrinya yang bernama Dewi, Hadi Nugroho mengelola museum ini. Museum yang diresmikan pada tanggal 12 Mei 1977 oleh Kanwil P & K DIY ini memiliki luas sekitar 400 meter persegi. Museum Batik Yogyakarta pernah memperoleh penghargaan MURI atas karya “Sulaman Terbesar” menggunakan batik berukuran 90x400 cm persegi pada tahun 2000. Pada tahun 2001, penghargaan dari MURI didapat kembali sebagai pemrakarsa berdirinya Museum Sulaman pertama di Indonesia. Koleksi batik di Museum Batik Yogyakarta sebanyak 1.200, terdiri atas 500 lembar kain batik tulis, 560 batik cap, 124 canting, dan 35 wajan serta bahan pewarna, juga malam. Koleksi ini pun terbagi atas tiga kelompok, yakni batik pedalaman, pesisir daerah, dan peralatan batik kuno. Pengunjung disuguhi deskripsi sejarah batik begitu masuk museum, mulai dari berdirinya museum ini, penjelasan peralatan dan bahan untuk membatik, hingga berbagai langkah membatik. Di ruangan selanjutnya, terdapat koleksi batu dari Pulau Jawa beserta motifnya, mulai dari batik Yogyakarta, Solo, Indramayu, Pekalongan, dan lain sebagainya. Salah satu daya tarik museum ini ialah berbagai motif, mulai dari warna, corak, serta filosofinya. Diperkirakan, koleksi museum ini mencapai 500 jenis batik tulis dan 550 jenis batik cap. Ada pula beberapa batik yang diperkirakan berusia 1700 tahun. Di Museum Batik , ada pula koleksi batik kuno yang dibuat oleh orang asing. Eliza Van Zuylen, pengrajin batik asal Belanda, membuat motif buketan bunga yang disebut Van Zuylen Bouquet. Ia mengenal batik pada saat tinggal di Pekalongan bersama suaminya. Ada karya Oey Soe Tjoen dari Tiongkok yang menggabungkan budaya Tiongkok dan Belanda. Museum Batik juga melakukan pelestarian dengan merekam proses membatik dengan berbagai macam motif. Ada pula klinik perawatan untuk menjaga berbagai koleksinya. Museum Batik Yogyakarta berada di Jl. Doktor Sutomo No.13A, Bausasran, Danurejan, Kota Yogyakarta, DIY. Tiket masuknya pun
Menjadi salah satu museum batik pertama di Kota Yogyakarta, Museum Batik Yogyakarta didirikan oleh Hadi Nugroho. Bersama istrinya yang bernama Dewi, Hadi Nugroho mengelola museum ini. Museum yang diresmikan pada tanggal 12 Mei 1977 oleh Kanwil P & K DIY ini memiliki luas sekitar 400 meter persegi. Museum Batik Yogyakarta pernah memperoleh penghargaan MURI atas
Tak jauh dari Candi Ratu Boko, Candi barong, dan Candi Ijo, terdapat candi bercorak Buddha. Candi ini bernama Candi Banyunibo. Dibangun pada abad ke-9 pada masa Kerajaan Mataram Kuno, candi ini berdiri megah dengan stupa pada bagian atasnya yang merupakan ciri khas Buddha. Di dusun sekitar Candi Banyunibo, ada juga candi yang berserakan. Pada sekitar tahun 1940, Candi Banyunibo disusun kembali setelah ditemukan dalam keadaan rusak. Nama Banyunibo sendiri berarti air yang jatuh atau menetes. Walaupun jarang dikunjungi oleh wisatawan, sebenarnya Candi Banyunibo sangat potensial karena keindahan, keunikan, dan eksotisnya. Banyaknya ornamen atau hiasan di candi ini menjadi daya tariknya. Bahkan, hampir setiap bagian candi terdapat relief. Beberapa bagian candi mempunyai ornamen yang sama. Hal ini tidak mengurangi keagungan candi ini. Nah, hiasan itu terdiri atas beberapa bidang yang terdapat ornamen tanaman yang berada di pot. Terletak di antara ladang tebu dan persawahan, candi utamanya menghadap ke arah barat. Di sekitarnya, terdapat 6 candi perwira atau pendamping yang berbentuk stupa dan terletak di sebelah selatan dan timur candi utama. Dua relief candi ini merujuk pada Dewi Hariti, yakni dewi kesuburan dalam agama Buddha; serta Vaisravana, yaitu suami Dewi Jariti. Dewi Hariti juga dianggap sebagai Dewi Ibu dan Dewi Kekayaan. Dahulu, warga setempat menyebut Candi Banyunibo sebagai Si Sebatang Kara Banyunibo. Sebab, letaknya terpisah dari candi-candi lainnya. Terdapat singa di sebelah kanan dan kiri pintu masuknya. Hal ini melambangkan penjaga candi. Aktivitas yang bisa dilakukan di Candi Banyunibo Candi Banyunibo Anda tidak sebatas hanya berfoto atau mempelajari sejarah candi saja. Kini ada sebuah aktivitas lain yaitu Jemparingan atau memanah gaya mataraman yang mungkin sebagian orang belum banyak yang mengetahui aktivitas ini. Beberapa tahun ini Jemparingan mulai banyak di minati oleh beberapa anak muda, bahkan banyak komunitas Jemparingan yang sudah aktif dan mulai membuat kejuaraan atau event tahunan. Termasuk di area Candi
Tak jauh dari Candi Ratu Boko, Candi barong, dan Candi Ijo, terdapat candi bercorak Buddha. Candi ini bernama Candi Banyunibo. Dibangun pada abad ke-9 pada masa Kerajaan Mataram Kuno, candi ini berdiri megah dengan stupa pada bagian atasnya yang merupakan ciri khas Buddha. Di dusun sekitar Candi Banyunibo, ada juga candi yang berserakan. Pada sekitar
Sebagai surganya pantai, daerah Gunung Kidul, Yogyakarta menawarkan banyak keindahan alam yang menjadi pilihan liburan. Pantai Sadeng yang juga sering disebut sebagai surganya nelayan termasuk pantai yang menarik untuk dikunjungi. Terbukti, baik wisatawan mancanegara maupun lokal banyak yang berkunjung ke pantai ini. Pantai ini disebut sebagai surganya para nelayan karena dahulu, pada tahun 1982, para nelayan dari daerah Gombong yang berbondong-bondong datang dan mendirikan perkampungan. Perkampungan ini pun berkembang seiring waktu, bahkan hingga lebih dari 35 tahun. Konon, lokasi Pantai Sadeng ini merupakan muara Sungai Bengawan Solo Purba, selain terdapat pelabuhan ikan. Salah satu objek wisata yang ada di Pantai Sadeng ialah Telaga Suling. Penduduk daerah ini meyakini bahwa telaga ini menyimpan sisa-sisa air dari sungai Bengawan Solo Purba. Hal ini dibuktikan dengan adanya dua perbukitan kabur yang memanjang dan terdapat lembah berada di tengahnya. Lembah yang memiliki panjang 7 kilometer ini amat subur. Sehingga, kini menjadi ladang palawija bagi masyarakat sekitarnya. Nah, bila ingin melihat aktivitas para nelayan, maka Pantai Sadeng tempatnya. Wisatawan dapat menikmati pemandangan aktivitas yang natural, mulai dari kegiatan para nelayan yang sedang membersihkan perahu, membawa hasil tangSalah satu objek wisata yang ada di Pantai Sadeng ialah Telaga Suling. Penduduk daerah ini meyakini bahwa telaga ini menyimpan sisa-sisa air dari sungai Bengawan Solo Purba. Hal ini dibuktikan dengan adanya dua perbukitan kabur yang memanjang dan terdapat lembah berada di tengahnya. kapan, menggiling es untuk mengawetkan ikan, hingga yang tak kalah menarik ialah proses pelelangan ikan. Tidak lengkap rasanya bila ke pantai, tetapi tidak menikmati seafood. Nah, selain menikmati keindahan pantai dan melihat aktivitas nelayan di Pantai Sadeng, wisata kuliner juga tak boleh terlewatkan. Pasalnya, kuliner aneka seafood di pantai ini juga terkenal. Menariknya lagi, berbagai makanan laut ini bisa kita dapatkan dengan harga relatif murah. Jadi, pengunjung tidak perlu khawatir soal harga. Menikmati makanan laut yang
Sebagai surganya pantai, daerah Gunung Kidul, Yogyakarta menawarkan banyak keindahan alam yang menjadi pilihan liburan. Pantai Sadeng yang juga sering disebut sebagai surganya nelayan termasuk pantai yang menarik untuk dikunjungi. Terbukti, baik wisatawan mancanegara maupun lokal banyak yang berkunjung ke pantai ini. Pantai ini disebut sebagai surganya para nelayan karena dahulu, pada tahun 1982, para
Daerah Kulon Progo, Derah Istimewa Yogyakarta, memang menjadi destinasi wisata yang wajib dikunjungi karena keindahan alamnya. Puncak Bukit Cendana menjadi salah satunya. Sejak bulan Januari pada tahun 2017, pemda mengembangkan Bukit Cendana ini. Seperti namanya, objek wisata ini merupakan bukit yang ditumbuhi banyak pohon cendana. Objek Wisata ini juga menawarkan pemandangan Waduk Sermo dari ketinggian, sebagaimana kawasan wisata Kalibiru. Bukit Cendana masih terbilang baru. Oleh karena itu, belum banyak orang yang mengetahui keberadaan tempat ini. Ada beberapa spot foto untuk memperoleh pemandangan Waduk Sermo dan sekitarnya yang berada di bawahnya. Suasananya sejuk dan tenang, sehingga sangat cocok bagi pekerja untuk melepas stres. Pepohonan dan rerumputannya pun lebih banyak dibandingkan dengan kawasan wisata Kalibiru. Hal ini membuat pengunjung tidak kepanasan apabila datang pada siang hari. Nah, bagi pemburu sunrise dan sunset, tempat ini juga menawarkan panorama yang tak bisa diabaikan begitu saja. Sehingga, kawasan ini juga cocok dikunjungi pada pada pagi dan sore hari. Pantulan senja pada sore hari di Waduk Sermo tidak bisa untuk tidak diabadikan dan dikenang. View yang sangat instagramable! Untuk menjaga keindahan itu, jangan lupa untuk menjaga kebersihan dan kelestarian daerah ini. Pengunjung harus berjalan kaki selama sekitar 5 hingga 10 menit dari tempat parkit untuk menuju puncak Bukit Cendana. Tak perlu takut bosan karena suasananya sangat nyaman dan sejuk. Bukit Cendana ini berada di Dusun Tegiti 2, Desa Hargowilis, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Untuk masuk ke objek wisata Bukit Cendana, pengunjung dikenakan biaya sekitar 5.000,- per orang. Cukup murah, bukan? Sedangkan, tarif parkirnya sebesar 2.000 untuk sepeda motor dan 5.000,- untuk mobil. Sedangkan, fasilitasnya memang belum lengkap, baru ada tempat parkit,, warung makan, dan gardu pandang. Walaupun begitu, tempat wisata ini indah, sehingga wajib dikunjungi. Jika tertarik dan ingin mengunjungi Bukit Cendana atau destinasi wisata lainnya di Jogja, segera pesan paket wisata
Daerah Kulon Progo, Derah Istimewa Yogyakarta, memang menjadi destinasi wisata yang wajib dikunjungi karena keindahan alamnya. Puncak Bukit Cendana menjadi salah satunya. Sejak bulan Januari pada tahun 2017, pemda mengembangkan Bukit Cendana ini. Seperti namanya, objek wisata ini merupakan bukit yang ditumbuhi banyak pohon cendana. Objek Wisata ini juga menawarkan pemandangan Waduk Sermo dari ketinggian,
Pesona Gunung Kidul memang tak ada matinya. Gunung kidul bak surga tersembunyi di Jogja yang menyajikan berbagai keindahan alam, bahkan kuliner. Salah satu keindahan terlihat jelas di dasar Goa Jomblang. Goa Jomblang memiliki keunikan tersendiri yang mampu meluluhkan hati wisatawan yang berkunjung. Ada banyak kegiatan seru yang dapat anda lakukan saat sampai di Goa Jomblang. Nah, sebelum masuk ke pembahasan kegiatan apa saja yang bisa dilakukan disana, dan seperti apa keindahannya, yukk kita simak dulu akses rute, fasilitas dan harga tiketnya. Rute Untuk dapat sampai ke Goa Jomblang, kita dapat menempuh perjalanan dengan menggunakan Bus jurusan Yogyakarta-Wonosari maupun kendaraan pribadi untuk sampai ke Jl. Raya Semanu. Perjalanan menuju Goa Jomblang dari Kota Yogyakarta selama 1,5 jm, dari Kota Yogyakarta menuju ke Jalan Wonosari mencapai daerah piyungan, dari piyungan lanjut menuju ke Patuk, Wonosari dan langsung menuju ke Semanu. Lalu arahkan kendaraan anda menuju Desa Pacarejo, melalui jalan makadam di sekitar ladang sekitar hingga bertemu resort, dan tandanya anda telah sampai pada tujuan anda di Goa Jomblang. Tiket Soal tiket masuk, jika anda memiliki peralatan pribadi maka biaya masuk gratiss, hanya saja perlu meminta ijin kepada kepala dukuh yang ada disana. Jika akan menggunakan jasa operator dengan tarif per orang antara 450.000,- hingga 1.000.000,- rupiah per orang. Mahalnya biaya ini sebanding dengan keindahan dan pengalaman seru yang akan di dapat ketika mengunjungi gua ini. Sedangkan, biaya parkirnya sebesar 3.000,- rupiah untuk motor dan 5.000,- untuk mobil. Fasilitas di objek wisata ini juga cukup memadai, di antaranya kamar mandi atau toilet, tempat parkir, resort, mushala, tempat penitipan barang di rumah Kepala Dukuh. Jam Operasional Jam operasional Goa Jomblang dari jam 08.00 hingga 14.00 WIB. Namun jika kalian ingin mendapatkan pemandangan yang luar biasa bisa datang jam 10.00 hingga 12.00 WIB, karena pada jam tersebut sinar matahari bisa masuk secara sempurna ke dalam Goa
Pesona Gunung Kidul memang tak ada matinya. Gunung kidul bak surga tersembunyi di Jogja yang menyajikan berbagai keindahan alam, bahkan kuliner. Salah satu keindahan terlihat jelas di dasar Goa Jomblang. Goa Jomblang memiliki keunikan tersendiri yang mampu meluluhkan hati wisatawan yang berkunjung. Ada banyak kegiatan seru yang dapat anda lakukan saat sampai di Goa Jomblang. Nah,
Berbagai tempat wisata di Kabupaten Sleman, Yogyakarta, juga layak untuk dieksplorasi. Nah, di kabupaten ini terdapat banyak peninggalan bersejarah berupa candi, salah satunya ialah Candi Gebang. Candi Gebang diperkirakan dibangun pada masa Kerajaan Mataram Kuno, yakni pada abad ke-8 Masehi, di bawah kepemimpinan Wangsa Sanjaya. Pada sekitar tahun 1936, warga menemukan patung Ganesha. Selajutnya, para arkeolog mulai melakukan penelitian di sekitar tempat ditemukannya patung Ganesha tersebut. Ternyata, memang benar terdapat candi. Kemudian, candi ini mengalami pemugaran pertama yang dipimpin oleh Van Romondt pada tahun 1937 hingga 1939. Candi Gebang seluas 5,25x5,25 meter ini berdiri di atas kaki bangunan setinggi sekitar 2 meter. Tinggi keseluruhan candi ialah 8 meter, sedangkan bahan dasarnya berupa batu andesit. Candi ini mempunyai ciri khas berupa puncak berbentuk lingga tegak di atas seroja. Hal ini mempunyai keunikan dan daya tarik tersendiri. Di kiri dan kanan pintu masuk candi yang terletak di sisi timur, terdapat relung tempat arca. Di relung sebelah utara, terdapat arca nandiswara, sedangkan di sebelah selatan kosong. Konon, terdapat arca Mahakala di dalam relung yang kosong itu. Sementara itu, di sisi barat, terdapat relung berisi arca Ganesha yang sedang duduk di atas yoni dengan belalai mengarah ke utara. Selain itu, keunikan lainnya ialah tidak adanya tangga untuk naik ke selasar di permukaan kaki candi. Namun, di candi lainnya, terdapat tangga berbentuk batu berundak yang menghubungkan kaki candi dengan ruangan utama. Meskipun begitu, terdapat dugaan bahwa tangga di candi Gebang terbuat dari kayu atau bahan lain yang mudah rapuh. Namun, belum da informasi jelas tentang tidak adanya tangga ini. Taman yang tertata rapi menambah keeksotisan dan keindahan Candi Gebang. Banyak pohon rindang dan bangku taman yang membuat pengunjung lebih nyaman beristirahat ketika lelah berkeliling candi. Lokasi Candi Gebang berada di Dusun Gebang, Kelurahan Widomartani, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Untuk masuk ke Candi
Berbagai tempat wisata di Kabupaten Sleman, Yogyakarta, juga layak untuk dieksplorasi. Nah, di kabupaten ini terdapat banyak peninggalan bersejarah berupa candi, salah satunya ialah Candi Gebang. Candi Gebang diperkirakan dibangun pada masa Kerajaan Mataram Kuno, yakni pada abad ke-8 Masehi, di bawah kepemimpinan Wangsa Sanjaya. Pada sekitar tahun 1936, warga menemukan patung Ganesha. Selajutnya, para
Salah satu tempat wisata menarik di Kabupaten Bantul ialah Goa Gajah Mangunan. Di dalam Gua ini, terdapat batu yang menyerupai gajah. Dari situlah nama gua ini berasal. Gua horisontal ini mempunyai kedalaman sekitar 200 meter. Namun, belum ada yang tahu kedalaman pastinya. Sebab, ada tumpukan tanah di sebagian gua, sehingga jalan yang dilalui sempit. Di sepanjang Gua Gajah Mangunan ini, terdapat stalaktit dan stalakmit. Terdapat sebuah pohon besar berada di ujung Goa Gajah Mangunan. Bahkan, tingginya menjulang hingga keluar gua. Semak-semak juga tumbuh di dalam gua ini. Hal ini akibat atap dan tanah yang gua yang runtuh, sehingga tanaman di atasnya bisa masuk ke dalam gua. Dan, bila dilihat-lihat, maka seperti hutan kecil di dalam gua. Sungguh menakjubkan! Dari pintu masuk hingga pintu keluar, jaraknya sekitar 200 meter saja. Gua Gajah Mangunan memiliki mulut gua yang besar dan lebar. Ruangan besar di dalamnya memiliki jalan kecil untuk susur gua. Pengunjung harus merunduk ketika melewatinya karena ukurannya hanya sekitar 1 meter. Lorong atau jalan kecil ini, oleh penduduk, diberi nama Lorong Ular. Untuk memasuki Goa Gajah Mangunan pengunjung harus membawa atau menyewa alat penerangan/senter karena kondisi sangat gelap. Nah, salah satu hal menarik yang ada di gua ini ialah cahaya dari surga. Cahaya ini berupa fenomena sinar matahari yang masuk ke dalam gua melalui lubang, yang berada di atasnya. Cahaya ini seolah-olah seperti sorotan lampu di dalam ruangan yang sangat gelap. Ada baiknya, wisatawan berkunjung pada jam 12 siang. Sebab, sinar matahari yang masuk ke dalam gua datang dari arah barat. Pada sore hari, sinar matahari itu menerobos masuk gua dengan maksimal. Apalagi, bila cuaca sedang cerah, maka keindahan fenomena ini pun dapat dinikmati dengan maksimal pula. Sedangkan, di sekeliling gua ini, udaranya sangat sejuk. Hal ini membuat wisatawan betah berlama-lama di sana. Goa Gajah Mangunan berada di Dusun Lemah Abang,
Salah satu tempat wisata menarik di Kabupaten Bantul ialah Goa Gajah Mangunan. Di dalam Gua ini, terdapat batu yang menyerupai gajah. Dari situlah nama gua ini berasal. Gua horisontal ini mempunyai kedalaman sekitar 200 meter. Namun, belum ada yang tahu kedalaman pastinya. Sebab, ada tumpukan tanah di sebagian gua, sehingga jalan yang dilalui sempit. Di
Gunungkidul memang surganya pantai di Yogyakarta. Salah satu pantai yang wajib dikunjungi ialah Pantai Kayu Arum. Memang, pantai ini belum terkenal, tetapi keindahannya tak bisa dipandang sebelah mata. Suasana eksotis dan asri dengan pasir putih yang lembut, sepoi angin, dan ombak yang menghantam-hantam tebing karang membuat Pantai ini layak menjadi destinasi wisata yang harus ada di list. Air laut pantai ini berwarna biru, memanjakan mata siapa pun yang memandang. Selain itu, pengunjung dapat melihat hewan-hewan laut, sepertiikan-ikan kecil, ubur-ubur, gurita, dan lain sebagainya. Bermain pasi di sekitar pantai juga tak kalah menarik. Bagi kita yang suka memancing, pantai ini juga bisa menjadi referensi. Pasalnya, terlihat banyak ikan di laut dekat pantai ini, mulai dari yang berukuran kecil hingga besar. Meskipun berukuran kecil, pantai ini sangat cocok sebagai tempat camping dan berkumpul bersama teman dan keluarga. Lantaran tidak menyediakan tempat penyewaan kebutuhan camping, ada baiknya pengunjung membawa peralatan dan kebutuhan sendiri. Tentu saja, tidak lupa kita harus selalu menjaga kebersihan agar keindahan pantai ini tidak rusak. Hal yang perlu diperhatikan lagi ialah pengunjung tidak diizinkan untuk berenang di pantai ini. Dua bukit dan batuan karang mengapit kanan dan kiri Pantai Kayu Arum menjadi background yang bagus untuk berfoto. Bila ingin menikmati sunset yang indah atau matahari terbit yang romantis, maka pengunjung bisa berjalan sedikit dari Pantai Kayu Arum menuju Baron Technopark. Pantai ini berlokasi di Desa Kanigoro, Kecamatan Saptosari Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Memang, pantai ini jauh dari pusat kota. Bahkan, untuk menuju ke sana, pengunjung harus melewati jalan tanah berbatu sekitar satu setengah kilometer sebelum pantai. Selanjutnya, pengunjung juga harus berjalan kaku lagi sekitar empat kilometer dari parkiran. Meskipun begitu, perjalanan panjang itu akan terbayar dengan keindahan dan pesona Pantai yang menakjubkan. Untuk masuk ke Pantai Kayu Arum, wisatawan dikenakan biaya sebesar 10.000,- rupiah per orang, sudah termasuk tiket
Gunungkidul memang surganya pantai di Yogyakarta. Salah satu pantai yang wajib dikunjungi ialah Pantai Kayu Arum. Memang, pantai ini belum terkenal, tetapi keindahannya tak bisa dipandang sebelah mata. Suasana eksotis dan asri dengan pasir putih yang lembut, sepoi angin, dan ombak yang menghantam-hantam tebing karang membuat Pantai ini layak menjadi destinasi wisata yang harus ada