Hal yang banyak diburu oleh wisatawan baik dalam negeri maupun luar negeri adalah singgah sejenak di Rumah Budaya Sumba Barat. Mengapa demikian? Rumah Budaya Sumba atau disingkat RBs ini merupakan salah satu lokasi penginapan yang dibangun dengan tujuan khusus. Beralamatkan di Jl. Rumah Budaya no 212, Kalembu Nga’banga Weetabula, Rumah Budaya Sumba menjadi tujuan utama kebanyaka wisatawan yang berlibur ke Sumba. Di Rumah Budaya Sumba ini Anda bisa berlibur, menginap, dan sekaligus belajar budaya asli Sumba dari jaman leluhur hingga sekarang. Selain menyediakan tempat menginap, RBS terdapat Lembaga Studi dan Pelestarian Budaya Sumba. Rumah Budaya yang didirikan oleh Pater Robesrt Ramone, C.Sc.R dan donator-donatur yang bekerjasama dengannya ini terdapat lebih dari 5000 jenis benda purba yang bernilai sejarah di Sumba. Benda-benda tersebut diperoleh dari sumbangan masing-masing kampung di Sumba. Tentunya benda tersebut sekarang bisa Anda lihat di museum yang ada di RBS. RBS sengaja dibangun dengan tujuan agar anak cucu masih bisa menikmati warisan budaya asli Sumba yang mungkin dapat tergerus oleh budaya kekinian yang cenderung melupakan budaya leluhur. Rumah Budaya Sumba dibangun pada tahun 2010 dan diresmikan pada tahun 2011 lalu. Sejak saat itu, RBS menjadi magnet bagi wisatawan, terutama wisatawan dari manca Negara. Singgah sejenak di Rumah Budaya Sumba Barat ini akan memberikan kesan tersendiri bagi siapa saja. Saat pertama memasuki RBS, Anda akan disambut dengan budaya asli Sumba. Anda diwajibkan memukul tumbar 3 kali yang berarti Anda tengah memberikan salam kepada leluhur Sumba. Begitu selesai meukul tumbar, Anda disambut oleh seseorang yang akan memandu untuk berkeliling museum. Anda akan dikenalkan dengan berbagai koleksi yang ada di museum, mulai dari asalnya, umur, dan siapa yang menyumbangkannya untuk museum RBS. Jika Anda beruntung, Anda akan dipandu langsung oleh Pater Robert sendiri, namun jika tidak, biasanya Anda akan dipandu oleh manajer RBS. Jika Anda ingin berlibur sambil belajar, singgah sejenak
Hal yang banyak diburu oleh wisatawan baik dalam negeri maupun luar negeri adalah singgah sejenak di Rumah Budaya Sumba Barat. Mengapa demikian? Rumah Budaya Sumba atau disingkat RBs ini merupakan salah satu lokasi penginapan yang dibangun dengan tujuan khusus. Beralamatkan di Jl. Rumah Budaya no 212, Kalembu Nga’banga Weetabula, Rumah Budaya Sumba menjadi tujuan utama
Festival Sail Sabang adalah puncak acara Sail Indonesia 2017 Rally yang berlokasi di Sabang, titik nol km Indonesia. Acara ini merupakan seri ke 9 yang mana acara ini pertama kali digelar di Bunaken Manado pada tahun 2009 silam. Tahun 2017 lalu, Sail Sabang berlokasi di Pulau Weh, Provinsi Aceh. Dalam serangkaian acara Sail Sabang, turut serta beberapa acara yang digelar bersamaan dengan acara tersebutu, yaitu Sabang Wonderful Expo dan Marine Expo. Kegiatan menarik yang telah dirancang oleh panitian dan sekaligus sukses memikat kurang lebih 20.000 wisatan tersebut sangat banyak. Beberapa diantaranya adalah Yacth Rally, Pekan Budaya Aceh, Seminar dan Pameran Ilmu Pengetahuan, Pertunjukan Aerobik Internasional, Kejuaraan Parasbangan, Pameran Sabang Wonderful, Kompetisi Fotografi Bawah Air Sabang, Parade Sail Sabag, dan masih banyak lagi yang lainnya. Festival Sail Sabang tahun 2017 lalu dilaksanakan pada tanggal 28 November hingga 5 Desember. Untuk tahun ini, belum diumumkan secara pasti kapan dan di mana acara puncak Sail Indonesia akan dilaksanakan. Wisatawan yang sengaja berkunjung untuk menyaksikan dan menjadi peserta di Festival Sail Sabang 2017 diajak untuk mengkuti serangkaian acara pembukaan puncak Sail Sabang. Rentetan acara pembukaan tersebut dimulai dari berlayar menggunakan kapal tradisional yang melewati kapal-kapal tradisional dan menyaksikan pertunjukan paramotor. Selain itu, peserta juga diajak untuk berkeliling kota Banda Aceh yang merupakan Ibukota Provinsi Aceh dan mengunjungi museum bencana alam Tsunami. Pada acara penutupan, baik peserta maupun wisatawan disuguhi upacara tradisional Troen U Laot yang dilanjutkan dengan pertunjukkan tari tradisional bernama Keumalahayati. Akses yang digunakan oleh wisatawan maupun peserta Festival Sail Sabang berupa jalur udara dan laut. Jika ingin menggunakan jalur udara, Anda bisa naik pesawat dari Medan ke Bandara Sabang yang sudah tersedia tiga penerbangan mingguan. Namun ada pula yang menggunakan jalur laut dengan cara naik kapal feri cepat yang dikenakan tariff 80.00-95.000 per orang. Jadwal berangkat dari Bandara Aceh yang berangkat
Festival Sail Sabang adalah puncak acara Sail Indonesia 2017 Rally yang berlokasi di Sabang, titik nol km Indonesia. Acara ini merupakan seri ke 9 yang mana acara ini pertama kali digelar di Bunaken Manado pada tahun 2009 silam. Tahun 2017 lalu, Sail Sabang berlokasi di Pulau Weh, Provinsi Aceh. Dalam serangkaian acara Sail Sabang,
Melihat Eloknya Pantai di Bwana, Sumba Eloknya Pantai Bwana Di Sumba Bagaikan surga Jika Anda berjelajah di Sumba, salah satu tempat yang banyak direkomendasikan kepada wisatawan untuk dikunjungi adalah Pantai Bwanna atau dikenal juga dengan nama Pantai Banna. Pantai ini dikenal keelokannya bahkan bisa dinikmati dari segala sisinya. Melihat eloknya pantai di Bwanna Sumba bisa Anda lakukan dari berbagai sudut. Jika Anda melihatnya dari atas teping, keelokan pantai akan nampak begitu indah. Pantai yang terletak ditepian teping ini nampak eksotis dengan perpaduan pemandangan hijau dan patahan tebing kecoklatan. Belum lagi ditambah dengan putihnya pasir dan birunya air laut dari ketinggian nampak begitu indah bagaikan surga dunia. Ditepi pantai, mata Anda akan dimanjakan dengan keindahan karang bolong yang sangat tepat untuk spot pengambilan foto. Karang bolong ini memiliki tinggi sekitar 5 meter dan tepat di tengahnya terdapat lubang melengkung seperti membentuk sebuah pintu gapura. Melaui lubang pada karang tersebut, Anda bisa melihat eloknya pantai di Bwanna Sumba dari sisi lain. Begitu Anda melewatinya, Anda akan disambut dengan pemandangan laut lepas yang dihiasi dengan desiran ombak yang bekejaran dan begitu indah dipandang. Tak hanya itu saja, ketinggian dari kedua sisi pantai yang dipisahkan oleh karang bolong ini ternyata berbeda. Hal ini tentu saja memberikan kesan keindahan yang berbeda pula. Anda bisa menikmati keindahan pantai ini pada siang hari saja. Suasana romantis langsung menyerbu mana kala Anda mengunjunginya pada sore hari ketika matahari akan tenggelam. Jika cuca sedang cerah, sunset di Pantai Bwanna ini menjadi pemandangan indah yang tak akan terlupakan. Kesan pertama yang ada dalam benak Anda ketika di Pantai Bwanna adalah pantai yang bersih, asri dan alami. Itulah sebabnya pantai ini salah satu lokasi wisata yang banyak menyita perhatian untuk dikunjungi. Untuk melihat eloknya pantai di Bwanna Sumba ini, Anda harus menempuh jarak selama kurang lebih 1-2 jam lamanya dengan travel
Melihat Eloknya Pantai di Bwana, Sumba Eloknya Pantai Bwana Di Sumba Bagaikan surga Jika Anda berjelajah di Sumba, salah satu tempat yang banyak direkomendasikan kepada wisatawan untuk dikunjungi adalah Pantai Bwanna atau dikenal juga dengan nama Pantai Banna. Pantai ini dikenal keelokannya bahkan bisa dinikmati dari segala sisinya. Melihat eloknya pantai di Bwanna Sumba bisa
Indahnya Savana Bukit Wairinding di Sumba Timur Sumba merupakan surga dunia yang sangat disayangkan jika tidak menjadi salah satu destinasi yang pernah Anda kunjungi. Salah satu momen di Sumba yang harus Anda rasakan adalah menikmati sunset di bukit Wairinding Sumba Timur, NTT. Bukit Wairinding menjadi sangat terkenal setelah menjadi salah satu lokasi film ‘Pendekar Tongkat Emas’ beberapa tahun yang lalu. Pesona keindahan bukit Wairinding semakin mempesona ketika dibarengi dengan keindahan langit yang mulai gelap. Sunset di bukit ini sangat indah dan candu untuk dinikmati setiap mata yang memandangnya. Bagaimana tidak, deretan bukit dengan diselimuti rumput hijau nan luas terhampar di depan mata seperti yang ada di New Zealand. Jika Anda mengunjunginya pada saat musim kemarau, Anda akan menemukan hamparan rumput kering berwarna cokelat dan bergoyang tertiup angin seperti padang savana di Afrika. Pemandangan yang eksotik dan romantis sangat tepat untuk dikunjungi baik dengan rekan maupun pasangan. Jika Anda berniat menikmati sunset di bukit Wairinding Sumba, sebaiknya Anda lekas berangkat dari lokasi penginapan sekitar satu atau dua jam sebelum matahari mulai tenggelam. Bukit ini berlokasi sekitar 25 dari pusat kota Waingapu dan dapat dipempuh dengan kendaraan pribadi maupun umum sekitar 30-40 menit. Tepatnya, bukit savana yang indah ini ada di Desa Pambota Jara, Kecamatan Pandawai, Sumba Timur. Jangan lewatkan indahnya pemandangan selama menuju ke bukit Wairinding karena sungguh sangat menyejukkan mata. Di sekitar bukit belum ada fasilitas yang memadai karena masih sangat alami dan juga asri. Untuk itu, sebaiknya Anda persiapkan bekal berupa makanan dan minuman yang cukup saat berkunjung ke sana untuk menikmati sunset di bukit Wairinding Sumba. Jika Anda berkunjung ke sana, jangan kaget apabila dihampiri oleh anak-anak dari penduduk di sekitar Bukit Wairinding. Anak-anak ini biasanya sangat antusias jika ada wisatawan yang berkunjung ke sana. Dan yang pasti, mereka tidak mengharapkan imbalan apapun dari Anda. Mereka hanya ingin
Indahnya Savana Bukit Wairinding di Sumba Timur Sumba merupakan surga dunia yang sangat disayangkan jika tidak menjadi salah satu destinasi yang pernah Anda kunjungi. Salah satu momen di Sumba yang harus Anda rasakan adalah menikmati sunset di bukit Wairinding Sumba Timur, NTT. Bukit Wairinding menjadi sangat terkenal setelah menjadi salah satu lokasi film ‘Pendekar Tongkat
Retenggaro, Lokasi Wisata Budaya di Sumba Ratenggaro adalah sebuah kampung yang terletak di Kabupaten Sumba Barat Daya, 56 kilometer dari Tambaloka. Kampong Ratenggaro begitu dikenal karena menyimpan salah satu kebudayaan Indonesia yang unik dan menarik. Oleh karenanya, jelajah budaya di kampung Ratenggaro Sumba patut untuk Anda agendakan. Tidak percaya? Mari simak keunikan kampung Ratenggaro yang bakal bikin Anda segera ingin mengunjunginya. Di kampung ini Anda akan disambut dengan suasana magis yang sangat kental. Pasalnya, di sepanjang jalan masuk menuju ke kampung disuguhkan berderet-deret kuburan. Kuburan di kampung ini sangat khas, yaitu berupa kuburan batu yang kokoh dan tua. Kuburan ini dipercaya sebagai peninggalan sejak jaman megalitikum yang eksis sekitar 4500 tahun yang lalu. Jika diperhatikan lebih seksama, terdapat sekitar 304 kuburan yang ada ukiran dan berukuran besar seperti halnya altar yang kokoh. Kuburan-kuburan unik ini patut Anda jadikan salah satu obyek jelajah budaya di Kampung Ratenggaro Sumba diantara banyaknya jejak budaya lain di sana. Selain jelajah budaya dari kuburan batu, di kampung Ratenggaro juga terdapat obyek budaya lain yang bisa Anda amati. Di sana, Anda akan menemui rumah unik dengan bentuk yang tidak dapat Anda jumpai di kampung manampun. Rumah di kampung Ratenggaro dibangun sangat tinggi hingg mencapai 15 meter. Tingginya bangunan rumah ini lantaran adanya menara di tengah masing-masing rumah. Selain dijadikan rumah tinggal, rumah-rumah yang dikenal dengan nama Uma Mbatangu ini juga dijadikan sebagai tempat untuk menjalankan berbagai ritual adat. Uma Mbatangu terdiri dari empat tingkat, diaman tingkat paling bawah untuk hewan ternak dan tingkat dua untuk tempat tinggal pemiliknya. Sedangkan tingkat tiga untuk menyimpan berbagai hasil panen dan tingkat empat digunakan sebagai tempat menyimpan tanduk kerbau sebagai symbol kemuliaan yang dipercayai oleh masyarakat di kampung Ratenggaro. Untuk lebih jelasnya, Anda bisa mengagendakan untuk jelajah budaya di Kampung Ratenggaro Sumba untuk menggali lebih banyak tentang budaya asli masyarakatnya.
Retenggaro, Lokasi Wisata Budaya di Sumba Ratenggaro adalah sebuah kampung yang terletak di Kabupaten Sumba Barat Daya, 56 kilometer dari Tambaloka. Kampong Ratenggaro begitu dikenal karena menyimpan salah satu kebudayaan Indonesia yang unik dan menarik. Oleh karenanya, jelajah budaya di kampung Ratenggaro Sumba patut untuk Anda agendakan. Tidak percaya? Mari simak keunikan kampung Ratenggaro yang
Tiga Rekomendasi Lokasi Wisata Mistis di Yogyakarta Selain dikenal sebagai kota pelajar, Yogyakarta juga sering menjadi tujuan lokasi wisata dari berbagai daerah di Tanah Air. Diantara sekian banyak lokasi wisata yang ada, ada beberapa tempat di Yogyakarta yang dikunjungi karena kisah mistis selain karena sejarah maupun keindahannya. Ada beberapa lokasi wisata mistis di Yogyakarta yang terkenal. Namun dari sekian banyak, inilah tiga rekomendasi lokasi mistis yang wajib Anda kunjungi jika singgah di kota Gudeg ini. Benteng Vredeburg Wisatawan banyak yang tidak akan mengira bahwa lokasi wisata yang ada di tengah kota Yogyakarta ini termasuk lokasi yang angker. Benteng pertahanan Belanda pada jaman dulu tersebut menyimpan kisah mistis. Konon, hantu-hantu yang menunggu bangunan ini sering mengganggu orang di sekitar benteng, baik itu pengunjung maupun tukang becak yang biasa mangkal. Hantu yang sering menampakkan diri adalah Noni Belanda namun kakinya seperti kaki kuda. Kisah mistis yang paling sering terdengar adalah munculnya sosok sekompi pasukan Belanda tak berkepala pada dini hari. Anehnya, sosok yang berbaris rapi layaknya prajurit ini menghilang di dalam stand lukisan ketika ada pagelaran Festival Kesenian Yogya (FKY). Keraton Yogyakarta Bangunan ini diketahui sebagai tempat tinggal raja yang memimpin Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat. Selain sebagai tempat tinggal, Keraton Yogyakarta dijadikan salah satu lokasi wisata, baik itu wisata sejarah, budaya maupun wisata mistis di Yogyakarta. Kisah mistis seolah tak bisa dipisahkan dari Keraton Yogyakarta. Pasalnya, banyak penduduk yang percaya bahwa Keraton dijaga oleh banyak makhluk gaib. Oleh karenanya, setiap orang yang berkunjung ke keraton dihimbau untuk selalu menjaga sikap dengan baik. Jika tidak, bersiaplah mendapat sambutan tak mengenakkan dari penjaga Keraton. Kandang Menjangan Kandang Menjangan adalah tempat yang dulunya dijadikan tempat berlindung bagi kerabat Keraton yang sedang berburu di hutan. Bangunan ini sudah berusia sangat tua, yakni lebih dari 2 abad. Nama lain dari bangunan ini adalah Panggung Krapyak yang sekarang terkenal
Tiga Rekomendasi Lokasi Wisata Mistis di Yogyakarta Selain dikenal sebagai kota pelajar, Yogyakarta juga sering menjadi tujuan lokasi wisata dari berbagai daerah di Tanah Air. Diantara sekian banyak lokasi wisata yang ada, ada beberapa tempat di Yogyakarta yang dikunjungi karena kisah mistis selain karena sejarah maupun keindahannya. Ada beberapa lokasi wisata mistis di Yogyakarta yang
Benteng Belgica Di Banda Naira sebuah tujuan wisata sejarah yang sangat wajib dikunjungi saat berada di Kepulauan Banda, Maluku Tengah, Indonesia. Kisah sejarah yang melekat pada Benteng Belgica Di Banda Naira ini adalah satu satunya tujuan mengapa lokasi ini menjadi wajib dikunjungi wagi para wisatawan baik lokal maupun asing. Benteng Belgica sendiri adalah sebuah benteng yang dibangun pada abad ke 16 di Pulau Neira pada masa penjajahan Portugis. Setelah kepergian Portugis dari Indonesia, Benteng Belgica tersebut kembali di renovasi oleh VOC yang pada masa itu dipimpin oleh Jenderal Pieter Both tepatnya pada tanggal 4 September 1611 silam. Setelah kependudukan VOC menguasai Benteng Belgica tersebut, Benteng Belgica tersebut diganti nama degan nama dari Belanda berupa Fort Belgica. Dengan di renovasinya kembali Fort Belgica ini, pada masa silam sampai dengan saat ini di Pulau Neira memiliki dua buah benteng peninggalan para penjajah yakni Benteng Belgica itu sendiri dan Benteng Nassau. Benteng-benteng ini merupakan saksi sejarah kelam dari masa penjajahan dimana pada masa itu benteng tersebut digunakan sebagai lokasi panta dan untuk memonopoli perdagangan pala yang dilakukan oleh pihak VOC pada masa itu. Pada saat ini, Benteng Belgica ini menjadi sebagai destinasi wisata sejarah yang memang sangat direkomendasikan untuk dikunjungi oleh setiap wisatawan asing maupun lokal yang ada di sana. Benteng Belgica ini sendiri sampai dengan saat ini juga dikenal dengan nama lainnya yang disebut dengan The Indonesian Pentagon. Hal ini dikarenakan model bangunan dari pada Benteng Belgica yang hampir mirip dengan lambing Pentagon. Arsitek dari bentuk Benteng Belgica ini menempatkan menara pada setiap sisi Benteng. Menara-menara yang digunakan sebagai bangunan pantau perdagangan VOC. Wisatawan yang berkunjung di lokasi Benteng Belgica ini akan bisa melihat pesona yang tersaji dari pemandangan perairan Teluk Banda yang berwarna biru dan juga dapat melihat puncak gunung api dan juga keindahan dari rimbunan pohon pala. Benteng Belgica Di
Benteng Belgica Di Banda Naira sebuah tujuan wisata sejarah yang sangat wajib dikunjungi saat berada di Kepulauan Banda, Maluku Tengah, Indonesia. Kisah sejarah yang melekat pada Benteng Belgica Di Banda Naira ini adalah satu satunya tujuan mengapa lokasi ini menjadi wajib dikunjungi wagi para wisatawan baik lokal maupun asing. Benteng Belgica sendiri adalah sebuah benteng
Pulau Rhun Dan Ay Kepulauan Banda Naira merupakan gugusan pulau yang berada di provinsi Maluku Tengah, Maluku, Indonesia. Pulau Rhun dan Pulau Ay merupakan dua buah pulau yang letaknya berbeda namun masih berada dalam wilayah Kepulauan Banda. Pulau Rhun sendiri merupakan sebuah pulau yang ukurannya dapat dikatakan paling kecil dari beberapa pulau lainnya yang ada di Kepulauan Banda Naira. Panjang daripada Pulau Rhun sendiri adalah 3 kilometer dan lebarnya hanya kurang dari 1km. Sementara itu, Pulau Ay merupakan pulau dan juga sebuah desa yang berada di dalam kawasan Kecamatan Banda, Maluku Tengah, Maluku, Indonesia. Posisi geografis dari Pulau Ay sendiri beraa di sebelah barat daripada Kepulauan Banda. Pulau Ay memiliki sebuah tempat destinasi yang digunakan sebagai lokasi snorkeling yang sangat bagus di wilayah Laut Banda. Dari segi destinasi wisata, Pulau Rhun tidak begitu memiliki banyak destinasi, namun keindahan pulau serta sejarah dari pulaunya sendiri dapat menjadi destinasi atau tujuan bagi seseorang wisatawan yang ingin mengunjunginya. Dengan kata lain, seorang wisatawan yang berkunjung ke Pulau Rhun akan dapat menikmati keindahan daripada pulau itu sendiri sekaligus mencari pengetahuan mengenai sejarah dari Pulau Rhun yang dulu pada zaman Belanda merupakan salah satu pulau yang begitu didambakan untuk dimiliki. Tidak lain adalah karena penjualan dari segi rempah rempah yang berkhualitas yang mampu di hasilkan oleh Pulau rhun itu sendiri. Rempah rempah berupa pohon pala adalah salah satu rempah yang paling diminati untuk diambil dari Pulau Rhun oleh pihak Belanda pada masa penjajahan dulu. Lalu selanjutnya, jika seorang wisatawan ingin mengunjungi berbagai destinasi menarik yang ada di Banda Maluku Tengah, maka mereka bisa mengunjungi Pulau Ay. Pulau Ay memiliki beberapa destinasi menarik yang dapat dikunjungi oleh para wisatawan. Dari mulai Gerbang Matalenco, Masjid Nur Ay, Benteng Revenge, Rumah Adat Olisiwa adalah beberapa destinasi menarik yang dapat dikunjungi saat berada di Pulau Ay. Begitulah beberapa destinasi
Pulau Rhun Dan Ay Kepulauan Banda Naira merupakan gugusan pulau yang berada di provinsi Maluku Tengah, Maluku, Indonesia. Pulau Rhun dan Pulau Ay merupakan dua buah pulau yang letaknya berbeda namun masih berada dalam wilayah Kepulauan Banda. Pulau Rhun sendiri merupakan sebuah pulau yang ukurannya dapat dikatakan paling kecil dari beberapa pulau lainnya yang ada
Pulau Pisang, Kepulauan Banda Naira merupakan salah satu spot pariwisata yang sangat eksotis yang berada di dalam wilayah kepulauan Banda, Kecamatan Banda, Kabupaten Maluku Tengah, Maluku, Indonesia. Salah satu potensi serta pesona wisata yang ada di Pulau Pisang, Kepulauan Banda Naira adalah potensi wisatanya berupa spot diving. Kekayaan bawah laut Pulau Pisang yang dapat dilihat dengan cara diving mampu berikan pengalaman eksotis bagi para pengunjung Pulau Pisang ini. Lokasi yang terkenal dengan spot diving eksotisnya ini dinamakan Tanjung Pisang dimana letak tepatnya adalah di dalam wilayah Pulau Pisang itu sendiri. Nah sementara itu, Tanjung Pisang yang memiliki wiksata diving ini juga dapat dikenal dengan nama lainnya berupa Tanjung Seram. Untuk seseorang yang ingin melakukan diving eksotis di Tanjung Pisang ini, maka dapat memulainya dnegan menempuh jarak sekitar 30 menit dari Pulau Naira dengan menggunakan perahun untuk mencapai Pulau Pisang Pertama. Lalu selanjutnya adalah mengikuti intruksi para pemandu wisata diving yang ada di Tanjung Pisang itu sendiri. Seperti yang telah dijelaskan bahwa Tanjung Pisang atau Tanjung Sera mini memiliki potensi wisata diving yang sangat eksotis, oleh karena itulah keeksotisan daripada pemandangan bawah laut Tanjung Pisang dapat dinikmati saat para penyelam mencapai titik kedalaman 18 meter. Di lokasi tersebutlah, para wisatawan baik asing maupun lokal akan dapat melihat surga bawah laut dengan berbagai hiasan terumbu karangnya nan indah. Seperti yang telah diketahui juga bahwa di seluruh Kepulauan Banda ini, merupakan kepulauan yang sebanyak 80% potensi wisatanya merupakan potensi wisata laut dan salah satunya adalah diving. Dengan kondisi laut yang memiliki arus lemah sampai dengan sedang searah dengan pantai yang ada di sekitar, ditambahkan suhu perairan yang bermula dari 26 derajat celcius sampai dengan 29 derajat celcius, menjadikan Tanjung Pisang ini sebagai salah satu surga wisata Diving Indonesia. Pulau Pisang, Kepulauan Banda Naira merupakan salah satu potensi wisata bawah laut yang sangat wajib
Pulau Pisang, Kepulauan Banda Naira merupakan salah satu spot pariwisata yang sangat eksotis yang berada di dalam wilayah kepulauan Banda, Kecamatan Banda, Kabupaten Maluku Tengah, Maluku, Indonesia. Salah satu potensi serta pesona wisata yang ada di Pulau Pisang, Kepulauan Banda Naira adalah potensi wisatanya berupa spot diving. Kekayaan bawah laut Pulau Pisang yang dapat dilihat
Indonesia selalu saja memiliki sebuah aset potensial dari segi wisata alamnya. Dari mulai pegunungan, sampai degan kepulauan dapat selalu dinikmati ketika berkunjung ke Negara Indonesia. Salah satu dari sekian banyak potensi wisata indah nan eksotis yang ada di Indonesia adalah Pulau Hatta, Kepulauan Banda Naira yang berada dalam satu wilayah di Kepulauan Banda yang merupakan pusat administratif utama dari Kecamatan Banda, Kabupaten Maluku Tengah, Maluku, Indonesia. Pulau Hatta, Kepulauan Banda Naira merupakan sebuah pesona wisata yang begitu tersembunyi yang ada di Negara Indonesia ini. Sudah ada beberapa wisatawan baik lokal maupun asing yang tertarik untuk mengunjungi Pulau Hatta ini. Namun lalu lintas daripada pengunjung yang keluar masuk Pulau Hatta ini masih belum banyak seperti pulau pulau lainnya. Hal ini dikarenakan Pulau Hatta merupakan salah satu spot terpencil yang belum banyak diketahui oleh banyak orang tapi punya potensi wisata yang menawan. Salah satu pesona wisata menawan daripada Pulau Hatta adalah peristiwa tenggelamnya matahari yang begitu indah yang tersaji di Pulau Hatta ini. Perpaduan antara warna air laut, pantai ditambahkan degan pancaran cakrawala matahari ketika akan terbenam menjadikan siapapun tetap ingin kembali untuk berwisata menenangkan diri di Pulau Hatta ini. Meskipun banyak sekali Pulau yang berada di sekitaran Pulau Hatta yang tergabung dalam gugusan Kepulauan Banda. Namun, Pulau Hatta juga tidak kalah menariknya untuk dijadikan salah satu destinasi wisata masa depan Indonesia. Hal ini juga dikarenakan Pulau Hatta memiliki ciri khas tersendiri sebagai lokasi wisata. Belum banyak pemukiman yang dibangun di Pulau Hatta ini. Sementara itu dari segi fasilitas, memang fasilitas yang disediakan disekitaran lokasi masih belum maksimal seperti Pulau Pulau wisata lainnya yang ada di Indonesia. Pulau Hatta ini merupakan salah satu pulau di Indonesia yang sangat cocok untuk para petualang dan juga orang orang yang ingin menenangkan dirinya dengan wisata alam yang masih sangat alami. Untuk mencapai Pulau Hatta, Kepulauan
Indonesia selalu saja memiliki sebuah aset potensial dari segi wisata alamnya. Dari mulai pegunungan, sampai degan kepulauan dapat selalu dinikmati ketika berkunjung ke Negara Indonesia. Salah satu dari sekian banyak potensi wisata indah nan eksotis yang ada di Indonesia adalah Pulau Hatta, Kepulauan Banda Naira yang berada dalam satu wilayah di Kepulauan Banda yang merupakan
