Banyak wisata alam yang indah di Yogyakarta, termasuk daerah Kulon Progo. Tak hanya mengandalkan panorama alamnya yang menakjubkan, wisata di sana juga kaya sejarah. salah satunya ialah Puncak Widosari. Konon, Gunung Widosari ini merupakan tempat pertapaan pahlawan nasional bangsa kita, yaitu Pangeran Diponegoro. Dibuka sejak tahun 2012, pada saat itu akses jalannya masih berupa tanah yang licin berpagar bambu seadanya. Dengan ketinggian sekitar 1.017 mdpl, puncak ini memikat siapa pun yang berkunjung. Daya tarik dan kekhasan Puncak Widosari adanya sebongkah baru berukuran besar yang amat unik. Hal ini menjadikan puncak ini semakin unik. Di samping batu raksasa ini, ada gardu pandang atau beberapa spot foto. Selain itu, pengunjung pun bisa menikmati gagahnya Gunung Merapi, anggunnya Gunung Merbabu, dan eksotisnya bibit pantai Laut Selatan dari puncak ini. Bila ingin refreshing dan menikmati kesegaran alam, maka Puncak Widosari sangat cocok dikunjungi. Bagi penghobi fotografi, panorama di sana juga tidak bisa dilewatkan. Sebab, suguhan hamparan hijau yang luas itu layak diabadikan. Pohon yang berjumlah ribuan di bawah puncak ini pun terlihat jelas pada saat cuaca cerah dan tidak berembun. Memanjakan mata wisatawan yang terbiasa dengan hiruk-pikuk dan hinggar-bingar perkotaan. Selain itu, mengambil foto dengan berlatar belakang bongkahan batu besar juga tak kalah menarik. Pada waktu tertentu, warga masyarakat di Puncak Widosari mengadakan sebuah acara, yakni nyadran dan merti dusun sebelum bulan Ramadhan tiba. Bila beruntung, pengunjung bisa menyaksikan acara ini. Nah, sebagaimana puncak pegunungan lainnya, di puncak ini, pengunjung juga bisa menikmati keindahan sunrise dan segarnya suasana pagi bila berkunjung pada pagi hari. Sedangkan, bila datang pada sore hari, pengunjung bisa menikmati romantisme jingga dari matahari terbenam. Menjelang malam, lampu-lampu Kota Yogyakarta, Magelang, juga Purworejo gemerlapan seperti bintang. Namun, hal yang harus diperhatikan ialah pengunjung harus berhati-hati karena terdapat jurang yang dalam di sisi-sisi di puncak ini. Puncak Widosari berada di Dusun Tritis,
Banyak wisata alam yang indah di Yogyakarta, termasuk daerah Kulon Progo. Tak hanya mengandalkan panorama alamnya yang menakjubkan, wisata di sana juga kaya sejarah. salah satunya ialah Puncak Widosari. Konon, Gunung Widosari ini merupakan tempat pertapaan pahlawan nasional bangsa kita, yaitu Pangeran Diponegoro. Dibuka sejak tahun 2012, pada saat itu akses jalannya masih berupa tanah
Daerah Kulon Progo, Derah Istimewa Yogyakarta, memang menjadi destinasi wisata yang wajib dikunjungi karena keindahan alamnya. Puncak Bukit Cendana menjadi salah satunya. Sejak bulan Januari pada tahun 2017, pemda mengembangkan Bukit Cendana ini. Seperti namanya, objek wisata ini merupakan bukit yang ditumbuhi banyak pohon cendana. Objek Wisata ini juga menawarkan pemandangan Waduk Sermo dari ketinggian, sebagaimana kawasan wisata Kalibiru. Bukit Cendana masih terbilang baru. Oleh karena itu, belum banyak orang yang mengetahui keberadaan tempat ini. Ada beberapa spot foto untuk memperoleh pemandangan Waduk Sermo dan sekitarnya yang berada di bawahnya. Suasananya sejuk dan tenang, sehingga sangat cocok bagi pekerja untuk melepas stres. Pepohonan dan rerumputannya pun lebih banyak dibandingkan dengan kawasan wisata Kalibiru. Hal ini membuat pengunjung tidak kepanasan apabila datang pada siang hari. Nah, bagi pemburu sunrise dan sunset, tempat ini juga menawarkan panorama yang tak bisa diabaikan begitu saja. Sehingga, kawasan ini juga cocok dikunjungi pada pada pagi dan sore hari. Pantulan senja pada sore hari di Waduk Sermo tidak bisa untuk tidak diabadikan dan dikenang. View yang sangat instagramable! Untuk menjaga keindahan itu, jangan lupa untuk menjaga kebersihan dan kelestarian daerah ini. Pengunjung harus berjalan kaki selama sekitar 5 hingga 10 menit dari tempat parkit untuk menuju puncak Bukit Cendana. Tak perlu takut bosan karena suasananya sangat nyaman dan sejuk. Bukit Cendana ini berada di Dusun Tegiti 2, Desa Hargowilis, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Untuk masuk ke objek wisata Bukit Cendana, pengunjung dikenakan biaya sekitar 5.000,- per orang. Cukup murah, bukan? Sedangkan, tarif parkirnya sebesar 2.000 untuk sepeda motor dan 5.000,- untuk mobil. Sedangkan, fasilitasnya memang belum lengkap, baru ada tempat parkit,, warung makan, dan gardu pandang. Walaupun begitu, tempat wisata ini indah, sehingga wajib dikunjungi. Jika tertarik dan ingin mengunjungi Bukit Cendana atau destinasi wisata lainnya di Jogja, segera pesan paket wisata
Daerah Kulon Progo, Derah Istimewa Yogyakarta, memang menjadi destinasi wisata yang wajib dikunjungi karena keindahan alamnya. Puncak Bukit Cendana menjadi salah satunya. Sejak bulan Januari pada tahun 2017, pemda mengembangkan Bukit Cendana ini. Seperti namanya, objek wisata ini merupakan bukit yang ditumbuhi banyak pohon cendana. Objek Wisata ini juga menawarkan pemandangan Waduk Sermo dari ketinggian,
Pesona Gunung Kidul memang tak ada matinya. Gunung kidul bak surga tersembunyi di Jogja yang menyajikan berbagai keindahan alam, bahkan kuliner. Salah satu keindahan terlihat jelas di dasar Goa Jomblang. Goa Jomblang memiliki keunikan tersendiri yang mampu meluluhkan hati wisatawan yang berkunjung. Ada banyak kegiatan seru yang dapat anda lakukan saat sampai di Goa Jomblang. Nah, sebelum masuk ke pembahasan kegiatan apa saja yang bisa dilakukan disana, dan seperti apa keindahannya, yukk kita simak dulu akses rute, fasilitas dan harga tiketnya. Rute Untuk dapat sampai ke Goa Jomblang, kita dapat menempuh perjalanan dengan menggunakan Bus jurusan Yogyakarta-Wonosari maupun kendaraan pribadi untuk sampai ke Jl. Raya Semanu. Perjalanan menuju Goa Jomblang dari Kota Yogyakarta selama 1,5 jm, dari Kota Yogyakarta menuju ke Jalan Wonosari mencapai daerah piyungan, dari piyungan lanjut menuju ke Patuk, Wonosari dan langsung menuju ke Semanu. Lalu arahkan kendaraan anda menuju Desa Pacarejo, melalui jalan makadam di sekitar ladang sekitar hingga bertemu resort, dan tandanya anda telah sampai pada tujuan anda di Goa Jomblang. Tiket Soal tiket masuk, jika anda memiliki peralatan pribadi maka biaya masuk gratiss, hanya saja perlu meminta ijin kepada kepala dukuh yang ada disana. Jika akan menggunakan jasa operator dengan tarif per orang antara 450.000,- hingga 1.000.000,- rupiah per orang. Mahalnya biaya ini sebanding dengan keindahan dan pengalaman seru yang akan di dapat ketika mengunjungi gua ini. Sedangkan, biaya parkirnya sebesar 3.000,- rupiah untuk motor dan 5.000,- untuk mobil. Fasilitas di objek wisata ini juga cukup memadai, di antaranya kamar mandi atau toilet, tempat parkir, resort, mushala, tempat penitipan barang di rumah Kepala Dukuh. Jam Operasional Jam operasional Goa Jomblang dari jam 08.00 hingga 14.00 WIB. Namun jika kalian ingin mendapatkan pemandangan yang luar biasa bisa datang jam 10.00 hingga 12.00 WIB, karena pada jam tersebut sinar matahari bisa masuk secara sempurna ke dalam Goa
Pesona Gunung Kidul memang tak ada matinya. Gunung kidul bak surga tersembunyi di Jogja yang menyajikan berbagai keindahan alam, bahkan kuliner. Salah satu keindahan terlihat jelas di dasar Goa Jomblang. Goa Jomblang memiliki keunikan tersendiri yang mampu meluluhkan hati wisatawan yang berkunjung. Ada banyak kegiatan seru yang dapat anda lakukan saat sampai di Goa Jomblang. Nah,
Berbagai tempat wisata di Kabupaten Sleman, Yogyakarta, juga layak untuk dieksplorasi. Nah, di kabupaten ini terdapat banyak peninggalan bersejarah berupa candi, salah satunya ialah Candi Gebang. Candi Gebang diperkirakan dibangun pada masa Kerajaan Mataram Kuno, yakni pada abad ke-8 Masehi, di bawah kepemimpinan Wangsa Sanjaya. Pada sekitar tahun 1936, warga menemukan patung Ganesha. Selajutnya, para arkeolog mulai melakukan penelitian di sekitar tempat ditemukannya patung Ganesha tersebut. Ternyata, memang benar terdapat candi. Kemudian, candi ini mengalami pemugaran pertama yang dipimpin oleh Van Romondt pada tahun 1937 hingga 1939. Candi Gebang seluas 5,25x5,25 meter ini berdiri di atas kaki bangunan setinggi sekitar 2 meter. Tinggi keseluruhan candi ialah 8 meter, sedangkan bahan dasarnya berupa batu andesit. Candi ini mempunyai ciri khas berupa puncak berbentuk lingga tegak di atas seroja. Hal ini mempunyai keunikan dan daya tarik tersendiri. Di kiri dan kanan pintu masuk candi yang terletak di sisi timur, terdapat relung tempat arca. Di relung sebelah utara, terdapat arca nandiswara, sedangkan di sebelah selatan kosong. Konon, terdapat arca Mahakala di dalam relung yang kosong itu. Sementara itu, di sisi barat, terdapat relung berisi arca Ganesha yang sedang duduk di atas yoni dengan belalai mengarah ke utara. Selain itu, keunikan lainnya ialah tidak adanya tangga untuk naik ke selasar di permukaan kaki candi. Namun, di candi lainnya, terdapat tangga berbentuk batu berundak yang menghubungkan kaki candi dengan ruangan utama. Meskipun begitu, terdapat dugaan bahwa tangga di candi Gebang terbuat dari kayu atau bahan lain yang mudah rapuh. Namun, belum da informasi jelas tentang tidak adanya tangga ini. Taman yang tertata rapi menambah keeksotisan dan keindahan Candi Gebang. Banyak pohon rindang dan bangku taman yang membuat pengunjung lebih nyaman beristirahat ketika lelah berkeliling candi. Lokasi Candi Gebang berada di Dusun Gebang, Kelurahan Widomartani, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Untuk masuk ke Candi
Berbagai tempat wisata di Kabupaten Sleman, Yogyakarta, juga layak untuk dieksplorasi. Nah, di kabupaten ini terdapat banyak peninggalan bersejarah berupa candi, salah satunya ialah Candi Gebang. Candi Gebang diperkirakan dibangun pada masa Kerajaan Mataram Kuno, yakni pada abad ke-8 Masehi, di bawah kepemimpinan Wangsa Sanjaya. Pada sekitar tahun 1936, warga menemukan patung Ganesha. Selajutnya, para
Keindahan air terjun dan puncak bukit di Yogyakarta juga tidak bisa dilewatkan begitu saja. Salah satunya ialah Bukit Jangkang yang berada di Kulon Progo. Bukit yang ditumbuhi banyak pohon Jangkang ini dijadikan objek wisata sejak tahun 2017. Sebelumnya, pepohonan itu sempat ditebang. Namun, pada akhirnya menjadi tempat wisata yang memukau banyak orang. Bukit yang juga disebut sebagai Jangkang Hill ini menyuguhkan pemandangan yang amat menakjubkan. Dari atas bukit, kita bisa melihat Waduk Sermo dikelilingi pepohonan di sekitarnya. Terdapat juga spot foto yang tak bisa diabaikan begitu saja, yakni di area Waduk Sermo dan di gardu pandang di atas bukit. Pada akhir pekan, Bukit ini ramai pengunjung. Ada baiknya, bila mengunjungi bukit ini pada pagi atau sore hari. Sebab, pada pagi hari, udara masih sangat segar disertai kabut tipis. Pengunjung dapat menghirup udara dalam-dalam untuk menambah nikmatnya suasana dan memanjakan mata dari atas gardu pandang. Sehingga, tidak hanya pemandangannya yang indah, udara yang segar juga membuat kita betah dan napas menjadi ringan. Nah, bila ingin memanjakan mata dengan pesona matahari terbenam, sebaiknya datang pada waktu sore hari. Dari ketinggian Bukit, sunset tampak menakjubkan. Tentu saja, akan sangat sayang apabila tidak diabadikan melalui foto. Bagi pengunjung yang ingin mengabadikan moment di Bukit Jangkang, pengelola menyediakan perlengkapan keamanan berupa tali. Bukit ini berada di Dusun Sermo Lor, Desa Hargowilis, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Akses untuk ke sana pun mudah karena jalan sudah bagus dan layak dilalui kendaraan. Namun, untuk menuju puncaknya, kita harus berjalan sekitar 5 hingga 10 menit dari tempat parkir. Harga tiketnya pun tidak mahal, yakni hanya sekitar 5.000,- rupiah per orang. Sedangkan, biaya parkirnya sebesar 2.000,- rupiah untuk sepeda motor dan 5.000,- rupiah untuk mobil. Fasilitas di Bukit Jangkang juga cukup lengkap, di antaranya tempat parkir, warung makan, gardu pandang, dan tempat duduk. Jika ingin berkunjung
Keindahan air terjun dan puncak bukit di Yogyakarta juga tidak bisa dilewatkan begitu saja. Salah satunya ialah Bukit Jangkang yang berada di Kulon Progo. Bukit yang ditumbuhi banyak pohon Jangkang ini dijadikan objek wisata sejak tahun 2017. Sebelumnya, pepohonan itu sempat ditebang. Namun, pada akhirnya menjadi tempat wisata yang memukau banyak orang. Bukit yang juga