Siapa yang tidak mengenal Gunung Merapi? Gunung yang berada di Kota Yogyakarta ini menyimpan berbagai misteri dan sejarah. Karena penuh dengan sejarah, maka Gunung Merapi memiliki museum yang bernama Museum Gunung Merapi. Museum Merapi dibangun sebagai sarana edukasi mengenai Gunung Merapi. Tidak hanya aspek ilmiah, tapi juga aspek sosial dan lainnya ada di sini. Museum Gunung Merapi Museum Gunung Merapi telah diresmikan pada tanggal 1 Oktober 2009 oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Purnomo Yusgiantoro. Dengan luas bangunan sekitar 4,470 yang berdiri di atas tanah seluas 3,5 hektare, museum yang ke depan juga akan dilengkapi dengan taman, area parkir, dan plasa ini ingin dikenal masyarakat sebagai Museum Gunungapi Merapi dengan semboyan Merapi Jendela Bumi. Museum Gunungapi ini dapat dijadikan sebagai sarana pendidikan, penyebarluasan informasi aspek kegunungapian khususnya dan kebencanaan geologi lainnya yang bersifat rekreatif-edukatif untuk masyarakat luas dengan tujuan untuk memberikan wawasan dan pemahaman tentang aspek ilmiah, maupun sosial-budaya dan lain-lain yang berkaitan dengan gunungapi dan sumber kebencanaan geologi lainnya. Museum Gunungapi ini diharapkan dapat menjadi solusi alternatif sebagai sarana yang sangat penting dan potensial sebagai pusat layanan informasi kegunungapian dalam upaya mencerdaskan kehidupan masyarakat, serta sebagai media dalam meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan masyarakat tentang manfaat dan ancaman bahaya letusan gunungapi serta bencana geologi lainnya. Koleksi Museum Gunung Merapi Pada tahun 2014 Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta menerbitkan buku berisi koleksi unggulan museum di Daerah Istimewa Yogyakarta, di antaranya adalah koleksi unggulan yang dimiliki oleh Museum Gunung Merapi. Miniatur Gunung Merapi, miniatur Gunung Merapi yang dilihat dari atas merupakan tontonan yang patut disimak. Aktivitas gunung meskipun berbahaya, tetapi memiliki daya tarik tersendiri. Miniatur ini menampilkan kenampakan Gunung Berapi yang sedang mengeluarkan asap. Koleksi di lantai 1: Meliputi filosofi kegunungapian dan alat peraga kegempaan serta tempat pengumpulan dan perarsipan benda bernilai yang berkaitan dengan Gunung Merapi dan Gunungapi pada
Siapa yang tidak mengenal Gunung Merapi? Gunung yang berada di Kota Yogyakarta ini menyimpan berbagai misteri dan sejarah. Karena penuh dengan sejarah, maka Gunung Merapi memiliki museum yang bernama Museum Gunung Merapi. Museum Merapi dibangun sebagai sarana edukasi mengenai Gunung Merapi. Tidak hanya aspek ilmiah, tapi juga aspek sosial dan lainnya ada di sini. Museum
Selama berabad-abad yang lalu, kawasan utara Yogyakarta menjadi pusat peradaban Kerajaan Mataram kuno. Candi ini dibangun pada abad ke-9 pada masa pemerintahan raja Rakai Garung pada zaman Kerajaan Mataram Kuno. Candi ini merupakan candi Hindu dan pada saat itu candi ini menjadi tempat pemujaan kepada Dewa Siwa. Candi ini berdiri dengan megahnya di kaki Gunung Merapi. Suatu saat Gunung Merapi meletus secara besar-besaran pada awal abad ke-11, kemungkinan tahun 1006 dan memporak-porandakan daerah sekitar gunung tersebut dan mengubur Candi Sambisari ini. Candi ini terkubur sangat dalam hingga beribu tahun lamanya. Awal mula penemuan Candi ini ditemukan pada tahun 1966 oleh seorang petani di Desa Sambisari bernama Karyowinangun. Beliau saat yang saat itu sedang mencangkul, kemudian mata cangkulnya terbetur baru yang mempunyai ukiran. Setelah diteliti oleh Dinas Kepurbakalaan, akhirnya diketahui bahwa batu tersebut merupakan komponen candi dan dilakukan eskavasi alias penggalian lanjutan. Perlu waktu nyaris 3 windu untuk merampungkan proses eskavasi hingga rekonstruksi bangunan. Ditemukan pada tahun 1966, candi ini baru selesai dipugar pada tahun 1987. Sesuai dengan nama desa tempat ia ditemukan, candi ini pun diberi nama Candi Sambisari. Letak candi ini berada lebih rendah 6,5 meter daripada permukaan tanah disekitarnya. Bangunan Bangunan candi utama dikelilingi oleh pagar batu dengan ukuran 50 m x 48 m. Di kompleks candi ini mempunyai candi utama yang didampingi oleh tiga candi perwara atau pendamping. Pada bagian luar dinding bangunan utama terdapat lima relung. Di sebelah utara terdapat patung Durga Mahisasuramardini, yang merupakan istri dari Dewa Syiwa, dengan 8 tangan yang masing-masing menggenggam senjata. Sebelah timur terdapat patung Ganesha, selatan terdapat patung Agastya, dan di sebelah barat terdapat dua patung dewa penjaga pintu yaitu Mahakala dan Nandiswara. Di dalam candi utama terdapat Lingga dan Yoni dengan ukuran cukup besar. Latar Belakang Keagamaan di candi Sambisari, bilik candi tidak ditempati arca Siwa Mahadewa, tetapi dalam
Selama berabad-abad yang lalu, kawasan utara Yogyakarta menjadi pusat peradaban Kerajaan Mataram kuno. Candi ini dibangun pada abad ke-9 pada masa pemerintahan raja Rakai Garung pada zaman Kerajaan Mataram Kuno. Candi ini merupakan candi Hindu dan pada saat itu candi ini menjadi tempat pemujaan kepada Dewa Siwa. Candi ini berdiri dengan megahnya di kaki Gunung
Berbagai tempat wisata di Kabupaten Sleman, Yogyakarta, juga layak untuk dieksplorasi. Nah, di kabupaten ini terdapat banyak peninggalan bersejarah berupa candi, salah satunya ialah Candi Gebang. Candi Gebang diperkirakan dibangun pada masa Kerajaan Mataram Kuno, yakni pada abad ke-8 Masehi, di bawah kepemimpinan Wangsa Sanjaya. Pada sekitar tahun 1936, warga menemukan patung Ganesha. Selajutnya, para arkeolog mulai melakukan penelitian di sekitar tempat ditemukannya patung Ganesha tersebut. Ternyata, memang benar terdapat candi. Kemudian, candi ini mengalami pemugaran pertama yang dipimpin oleh Van Romondt pada tahun 1937 hingga 1939. Candi Gebang seluas 5,25x5,25 meter ini berdiri di atas kaki bangunan setinggi sekitar 2 meter. Tinggi keseluruhan candi ialah 8 meter, sedangkan bahan dasarnya berupa batu andesit. Candi ini mempunyai ciri khas berupa puncak berbentuk lingga tegak di atas seroja. Hal ini mempunyai keunikan dan daya tarik tersendiri. Di kiri dan kanan pintu masuk candi yang terletak di sisi timur, terdapat relung tempat arca. Di relung sebelah utara, terdapat arca nandiswara, sedangkan di sebelah selatan kosong. Konon, terdapat arca Mahakala di dalam relung yang kosong itu. Sementara itu, di sisi barat, terdapat relung berisi arca Ganesha yang sedang duduk di atas yoni dengan belalai mengarah ke utara. Selain itu, keunikan lainnya ialah tidak adanya tangga untuk naik ke selasar di permukaan kaki candi. Namun, di candi lainnya, terdapat tangga berbentuk batu berundak yang menghubungkan kaki candi dengan ruangan utama. Meskipun begitu, terdapat dugaan bahwa tangga di candi Gebang terbuat dari kayu atau bahan lain yang mudah rapuh. Namun, belum da informasi jelas tentang tidak adanya tangga ini. Taman yang tertata rapi menambah keeksotisan dan keindahan Candi Gebang. Banyak pohon rindang dan bangku taman yang membuat pengunjung lebih nyaman beristirahat ketika lelah berkeliling candi. Lokasi Candi Gebang berada di Dusun Gebang, Kelurahan Widomartani, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Untuk masuk ke Candi
Berbagai tempat wisata di Kabupaten Sleman, Yogyakarta, juga layak untuk dieksplorasi. Nah, di kabupaten ini terdapat banyak peninggalan bersejarah berupa candi, salah satunya ialah Candi Gebang. Candi Gebang diperkirakan dibangun pada masa Kerajaan Mataram Kuno, yakni pada abad ke-8 Masehi, di bawah kepemimpinan Wangsa Sanjaya. Pada sekitar tahun 1936, warga menemukan patung Ganesha. Selajutnya, para
Salah satu tempat wisata menarik di Kabupaten Bantul ialah Goa Gajah Mangunan. Di dalam Gua ini, terdapat batu yang menyerupai gajah. Dari situlah nama gua ini berasal. Gua horisontal ini mempunyai kedalaman sekitar 200 meter. Namun, belum ada yang tahu kedalaman pastinya. Sebab, ada tumpukan tanah di sebagian gua, sehingga jalan yang dilalui sempit. Di sepanjang Gua Gajah Mangunan ini, terdapat stalaktit dan stalakmit. Terdapat sebuah pohon besar berada di ujung Goa Gajah Mangunan. Bahkan, tingginya menjulang hingga keluar gua. Semak-semak juga tumbuh di dalam gua ini. Hal ini akibat atap dan tanah yang gua yang runtuh, sehingga tanaman di atasnya bisa masuk ke dalam gua. Dan, bila dilihat-lihat, maka seperti hutan kecil di dalam gua. Sungguh menakjubkan! Dari pintu masuk hingga pintu keluar, jaraknya sekitar 200 meter saja. Gua Gajah Mangunan memiliki mulut gua yang besar dan lebar. Ruangan besar di dalamnya memiliki jalan kecil untuk susur gua. Pengunjung harus merunduk ketika melewatinya karena ukurannya hanya sekitar 1 meter. Lorong atau jalan kecil ini, oleh penduduk, diberi nama Lorong Ular. Untuk memasuki Goa Gajah Mangunan pengunjung harus membawa atau menyewa alat penerangan/senter karena kondisi sangat gelap. Nah, salah satu hal menarik yang ada di gua ini ialah cahaya dari surga. Cahaya ini berupa fenomena sinar matahari yang masuk ke dalam gua melalui lubang, yang berada di atasnya. Cahaya ini seolah-olah seperti sorotan lampu di dalam ruangan yang sangat gelap. Ada baiknya, wisatawan berkunjung pada jam 12 siang. Sebab, sinar matahari yang masuk ke dalam gua datang dari arah barat. Pada sore hari, sinar matahari itu menerobos masuk gua dengan maksimal. Apalagi, bila cuaca sedang cerah, maka keindahan fenomena ini pun dapat dinikmati dengan maksimal pula. Sedangkan, di sekeliling gua ini, udaranya sangat sejuk. Hal ini membuat wisatawan betah berlama-lama di sana. Goa Gajah Mangunan berada di Dusun Lemah Abang,
Salah satu tempat wisata menarik di Kabupaten Bantul ialah Goa Gajah Mangunan. Di dalam Gua ini, terdapat batu yang menyerupai gajah. Dari situlah nama gua ini berasal. Gua horisontal ini mempunyai kedalaman sekitar 200 meter. Namun, belum ada yang tahu kedalaman pastinya. Sebab, ada tumpukan tanah di sebagian gua, sehingga jalan yang dilalui sempit. Di
Keindahan Kabupaten Bantul juga tak kalah dengan kabupaten lainnya di Yogyakarta. Salah satu objek wisata yang sekaligus media pembelajaran sejarah ialah Goa Selarong Bantul. Goa Selarong memang terkenal. Sebab, selain keindahannya, gua ini merupakan bekas benteng pertahanan Pangeran Diponegoro beserta pasukannya. Dari kisah ini, gua ini juga disebut sebagai Goa Diponegoro. Bahkan, di gapura gua ini ada patung Pangeran Diponegoro yang memakai jubah hitam sedang naik kuda. Patung ini sebagai simbol keberanian Pangeran Diponegoro dalam mempertahankan bangsa ini melawan tentara Belanda. Sedangkan, di dekat tempat parkit, terdapat patung Pangeran Diponegoro yang memakai jubah berwarna putih. Goa Selarong berada di bukit kapur berketinggian kurang lebih 35 meter dikelilingi pohon-pohon rindang dan lebat. Memang, gua ini letaknya terbilang curam. Bahkan, untuk mencapai gua ini, pengunjung harus melalui ratusan anak tangga sejauh 400 meter. Goa Selarong ini memiliki ketinggian tidak lebih dari 2 meter, sedangkan lebarnya hanya 3 meter. Sementara itu, panjangnya pun sekitar 3 meter. Goa Selarong ini berbentuk bukit batu. Ada dua lubang di bukit itu. Nah, ketika zaman penjajahan dulu, kedua lubang ini menjadi tempat persembunyian Pangeran Diponegoro beserta pasukannya dari kejaran Belanda. Kisah awal mula gua ini ialah ketika Pangeran Diponegoro kalah dalam hal senjata serta pasukan. Di dalam Goa Selarong Bantul ini, Pangeran Doponegoro menyusun strategi perang gerilya. Bila dilihat dari liar, gua ini tampak buntu. Namun, pada saat Pangeran Diponegoro beserta pasukannya memasuki gua ini, tidak tampak dari luar. Perang yang berlangsung sejak tahun 1825 hingga 1830 ini berakhir dengan ditangkapnya Pangeran Diponegoro, yang lalu diasingkan ke Makasar oleh Belanda. DI pengasingan itu, Pangeran Diponegoro wafat. Konon, banyak orang mengatakan bahwa Goa Selarong Bantul merupakan tempat angker. Pada malam Jumat Kliwon dan Selasa Kliwon, terdengar suara gamelan ditabuh dari gua itu. Selain itu, kabarnya, ada semacam larangan yang berlaku ketika mendatangi gua ini, yakni tidak diperbolehkan untuk
Keindahan Kabupaten Bantul juga tak kalah dengan kabupaten lainnya di Yogyakarta. Salah satu objek wisata yang sekaligus media pembelajaran sejarah ialah Goa Selarong Bantul. Goa Selarong memang terkenal. Sebab, selain keindahannya, gua ini merupakan bekas benteng pertahanan Pangeran Diponegoro beserta pasukannya. Dari kisah ini, gua ini juga disebut sebagai Goa Diponegoro. Bahkan, di gapura gua
Wisata sejarah merupakan salah satu keunggulan Yogyakarta selain wisata alam dan budaya. Di Jogja, kita akan menemukan Museum Puro Pakualaman yang merupakan salah satu wisata sejarah yang menarik untuk dikunjungi. Di museum ini, pengunjung dapat menemukan barang-barang peninggalan sejak zaman Kerajaan Pakualaman. Barang-barang tersebut tentu saja memiliki nilai sejarah yang penting. Terletak di kompleks Puro Pakualaman, museum ini sudah berdiri sejak 29 Januari 1981 lalu. Selain dijadikan tempat penyimpanan barang peninggalan bersejarah, museum juga dijadikan sebagai objek wisata berbasis sejarah dan budaya. Pengunjung diberi edukasi tentang sejarah dan penggunaan barang-barang peninggalan tersebut. Didirikan sejak pada masa Paku Alam V, bangunan Museum Puro Pakualaman ini tidak lebih luas jika dibandingkan dengan Keraton Yogyakarta, yakni sekitar 816 meter persegi luasnya. Bangunan ini adalah milik Puro Pakualaman dan dilakukan renovasi pada tahun 1981 dengan persetujuan langsung dari Sri Paku Alam. Dalam realisasi perbaikannya, pemerintah juga ikut membantu, yakni melalui Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Yogyakarta. Di museum ini, pengunjung dapat menemukan gambaran budaya dan sistem pemerintahan yang dijalankan oleh Pakualaman. Barang peninggalan zaman VOC banyak dijumpai di sini yang terbagi menjadi tiga bagian. Bagian yang pertama adalah sebuah ruangan yang berisi silsilah keluarga Paku Alam. Selain itu, ada pula perjanjian politik antara Inggris dan Belanda dalam bentuk dokumen, dan juga beberapa foto Paku Alam yang diambil zaman dulu. Pengunjung juga bisa menemukan denah Museum Puro Pakualaman. Pada bagian kedua, terdapat barang dan peralatan yang digunakan saat Puro Pakualaman masih jaya. Di sini pula, pengunjung dapat menemukan koleksi kostum tari, pakaian prajurit, dan juga pakaian milik permaisuri Pangeran Adipati Praja Pakualaman. Selain itu, ternyata di sini juga menyimpan pakaian yang dipakai oleh abdi dalem Pakualaman. Tidak ketinggalan pula pakaian Pangeran Adipati Praja Pakualaman dan Bedoyo Samgita Hasta yang sangat menarik untuk diketahui. Sedangkan, pada bagian ketiga terdapat kereta kuda bernama Kereta Kiai Manik
Wisata sejarah merupakan salah satu keunggulan Yogyakarta selain wisata alam dan budaya. Di Jogja, kita akan menemukan Museum Puro Pakualaman yang merupakan salah satu wisata sejarah yang menarik untuk dikunjungi. Di museum ini, pengunjung dapat menemukan barang-barang peninggalan sejak zaman Kerajaan Pakualaman. Barang-barang tersebut tentu saja memiliki nilai sejarah yang penting. Terletak di kompleks Puro
Jika mendengar wisata di Bantul, Jogja, apa yang terpikirkan oleh kalian? Pantai Parangtritis? Ya, jawaban tersebut tidak salah. Namun, jangan salah ya, karena banyak sekali destinasi wisata di Bantul yang bisa dikunjungi selain Pantai Parangtritis. Salah satu destinasi yang bisa dikunjungi di Bantul adalah Air Terjun Tuwondo. Saat ini, air terjun ini masih dalam masa pengembangan sebagai objek wisata baru di Bantul yang berbasis pedesaan alami. Uniknya, air terjun yang satu ini memiliki bentuk seperti tangga yang terbuat dari batu. Sehingga, nama Tuwondo disematkan untuk air terjun ini yang berarti “watu” dan “ondo”. Dalam bahasa Indonesia, artinya adalah batu bertangga. Keunikan lain yang ditemui di air terjun ini adalah aliran airnya yang terbelah menjadi dua. Air mengalir melewati batu-batu bertangga sejumlah tiga tingkat. Masing-masing tingkat memiliki ketinggian kurang lebih 3 sampai 5 meter. Selain itu, pepohonan jati di sekitar air terjun juga menambah keindahan alam yang terpancar dengan jelas. Saat sampai di kawasan ini, pengunjung akan menemukan banyak himbauan agar tidak bersandar di dinding yang ada di sekitar Air Terjun Tuwondo. Karena, hal itu berbahaya dan demi keamanan pengunjung itu sendiri. Seperti sebagian besar air terjun di Jogja, debit air di sini juga sangat tergantung dengan musim. Tentu saja, pada musim hujan debit airnya semakin besar dan keruh. Namun, keruhnya air di air terjun ini memang disebabkan adanya partikel tanah merah yang terdapat di dalam aliran air. Jika dibandingkan dengan air terjun lain, memang di sini airnya lebih keruh. Destinasi wisata Air Terjun Tuwondo ini masih dikelola secara manual oleh penduduk sekitar dan karang taruna. Sehingga, belum ditemukan fasilitas yang lengkap seperti objek wisata lain di Jogja. Namun, oleh karena itu pula, pengunjung masih diberlakukan tarif suka rela, baik untuk memasuki kawasan ini maupun untuk parkir. Mengunjungi Air Terjun Tuwondo saat masih alami tentu akan memberi kesan tersendiri bagi pengunjung.
Jika mendengar wisata di Bantul, Jogja, apa yang terpikirkan oleh kalian? Pantai Parangtritis? Ya, jawaban tersebut tidak salah. Namun, jangan salah ya, karena banyak sekali destinasi wisata di Bantul yang bisa dikunjungi selain Pantai Parangtritis. Salah satu destinasi yang bisa dikunjungi di Bantul adalah Air Terjun Tuwondo. Saat ini, air terjun ini masih dalam masa
Sebelum didirikan beberapa wisata ramah anak di Jogja, telah hadir beberapa desa yang dikembangkan menjadi wisata edukasi... Yap! Salah satunya adalah Desa Wisata Kembang Arum. Desa Wisata Kembang Arum terletak di Kembangarum 13, Donokerto, Turi, Wetan Kali, Donokerto, Turi, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55551. Pemukiman yang indah ini memiliki lahan yang cukup luas sekitar 22 hektar dan desa ini juga mendapatkan penghargaan menjadi pemenang juara 1 dalam Festival Desa Wisata tahun 2008. Nah dari situ, mulailah semakin dikembangkan berbagai kegiatan sebagai wisata beredukasi sehingga belajar ke alam secara langsung akan membuat inteligensi dan motorik anak berkembang. Seperti apa aktivitas kegiatan alam di Desa Wisata Kembang Arum ? Suasana Desa Kembang Arum yang tenang, asri, dengan udara segar, dan suasana pedesaan yang masih khas menjadi daya tarik tersendiri, sehingga kerap kali desa ini dijadikan sebagai tempat penyelenggaraan berbagai event. Maka dari itu, desa ini memiliki 1 rumah yang khusus digunakan untuk penyelenggaraan event. Aktivitas yang ada di lokasi wisata ini bermacam – macam seperti aktivitas alam, aktivitas wahana dan lain – lain. Aktivitas yang telah di sediakan dapat anda nikmati bersama dengan keluarga untuk bersenang – senang, memberikan edukasi ke anak, serta menghabiskan waktu bersama yang akan menyatuhkan keluarga. Berbagai wahana yang dimiliki salah satu nya yaitu wahana outbound. Apa saja wahana outbound itu? Flying Fox (Arsitayogyakarta.com) Permainan yang satu ini ditujukan untuk memacu adrenalin anda dan anak, dari ketinggian sekitar 5 meter, ditambah lagi anda dapat merasakan segarnya udara desa dengan pemandangan yang indah hlo. Tapi tenang, tentunya wisata ini aman karena dibantu oleh pemandu profesional dan menggunakan peralatan standard. Jembatan Layang (kotajogja.com) Pada kegiatan kali ini akan dihadapkan pada sebuah jembatan yang berada di atas kolam air, dan anda akan ditantang untuk melewati jembatan tersebut. Yak tentunya kegiatan ini akan membantu anda dan anak
Sebelum didirikan beberapa wisata ramah anak di Jogja, telah hadir beberapa desa yang dikembangkan menjadi wisata edukasi… Yap! Salah satunya adalah Desa Wisata Kembang Arum. Desa Wisata Kembang Arum terletak di Kembangarum 13, Donokerto, Turi, Wetan Kali, Donokerto, Turi, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55551. Pemukiman yang indah ini memiliki lahan yang cukup luas sekitar
Berbicara tentang desa wisata, di Yogyakarta adalah surganya. Salah satu wisata alam ini sangat digemari oleh pengunjung karena banyak hal yang dapat dilakukan. Selain berlibur dan menghilangkan penat, berwisata ke desa wisata juga dapat dijadikan sarana edukasi, baik bagi anak-anak maupun orang dewasa. Desa Wisata Brayut Salah satu desa wisata yang banyak dikunjungi di Jogja adalah Desa Wisata Brayut. Terletak di Kabupaten Sleman, Kecamatan Sleman. desa wisata ini sangat sejuk dan memperlihatkan pemandangan alam yang khas pedesaan. Di sini, salah satu keunggulan yang ditonjolkan adalah pertaniannya yang bagus. Karena, sebagian besar penduduk di Desa Brayut memiliki mata pencaharian sebagai petani. Suhu udara di desa wisata ini tergolong sejuk, yakni 26 derajat celcius. Hal itu dikarenakan letaknya berada di ketinggian sekitar 243 di atas permukaan laut. Sejarah terbentuknya Desa Brayut tidak terlepas dari Bapak Budi Utomo seorang Dosen Akindo dan pengajar bahasa di Lembaga Pendidikan Bahasa Indonesia untuk orang asing di Turi, Sleman. Karena untuk mengajarkan bahasa perlu aktivitas interaksi dengan masyarakat lokal, maka beliau selaku tuan rumah Desa Brayut melihat potensi yang terdapat di desa nya tersebut, maka beliau untuk mengedukasi masyarakat untuk menjadi tuan rumah bagi tamu-tamu asing perlu adanya lembaga. Untuk itu beliau membuat Yayasan Ani-ani di Desa Brayut. Sejak itulah desa Brayut mulai dikenal untuk orang-orang asing melalui lembaga bahasa ini. Perkembangan selanjutnya tidak hanya tamu asing yang datang tetapi wisatawan lokal dan pelajarpun mulai mengunjungi desa Brayut. 10 Kegiatan Yang Wisatawan Lakukan di Desa Brayut 1 Belajar Bercocok Tani Desa Wisata Brayut merupakan tempat bagi pengunjung yang ingin mengetahui cara bertani yang baik dan benar. Selain itu, pengunjung juga bisa belajar secara langsung cara bercocok tanam dengan mengikuti kegiatan penduduk Desa Brayut saat bertani. Desa Brayut mempunyai paket-paket aktivitas bertani untuk wisatawan yaitu paket membajak sawah dengan menggunakan alat Bajak Tradisional berupa sapi dan perlengkapannya. Kegiatan
Berbicara tentang desa wisata, di Yogyakarta adalah surganya. Salah satu wisata alam ini sangat digemari oleh pengunjung karena banyak hal yang dapat dilakukan. Selain berlibur dan menghilangkan penat, berwisata ke desa wisata juga dapat dijadikan sarana edukasi, baik bagi anak-anak maupun orang dewasa. Desa Wisata Brayut Salah satu desa wisata yang banyak dikunjungi di Jogja
Sudah lama diketahui bahwa Jogja adalah salah satu tujuan wisata sejarah yang menarik untuk dikunjungi. Salah satu lokasi wisata sejarah yang wajib dikunjungi adalah Museum Monumen Pangeran Diponegoro. Di sini, pengunjung dapat melihat dan mengetahui berbagai barang peninggalan Pangeran Diponegoro saat zaman Belanda yang bernilai sejarah. Selain barang peninggalan, di museum ini juga terdapat rumah yang dijadikan kediaman Pangeran Diponegoro. Pangeran Diponegoro adalah salah satu pangeran yang dikenal di Indonesia karena melawan Belanda pada tahun 1825-1830. Tujuan dibangunnya Museum ini adalah untuk mengenang jasa Pangeran Diponegoro untuk kemerdekaan Bangsa Indonesia. Dulunya, museum ini adalah rumah Pangeran Diponegoro dan keluarganya. Pendiri museum ini adalah Mayjend TNI Surono dan dilanjutkan oleh Meyjend TNI Widodo. Pengunjung dapat menemui museum ini di Tegalrejo, Yogyakarta. Dibangunnya museum ini juga tidak luput dari restu yang diberikan oleh ahli waris Pangeran Diponegoro yang mengizinkan tanah peninggalan sang Pangeran dibangun sebuah monumen. Sebagai bukti sah, surat pernyataan tentang izin tersebut ditandatangani oleh dr. Sahir Nitihardjo, Nyi Hadjar Dewantara, dan KRT. Prodjodiningrat. Peresimian Museum Monumen Pangeran Diponegoro dilaksanakan pada tanggal 5 Oktober 1969 oleh Jendral TNI (purnawirawan) Soeharto. Di museum ini, pengunjung juga dapat menemukan pendapa dan pringgitan yang bernilai sejarah. Beberapa diantaranya adalah senjata yang terdiri dari pedang, panah, tombak, dan keris. Uniknya, di museum ini juga ditunjukkan bagian dinding yang sengaja dibuat berlubang. Fungsinya adalah untuk akses meloloskan diri saat Pangeran Diponegoro dikepung oleh Belanda. Tak hanya barang-barang peninggalan Pangeran Diponegoro, di Museum ini juga terdapat peninggalan Sultan Hamengkubuwono II yang berjumlah 100. Di bagian sudut timur pendopo, terdapat meriam perang. Ada pula beberapa peralatan memasak yang digunakan pada zaman itu, seperti bokor, teko, canting, dan lain sebagainya. Jika ingin berwisata ke Museum Monumen Pangeran Diponegoro dan destinasi menarik lainnya, segera pesan tours reguler Jogja di campatour.com.
Sudah lama diketahui bahwa Jogja adalah salah satu tujuan wisata sejarah yang menarik untuk dikunjungi. Salah satu lokasi wisata sejarah yang wajib dikunjungi adalah Museum Monumen Pangeran Diponegoro. Di sini, pengunjung dapat melihat dan mengetahui berbagai barang peninggalan Pangeran Diponegoro saat zaman Belanda yang bernilai sejarah. Selain barang peninggalan, di museum ini juga terdapat rumah