Nama Pulau Nuse mungkin bagi sebagian orang sangat asing, namun bagi mereka yang pernah singgah di sana akan membuatnya mengingat betapa indahnya salah satu pulau di NTT tersebut. Air yang jernih, karang yang indah, ikan yang masih sangat berlimpah jenisnya akan selalu menghiasi ingatan. Pantai yang jauh dari hingar bingar kota ini memiliki taburan bintang yang begitu eksotis di malam hari. Pemandangan sunset di sore menambah suasana eksotis di Pantai yang berdekatan dengan Pulau Rote tersebut. Pulau Nuse adalah pulau kecil dengan dikelilingi oleh pantai berpasir putih yang sangat bersih. Pada siang hari, pasir pantainya sangat berkilauan dan indah dipandang mata. Pulau Nuse terletak di Kecamatan Ndao Nuse, Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur. Secara geografis, Pulau Nuse berada di barat daya Pulau Rote. Jika wisatawan menginap di Nemberala, maka terlebih dahulu menuju ke Pantai Tongga yang ditempuh selama kurang lebih 30 menit. Jalan yang dilalui adalah jalanan layaknya di pedesaan yang masih banyak terdapat bongkahan batu karang dan padas yang berwarna putih berdebu. Setelah mencapai Pantai Tongga, perjalanan dilanjutkan dengan mengendarai perahu kecil yang bisa disewa di sana. Sepanjang perjalanan dari Pantai Tongga menuju ke Pulau Nuse akan disuguhkan pemandangan yang begitu indah. Air laut yang tidak terlalu dalam membuat dasar laut menjadi terlihat dengan jelas. Hal ini didukung dengan jernihnya air laut yang membuat ikan-ikan berenangpun menjadi terbias dengan jelas. Pulau Nuse memang dikenal dengan surganya para pecinta diving, oleh karenanya jangan lupa membawa perlengkapan untuk diving di Pulau Nuse. Hal menarik lainnya dari Pulau Nuse adalah ombaknya yang tenang sehingga memberikan kenyamanan tersendiri bagi mereka yang melakukan Diving maupun Snorkling di sana. Namun jika tak ingin Diving maupun Snorkling di Pulau Nuse, wisatawan tetap akan dimanjakan dengan indahnya pemandangan pantai dengan diselimuti birunya langit dan bermandikan cerahnya sinar matarahi. Tentunya suasana ini sangat cocok untuk bersantai
Nama Pulau Nuse mungkin bagi sebagian orang sangat asing, namun bagi mereka yang pernah singgah di sana akan membuatnya mengingat betapa indahnya salah satu pulau di NTT tersebut. Air yang jernih, karang yang indah, ikan yang masih sangat berlimpah jenisnya akan selalu menghiasi ingatan. Pantai yang jauh dari hingar bingar kota ini memiliki taburan
Jika berkunjung ke Nusa Tenggara Timur, Rote Ndao adalah salah satu tujuan wisata yang ingin mencicipi surga dunia di bawah laut. Lokasi ini memang sangat terkenal, namun tahu kah Anda jika ada kepingan surga lain di NTT yang masih tersembunyi. Surga di bawah laut ini terletak di Pulau Do’o. Bagi mereka yang pernah ke surga kecil ini, mereka pasti setuju jika keindahannya patut untuk digandrungi dan menjadi candu bagi siapa saja yang telah menelusurinya melalui olahraga diving. Pulau kecil ini dikelilingi oleh pantai yang berpasir putih dan gelombangnya sangat cocok juga digunakan untuk berselancar. Kedalaman spot diving (lokasi menyelam) di Pulau Do’o rata-rata sekitar 8 meter hingga 12 meter. Di kedalaman ini dijumpai banyak sekali terumbu karang dan berbagai jenis ikan. Berbagai jenis ikan yang dijumpai ketika diving di Pulau Do’o adalah ikan daun, ikan kerapu, belut, ikan gobi, jack, Snapper, Wrasse, Bayan, Scorpion, Manta Ray dan masih banyak lagi yang lain. Jika Anda penasaran dengan Pulau Do’o ini, Anda bisa menjumpainya di sebelah barat Pulau Rote, lebih tepatnya berada diantara Pulau Ndao dan Pulau Nuse. Jarak dari Pantai Nemberala sekitar 11 km saja. Akes menuju ke Pulau Do’o terbilang mudah namun memerlukan waktu yang tidak sebentar. Perjalanan menggunakan pesawat dimulai dari bandara El Tari (di Kupang atau Pulau Timor) menuju ke bandara D.C Saudale di Pulau Rote. Atau dengan jalur laut dengan memilih alat transportasi penyeberangan di Pelabuhan Tenau atau Pelabuhan Bolok menuju ke Pulau Rote. Pilihannya adalah dengan menggunakan kapal Ferry menuju ke Pelabuhan di Pulau Rote (Pantai Baru) yang memerlukan waktu tempuh 3-4 jam dan masih 1,5 jam menuju Kota Ba’a menggunakan mobil atau dengan menggunakan kapal cepat yang bisa ditempuh hanya 40-60 menit sampai di Kota Ba’a. Untuk lebih mudah mencapai lokasi, disarankan pula untuk bergabung dengan biro jasa travel yang membuka tour ke Pulau
Jika berkunjung ke Nusa Tenggara Timur, Rote Ndao adalah salah satu tujuan wisata yang ingin mencicipi surga dunia di bawah laut. Lokasi ini memang sangat terkenal, namun tahu kah Anda jika ada kepingan surga lain di NTT yang masih tersembunyi. Surga di bawah laut ini terletak di Pulau Do’o. Bagi mereka yang pernah ke
Pulau Ndao adalah salah satu pulau yang ada di Nusa Tenggara Timur yang indah dan jauh dari hingar binger perkotaan. Pulau kecil yang masuk dalam Kecamatan Rote Barat Laut, Kabupaten Rote Ndao, BTT ini berada persis di sebelah barat Pulau Rote. Tak kalah dengan keindahan Pulau Rote, Pulau Ndao juga sangat menakjubkan tiap mata yang memandangnya. Lokasi yang menarik untuk dikunjungi di Pulau Ndao adalah keindahan lautnya. Di sana terdapat pantai berpasir putih dengan panjang sekitar 7 km dan lebar 3 km. Sejauh mata memandang, akan dimanjakan dengan pamandangan laut yang alami, biru, bersih dan segar dipandang mata. Kombinasi biru kehijauan warna air laut dengan birunya langit membuat siapa saja enggak beranjak dari negeri dongeng ini. Selain disuguhi dengan pemandangan pantai yang apik, ada hal lain yang membuat wisatawan tertarik untuk mengunjunginya. Di Pulau Ndao wisatwan bisa menjumpai penduduk yang sedang membuat kain tenun sebagai salah satu mata pencahatian mereka. Selain itu, jika wisatawan berkunjung pada bulan Novenber, mereka beruntung bisa menyaksikan masyarakat setempat tengah membuat tenun emas dan perak. Meski hanya bisa dilakukan pada bulan November, wisatawan bisa melihat pembuatan tenun ikat pada bulan-bulan lainnya. Penduduk asli di Pulau Ndao sangat ramah dan sebagian besar berprofesi sebagai nelayan. Tak banyak penduduk yang mendiami pulau ini, yaitu hanya sekitar 4.000 jiwa saja. Perlu diketahui bahwa meski pulaunya kecil, tetapi sejak tahhun 2015 lalu listrik udah menerangi pulau ini. Keunggulan Pulau Ndao yang sangat potensial adalah adanya pembuatan gula cair dari buah lontar. Pembuatan gula cair yang masih alami ini tentu tidak mengandung bahan kimia yang membahayakan. Biasanya gula ini dicampurkan pada kelapa atau air kelapa. Masyarakat belum bisa menggunakan gula cair ini sebagai alat untuk menaikkan perekonomian karena belum dikembangkan lebih lanjut. Akses menuju ke Pulau Ndao sangat mudah untuk dijangkau. Silahkan mulai perjalanan dari Kupang kemudian menuju ke
Pulau Ndao adalah salah satu pulau yang ada di Nusa Tenggara Timur yang indah dan jauh dari hingar binger perkotaan. Pulau kecil yang masuk dalam Kecamatan Rote Barat Laut, Kabupaten Rote Ndao, BTT ini berada persis di sebelah barat Pulau Rote. Tak kalah dengan keindahan Pulau Rote, Pulau Ndao juga sangat menakjubkan tiap mata
Pulau Sabu Raijua adalah salah satu destinasi wisata yang ada di Nusa Tenggara Timur, tepatnya di Kabupaten Sabu Raijua. Daerah ini merupakan pemekaran dari Kabupaten Kupang. Pulau Sabu Raijua terdiri dari beberapa kecamatan, yaitu Kecamatan Raijua, Sabu Barat, Sabu Timur, Sabu Tengah, Hawu Mehara, dan Hawu Liae. Di sini terdapat banyak spot wisata yang sangat menarik untuk dikunjungi. Selain memiliki banyak spot lokasi wisata alam, di Pulau Sabu Raijua juga memiliki spot lokasi wisata budaya dan sejarah. Lokasi ini tak kalah menarik untuk dikunjungi karena menyimpan kekayaan Tanah Air yang unik dan langka. Lokasi wisata budaya dan sejarah yang wajib dikunjungi adalah Istana Teni Hawu. Istana yang dibangun sejak masa kolonial Belanda ini berlokasi di Kota Seba. Jika menunjungi Istana ini, pastikan Anda menemukan meriam peninggalan leluhur sejak jaman perang. Wisata budaya selanjutnya adalah Kampung Adat Kudji Ratu dan Kampung Nemata. Kedua kampung ini merupakan kampung adat yang jika Anda ke sana diwajibkan mengenakan kain Tenun Sabu. Tenun Sabu ini terdiri dari sarung (Ei), selimut (Higi), dan selendang (Naleda). Tenun Sabu yang memiliki motif flora dan fauna ini wajib dikenakan untuk menghormati masyarakat setempat. Sangat disarankan untuk ditemani warga lokal yang paham tentang bahasa dan seluk beluk kedua kampung ini agar perjalanan tidak mengalami hambatan. Untuk mencapai kampung ini, wisatawan bisa menyewa motor sebagai alat transportasi. Satu lagi budaya yang amat ditunggu-tunggu oleh masyarakat Pulau Sabu Raijua, yaitu Taji Ayam. Tak seperti di beberapa wilayah di Indonesia jika Taji Ayam adalah kegiatan judi, di sini Taji Ayam merupakan kegiatan yang berarti sebuah simbol adat. Makna yang diambil dari kegiatan Taji Ayam adalah tidak boleh ada pertumpahan darah manusia di tanah Sabu dengan alasan konflik apapun. Darah yang keluar dari ayam yang berhasil dilumpuhkan menjadi pengingat hal tersebut. Kegiatan Taji Ayam dilakukan setiap tahun yang bisa ditemui di Sabu Barat
Pulau Sabu Raijua adalah salah satu destinasi wisata yang ada di Nusa Tenggara Timur, tepatnya di Kabupaten Sabu Raijua. Daerah ini merupakan pemekaran dari Kabupaten Kupang. Pulau Sabu Raijua terdiri dari beberapa kecamatan, yaitu Kecamatan Raijua, Sabu Barat, Sabu Timur, Sabu Tengah, Hawu Mehara, dan Hawu Liae. Di sini terdapat banyak spot wisata yang
Pulau Sabu merupakan sebuah pulau yang dapat dijumpai di Propinsi Nusa Tenggara Timur, tepatnya di Kabupaten Sabu Raijua. Lokasi ini patut menjadi salah satu tujuan destinasi wisata karena terkenal dengan keindahan alam dan budayanya yang sangat eksotis. Tak hanya ada satu spot, di Pulau Sabu ini Anda bisa menemukan berbagai spot yang indah, unik dan menyajikan sensasi tersendiri ketika dinikmati. Lokasi pertama di Pulau Sabu yang wajib dikunjungi adalah Bukit Ladeana. Pemandangannya sangat indah untuk dijadikan spot foto dikala musim penghujan. Ada beberapa bukit lain yang memiliki pemandangan tak kalah indahnya, yaitu bukit delepirihi dan ledeanda. Salah satu keuntungannya adalah akses untuk mencapai puncak bukit ini sangat mudah, kendaraan sudah bisa digunakan untuk menjangkau puncak bukit Landeana tersebut. Lokasi selanjutnya adalah Kellaba Maja. Kellaba Maja di Pulau Sabu ini merupakan lukisan alam di atas bebatuan dengan dominasi warna merah maroon yang sangat indah dan menggoda. Lokasi ini sangat unik sehingga selain menarik minat wisatawan lokal untuk berkunjung, wisatawan asing dari Jerman, Australia, dan Negara-negara lain juga tertarik untuk mengunjunginya. Lokasi yang tak kalah menarik untuk dikunjungi adalah Pantai Napae. Pantai ini memiliki pasir berwarna putih bersih dan banyak tersedia gazebo bagi pengunjung yang ingin menikmati sunset. Lokasinya sangat dekat dengan bandara Terdamu dan pelabuhan laut Seba, sehingga aksesnya mudah dan sangat gampang dijangkau. Selain itu, ada pula Gua Lie Madire yang konon katanya adalah lokasi yang dijadikan markas persembunyian Bangsa Belanda jaman perang dunia kedua dulu. Interior gua ini sangat cantik dan menarik. Pihak pengelola telah memberika beberapa fasilitas untuk mempermudah pengunjung dalam bersantai. Satu lagi lokasi di Pulau Sabu yang tidak boleh dilewatkan adalah Benteng Ege dan Batu Gong. Dimana Benteng Ege adalah batu karang yang tersusun berlapis-lapis dan digunakan sebagai pertahanan. Batu karang yang disusun ini rupanya bisa mengeluarkan bunyi seperti gong ketika dipukul. Oleh karenanya disebut
Pulau Sabu merupakan sebuah pulau yang dapat dijumpai di Propinsi Nusa Tenggara Timur, tepatnya di Kabupaten Sabu Raijua. Lokasi ini patut menjadi salah satu tujuan destinasi wisata karena terkenal dengan keindahan alam dan budayanya yang sangat eksotis. Tak hanya ada satu spot, di Pulau Sabu ini Anda bisa menemukan berbagai spot yang indah, unik
Festival Gandrung Sewu merupakan sebuah festival yang digelar setahun sekali di Banyuwangi, Jawa Timur. Seperti namanya, festival ini melibatkan penari gandrung yang jumlahnya lebih dari seribu orang penari. Festival Gandrung Sewu digelar di sepanjang Pantai Boom selama enam hari serturut-turut. Para penari sangat piawai membawakan tarian khas Banyuwangi ini di hadapan para wisatawan yang hadir. Tari Gandrung merupakan tarian asli dari Banyuwangi yang lahir dan berkembang di Banyuwangi. Pada awalnya, Tari Gandrung dibawakan oleh pria yang berdandan seperti wanita. Namun seiring perkembangan agama islam, penari pria ini digantikan oleh penari wanita setelah penari pria generasi terakhir meninggal dunia. Sejak saat itu, Tari Gandrung mayoritan dimainkan oleh wanita. Sejarahnya, Tari Gandrung ini dipersembahkan bagi warga untuk Dewi Sri atau Dewi Padi sebagai rasa syukur mereka terhadap hasil panen. Sejak tahun 2002, Tari Gandrung telah dipatenkan menjadi ikon Banyuwangi menggantikan patung ular berkepala Gatot Kaca. Tak heran jika penari Gandrung sangat bangga jika bisa bergabung dengan penari lain untuk mempersembahkan tari Gandrung di hadapan wisatawan yang hadir pada Festival Gandrung Sewu. Perhelatan ini tak hanya menyajikan sebuah kolosal tarian, melainkan simbol persatuan dan kesatuan berbagai pihak yang jumlahnya terbilang sangat banyak. Tari Gandrung adalah salah satu tarian yang telah mendapat penetapan sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia. Pada tahun 2017 kemarin, Festival Gandrung Sewu dimeriahkan dengan berkolaborasi dengan penari Barong Ja’ripah. Acara semakin meriah lantaran pada acara tersebut diiringi lagu ‘Kembang Pepe’ yang menggambarkan bagaimana masyarakat Blambangan pada jaman dulu melawan penjajah. Mengingat meriahnya acara Festival Gandrung Sewu di Banyuwangi ini, sangat sayang untuk dilewatkan. Jika ingin menyaksikan ribuan penari bergabung menjadi tarian akabr ini, Anda bisa mengikuti jadwalnya di situs wisata resmi milik Banyuwangi. Sangat disarankan untuk ikut dalam event tour yang biasa dibuka oleh biro jasa travel untuk mempermudah akses dan akomodasi selama menikmati festival
Festival Gandrung Sewu merupakan sebuah festival yang digelar setahun sekali di Banyuwangi, Jawa Timur. Seperti namanya, festival ini melibatkan penari gandrung yang jumlahnya lebih dari seribu orang penari. Festival Gandrung Sewu digelar di sepanjang Pantai Boom selama enam hari serturut-turut. Para penari sangat piawai membawakan tarian khas Banyuwangi ini di hadapan para wisatawan yang hadir.
Mungkin sebagian besar masyarakat Indonesia masih asing jika mendengar Festival Lembah Baliem. Meski asing di telinga orang Indonesia, namun festival ini sangat terkenal di telinga turis internasional. Bahkan festival ini adalah salah satu hal yang paling ingin dikunjungi oleh wisatawan asing. Bagi yang belum tau, Festival Lembah Baliem adalah tradisi perang suku yang ada di Papua. Festival ini digelar di Lembah Baliem, Pegunungan Jayawijaya, Papua. Awalnya, perang suku pada Festival Lembah Baliem terjadi antara suku Dani, Lami, dan suku Yali. Seperti yang telah diketahui bahwa di Papua sangat banyak suku dan mereka mempertahankan wilayah dengan cara berperang. Namun dalam festival ini tidak terjadi perang yang membahayakan anggota antar suku dan sangat aman untuk disaksikan wisatawan. Tak hanya menampilkan adegan perang, dalam acara ini juga diselingi dengan berbagai tarian khas Papua yang usianya sudah ratusan tahun dan masih dilestarikan oleh penduduk di sana. Uniknya dalam setiap adegan simulasi perang ini selalu ada pemicunya, entah itu penculikan anak, pembunuhan anggota suku, dan masih banyak lagi pemicunya. Pada saat festival berlangsung, semua anggota suku mengenakan pakaian khas, yaitu penutup kemaluan bagi pria (koteka) dan rok yang terbuat dari rumput untuk perempuan. Saat ini, Festival Lembah Baliem lebih dikenal dengan acara untuk melambangkan kesuburan dan kesejahteraan semua suku yang tinggal di Papus, khususnya suku-suku di sekitar Lembah Baliem. Wisatawan juga akan disuguhi dengan berbagai atraksi, mulai dari musik tradisional dengan pikon, karapan babi, lomba panahan, lempar tombak, aksi teatrikal, dan masih banyak lagi yang lain. Satu lagi fakta unik yang perlu diketahui jika mengunjungi Festival Lembah Baliem ini. Jika wisatawan berkunjung bukan pada acara ini digelar, biasanya masyarakat di sekitat lembah Baliem akan meminta sejumlah uang setelah difoto. Namun jika wisatawan datang pada saat Festival Lembah Baliem sedang berlansung, maka ini adalah kesempatan terbaik mengambil gambar sebanyak-banyaknya dengan tanpa harus memberikan imbalan kepada
Mungkin sebagian besar masyarakat Indonesia masih asing jika mendengar Festival Lembah Baliem. Meski asing di telinga orang Indonesia, namun festival ini sangat terkenal di telinga turis internasional. Bahkan festival ini adalah salah satu hal yang paling ingin dikunjungi oleh wisatawan asing. Bagi yang belum tau, Festival Lembah Baliem adalah tradisi perang suku yang ada
Festival Danau Sentani atau dikenal juga dengan istilah FDS merupakan salah satu festival tahunan yang ada di Kabupaten Jayapura, Provinsi Papus. Sesuai dengan namanya, festival ini digelar di Danau Sentani yang juga merupakan salah satu danau paling besar di Papua. Festival ini pertama kali diadakan pada tahun 2007 silam dan sejak saat itu, FDS selalu menjadi tujuan wisatawan asing maupun lokal untuk menyaksikannnya. Festival Danau Sentani merupakan festival dimana berbagai suku yang tinggal di sekitar Danau Sentani menghias perahunya masing-masing, berias diri, dan menari tarian khas suku masing-masing di atas perahu. Tarian tersebut dibawakan dengan diiringi oleh musik khas Papua. Dalam rentetan festival tersebut juga dilengkapi dengan pengenalan lagu daerah, lomba kuliner, bazaar, mengepang rambut ciri khas budaya lokal, kerajinan tangan dan menawarkan berbagai produk hasil tanaman lokal yang beberapa diantaranya adalah kopi, buah kakao, naga, dan Batik Papua, kerajinan dari kulit pohon dan masih banyak lagi yang lainnya. Selain sebagai daya tarik wisatawan, Festival Danau Sentani ini sekaligus sebagai momen menyatukan dan menjalin rasa kesatuan maupun persatuan antar suku-suku, ras dan agama masyarakat yang ada di sekitar Danau Sintani. Tentunya hal ini sangat sesuai dengan kondisi di Papua yang mana memang terdapat berbagai suku-suku kecil yang sangat mudah tersulut untuk terjadi bentrok antar suku. Festival Danau Sintani adalah sebuah momen yang sangat disayangkan jika dilewatkan. Festival ini selalu digelar pada pertengahan bulan Juni dan biasanya digelar selama lima hari berturut-turut. Akses untuk menuju ke Danau Sentai sangatlah mudah. Dari kota Jayapura, perjalanan menuju ke Danau Sintani hanya memerlukan waktu setengah jam dengan bus kecil kea rah barat. Jika Anda berada di luar pulau Papua, tentunya Anda perlu menggunakan pesawat untuk sampai di Jayapura lebih cepat. Namun jika Anda ingin menyaksikan FestivalDanau Sentani dengan lebih mudah, sebaiknya Anda bergabung dengan biro jasa travel yang mengadakan tour khusus untuk menikmati
Festival Danau Sentani atau dikenal juga dengan istilah FDS merupakan salah satu festival tahunan yang ada di Kabupaten Jayapura, Provinsi Papus. Sesuai dengan namanya, festival ini digelar di Danau Sentani yang juga merupakan salah satu danau paling besar di Papua. Festival ini pertama kali diadakan pada tahun 2007 silam dan sejak saat itu, FDS
Pacu Jawi atau Festival Pacu Jawi dikenal pula dengan istilah balap sapi. Festival ini terdapat di Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatra Barat. Sekilas ada pula festival serupa yang terdapat di Madura, namun keduanya memiliki perbedaan yang sangat mencolok. Pacu Jawi merupakan balap sepasang sapi yang tanpa lawan, dilakukan di tempat berlumpur (biasanya sawah warga), dan memulainya dengan menggigit ekor kedua sapi oleh pemandunya. Penentuan pemenang dilakukan dengan cara melihat lurus atau tidaknya lintasan yang dilalui oleh sapi, dan waktu yang diperlukan untuk mencapai garis finis. Meski sama-sama dipandu oleh seorang pemandu diantara kedua sapi, balap sapi di Madura dilakukan di atas tanah lapang yang kering. Selain itu, sapi dilombakan dengan melawan pasangan sapi lain dan yang paling cepat mencapai garis finis adalah pemenangnya. Baik Festival Pacu Jawi maupun Balap Sapi, keduanya berhasil menarik perhatian banyak wisatawan. Namun perlu diketahui bahwa Pacu jawi sudah dilakukan sejak ratusan tahun yang lalu dengan sejarah yang unik. Awalnya, pacu jawi dilakukan hanya setelah panen dan tujuannya adalah untuk syukuran atas panen yang diperoleh sekaligus sebagai hiburan masyarakat. Seiring banyaknya peminat yang ingin menyaksikan festival ini, Pacu Jawi sekarang diadakan setiap bulan secara bergantian di masing-masing Kecamatan yang ada di Tanah Datar. Festival Pacu Jawi merupakan momen terbaik bagi mereka yang menyukai fotografi, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Setiap Pacu Jawi digelar, acara ini tidak pernah sepi dari kunjungan wisatawan maupun warga setempat. Berbagai prosesi sebelum dimulainya Pacu Jawi hingga berakhirnya Pacu Jawi memiliki moment luar biasa untuk diabadikan melalui kamera maupun video. Sorak sorai pendukung yang ikut tegang menyaksikan pertandingan atau hanya sekedar memberikan semangat kepada peserta menambah keceriaan acara tersebu. Tidak hanya Festival Pacu Jawi, banyak pula event lain di Sumatra Barat untuk dinikmati bersama keluarga dan sahabat. Selain berwisata, pengunjung juga diberikan sebuah pelajaran bahwa sapi yang tergolong hewan saja
Pacu Jawi atau Festival Pacu Jawi dikenal pula dengan istilah balap sapi. Festival ini terdapat di Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatra Barat. Sekilas ada pula festival serupa yang terdapat di Madura, namun keduanya memiliki perbedaan yang sangat mencolok. Pacu Jawi merupakan balap sepasang sapi yang tanpa lawan, dilakukan di tempat berlumpur (biasanya sawah warga), dan
Festival Iseng Mulang atau sering disebut juga dengan istilah Festival Budaya Isen Mulang merupakan salah satu agenda tahunan Dinas Pariwisata Palangka Raya, Kalimantan Tengah. Festival tahunan ini digelar setahun sekali berbarengan dengan peringatan hari jadi Kalimantan Tengah yang terselenggara di Kota Palangka Raya. Hari jadi Kalimantan Tengah ini jatuh pada bulan Mei. Isen Mulang dalam bahasa Indonesia memiliki arti ‘pantang mundur’ yang memberikan makna untuk tidak mudah menyerah, terus berjuang untuk dapat meraih apa yang diinginkan hingga sukses. Festival Isen Mulang merupakan salah satu ajang bagi masyarakat Dayak untuk memperkenalkan berbagai macam budaya khas daerah masing-masing. Dalam festival ini biasanya terdapat serangkaian acara mulai dari suguhan berbagai jenis tarian, baju adat, musik, balap perahu hias, makanan khas daerah, karnaval budaya, dan ajang bagi transmigran yang ada di Palangka Raya untuk memamerkan budaya dari asalnya masing-masing. Selain sebagai ajang memamerkan budaya, Festival Isen Mulang juga merupakan momen pemilihan Putra Putri Pariwisata Kalimantan Tengah. Salah satu daya tarik luar biasa pada Festival Isen Mulang adalah penampilan para penari yang menyuguhkan tarian khas Dayak. Dalam tarian Dayak, penarinya memakai kostum tari yang unik dan menarik perhatian. Kostum yang dipakai berwarna warni, kemudian di bagian kepala terdapa hiasan yang terbuat dari bulu burung rangkong dan dihias menggunakan manik-manik serta anting yang besar pada bagian telinga. Tarian khas Dayak diiringi dengan musik khas Dayak dan para penarinya membawa perisai dan Mandau yang memiliki makna tertentu. Dalam acara Festival Isen Mulang ini terdapat satu rentetan acara yang semakin menambah semaraknya Isen Mulang, yaitu lomba balap perahu hias. Peserta diwajibkan menghias perahu secantik mungkin untuk memenangkan lomba. Lebih menariknya lagi, di atas perahu ada perempuan yang sedang menari tarian khas Dayak dan seorang pria dengan memperagakan adegan perang. Festival Iseng Mulang sangat sayang untuk dilewatkan. Pasalnya, dalam sekali momen kita bisa melihat berbagai kebudayaan baik dari Palangka
Festival Iseng Mulang atau sering disebut juga dengan istilah Festival Budaya Isen Mulang merupakan salah satu agenda tahunan Dinas Pariwisata Palangka Raya, Kalimantan Tengah. Festival tahunan ini digelar setahun sekali berbarengan dengan peringatan hari jadi Kalimantan Tengah yang terselenggara di Kota Palangka Raya. Hari jadi Kalimantan Tengah ini jatuh pada bulan Mei. Isen Mulang dalam
