Cibeureum Desa Cibadak, Kecamatan Sukamakmur Jonggol, Kabupaten Bogor. Itulah nama kampung lokasi keberadaan Curug Kembar. Salah satu Curug yang menjadi destinasi wisata favorit pelancong yang suka dengan nuansa alam. Begitulah enaknya berlibur ke Kabupaten Bogor. Memiliki banyak wisata curug untuk dijadikan pilihan. Sentul menjadi tujuan utama bagi penikmat derasnya arus air dari ketinggian di daerah bogor tentunya selain daerah gunung bundar di kawasan Taman Nasional gunung Halimun. Jejeran beberapa curug bisa anda nikmati saat berada disini. tentunya dengan pesona keindahan yang berbeda. Jika anda kecurug hordeng di daerah ciberem cibadak sentul anda dapat pula menikmati ke indahan curug kembar yang letaknya tak jauh dari Curug Hordeng. Selain itu, berwisata ke Bogor juga mudah. Jaraknya tidak terlalu jauh. Bisa diakses menggunakan mobil, bahkan dengan sepeda motor. Tanpa harus bermalam. Modalnya cuma satu, niat saja. Nah, salah satu curug di Bogor yang patut kamu kunjungi ialah Curug Kembar. Curug yang satu ini khusus bagi kamu yang suka treking jarak jauh. Karena di kawasan Curug Kembar, ada 7 curug yang bisa kamu kunjungi. Untuk masuk ke Curug kembar kamu cukup membayar Rp. 15 ribu. Tapi, kamu tidak langsung sampai ke Curug kembar. Kamu benar-benar harus menyiapkan fisik kalau berkunjung ke Curug Kembar. Karena setelah melewati loket masuk, kamu harus melalui jakur treking selama 45 menit yang di kanan dan kirinya dikelilingi bukit. kamu akan menyusuri jalur treking yang dikelilingi sungai di bagian sisi kiri dan kanan. Sambil menyusurinya kamu juga akan ditemani dengan kicauan burung dan udaranya yang sangat sejuk. Sayangnya di Curug Kembar ini kolamnya dangkal, hanya sepinggang orang dewasa. Bentuk kolamnya agak sedikit lonjong. Jadi di curug ini setidaknya kamu hanya bisa bermain basah-basahan saja. Yang kembar bukan cuma curug ini saja. Di bagian bawah curug kembar juga ada curug bernama Leuwi kembar. Sama-sama memiliki curug kembar tapi ukurannya lebih kecil.
Cibeureum Desa Cibadak, Kecamatan Sukamakmur Jonggol, Kabupaten Bogor. Itulah nama kampung lokasi keberadaan Curug Kembar. Salah satu Curug yang menjadi destinasi wisata favorit pelancong yang suka dengan nuansa alam. Begitulah enaknya berlibur ke Kabupaten Bogor. Memiliki banyak wisata curug untuk dijadikan pilihan. Sentul menjadi tujuan utama bagi penikmat derasnya arus air dari ketinggian di daerah
Sebagai surganya pantai, daerah Gunung Kidul, Yogyakarta menawarkan banyak keindahan alam yang menjadi pilihan liburan. Pantai Sadeng yang juga sering disebut sebagai surganya nelayan termasuk pantai yang menarik untuk dikunjungi. Terbukti, baik wisatawan mancanegara maupun lokal banyak yang berkunjung ke pantai ini. Pantai ini disebut sebagai surganya para nelayan karena dahulu, pada tahun 1982, para nelayan dari daerah Gombong yang berbondong-bondong datang dan mendirikan perkampungan. Perkampungan ini pun berkembang seiring waktu, bahkan hingga lebih dari 35 tahun. Konon, lokasi Pantai Sadeng ini merupakan muara Sungai Bengawan Solo Purba, selain terdapat pelabuhan ikan. Salah satu objek wisata yang ada di Pantai Sadeng ialah Telaga Suling. Penduduk daerah ini meyakini bahwa telaga ini menyimpan sisa-sisa air dari sungai Bengawan Solo Purba. Hal ini dibuktikan dengan adanya dua perbukitan kabur yang memanjang dan terdapat lembah berada di tengahnya. Lembah yang memiliki panjang 7 kilometer ini amat subur. Sehingga, kini menjadi ladang palawija bagi masyarakat sekitarnya. Nah, bila ingin melihat aktivitas para nelayan, maka Pantai Sadeng tempatnya. Wisatawan dapat menikmati pemandangan aktivitas yang natural, mulai dari kegiatan para nelayan yang sedang membersihkan perahu, membawa hasil tangSalah satu objek wisata yang ada di Pantai Sadeng ialah Telaga Suling. Penduduk daerah ini meyakini bahwa telaga ini menyimpan sisa-sisa air dari sungai Bengawan Solo Purba. Hal ini dibuktikan dengan adanya dua perbukitan kabur yang memanjang dan terdapat lembah berada di tengahnya. kapan, menggiling es untuk mengawetkan ikan, hingga yang tak kalah menarik ialah proses pelelangan ikan. Tidak lengkap rasanya bila ke pantai, tetapi tidak menikmati seafood. Nah, selain menikmati keindahan pantai dan melihat aktivitas nelayan di Pantai Sadeng, wisata kuliner juga tak boleh terlewatkan. Pasalnya, kuliner aneka seafood di pantai ini juga terkenal. Menariknya lagi, berbagai makanan laut ini bisa kita dapatkan dengan harga relatif murah. Jadi, pengunjung tidak perlu khawatir soal harga. Menikmati makanan laut yang
Sebagai surganya pantai, daerah Gunung Kidul, Yogyakarta menawarkan banyak keindahan alam yang menjadi pilihan liburan. Pantai Sadeng yang juga sering disebut sebagai surganya nelayan termasuk pantai yang menarik untuk dikunjungi. Terbukti, baik wisatawan mancanegara maupun lokal banyak yang berkunjung ke pantai ini. Pantai ini disebut sebagai surganya para nelayan karena dahulu, pada tahun 1982, para
Daerah Kulon Progo, Derah Istimewa Yogyakarta, memang menjadi destinasi wisata yang wajib dikunjungi karena keindahan alamnya. Puncak Bukit Cendana menjadi salah satunya. Sejak bulan Januari pada tahun 2017, pemda mengembangkan Bukit Cendana ini. Seperti namanya, objek wisata ini merupakan bukit yang ditumbuhi banyak pohon cendana. Objek Wisata ini juga menawarkan pemandangan Waduk Sermo dari ketinggian, sebagaimana kawasan wisata Kalibiru. Bukit Cendana masih terbilang baru. Oleh karena itu, belum banyak orang yang mengetahui keberadaan tempat ini. Ada beberapa spot foto untuk memperoleh pemandangan Waduk Sermo dan sekitarnya yang berada di bawahnya. Suasananya sejuk dan tenang, sehingga sangat cocok bagi pekerja untuk melepas stres. Pepohonan dan rerumputannya pun lebih banyak dibandingkan dengan kawasan wisata Kalibiru. Hal ini membuat pengunjung tidak kepanasan apabila datang pada siang hari. Nah, bagi pemburu sunrise dan sunset, tempat ini juga menawarkan panorama yang tak bisa diabaikan begitu saja. Sehingga, kawasan ini juga cocok dikunjungi pada pada pagi dan sore hari. Pantulan senja pada sore hari di Waduk Sermo tidak bisa untuk tidak diabadikan dan dikenang. View yang sangat instagramable! Untuk menjaga keindahan itu, jangan lupa untuk menjaga kebersihan dan kelestarian daerah ini. Pengunjung harus berjalan kaki selama sekitar 5 hingga 10 menit dari tempat parkit untuk menuju puncak Bukit Cendana. Tak perlu takut bosan karena suasananya sangat nyaman dan sejuk. Bukit Cendana ini berada di Dusun Tegiti 2, Desa Hargowilis, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Untuk masuk ke objek wisata Bukit Cendana, pengunjung dikenakan biaya sekitar 5.000,- per orang. Cukup murah, bukan? Sedangkan, tarif parkirnya sebesar 2.000 untuk sepeda motor dan 5.000,- untuk mobil. Sedangkan, fasilitasnya memang belum lengkap, baru ada tempat parkit,, warung makan, dan gardu pandang. Walaupun begitu, tempat wisata ini indah, sehingga wajib dikunjungi. Jika tertarik dan ingin mengunjungi Bukit Cendana atau destinasi wisata lainnya di Jogja, segera pesan paket wisata
Daerah Kulon Progo, Derah Istimewa Yogyakarta, memang menjadi destinasi wisata yang wajib dikunjungi karena keindahan alamnya. Puncak Bukit Cendana menjadi salah satunya. Sejak bulan Januari pada tahun 2017, pemda mengembangkan Bukit Cendana ini. Seperti namanya, objek wisata ini merupakan bukit yang ditumbuhi banyak pohon cendana. Objek Wisata ini juga menawarkan pemandangan Waduk Sermo dari ketinggian,
Pesona Gunung Kidul memang tak ada matinya. Gunung kidul bak surga tersembunyi di Jogja yang menyajikan berbagai keindahan alam, bahkan kuliner. Salah satu keindahan terlihat jelas di dasar Goa Jomblang. Goa Jomblang memiliki keunikan tersendiri yang mampu meluluhkan hati wisatawan yang berkunjung. Ada banyak kegiatan seru yang dapat anda lakukan saat sampai di Goa Jomblang. Nah, sebelum masuk ke pembahasan kegiatan apa saja yang bisa dilakukan disana, dan seperti apa keindahannya, yukk kita simak dulu akses rute, fasilitas dan harga tiketnya. Rute Untuk dapat sampai ke Goa Jomblang, kita dapat menempuh perjalanan dengan menggunakan Bus jurusan Yogyakarta-Wonosari maupun kendaraan pribadi untuk sampai ke Jl. Raya Semanu. Perjalanan menuju Goa Jomblang dari Kota Yogyakarta selama 1,5 jm, dari Kota Yogyakarta menuju ke Jalan Wonosari mencapai daerah piyungan, dari piyungan lanjut menuju ke Patuk, Wonosari dan langsung menuju ke Semanu. Lalu arahkan kendaraan anda menuju Desa Pacarejo, melalui jalan makadam di sekitar ladang sekitar hingga bertemu resort, dan tandanya anda telah sampai pada tujuan anda di Goa Jomblang. Tiket Soal tiket masuk, jika anda memiliki peralatan pribadi maka biaya masuk gratiss, hanya saja perlu meminta ijin kepada kepala dukuh yang ada disana. Jika akan menggunakan jasa operator dengan tarif per orang antara 450.000,- hingga 1.000.000,- rupiah per orang. Mahalnya biaya ini sebanding dengan keindahan dan pengalaman seru yang akan di dapat ketika mengunjungi gua ini. Sedangkan, biaya parkirnya sebesar 3.000,- rupiah untuk motor dan 5.000,- untuk mobil. Fasilitas di objek wisata ini juga cukup memadai, di antaranya kamar mandi atau toilet, tempat parkir, resort, mushala, tempat penitipan barang di rumah Kepala Dukuh. Jam Operasional Jam operasional Goa Jomblang dari jam 08.00 hingga 14.00 WIB. Namun jika kalian ingin mendapatkan pemandangan yang luar biasa bisa datang jam 10.00 hingga 12.00 WIB, karena pada jam tersebut sinar matahari bisa masuk secara sempurna ke dalam Goa
Pesona Gunung Kidul memang tak ada matinya. Gunung kidul bak surga tersembunyi di Jogja yang menyajikan berbagai keindahan alam, bahkan kuliner. Salah satu keindahan terlihat jelas di dasar Goa Jomblang. Goa Jomblang memiliki keunikan tersendiri yang mampu meluluhkan hati wisatawan yang berkunjung. Ada banyak kegiatan seru yang dapat anda lakukan saat sampai di Goa Jomblang. Nah,
Berbagai tempat wisata di Kabupaten Sleman, Yogyakarta, juga layak untuk dieksplorasi. Nah, di kabupaten ini terdapat banyak peninggalan bersejarah berupa candi, salah satunya ialah Candi Gebang. Candi Gebang diperkirakan dibangun pada masa Kerajaan Mataram Kuno, yakni pada abad ke-8 Masehi, di bawah kepemimpinan Wangsa Sanjaya. Pada sekitar tahun 1936, warga menemukan patung Ganesha. Selajutnya, para arkeolog mulai melakukan penelitian di sekitar tempat ditemukannya patung Ganesha tersebut. Ternyata, memang benar terdapat candi. Kemudian, candi ini mengalami pemugaran pertama yang dipimpin oleh Van Romondt pada tahun 1937 hingga 1939. Candi Gebang seluas 5,25x5,25 meter ini berdiri di atas kaki bangunan setinggi sekitar 2 meter. Tinggi keseluruhan candi ialah 8 meter, sedangkan bahan dasarnya berupa batu andesit. Candi ini mempunyai ciri khas berupa puncak berbentuk lingga tegak di atas seroja. Hal ini mempunyai keunikan dan daya tarik tersendiri. Di kiri dan kanan pintu masuk candi yang terletak di sisi timur, terdapat relung tempat arca. Di relung sebelah utara, terdapat arca nandiswara, sedangkan di sebelah selatan kosong. Konon, terdapat arca Mahakala di dalam relung yang kosong itu. Sementara itu, di sisi barat, terdapat relung berisi arca Ganesha yang sedang duduk di atas yoni dengan belalai mengarah ke utara. Selain itu, keunikan lainnya ialah tidak adanya tangga untuk naik ke selasar di permukaan kaki candi. Namun, di candi lainnya, terdapat tangga berbentuk batu berundak yang menghubungkan kaki candi dengan ruangan utama. Meskipun begitu, terdapat dugaan bahwa tangga di candi Gebang terbuat dari kayu atau bahan lain yang mudah rapuh. Namun, belum da informasi jelas tentang tidak adanya tangga ini. Taman yang tertata rapi menambah keeksotisan dan keindahan Candi Gebang. Banyak pohon rindang dan bangku taman yang membuat pengunjung lebih nyaman beristirahat ketika lelah berkeliling candi. Lokasi Candi Gebang berada di Dusun Gebang, Kelurahan Widomartani, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Untuk masuk ke Candi
Berbagai tempat wisata di Kabupaten Sleman, Yogyakarta, juga layak untuk dieksplorasi. Nah, di kabupaten ini terdapat banyak peninggalan bersejarah berupa candi, salah satunya ialah Candi Gebang. Candi Gebang diperkirakan dibangun pada masa Kerajaan Mataram Kuno, yakni pada abad ke-8 Masehi, di bawah kepemimpinan Wangsa Sanjaya. Pada sekitar tahun 1936, warga menemukan patung Ganesha. Selajutnya, para
Pada tahun 1813 hingga 1950, istana kecil Kadipaten Pakualaman ini ditempati oleh para pengeran Pakualaman. Puro Pakualaman ini seperti Keraton Yogyakarta. Yang membedakan adalah ukurannya yang lebih kecil. Di depan istana yang menghadap ke selatan ini, terdapat lapangan yang disebut Alun-Alun Sewandanan. Di sebelah barat dayanya, terdapat Masjid Besar Pakualaman yang di dalamnya ada mimbar dan maksura, yakni tempat khusus Pangeran Paku Alaman. Gerbang sebelah utara Puro Pakualaman sudah tutup, tetapi masih ada gerbang di sebelah selatan. Konon, tempat ini dikelilingi benteng baluwerti yang tak berujung, terbukti dengan adanya tembok setebal dua meter di sisi utara Jalan Sultan Agung. Sri Paduka Paku Alam IX dan wakil gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta tinggal di istana ini sekarang. Di Puro Pakualaman, pengunjung bisa melihat Bangsal Sewatama dan museum. Koleksi museum ini berupa terjemahan perjanjian politik berdirinya Kadipaten Paku Alaman dan perjanjian politik lainnya, pusaka kerajaan, seperti singgasana KGPA Paku Alam 1, payumg kebesaran yang disebut “Songsong Bharad” dan “Songsong Tunggul Naga”, pakaian kebesaran, senjata tombak trisula, juga kereta kuda milik para Pangeran Paku Alam. Pada awalnya, Puro Pakualaman adalah sebuah lembaga yang mengurus Raja dan keluarganya selama menjadi pusat pemerintahan Kadipaten Paku Alam. Kemudian, pada tahun 1950, Kadipaten Puro Paku Alaman dan Keraton Yogyakarta diubah setingkat provinsi menjadi Daerah Istimewa Yogyakarta. Sejak saat itu pula, Puro Paku Alaman menjadi Lembaga Pemangku Adat; dipisahkan dari Pemerintah Daerah Istimewa dan dihilangkan dari kepentingan politik. Puro Pakualaman berfungsi menjadi pelindung dan penjaga identitas budaya Jawa, khususnya budaya Paku Alaman, Yogyakarta. Puro Pakualaman berada di Jl. Masjid No.46, Gunungketur, Pakualaman, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta. Lokasinya tidak jauh dari titik 0 kilometer Kota Yogyakarta. Untuk masuk ke objek wisata ini, pengunjung bisa membayar tiket dengan sukarela, artinya tidak dipatok biaya. Sedangkan, biaya parkirnya sebesar 2.000,- rupiah untuk motor dan 10.000,- rupiah untuk mobil. Sementara itu, objek wisata
Pada tahun 1813 hingga 1950, istana kecil Kadipaten Pakualaman ini ditempati oleh para pengeran Pakualaman. Puro Pakualaman ini seperti Keraton Yogyakarta. Yang membedakan adalah ukurannya yang lebih kecil. Di depan istana yang menghadap ke selatan ini, terdapat lapangan yang disebut Alun-Alun Sewandanan. Di sebelah barat dayanya, terdapat Masjid Besar Pakualaman yang di dalamnya ada mimbar
Salah satu tempat wisata menarik di Kabupaten Bantul ialah Goa Gajah Mangunan. Di dalam Gua ini, terdapat batu yang menyerupai gajah. Dari situlah nama gua ini berasal. Gua horisontal ini mempunyai kedalaman sekitar 200 meter. Namun, belum ada yang tahu kedalaman pastinya. Sebab, ada tumpukan tanah di sebagian gua, sehingga jalan yang dilalui sempit. Di sepanjang Gua Gajah Mangunan ini, terdapat stalaktit dan stalakmit. Terdapat sebuah pohon besar berada di ujung Goa Gajah Mangunan. Bahkan, tingginya menjulang hingga keluar gua. Semak-semak juga tumbuh di dalam gua ini. Hal ini akibat atap dan tanah yang gua yang runtuh, sehingga tanaman di atasnya bisa masuk ke dalam gua. Dan, bila dilihat-lihat, maka seperti hutan kecil di dalam gua. Sungguh menakjubkan! Dari pintu masuk hingga pintu keluar, jaraknya sekitar 200 meter saja. Gua Gajah Mangunan memiliki mulut gua yang besar dan lebar. Ruangan besar di dalamnya memiliki jalan kecil untuk susur gua. Pengunjung harus merunduk ketika melewatinya karena ukurannya hanya sekitar 1 meter. Lorong atau jalan kecil ini, oleh penduduk, diberi nama Lorong Ular. Untuk memasuki Goa Gajah Mangunan pengunjung harus membawa atau menyewa alat penerangan/senter karena kondisi sangat gelap. Nah, salah satu hal menarik yang ada di gua ini ialah cahaya dari surga. Cahaya ini berupa fenomena sinar matahari yang masuk ke dalam gua melalui lubang, yang berada di atasnya. Cahaya ini seolah-olah seperti sorotan lampu di dalam ruangan yang sangat gelap. Ada baiknya, wisatawan berkunjung pada jam 12 siang. Sebab, sinar matahari yang masuk ke dalam gua datang dari arah barat. Pada sore hari, sinar matahari itu menerobos masuk gua dengan maksimal. Apalagi, bila cuaca sedang cerah, maka keindahan fenomena ini pun dapat dinikmati dengan maksimal pula. Sedangkan, di sekeliling gua ini, udaranya sangat sejuk. Hal ini membuat wisatawan betah berlama-lama di sana. Goa Gajah Mangunan berada di Dusun Lemah Abang,
Salah satu tempat wisata menarik di Kabupaten Bantul ialah Goa Gajah Mangunan. Di dalam Gua ini, terdapat batu yang menyerupai gajah. Dari situlah nama gua ini berasal. Gua horisontal ini mempunyai kedalaman sekitar 200 meter. Namun, belum ada yang tahu kedalaman pastinya. Sebab, ada tumpukan tanah di sebagian gua, sehingga jalan yang dilalui sempit. Di
Keindahan Kabupaten Bantul juga tak kalah dengan kabupaten lainnya di Yogyakarta. Salah satu objek wisata yang sekaligus media pembelajaran sejarah ialah Goa Selarong Bantul. Goa Selarong memang terkenal. Sebab, selain keindahannya, gua ini merupakan bekas benteng pertahanan Pangeran Diponegoro beserta pasukannya. Dari kisah ini, gua ini juga disebut sebagai Goa Diponegoro. Bahkan, di gapura gua ini ada patung Pangeran Diponegoro yang memakai jubah hitam sedang naik kuda. Patung ini sebagai simbol keberanian Pangeran Diponegoro dalam mempertahankan bangsa ini melawan tentara Belanda. Sedangkan, di dekat tempat parkit, terdapat patung Pangeran Diponegoro yang memakai jubah berwarna putih. Goa Selarong berada di bukit kapur berketinggian kurang lebih 35 meter dikelilingi pohon-pohon rindang dan lebat. Memang, gua ini letaknya terbilang curam. Bahkan, untuk mencapai gua ini, pengunjung harus melalui ratusan anak tangga sejauh 400 meter. Goa Selarong ini memiliki ketinggian tidak lebih dari 2 meter, sedangkan lebarnya hanya 3 meter. Sementara itu, panjangnya pun sekitar 3 meter. Goa Selarong ini berbentuk bukit batu. Ada dua lubang di bukit itu. Nah, ketika zaman penjajahan dulu, kedua lubang ini menjadi tempat persembunyian Pangeran Diponegoro beserta pasukannya dari kejaran Belanda. Kisah awal mula gua ini ialah ketika Pangeran Diponegoro kalah dalam hal senjata serta pasukan. Di dalam Goa Selarong Bantul ini, Pangeran Doponegoro menyusun strategi perang gerilya. Bila dilihat dari liar, gua ini tampak buntu. Namun, pada saat Pangeran Diponegoro beserta pasukannya memasuki gua ini, tidak tampak dari luar. Perang yang berlangsung sejak tahun 1825 hingga 1830 ini berakhir dengan ditangkapnya Pangeran Diponegoro, yang lalu diasingkan ke Makasar oleh Belanda. DI pengasingan itu, Pangeran Diponegoro wafat. Konon, banyak orang mengatakan bahwa Goa Selarong Bantul merupakan tempat angker. Pada malam Jumat Kliwon dan Selasa Kliwon, terdengar suara gamelan ditabuh dari gua itu. Selain itu, kabarnya, ada semacam larangan yang berlaku ketika mendatangi gua ini, yakni tidak diperbolehkan untuk
Keindahan Kabupaten Bantul juga tak kalah dengan kabupaten lainnya di Yogyakarta. Salah satu objek wisata yang sekaligus media pembelajaran sejarah ialah Goa Selarong Bantul. Goa Selarong memang terkenal. Sebab, selain keindahannya, gua ini merupakan bekas benteng pertahanan Pangeran Diponegoro beserta pasukannya. Dari kisah ini, gua ini juga disebut sebagai Goa Diponegoro. Bahkan, di gapura gua
Gunungkidul memang surganya pantai di Yogyakarta. Salah satu pantai yang wajib dikunjungi ialah Pantai Kayu Arum. Memang, pantai ini belum terkenal, tetapi keindahannya tak bisa dipandang sebelah mata. Suasana eksotis dan asri dengan pasir putih yang lembut, sepoi angin, dan ombak yang menghantam-hantam tebing karang membuat Pantai ini layak menjadi destinasi wisata yang harus ada di list. Air laut pantai ini berwarna biru, memanjakan mata siapa pun yang memandang. Selain itu, pengunjung dapat melihat hewan-hewan laut, sepertiikan-ikan kecil, ubur-ubur, gurita, dan lain sebagainya. Bermain pasi di sekitar pantai juga tak kalah menarik. Bagi kita yang suka memancing, pantai ini juga bisa menjadi referensi. Pasalnya, terlihat banyak ikan di laut dekat pantai ini, mulai dari yang berukuran kecil hingga besar. Meskipun berukuran kecil, pantai ini sangat cocok sebagai tempat camping dan berkumpul bersama teman dan keluarga. Lantaran tidak menyediakan tempat penyewaan kebutuhan camping, ada baiknya pengunjung membawa peralatan dan kebutuhan sendiri. Tentu saja, tidak lupa kita harus selalu menjaga kebersihan agar keindahan pantai ini tidak rusak. Hal yang perlu diperhatikan lagi ialah pengunjung tidak diizinkan untuk berenang di pantai ini. Dua bukit dan batuan karang mengapit kanan dan kiri Pantai Kayu Arum menjadi background yang bagus untuk berfoto. Bila ingin menikmati sunset yang indah atau matahari terbit yang romantis, maka pengunjung bisa berjalan sedikit dari Pantai Kayu Arum menuju Baron Technopark. Pantai ini berlokasi di Desa Kanigoro, Kecamatan Saptosari Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Memang, pantai ini jauh dari pusat kota. Bahkan, untuk menuju ke sana, pengunjung harus melewati jalan tanah berbatu sekitar satu setengah kilometer sebelum pantai. Selanjutnya, pengunjung juga harus berjalan kaku lagi sekitar empat kilometer dari parkiran. Meskipun begitu, perjalanan panjang itu akan terbayar dengan keindahan dan pesona Pantai yang menakjubkan. Untuk masuk ke Pantai Kayu Arum, wisatawan dikenakan biaya sebesar 10.000,- rupiah per orang, sudah termasuk tiket
Gunungkidul memang surganya pantai di Yogyakarta. Salah satu pantai yang wajib dikunjungi ialah Pantai Kayu Arum. Memang, pantai ini belum terkenal, tetapi keindahannya tak bisa dipandang sebelah mata. Suasana eksotis dan asri dengan pasir putih yang lembut, sepoi angin, dan ombak yang menghantam-hantam tebing karang membuat Pantai ini layak menjadi destinasi wisata yang harus ada
Keindahan destinasi wisata di Yogyakarta memang tak habis dieksplorasi. Salah satunya ialah Goa Kiskendo yang berada di Kulon Progo. Gua ini berada di Pegunungan Menoreh, di atas ketinggian 1200 m dari permukaan air laut. Sekitarnya berupa hutan, tetapi sudah ada perkampungan dan jalan alternatif yang bisa dilewati. Pada tahun 1820, Goa Kiskendo ditemukan. Kemudian, pada tahun 1964, gua ini dijadikan destinasi wisata religi. Nah, baru pada tahun 1974 hingga 1975, Goa Kiskendo dikembangkan oleh Dinas Pariwisata Yogyakarta. Kemudian, pada tahun 1979, gua ini diresmikan menjadi tempat wisata. Nama Goa Kiskenda ini tidak terlepas dari kisah pewayangan. Konon, asal-usul gua ini terkait kisah Subali yang dimintai bantuan oleh para dewa untuk menyelamatkan Dewi Tara yang dibawa ke bumi oleh Patih Lembusura atas perintah kakaknya, yakni Prabu Mahesasura. Jika ingin mengetahui kisah ini, kita bisa datang langsung, mengunjungi Goa yang tepatnya berada di Jalan Goa Kiskendo, Girimulyo, Sokomoyo, Jatimulyo, Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Terlepas dari mitos tersebut, keindahan Goa ini mampu membuat banyak orang takjub. Suasananya sangat sejuk dan dingin. Juga, terdapat relief kisah pewayangan asal-usulnya. Secara ilmiah, gua ini terbentuk karena resapan air. Resapan air ini ada selama ratusan tahun yang panjangnya kurang dari 600 m, bercabang banyak, serta cahaya remang-remang. Kesan mistis Goa ini pun bertambah dengan adanya tempat untuk bertapa, yakni Pertapaan Tledek, Lumbung Kampek, Padasan, Selumbung, Sabtri Tani, Semelong, Kusuma, dan lain sebagainya. Bahkan, beberapa waktu lalu, di dekat gua ini diadakan sendratari, tentu saja dengan kisah Sugriwa dan Subali yang lekat dengan gua ini. Hal ini merupakan tema perwakilan Girimulyo dalam rangkaian HUT RI. Meskipun lokasinya jauh dari pusat kota, akses menuju objek wisata Goa Kiskendo cukup mudah. Harga tiketnya pun murah, yakni 5.000,- rupiah saja per orang. Sementara itu, untuk parkit, pengunjung hanya dikenakan biaya sebesar 2.000,- rupiah untuk motor dan 5.000,- rupiah
Keindahan destinasi wisata di Yogyakarta memang tak habis dieksplorasi. Salah satunya ialah Goa Kiskendo yang berada di Kulon Progo. Gua ini berada di Pegunungan Menoreh, di atas ketinggian 1200 m dari permukaan air laut. Sekitarnya berupa hutan, tetapi sudah ada perkampungan dan jalan alternatif yang bisa dilewati. Pada tahun 1820, Goa Kiskendo ditemukan. Kemudian, pada