Yogyakarta memiliki banyak sekali destinasi wisata. Bisa dibilang Yogyakarta merupakan surganya destinasi wisata, karena Kota Wisata ini tidak pernah kehabisan destinasi wisata. Mulai dari wisata budaya, alam, edukasi, religi dan yang lainnya ada di kota ini. Tidak habis-habisnya tempat yang biasa saja kemudian disulap sedemikian rupa menjadi menarik dan dijual sebagai destinasi wisata. Salah satunya tempat yang disulap menjadi destinasi wisata yaitu Studio Alam Gamplong. Studio Gamplong Studio Alam Gamplong merupakan destinasi wisata yang mulai dibangun pada akhir 2017, tempat ini dibangun oleh Mooryati Soedibyo selaku pendiri sekaligus pemilik Mustika Ratu Group, destinasi wisata yang berdiri diatas lahan seluas dua hektar ini pada awalnya dibangun untuk keperluan shooting film Sultan Agung The Untold Story. Sekedar informasi saja film Sutan Agung merupakan film bergenre drama kolosial yang bercerita tentang perjuanagn Sultan Agung, film ini di sutradarai oleh sutradara kenamaan tanah air yaitu Hanung Bramantyo. Film yang juga dibintangi oleh Puteri Indonesia 2015 Anindya Putri ini mengambil setting abad ke 16 dan 17, lalu setelah dilakukan riset yang mendalam untuk lokasi syuting oleh pihak Hanung Bramantyo dan tim dari Mooryati Soedibyo maka terpilihlah Desa Wisata Gamplong sebagai lokasi syuting nya. Lokasinya yang masih asri menjadikan Desa Wisata Gamplong dirasa sebagai lokasi yang pas untuk pembuatan film ini, selanjutnya setelah terpilih sebagai lokasi syuting lahan seluas 2 hektar ini diubah menjadi kawasan Indonesia zaman dulu. Berbagai macam bangunan semi permanen yang mencerminkan kehidupan Bangsa Indonesia pada abad ke 16 dan 17 berdiri dikawasan ini, mulai dari Gerbang Keraton Karta Kerajaan Mataram, Pendopo Alit Keraton Karta, Pendopo Ageng Keraton Karta, Benteng Holandia atau Batavia, Kawasan Kampung Mataram, hingga Kampung Pecinan masa lampau ada di tempat ini. Bangunan – bangunan tersebut menjadi daya tarik utama dari tempat ini, nuansa Indonesia pada abad 16 & 17 an mejadi background foto yang menarik, selain itu masih banyak
Yogyakarta memiliki banyak sekali destinasi wisata. Bisa dibilang Yogyakarta merupakan surganya destinasi wisata, karena Kota Wisata ini tidak pernah kehabisan destinasi wisata. Mulai dari wisata budaya, alam, edukasi, religi dan yang lainnya ada di kota ini. Tidak habis-habisnya tempat yang biasa saja kemudian disulap sedemikian rupa menjadi menarik dan dijual sebagai destinasi wisata. Salah satunya
Memiliki lima kabupaten dengan sumberdaya alam yang unik di masing-masing tempatnya, membuat Yogyakarta memiliki tujuan wisata yang beragam. Yogyakarta menjadi tempat tujuan wisata yang banyak didatangi wisatawan dari dalam maupun luar negeri. Dengan keramtamahan masyarakat membuat wisatawan yang datang tertarik untuk datang kembali ke Yogyakarta. Gunungkidul menjadi salah satu penyumbang destinasi pantai yang indah dan unik. Salah satunya adalah Pantai Ngandong. Pantai Ngandong sering disebut sebagai surga tersembunyi karena lokasinya tak banyak diketahui oleh para wisatawan. Nama Pantai Ngandong sendiri belum terlalu tenar seperti pasir putih lainnya di Gunungkidul. Namun pesona Pantai Ngandong patut menjadi list utama untuk mengisi akhir pekan. Pantai ini bersebalahan dengan Pantai Sundak. Pantai Sundak dan Pantai Ngandong ini berada di area yang sama tetapi dipisah dengan sebuah bukit besar. Dari pantai ini pula, tidak jauh letaknya dari Pantai Indrayanti, tepatnya terletak di sebelah barat laut dari pantai Indrayanti. Pantai Ngandong termasuk pantai yang kecil namun mempunyai ciri khas tersendiri yang menjadi daya tarik bagi wisatawan. Meskipun demikian belum banyak wisatawan yang mengetahui destinasi wisata pantai ini. Pantai ini ramai penunjung ketika musim liburan, namun sepi ketika hari-hari biasa. Something to do Di pantai ini, ada beberapa kegiatan yang bisa dilakukan. Apa saja? 1. Bermain kano Pantai Ngandong tak hanya menyuguhkan keindahan alam saja. Pantai yang memiliki pasir putih tersebut juga menawarkan wisata menggunakan kapal kano yang disewakan kepada para pengunjung. Bagi wisatawan yang ingin mencoba bermain kano, pantai Ngandong bisa menjadi salah satu tujuan alternatif untuk menjalankannya. Air laut di pantai ini sangat bersahabat sehingga aman bagi setiap pengunjung termasuk untuk bermain kano. wisatawan akan dikenai biaya sebesar Rp50.000 untuk menyewa perahu kano dan tanpa dibatasi waktu. 2. Pelabuhan nelayan tradisional Pantai Ngandong merupakan tempat berlabuhnya perahu maupun kapal para nelayan sekitar. Pengunjung bukan hanya disuguhi pemandangan alam yang eksotis namun juga aktifitas nelayan
Memiliki lima kabupaten dengan sumberdaya alam yang unik di masing-masing tempatnya, membuat Yogyakarta memiliki tujuan wisata yang beragam. Yogyakarta menjadi tempat tujuan wisata yang banyak didatangi wisatawan dari dalam maupun luar negeri. Dengan keramtamahan masyarakat membuat wisatawan yang datang tertarik untuk datang kembali ke Yogyakarta. Gunungkidul menjadi salah satu penyumbang destinasi pantai yang indah dan
Selama berabad-abad yang lalu, kawasan utara Yogyakarta menjadi pusat peradaban Kerajaan Mataram kuno. Candi ini dibangun pada abad ke-9 pada masa pemerintahan raja Rakai Garung pada zaman Kerajaan Mataram Kuno. Candi ini merupakan candi Hindu dan pada saat itu candi ini menjadi tempat pemujaan kepada Dewa Siwa. Candi ini berdiri dengan megahnya di kaki Gunung Merapi. Suatu saat Gunung Merapi meletus secara besar-besaran pada awal abad ke-11, kemungkinan tahun 1006 dan memporak-porandakan daerah sekitar gunung tersebut dan mengubur Candi Sambisari ini. Candi ini terkubur sangat dalam hingga beribu tahun lamanya. Awal mula penemuan Candi ini ditemukan pada tahun 1966 oleh seorang petani di Desa Sambisari bernama Karyowinangun. Beliau saat yang saat itu sedang mencangkul, kemudian mata cangkulnya terbetur baru yang mempunyai ukiran. Setelah diteliti oleh Dinas Kepurbakalaan, akhirnya diketahui bahwa batu tersebut merupakan komponen candi dan dilakukan eskavasi alias penggalian lanjutan. Perlu waktu nyaris 3 windu untuk merampungkan proses eskavasi hingga rekonstruksi bangunan. Ditemukan pada tahun 1966, candi ini baru selesai dipugar pada tahun 1987. Sesuai dengan nama desa tempat ia ditemukan, candi ini pun diberi nama Candi Sambisari. Letak candi ini berada lebih rendah 6,5 meter daripada permukaan tanah disekitarnya. Bangunan Bangunan candi utama dikelilingi oleh pagar batu dengan ukuran 50 m x 48 m. Di kompleks candi ini mempunyai candi utama yang didampingi oleh tiga candi perwara atau pendamping. Pada bagian luar dinding bangunan utama terdapat lima relung. Di sebelah utara terdapat patung Durga Mahisasuramardini, yang merupakan istri dari Dewa Syiwa, dengan 8 tangan yang masing-masing menggenggam senjata. Sebelah timur terdapat patung Ganesha, selatan terdapat patung Agastya, dan di sebelah barat terdapat dua patung dewa penjaga pintu yaitu Mahakala dan Nandiswara. Di dalam candi utama terdapat Lingga dan Yoni dengan ukuran cukup besar. Latar Belakang Keagamaan di candi Sambisari, bilik candi tidak ditempati arca Siwa Mahadewa, tetapi dalam
Selama berabad-abad yang lalu, kawasan utara Yogyakarta menjadi pusat peradaban Kerajaan Mataram kuno. Candi ini dibangun pada abad ke-9 pada masa pemerintahan raja Rakai Garung pada zaman Kerajaan Mataram Kuno. Candi ini merupakan candi Hindu dan pada saat itu candi ini menjadi tempat pemujaan kepada Dewa Siwa. Candi ini berdiri dengan megahnya di kaki Gunung
Minum kopi akhir-akhir ini sedang booming di masyarakat. Apalagi dengan pemandangan dan suasana yang menarik, menambah daya tarik bagi anak-anak milenial dan berbagai kalangan lain. Amurwa Resto & Garden Coffee memiliki konsep tradisional yang kental dengan nuansa klasik dan. Dengan Joglo yang kental dengan Yogyakarta dan dengan sentuhan ornamen-ornamen tradisional dan klasik. Destinasi ini masuk dalam Kawasan Wisata Berbudaya Raminten Kaliurang yang diharapkan menjadi pelengkap untuk tujuan wisata di Kaliurang. Diharapkan juga destinasi ini menjadi penambah daya tarik di daerah Sleman. Amurwa Resto & Garden Coffee Arti nama Amurwa Nama amurwa sendiri diambil dari bahasa sangsekerta yang berarti kuat. Nama ini diberikan karena destinasi ini dibagun dan berdiri pada situasi yang sulit. Pada tanggal 25 Maret 2020, Amurwa Resto & Garden Coffee ini diresmikan pada saat virus corona sedang melanda Indonesia. Amurwa Coffee ini yakin dan tetap berdiri, karena yakin akan berdiri dan berkembang pada saat situasi apapun. Yang menarik di Amurwa Amurwa Resto & Garden Coffee ini memiliki konsep indoor dan outdoor, jadi wisatawan bebas memilih spot mana yang disukai. Karena berada di kawasan Kaliurang, pastinya suasananya sangat sejuk dan juga asri karena dikelilingi oleh tumbuhan. Di sini terdapat mobil-mobil klasik yang dapat dijadikan spot foto. Kemudian nantinya dibelakang terdapat panggung hiburan. Rencananya juga akan terdapat live musik dan pertunjukan budaya. Fasilitas Fasilitas yang ada di Amurwa Resto & Garden Coffee ini sudah sangat lengkap. Tersedia toilet dan mushola. Tersedia tempat parkir yang luas sehingga bis bisa parkir. Tempat duduk yang tentu saja sesuai dengan konsep caffe ini. Wifi yang lancar, serta colokan listrik yang banyak sehingga wisatawan dapat nongkrong berlama-lama di sini. Tidak lupa, karena berdiri di saat pandemi corona, terdapat banyak tempat cuci tangan. Jadi buat wisatawan yang berkunjung ke tempat ini, jangan lupa mencuci tangan terlebih dahulu ya. Setelah pegunjung datang, tempat duduk dan
Minum kopi akhir-akhir ini sedang booming di masyarakat. Apalagi dengan pemandangan dan suasana yang menarik, menambah daya tarik bagi anak-anak milenial dan berbagai kalangan lain. Amurwa Resto & Garden Coffee memiliki konsep tradisional yang kental dengan nuansa klasik dan. Dengan Joglo yang kental dengan Yogyakarta dan dengan sentuhan ornamen-ornamen tradisional dan klasik. Destinasi ini masuk
Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki banyak sekali museum. Berbagai jenis museum ada disini. Ada museum kebudayaan, musem kesenian, museum jaman Belanda, Museum TNI, Museum perjuangan, dan berbagai macam museum lainnya. Kali ini kami akan membahas mengenai sebuah museum yang berada di Yogyakarta. Museum tersebut adalah Museum Sonobudoyo. Museum Negeri Sonobudoyo merupakan Unit Pelaksana Teknis Daerah pada Dinas Kebudayaan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, mempunyai fungsi pengelolaan benda museum yang memiliki nilai budaya ilmiah, meliputi koleksi pengembangan dan bimbingan edukatif kultural. Sedangkan tugasnya adalah mengumpulkan, merawat, pengawetan, melaksanakan penelitian, pelayanan pustaka, bimbingan edukatif kultural serta penyajian benda koleksi Museum Negeri Sonobudoyo. Museum ini berlokasi di tempat yang sangat strategis, yaitu pusat kota Yogyakarta. Museum Negeri Sonobudoyo berada dalam lingkungan Pusat Budaya Yogyakarta yang banyak mendapatkan perhatian dari berbagai pihak baik dari dalam maupun luar negeri. Museum ini diresmikan pada tanggal 6 November 1935, oleh Sri Sultan Hamengku Buwono VIII dengan ditandai Candrasengkala “Kayu Winayang Ing Brahmana Budha”. Keberadaan museum erat hubungannya dengan sebuah yayasan masa Kolonial Java Institut dibidang kebudayaan Jawa, Madura, Bali, dan Lombok. Pada tahun 1974 Museum Sonobudoyo sempat diserahkan ke Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kemudian setelah adanya kebijaksanaan otonomi daerah, pengelolaan museum ini kembali diserahkan ke Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Yogyakarta. Museum Sonobudoyo sebagai museum provinsi kedepannya diharapkan akan menjadi gambaran dari fungsi museum dalam hal pelayanan dan optimalisasi fungsi, dengan melihat potensi yang dimiliki, sehingga akan mempunyai prospek dan peluang untuk lebih dikembangkan dan ditingkatkan, dalam rangka menghadapi persaingan baik pada level Nasional maupun Internasional. Koleksi Museum ini bersifat umum dan memiliki 10 jenis koleksi, yaitu: Koleksi Geologi Koleksi Biologi Koleksi Etnografi Koleksi Arkeologi Koleksi Historika Koleksi Numismatika Koleksi Filologika Koleksi Keramologika Koleksi Seni rupa Koleksi Teknologi Selain menyimpan koleksi budaya dan sejarah, museum ini juga menyimpan koleksi keramik pada zaman Neolitik dan patung perunggu, beberapa macam bentuk wayang kulit,
Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki banyak sekali museum. Berbagai jenis museum ada disini. Ada museum kebudayaan, musem kesenian, museum jaman Belanda, Museum TNI, Museum perjuangan, dan berbagai macam museum lainnya. Kali ini kami akan membahas mengenai sebuah museum yang berada di Yogyakarta. Museum tersebut adalah Museum Sonobudoyo. Museum Negeri Sonobudoyo merupakan Unit Pelaksana Teknis Daerah pada
Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki beragam destinasi wisata. Objek yang ditawarkan pun beragam di setiap destinasinya. Kali ini, kami akan membahas Jogja Exotarium yang ada di kota pelajar ini. Mini Zoo Jogja Exotarium Education Center Mini Zoo Jogja Exotarium Education Center atau yang lebih dikenal dengan Jogja Exotarium ini merupakan kebun binatang mini yang dikemas sebagai taman wisata edukasi yang menjadi wahana pengetahuan tentang satwa. Destinasi ini diresmikan pada 23 Desember 2017 oleh anggota DPD RI dari Yogyakarta, GKR Hemas didampingi Bupati Sleman, Sri Purnomo, Wakil Bupati Sleman, Sri Muslidatun serta Direktur Mini Zoo Jogja Education Center, Drh Akbar Taruna. Jogja Exotarium ini ditujukan untuk mengembangbiakan satwa, terutama satwa langka yang terancam punah. Sehingga pada generasi selanjutnya dapat melihat satwa-satwa tersebut langsung dan bukan hanya lewat gambar. Destinasi ini memiliki luas yang mencapai 9 hektar yang diisi dengan berbagai wahana bermain dan juga kebun binatang mininya. Karna terdapat brand "education center" di namanya, tempat ini selain tempat rekreasi keluarga, di sini bisa menjadi ajang pendidikan terutama terkait dengan satwa. Mini Zoo Jogja Exotarium Education Center Destinasi ini dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang beragam, seperti kolam renang anak, kolam tangkap ikan, tubing anak, edukasi perikanan, edukasi peternakan, edukasi pertanian, outbond taining hingga cafe dan resto serta spot selfi. Banyak sekali peserta outbond dan fieldtrip yang berkunjung dan bermain di destinasi Jogja Exotarium ini. Tempat yang masih berbenah ini mempunyai banyak instalansi dan upgrade fasilitas yang akan diadakan, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Salah satu fasilitas yang akan ada di masa depan adalah camping ground dan arena jemparingan. Jogja Exotarium terus mengembangkan fasilitas agar bukan hanya anak-anak saja yang dapat bermain outbound. Flying fox juga akan rencananya di pasang agar menambah fasilitas destinasi ini. Jogja Exotarium tiap hari membatasi kunjungan outbond dan fieldtrip maksimal 300 orang per hari. Hal ini dilakukan untuk tetap mengedepankan pelayanan. Setiap dua pemandu
Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki beragam destinasi wisata. Objek yang ditawarkan pun beragam di setiap destinasinya. Kali ini, kami akan membahas Jogja Exotarium yang ada di kota pelajar ini. Mini Zoo Jogja Exotarium Education Center Mini Zoo Jogja Exotarium Education Center atau yang lebih dikenal dengan Jogja Exotarium ini merupakan kebun binatang mini yang dikemas sebagai
Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki banyak destinasi wisata menarik. Mulai dari wisata sejarah, wisata alam, wisata budaya, dan sebagainya. Kali ini kami akan membahas salah satu tujuan wisata di Yogyakarta, tepatnya di daerah Sleman, yaitu Tebing Breksi. Taman wisata Tebing Breksi adalah salah satu wisata alam di Yogyakarta. Sesuai dengan namanya, destinasi ini berupa perbukitan batuan breksi. Batuan ini di ukir sedemikian rupa agar cantik dan menarik. Sejarah Sebelum tempat ini menjadi sebuah destinasi wisata, tempat ini dulunya merupakan tempat penambang batuan alam. Di sekitar lokasi penambangan terdapat tempat-tempat pemotongan batuan hasil penambangan untuk dijadikan bahan dekorasi bangunan. Pada tahun 2014, penambangan di tempat ini ditutup oleh pemerintah. Penutupan ini berdasarkan hasil kajian yang menyatakan bahwa batuan yang ada di lokasi penambangan ini merupakan batuan yang berasal dari aktivitas vulkanis Gunung Api Purba Nglanggeran. Kemudian lokasi penambangan ditetapkan sebagai tempat yang dilindungi dan tidak diperkenankan untuk kegiatan penambangan. Setelah penutupan aktivitas tambang tersebut, masyarakat mendekorasi lokasi bekas pertambangan ini menjadi tempat wisata yang layak untuk dikunjungi. Tepatnya pada bulan Mei 2015, Tebing Breksi ini diresmikan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X sebagai tempat wisata baru di Jogja. Apa yang menarik di sini? Kehadiran tebing sendir sudah sangat menarik. Pasalnya, potensi wisata alam yang dimilikinya menawarkan banyak hal yang tidak boleh dilewatkan, diantaranya adalah pemandangan dinding tebing dengan ornamen patahan yang terlihat begitu artistik. Sebab, pada dasarnya tebing ini memang sudah terbentuk jutaan tahun yang lalu dan dijadikan sebagai tempat penambangan. Walaupun saat ini sudah tidak lagi dijadikan sebagai tempat penambangan, tapi sisa-sisa dari aktivitas penambangan tersebut mampu menghadirkan ornamen pahatan yang membuat tebing tersebut tampak seperti kue lapis. Berfoto dengan latar tebing tentu saja menjadi salah satu hal yang wajib untuk dilakukan. Oleh karena itu, tak heran jika tebing ini menjadi salah satu tempat favorit untuk berfoto, terutama bagi
Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki banyak destinasi wisata menarik. Mulai dari wisata sejarah, wisata alam, wisata budaya, dan sebagainya. Kali ini kami akan membahas salah satu tujuan wisata di Yogyakarta, tepatnya di daerah Sleman, yaitu Tebing Breksi. Taman wisata Tebing Breksi adalah salah satu wisata alam di Yogyakarta. Sesuai dengan namanya, destinasi ini berupa perbukitan batuan
Anda penyuka acara permainan dari Jepang yang bernama Benteng Takeshi? Siapa sangka di Daerah Istimewa Yogyakarta ada sebuah destinasi yang memiliki sebuah kastil yang mirip dengan kastil di acara tersebut. Nama destinasi tersebut adalah The Lost World Castle. The Lost World Castle ini merupakan destinasi wisata yang berada di lereng merapi. Tepatnya di Dusun Petung, Desa Kepuharjo, Cangkringan, Sleman. Lokasi wisata instagramable ini berjarak 29 km dari pusat kota dan berada tepat di lereng Gunung Merapi. Meskipun berada di kawasan merapi, destinasi ini tetap ramai dikunjungi oleh wisatawan. Wahana-wahana di destinasi ini memanfaatkan sisa-sisa erupsi merapi. Dengan begitu, The Lost World Castle ini memiliki ciri khasnya. Sejarah Yang menarik dari destinasi ini, dulunya tanah tempat membangun The Lost World Castle ini merupakan sebuah desa. Desa tersebut adalah Desa Kepuharjo. Desa ini disapu bersih karena dari letusan Gunung Merapi pada tahun 2010. Penamaan destinasi ini sebagai The Lost World Castle, sebagai pengingat kepada masyarakat akan kejadian tersebut. Karna letusan merapi tersebut, masyarakat pun mengalami krisis ekonomi. Kemudian masyarakat desa kemudian menggandeng Ayung, pengusaha lokal, untuk membangun tempat wisata ini. Jaraknya dengan Gunung Merapi membut destinasi ini menjadi masuk dalam kawasan rawan bencana yang ditetapkan Pemerintah Provinsi DIY. Pada 2017 destinasi ini rencananya akan ditutup, karena menyalahi aturan. Terlepas dari sengketa perizinan pembangunan yang membuat tempat wisata ini berdiri secara ilegal, tempat wisata ini terus buka sampai sekarang. Apa yang menarik? Di dalam The Lost World Casle, pengunjung disuguhkan potret gagahnya Gunung Merapi. Selain itu, di dalam objek wisata yang memiliki luas hingga 1,3 hektar ini terdapat berbagai latar untuk mengambil foto yang menarik. Di antaranya taman koboi, awan putih, sepeda motor terbang, sayap bidadari, dan lain-lain. Selain itu, ada juga latar foto trik tiga-dimensi berupa air terjun, permadani terbang, dan beberapa bunga sakura tiruan yang turut menghidupkan suasana. Tidak hanya
Anda penyuka acara permainan dari Jepang yang bernama Benteng Takeshi? Siapa sangka di Daerah Istimewa Yogyakarta ada sebuah destinasi yang memiliki sebuah kastil yang mirip dengan kastil di acara tersebut. Nama destinasi tersebut adalah The Lost World Castle. The Lost World Castle ini merupakan destinasi wisata yang berada di lereng merapi. Tepatnya di Dusun Petung,
Banyaknya Universitas, baik negeri maupun swasta, di Yogyakarta tidak menjadikan daerah istimewa ini hanya dikenal sebagai kota pelajar. Di kota yang juga dikenal dengan nama Jogja ini memiliki kelebihan lain selain sebagai kota pelajar. Salah satunya adalah sebagai daerah tujuan wisata yang banyak diburu oleh wisatawan dari dalam maupun luar negeri. Salah satu tujuan wisata yang mulai banyak dikunjungi di Jogja adalah Air Terjun Luweng Sampang yang terletak di Kabupaten Gunungkidul. Seperti yang diketahui selama ini, bahwa Gunungkidul memiliki tanah berbatu dan bercadas. Rupanya keadaan inilah yang membuat Air Terjun Luweng Sampang unik dan berbeda dengan sebagian besar wisata air terjun yang ada di Jogja. Air Terjuan Luweng Sampang tampak indah karena dihiasi oleh batuan cadas yang ada di sisi kanan dan kirinya. Pemandangan ini tentu saja sangat kontras dengan birunya warna air terjun yang jernih. Uniknya lagi, bebatuan cadas di sekitar air terjun memperlihatkan bekas adanya erosi akibat air yang mengikis. Bekas erosi ini sangat indah dan mirip dengan tebing Antelope Canyon yang ada di Arizona. Bedanya, jika di Arizona berwarna merah bata dan cerah, di air terjun ini memiliki bebatuan yang berwarna khas bebatuan, yakni cokelat gelap. Tidak seperti air terjun lain di Jogja yang memiliki ketinggian belasan hingga puluhan meter, Air Terjun Luweng Sampang hanya memiliki ketinggian sekitar lima meter. Namun, karena ini pula, pengunjung dapat menikmati keindahan air terjun dari atas ketinggian. Pengunjung dapat memanjat ke atas dan menikmati ait terjun dari atas bebatuan. Pengunjung akan melihat air terjun yang mengalir dengan bentuk seperti luweng. Dengan ketinggian yang hanya lima meter, debit air terjun ini tidak terlalu besar. Sehingga, pengunjung dapat mandi di bawah air terjun dengan aman dan nyaman. Namun, debit air di sini sering berubah sesuai dengan musim, yakni akan lebih besar ketika musim penghujan, dan akan lebih rendah dan jernih pada musim kemarau.
Banyaknya Universitas, baik negeri maupun swasta, di Yogyakarta tidak menjadikan daerah istimewa ini hanya dikenal sebagai kota pelajar. Di kota yang juga dikenal dengan nama Jogja ini memiliki kelebihan lain selain sebagai kota pelajar. Salah satunya adalah sebagai daerah tujuan wisata yang banyak diburu oleh wisatawan dari dalam maupun luar negeri. Salah satu tujuan wisata
Saat ini, di Jogja terdapat destinasi wisata alam yang tengah menjadi buah bibir, yaitu Puncak Sosok. Destinasi wisata ini ramai diperbincangkan oleh masyarakat Jogja dan sekitarnya karena keindahan alam yang begitu mempesona. Tidak heran jika saat ini Puncak Sosok melambung dan menjadi wisata favorit wisatawan. Keindahan alam Puncak Sosok tidak perlu diragukan lagi dan bisa dikatakan bersaing dengan destinasi wisata serupa yang ada di Jogja. Puncak Sosok dibuka pada Bulan Januari 2018 lalu. Sejak dibuka hingga saat ini, Puncak Sosok tidak pernah sepi dari pengunjung, terutama saat hari libur atau musim liburan. Daya tarik utama Puncak Sosok adalah pemandangannya yang indah pada sore hari. Kalian bisa menikmati suasana dan pemandangan sunset dari ketinggian, sehingga perpaduan antara pemandangan dan cahaya matahari begitu sempurna. Bagi kalian yang suka berburu pemandangan sunset, Puncak Sosok adalah tempat yang sempurna. Namun, pastikan kalian datang saat cuaca cerah. Salah satu hal menarik yang dapat kalian temui di Puncak Sosok adalah adanya penampilan live music yang diselenggarakan di panggung khusus yang disediakan oleh pihak pengelola. Namun, live music hanya bisa ditemui pada saat weekend saja. Tidak hanya sebagai penonton, kalian ataupun pengunjung lain dapat berpartisipasi dalam live music tersebut. Pastikan kalian mengunjungi pihak pengelola terlebih dahulu untuk mengatur jadwal show. Biasanya, live music ini dimulai pada sore hari dan berakhir pada malam hari. Bayangkan, suasana di atas ketinggian ditemani iringan musik bersama orang terdekat dan terkasih pasti begitu syahdu. Dijamin, rasa penat dan capek akan hilang seketika sesampainya di Puncak Sosok. Suasana malam dan pemandangan yang eksotis pada malam hari mampu menghilangkan segala masalah yang ada. Selain menyediakan pemandangan yang indah dan eksotis, Puncak Sosok juga menyediakan berbagai macam kuliner yang mampu menggoyang lidah. Makanan ringan hingga berat dapat ditemui di jejeran warung yang terdapat di kawasan Puncak Sosok. Uniknya, arsitek bangunan warung sangat bagus dan Instagramable.
Saat ini, di Jogja terdapat destinasi wisata alam yang tengah menjadi buah bibir, yaitu Puncak Sosok. Destinasi wisata ini ramai diperbincangkan oleh masyarakat Jogja dan sekitarnya karena keindahan alam yang begitu mempesona. Tidak heran jika saat ini Puncak Sosok melambung dan menjadi wisata favorit wisatawan. Keindahan alam Puncak Sosok tidak perlu diragukan lagi dan bisa